Disusun oleh :
(KELOMPOK 6)
Universitas Udayana
2017/2018
1. Angka Penggandaan dan Efeknya Terhadap Pendapatan Nasional
a) Investasi,
b) Konsumsi,
c) pengeluaran pemerintah,
d) eksport dan import.
•Y = k•I, perubahan pendapatan sama dengan pengganda investasi kali perubahan investasi
•Y = •C + •I, perubahan pendapatan juga sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan
investasi
Oleh Karena itu, pengganda investasi kali perubahan investasi sama dengan
kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali pengganda investasi kali perubahan investasi, lebih
jelasnya: kI = MPC (k•I) + •I k•I – MPC
1 – MPC = 1 / k
MPC = 1 -1 / k
Fungsi investasi otonomus berubah menjadi I1 = 250, Konsumsi = 100 dan MPC = 100 +
0,8, sehingga pengeluaran agregat juga berubah menjadi: AE1 = C + I1 = 100 + 0,8Y + 250 =
350 + 0,8Y Output keseimbangan yang baru (Y1) adalah : Y = AE = 350 + 0,8Y1 0,2Y1 = 350
Y1 = 1750 •Y = Y1 – Y = 1750 – 1500 = 250
Konsep ini menunjukan bahwa perubahan pengeluaran otonomus sebesar satu unit akan
mengubah output keseimbangan beberapa kali lipat besarnya perubahan pengeluaran otonomus
(A). Dalam kasus diatas, penambahan A (I0 atau C0) sebesar 50 unit, telah menambah Y, sebesar
250 unit. •Y = •Y / •A = 5. Angka 5 disebut sebagai angka pengganda. Sehingga dapat
diasumsikan bahwa angka pengganda ditentukan oleh besarnya angka MPC.
Yang pertama yaitu pajak, apa pengaruh perubahan pajak terhadap pendapatan nasional?
Tentunya kita sekalian tahu bahwa Pajak akan mengurangi konsumsi masyarakat yang
dilambangkan oleh variabel "C" dalam pos pendapatan nasional Y = C + I + G. Menilik hal ini
dengan mudah didapat bahwa pertambahan dalam pajak akan mengurangi konsumsi dan akan
menurunkan pendapatan pun dengan sebaliknya, penurunan pajak akan menaikkan konsumsi dan
akan meningkatkan pendapatan nasional.
Selanjutnya adalah perubahan dalam Investasi dan Belanja Pemerintah yang masing-masing
berturut-turut dilambangkan dalam variabel I dan G. Hal ini akan jelas terlihat bahwa
pertambahan Investasi dan Pengeluaran Pemerintah akan meningkatkan pendapatan nasional pun
sebaliknya. Setelah menganalisa bagaimana akibat terhadap pendapatan nasional, maka kita
uraikan pos pendapatan nasional dengan rumus yang kita punyai. kita memiliki rumus pos
pendapatan nasional sebagai berikut:
Y=C+I+G
Selanjutnya, kita juga memiliki fungsi konsumsi oleh J. M. Keynes seperti berikut:
C = a + b(DI)
dimana C adalah konsumsi, a adalah konsumsi saat pendapatan = 0 atau sering disebut
autonomus consumption, b adalah MPC atau kecenderungan mengkonsumsi marjinal, dan DI
adalah disposable income yang didapat dari Pendapatan dikurangi Pajak atau dapat dirumuskan:
DI = Y – T
sehingga kita dapat Fungsi Konsumsi secara lengakap:
C = a + b(Y-T)
Setelah mendapatkan rumus-rumus diatas, kita substitusikan pada rumus Pos Pendapatan
Nasional dimana:
Y=C+I+G
Y = a + b(Y-T) + I + G
Y= a + bY - bT + I + G
Y - bY = a - bT + I + G
Y(1-b) = a - bT + I + G
Setelah mendapatkan rumus terakhir ini, maka dapat kita peroleh rumus pengganda pajak:
dengan mengasumsikan variabel lain seperti a, I, dan G tidak berubah didapat bahwa:
Jadi, setiap penambahan 1 rupiah dalam pajak, akan menurunkan pendapatan nasional sebesar
MPC/(1-MPC). misal MPC sebesar 0,8 maka penambahan pajak sebesar 1 rupiah akan
menyebabkan penurunan pendapatan nasional sebesar 4 rupiah.
Sama halnya dengan pengganda Investasi dan pengganda pengeluaran pemerintah, tanpa melihat
variabel lain berubah, didapat bahwa:
Asumsikan bahwa MPC sebesar 0,5. jadi tiap investasi bertambah sebesar 1 rupiah, maka akan
terjadi penambahan pendapatan nasional sebesar 5 rupiah. tiap penambahan 1 rupiah dalam
pengeluaran pemerintah akan meningkatkan pendapatan nasional sebesar 5 rupiah.
- Ekspor
Menurut para ahli ekspor ialah :
o Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang- barang
dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor
merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah Negara ke negara lain, termasuk
diantara barang-barang, asuransi, danjasa-jasa pada suatu tahun tertentu (Triyoso, 2004).
o Ekspor adalah salah satus ektor perekonomian yang memegang peranan penting melalui
perluasan pasar antara beberapa negara, di mana dapat mengadakan perluasan dalam
suatu industri, sehingga mendorong dalam industri lain, selanjutnya mendorong sektor
lainnya dari perekonomian (Baldwin, 2005).
- Impor
o Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Transaksi impor
adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah
pabean Indonesia dengan mematuhi ketentuan peraturan perudang-undangan yang
berlaku (Tandjung, 2011: 379).
o MenurutSusilo (2008: 101) impor bisa diartikan sebagai kegiatan memasukkan barang
dari suatu negara (luarnegeri) ke dalam wilayah pabean negara lain.
- Neraca perdagangan
3. Kasus
NERACA PERDAGANGAN
INDONESIA-PERU
2004-2009
(DALAM US$)
Analisis :
Di lihat dari neraca perdagangan internasional Indonesia - Peru pada tahun 2004 - 2009 yaitu
pada tahun 2004 dan 2005 Indonesia mengalami devisit. Tetapi pada tahun 2006-2009 Indonesia
mendapatkan surplus, yaitu pada tahun 2006 US$ 3,244 juta, tahun 2007 US$ 14,173 juta, tahun
2008 US$ 13,670, dan tahun 2009 US$ 14,699 juta. Ekspor Indonesia ke Peru antara lain radio
tape, asam sulfur, printer, karet alam, gelas, computer, kamera video, produk tekstil, pakaian,
kertas, kendaraan bermotor (rakitan di Indonesia), suku cadang kendaraan bermotor, ban, alas
kaki, dinner ware, kulkas. Sedangkan komoditi impor Indonesia dari Peru antara lain tepung ikan
dan fish oil, anggur segar, copper sulfate, produk perunggu, kabel akrilik, kapas, wool (alpaca
dan llama).
Referensi :
Sadonosukirono, PengantarTeoriMakroEkonomi
http://scandalum.wordpress.com/2007/10/17/10-the-marginal-propensity-to-consume-and-the-
multiplier/