Anda di halaman 1dari 13

1.

1 AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUNGAN

Kas merupakan satu- satunya akun yang dimasukkan dalam setiap siklus kecuali persediaan
dan pergudangan. Bukti yang diakumulasi untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil
pengujian dalam siklus lainnya. Kas merupakan hal yang penting karena kerentannya
terhadap pencurian, dan kas juga dapat salah saji secara signifikan.

Instrumen keuangan, yang meliputi investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas serta
instrument derivative, bervariasi secara signifikan pada masing- masing klien, mulai dari
persentase asset yang kecil untuk perusahaan manufaktur hingga persentase asset yang besar
untuk institusi keuangan. Penilaian instrument keuangan dapat menjadi kompleks akibat
adanya standar akuntansi dan mungkin memerlukan jasa spesialis.

Terdapat beberapa jenis akun kas yang umumnya digunakan oleh sebagian
perusahaan besar. Auditor akan mengetahui lebih banyak jenis saldo kass setelah memahami
bisnis klien. Berikut jenis akun kas yang utama:

AKUN KAS UMUM

Akun kas umum merupakan kas yang penting bagi sebagian organisasi karena hamper
semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Contohnya: pengeluaran
untuk siklus akuisisi dan pembayaran biasanya dibayar dari akun ini, sementara penerimaan
kas dalam siklus penjualan dan penaagihan disetorkan dalam akun ini.

AKUN IMPRES

Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Misalnya,


membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal
pembayaran gaji. Saldo tetap, misalkan Rp. 10.000.000,- dibuat dalam akun bank penggajian.
Segera sebelum setiap periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik ditarik pada akun
kas umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun penggajian. Setelah cek
untuk gaji dilakukan pada akun penggajian impres, akun bank seharusnya memiliki saldo Rp.
10.000.000,-. Satu-satunya setoran ke dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan semi
bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan.
Jenis akun imprest yang agak berbeda terdiri dari satu rekening bank untuk penerimaan
dan satu utuk pengeluaran. Semua penerimaan disetorkan dalam akun imprest, dan totalnya
ditransfer kea kun umum secara periodic. Ketika saldo kas hampir habis, permohonan
pengisian kembali diajukan kea kun pengeluaran imprest dari akun umum setelah pengeluaran
disetujui, biasanya melalui transfer online. Penggunaan akun bank imprest dapat meningkatkan
pengendalian terhadap penerimaan dan pengeluaran.

AKUN BANK CABANG

Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas
lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam beberapa
perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda,
dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun
cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.

DANA KAS KECIL IMPRES

Bukan merupakan rekening bank tetapi hampir serupa dengan kas di bank
pencantumannya. Dana tersebut digunakan untuk akuisisi kas bernilai kecil yang dapat dibayar
secara lebih mudah dan lebih cepat dengan kas ketmbang dengan cek atau untuk memudahkan
karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian. Akun kas imprest dibentuk atas
dasar yang sama seperti akun bank cabang imprest, tetapi biasanya digunakan untuk
pengeluaran dalam jumlah yang lebih kecil. Beban yang umum meliputi perlengkapan minor
kantor, perangko, sumbangan amal. Akun kas kecil biasanya tidak melampaui beberapa ratus
dollar dan sering kali diisi kembali satu cara dua kali setiap bulan.

EKUIVALEN KAS

Perusahaan seringkali menginvestasikan kelebihan kas yang diakumulasikan selama


bagian tertentu dari siklus operasi, yang akan diperlukan dalam waktu dekat dan bisa disebut
ekuivalen kas yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid. Ekuivalen kas bisa sangat
material, dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai bagian dari akun kas jika merupakan
investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi sejumlah kas tertentu, dan tidak
terdapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang
dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan
merupakan setara kas.
INSTRUMEN KEUANGAN

Akun instrumen keuanngan meliputi investasi dalam surat berharga seperti misalnya
sekritas utang dan sekuritas saham, instrumen derivatif, dan aktifitas hedging. Investasi dalam
instrumen keuangan dapat dikelompokan sebagai sekuritas untuk diperdagangkan, tersedia
untuk dijual, dan dimiliki sampai jatuh tempo, sedangkan deviratif dapat dikelompokkan
sebagai aset atau kewajiban, sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

1.2 KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI

Pembahasan singkat mengenai hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi lainnya
memiliki peran ganda:

1) Hal tersebut menunjukan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus transaksi
dalam audit kas
2) Hal tersebut membantu kita mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang memadukan
berbagai siklus transaksi

Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo
pada laporan bank klien dan saldo di buku besar umum, serta memverifikasi apakah kas
yang tercatat di buku besar umum merefleksikan dengan benar semua transaksi kas yang
terjadi selama tahun tersebut. Jadi, jauh lebih mudah memverifikasi rekonsiliasi saldo
direkening bank klien dengan buku besar umum, tetapi bagian yang signifikan dari total audit
perusahaan melibatkan verifikasi apakah transaksi kas dicatat dengan benar. Sebagai contoh,
masing-masing dari salah saji berikut akhirnya menghasilkan pembayaran yang tidak tepat atau
kegagalan untuk menerima kas, tetapi biasanya tidak ada yang akan ditemukan sebagai bagian
dari audit rekonsiliasi bank:
 Kegagalan menagih pelanggan
 Penggelapan kas, dengan cara mencegat kas sebelum penerimaan kas dicatat, dan
mendebet akun kerugian piutang
 Pembayaran ganda atas suatu faktur dari penjual
 Pembayaran tidak semestinya atas pengeluaran untuk keperluan pribadi direksi
 Pembayaran untukpembelian bahan baku fiktif
 Pembayaran kepada pegawai melebihi jam kerja sesungguhnya
 Pembayaran bunga kepada pihak berelasi melebihitarif bunga normal
Pengujian atas rekonsiliasi bank akan dapat mengungkapkan kesalahan penyajian yang
sama sekali berbeda dengan kesalahan penyajian di atas, seperti misalnya
 Check yang belum diuangkan ke bank tidak dimasukkan ke dalam daftar check masih
beredar, walaupun check tersebut telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
 Penerimaan kas oleh klien yang terjadi sesudah tanggal neraca telah dicatat klien
sebagai penerimaan kas tahun yang diperiksa.
 Penerimaan kas beberapa waktu sebelum akhir tahun buku dan telah disetorkan ke bank
pada bulan yang sama, tetapi dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran
dalam perjalanan.
 Pembayaran sebuah utang wesel dan telah didebetkan langsung ke saldo bank oleh
bank, tetapi tidak tercantum dalam catatan klien.
1.3 PENGAUDITAN AKUN KAS UMUM

Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, sebagaimana
dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar sesuai lima dari keenam
tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan,
akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam
neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun
sama dengan saldo akun neraca lainya.

MENGIDENTIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN YANG MEMPENGARUHI KAS


(Tahap I)

Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak memadai
atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari
setara kas dan jenis investasi lainya. Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan
mengalami kerugian besar akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan
dengan salah menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari
kebijakan dan strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen yang
dapat memperburuk risiko tersebut.

MENETAPKAN MATERIALITAS PELAKSANAAN DAN MENILAI RISIKO


INHEREN (Tahap I)

Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul
potensi salah saji material dalam kas.Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset
lainya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi.
Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk
tujuan lainya.

MENILAI RISIKO PENGENDALIAN (Tahap I)

Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:

1) Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan kas.


2) Rekonsiliasi bank independen
Pengendalian yang mempengaruhi pencatatan transaksi kas, penting dalam penelitian
dan pengendalian untuk kas. Dalam siklus akuisisi dan pembayaran, pengendalian utama
meliputi pengendalian pemisahan tugas yang memadai antar fungsi hingga pasa verifikasi
internal yang memadai. Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan
kas beroperasi efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit untuk
rekonsiliasi bank akhir tahun.

Rekonsiliasi bank bulanan terhadap akun bank umum atas dsar tepat waktu oleh orang
yang independen menangani atau mencatat penerimaan serta pengeluaran kas merupakan
pengendalian yang penting atas saldo akhir kas. Rekonsiliasi itu akan memastikan bahwa
catatan akuntansi mereflesikan saldo kas yang sama seperti jumlah aktual kas di bank setelah
mempertimbangkan item rekosiliasi. Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang
kompeten meliputi tindakan-tindakan berikut:

 Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas tanggal,
dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
 Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek dibatalkan.
 Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada Pencatatan
setoran kas.
 Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
 Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku dengan
saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam bisnis klien.
 Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
 Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
 Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat keseuaian dan pencatatan
yang tepat.
 Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.

Pengendalian rekonsiliasi bank dapat ditingkatkan dengan cara review rekonsiliasi


bank bulanan oleh karyawan yang kompeten segera setelah rekonsiliasi selesai.

PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI (Tahap II)
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan
pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas, dan transaksi kas
akandiaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.

PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROSEDUR ANALITIS (Tahap III)

Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan
menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting
dibandingkan area audit lainya.Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi
bank, setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi
yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas
dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan salah saji pada
kas.

PERANCANGAN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO KAS (Tahap III)

Langkah awal dari verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah mendapatkan
rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor. Tujuan yang paling
penting dalam audit kas pada pengujian atas rincian saldo adalah eksistensi, kelengkapan, dan
keakuratan, sehingga tujuan tersebut mendapat perhatian paling besar. Auditor juga melakukan
pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan. Prosedur
audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi
auditor pada audit di bagian lainya. Berikut tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena
arti penting dan kompleksitasnya: penerimaan konfirmasi bank, penerimaan laporan pisah
batas bank dan pengujian rekonsiliasi bank.

1.1 Permintaan Konfirmasi Bank


Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta
konfirmasi dari setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien,
kecuali jika terdapat sejumlah besar akun yang tidak aktif. Pentingnya konfirmasi bank
dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual. Bank tidak bertanggung
jawab untuk mencari pencatatan atas saldo bank atau pinjaman selain yang dimasukkan
dalam formulir dari klien kantor akuntan publik. Dampak dari tanggung jawab yang
terbatas ini mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan kelengkapan atas saldo dan
utang bank yang tidak tercatat dengan cara lain. Jika auditor menginginkan konfirmasi
atas jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan konfirmasi yang terpisah dari
institusi keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Setelah auditor menerima
konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank yang dikonfirmasi oleh bank
harus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi bank. Jika konfirmasi bank
tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus memeriksa selisihnya.

1.2 Penerimaan Aktivitas Pisah Batas Bank Setelah Akhir Tahun Laporan Bank
Pisah Batas (cutoff bank statement)
Tujuan dari laporan bank atas pisah batas adalah untuk memberikan verifikasi
bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir tahun dengan bukti
yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien
agar bank mengirimkan laporan langsung kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari
setelah tanggal neraca. Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika
laporan pisah batas tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuannya adalah untuk
menguji apakah karyawan klien tidak memasukkan, menambahkan, atau menggantikan
dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas dilakukan untuk salah saji yang
disengaja. Auditor melakukan verifikasi berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:

 Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo
kredit.
 Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total
footing digunakan.
 Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu
telah dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukkan
penghapusan atau perubahan.
1.3 Pengujian Rekonsiliasi Bank
Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien sudah
menyiapkan rekonsiliasi dengan cermat dan melakukan verifikasi apakah saldo bank
yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada setoran dalam
perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainnya. Dalam verifikasi rekonsiliasi,
auditor menggunakan informasi dalam laporan bank atas pisah batas untuk melakukan
verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam rekonsiliasi meliputi
beberapa prosedur:
 Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.
 Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas
ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama.
 Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan
ke laporan bank atas pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank
dan juga jurnal pengeluaran kas dalam periode neraca atau periode sebelumnya.
 Menyelidiki seluruh cek yang jumlahnya signifikan termasuk dalam daftar cek
beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas.
 Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank.
 Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank dan
rekonsiliasi bank.

1.4 PROSEDUR-PROSEDUR BERORIENTASI KECURANGAN

Pertimbangan utama dalam pengauditan atas kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur-prosedur dalam pengauditan kas akhir tahun
untuk menentukan kemungkinan adanya kecuranga material apabila pengendalian internal
klien lemah.

Apabila auditor secara khusus melakukan pengujian untuk kecurangan, mereka harus
juga memahami bahwa prsedur-prosedur audit selain pengujian rinci saldo atas kas juga bisa
bermanfaat. Prosedur-prosedur yang bisa menemukan kecurangan dalam penermaan kas antara
lain:

 Konfirmasi piutang usaha


 Pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi lapping
 Mereview ayat-ayat jurnal ke akun kas untuk melihat kemungkinan adanya hal yang
tidak biasa
 Membandingkan order dari pembeli dengan penjual dan menerima kasnya
 Memeriksa perserujuan dan dokumen pendukung untuk penghapusan piutang dan retur
penjualan

Pengujian yang sama dapat digunakan untuk memeriksa kemungkinan kecurangan


dalam pengeluaran kas.
MEMPERLUAS PENGUJIAN REKONSILIASI BANK

Apabila auditor berkeyakinan bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun mengandung


kesalahan penyajian yang disengaja, maka auditor biasanya memperluas pengujian atas
rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur tambahan dilakukan untuk memeriksa apakah semua
transaksi yang dimasukkan ke dalam dan di keluarkan dari rekonsiliasi dengan benar, dan
memeriksa apakah semua unsur yang ada dalam rekonsiliasi bank telah dicantumkan dengan
benar.

PENGUJIAN KAS (PROOF OF CASH)

Auditor kadang-kadang melakukan pengujian kas apabila klien memiliki kelemahan


signifkan dalam pengendalian internal untuk kas. Auditor menggunakan pengujian kas untuk
menentukan apakah hal-hal dibawah ini telah dilaksanakan.

 Semua penerimaan kas disetorkan ke bank


 Semua setoran ke bank telah dicatat dalam catatan akuntansi
 Semua pengeluaran kas terbukukan dibayar oleh bank
 Semua yang dibayar oleh bank telah diacatat

Dengan menggunakan pengujian kas, auditor menggabungkan penujian substantif


transaksi dengan pengujian rinci saldo. Pengujian kas adalah pengujian atas transaksi
terbukukan, sedngkan rekonsiliasi bank adalah pengujian atas saldo kas pada suatu saat/tanggal
tertentu.

Bukti kas meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut :

1. Merekomendasikan saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode
bukti kas.
2. Merekomendasikan penerimaan kas yang disetorkan per bank dengan penerimaan yang
dicatat dalam jurnal penerimaan kas selama periode tertentu.
3. Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir periode
bukti kas.
4. Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir periode
bukti kas.
PENGUJIAN TRANSFER ANTAR BANK

Pelaku penggelapan biasanya menutupi pencurian kas dengan melakukan apa yang
disebut kiting, yaitu mentransfer uang dari bank yang satu ke bank yang lain dan mencatat
transaksi tersebut dengan cara yang salah. Untuk mengujia ada tidaknya kiting, termasuk
menguji kesalahan tidak disengaja dalam pencatatan transfer antar bank, auditor dapat
membuat daftar semua transfer antar bank yang terjadi beberapa hari sebelum dn beberapa hari
sesudah akhir tahun buku dan menelusurinya ke catatan akuntansi untuk memeriksa apakah hal
itu telah dicatat dengan benar.Ada beberpa hal yang harus diaudit pada data transfer antar bank.

 Ketepatan informasi pada daftar transfer antar bank harus diperiksa


 Transfer antar bank harus dicatat baik pada bank penerima maupun penyetor
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus
menunjukkan tanggal pada tahun buku yang sama
 Pengeluaran dalam daftar transfer antar bank harus dengan benar dimasukkan ke atau
dikeluarkan check dalam perjalanan dalam rekonsiliasi bank akhir tahun
 Penerimaan dalam daftar transfer antar bank harus dengan benar dimasukkan ke atau
dikeluarkan dari setoran dalam dalam perjalanan dalam rekonsiliasi bank akhir tahun

1.5 PENGAUDITAN AKUN-AKUN INSTRUMEN KEUANGAN

Dalam pengujian saldo-saldo instrumen keuangan akhir tahun, auditor harus


mengumpulkan bukti yang cukup dan akurat untuk mengevaluasi apakah akun-akun instrumen
keuangan sebagaimana nampak dalam neraca, telah disajikan secara wajar dan diungkapkan
dengan tepat.

MENGIDENTIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN TERHADAP INSTRUMEN


KEUANGAN (Tahap I)

Risiko akan tinggi untuk perusahaan-perusahaan yang melakukan investasi dalam


sekuritas atau instrumen keuangan derivatif yang kurang likuid, dan apabila investasi
mencerminkan porsiyang besar terhadap total aset.
MENETAPKAN MATERILAITAS KINERJA DAN MENILAI RISIKO INHEREN
(Tahap I)

Saldo akun-akun instrumen keuangan bisa material tergantung kepada tipe dan fekuensi
aktivitas investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko inheren instrumen keuangan
meliputi: tujuan manajemen berkaitan dengan aktivitas investasi, kompleksitas sekuritas atau
derivatif, pengalaman perusahaan di masa lalu dengan investas tertentu, dan apakah faktor
eksternal seperti misalnya risiko kredit atau risiko tingkat bunga berdampak terhadap asersi-
arsesi yang relevan.

MENILAI RISIKO PENGENDALIAN (Tahap I)

Auditor harus mendapat pemahaman mengenai perancangan dan efektivitas


pengoprasian pengendalian internal yang berkaitan dengan inisiasi, otorisasi, pengolahan,
pengukuran nilai wajar, dan pengungkapan aktivitas investasi.

MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI (Tahap II)

Berbeda dengan akun-akun yang lain dimana auditor dapat memilih untuk melakukan
pengujian substantif yang lebih luas dan mengurangi pengandalan atas pengendalian, penilaian
pengendalian internal atas instrumen keuangan diperlukan untuk mengurangi risiko audit ke
tingkat yang dapat diterima, terutama untuk tujuan audit transaksi.

MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS (Tahap II)

Prosedur analitis bisa digunakan untuk menguji kewajaran pendapatan bunga dan
dividen. Auditor juga bisa membandingkan persentase relefatif investasi pada ketiga kategori
nilai wajar.

MERANCANG PENGUJIAN RINCI SALDO INSTRUMEN KEUANGAN (Tahap II)

Titik tolak pengujian saldo akun-akun instrumen keuangan adalah mendapatkan suatu
daftar aktvitas investasi selama tahun yang diperiksa. Daftar aktivitas investasi meliputi saldo
awal, pembelian dan penjualan instrumen keuangan termasuk laba atau rugi, dan saldo akhir
yang dicatat pada nilai wajar pasar atau nilai lain yang sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku.
REFRENSI

Arens, Alvin A, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. (2015). Auditing dan Jasa Assurance :
Pendekatan Terintegrasi, Edisi Kelima belas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Jusup, Al. Haryono. 2014. AUDITING Edisi II. Yogyakarta: Bagian Penertbit Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN

Anda mungkin juga menyukai