Anda di halaman 1dari 7

KODE BENCANA DI RUMAH SAKIT

Salah satu hal penting dalam prosedur tanggap darurat adalah prosedur
pemberitahuan dalam sistem komunikasi internal di rumah sakit. Kemungkinan
terjadinya bencana di rumah sakit, setiap saat dapat terjadi. Keadaan darurat dalam
masyarakat, bencana eksternal ataupun bencana internal rumah sakit, dapat
menimbulkan gangguan dalam proses pelayanan kesehatan.

Penilaian resiko dan kesiapsiagaan terhadap bencana di rumah sakit dapat diketahui
dari hasil assessment Hazard Vulnerability Analysis (HVA), yang setiap tahunnya
diassessment oleh Komite K3RS. HVA adalah cara untuk menganalisa bahaya atau
bencana, serta dampak dari hazard tersebut terhadap rumah sakit, baik langsung
maupun tidak langsung.

Untuk dapat mengkomunikasikan bencana yang terjadi di rumah sakit kepada


semua petugas, dengan tidak mengganggu kenyamanan pasien di dalam rumah
sakit, maka perlu adanya pemberitahuan dengan penyebutan suatu kode yang
hanya dapat dipahami oleh petugas rumah sakit secara umum dan khususnya
petugas tanggap darurat di rumah sakit itu. Penggunaan penyebutan suatu kode
berbeda disetiap rumah sakit, namun yang paling banyak digunakan adalah
penyebutan dengan kode warna. Demikian pula jenis bencana, setiap rumah sakit
memiliki jenis bencana yang tergantung situasi, lingkungan ataupun daerah dimana
rumah sakit itu berada.

Berikut salah satu contoh kode bencana di rumah sakit :

1. Kode Merah
Digunakan untuk memberitahukan bahwa telah terjadi kebakaran pada salah
satu lokasi di rumah sakit. Dengan penyebutan kode merah, petugas rumah sakit
yang sedang berjaga diharapkan tanggap terhadap terjadinya darurat kebakaran di
lingkungan rumah sakit. Petugas jaga dilokasi yang diinformasikan terjadi kode
merah, akan bersiap melakukan evakuasi pasien dan fasilitas, sedangkan petugas di
unit kerja lain sekitar lokasi akan bersiap membantu. Tim Keselamatan dari
Struktur Organisasi Tanggap Darurat dibawah kendali Koordinator
Keselamatan, Keamanan dan Pemantauan, segera menuju ke lokasi kejadian
untuk membantu Tim Kode Merah di Unit Kerja yang mengalami kebakaran. Dalam
standar akreditasi, pengetahuan dan ketrampilan dasar kode merah, diwajibkan
untuk seluruh petugas rumah sakit.

2. Kode Biru

Kode biru digunakan untuk memberitahukan telah terjadi kegawatdaruratan


medik. Ketika mendengar pemberitahuan kode biru dari pengeras suara, seketika
itu juga Tim Kode Biru dari Struktur Organisasi Tanggap Darurat di bawah
kendali Koordinator Medik, akan segera menuju ke lokasi kejadian dan mengambil
alih bantuan yang telah dilakukan oleh petugas di lokasi kejadian. Seperti halnya
kode merah, pengetahuan dan ketrampilan dasar kode biru wajib bagi seluruh
petugas rumah sakit.

3. Kode Hijau
Secara umum kode hijau adalah pemberitahuan kepada petugas untuk segera
melakukan evakuasi, baik untuk evakuasi manusia maupun evakuasi untuk
barang atau fasilitas rumah sakit. Kode hijau terdiri dari :

 Kode hijau 1 evakuasi untuk bencana gempa


 Kode hijau 2 evakuasi untuk bencana banjir
 Kode hijau 3 evakuasi untuk bencana angin puting
beliung.
Evakuasi diprioritaskan untuk pasien, rekam medis pasien yang sedang
dirawat inap dan peralatan medis mayor seperti monitor, defibrilator, ventilator,
infus pump, syringe pump dan lain-lain. Tujuan evakuasi adalah titik kumpul
terdekat, apabila lokasi titik kumpul termasuk daerah yang aman sehingga dapat
dilakukan penanganan pasien untuk sementara dan melakukan perhitungan jumlah
pasien, pengunjung dan petugas.

Bila bencana terus berlanjut maka pasien akan ditampung di ruang rawat inap
sesuai kriteria jenis pelayanannya. Dan apabila pasien membutuhkan penanganan
lebih lanjut, namun kondisi ruangan di rumah sakit tidak memungkinkan lagi,
maka evakuasi dilanjutkan ke daerah evakuasi lanjutan, yaitu rumah sakit terdekat
yang aman dari bencana.

Yang juga sangat penting untuk diperhatikan pada Kode hijau ini adalah data daftar
nama pasien dan petugas. Data ini digunakan untuk mengecek keberadaan pasien
dan petugas di tempat evakuasi. Pastikan bahwa semua pasien dan petugas telah
dievakuasi tanpa ada yang tertinggal.

4. Kode Coklat
Pemberitahuan kode coklat dimaksudkan bahwa telah terjadi pencurian di
rumah sakit. Kode ini secara umum memberi sinyal kepada semua petugas rumah
sakit agar senantiasa waspada terhadap keberadaan orang yang tidak dikenal di
sekitarnya. Secara khusus kode coklat memberi perintah siap siaga dan waspada
kepada semua Security yang bertugas saat itu. Security akan menutup pintu atau
jalan keluar masuk dan memperhatikan gerak gerik setiap orang, mengamankan
lokasi kejadian, memeriksa CCTV untuk upaya mengidentifikasi pelaku agar dapat
menangkap pelaku pencurian.

5. Kode Ungu

Kode ungu berarti telah terjadi keributan di rumah sakit. Pemberitahuan kode
ungu akan menggerakkan Security yang bertugas jaga, untuk menuju ke lokasi
kejadian dan mengamankan sumber keributan.

6. Kode Pink
Kode ini berarti telah terjadi penculikan bayi. Sama seperti halnya kode
coklat dan kode ungu, kode pink akan membuat semua Security yang bertugas jaga
lebih waspada dan memperhatikan semua gerak gerik orang di sekitarnya. Pintu
masuk keluar akan segera ditutup dan monitor CCTV akan diperiksa. Semakin cepat
pemberitahuan kode pink, semakin besar kemungkinan pelaku akan tertangkap.

7. Kode Kuning

Kode kuning adalah pemberitahuan adanya ancaman bom di rumah


sakit. Ancaman bom bisa melalui telepon, penemuan bom di lingkungan rumah sakit
atau dibawa sendiri oleh pelaku.

Untuk ancaman melalui telepon, dianjurkan penerima telepon tetap bersikap tenang
dan usahakan mencari informasi sebanyak mungkin mengenai penelepon dengan
mengajaknya terus berbicara. Siapkan catatan atau rekaman dan tetap bersikap
sopan terhadap si penelepon. Untuk penemuan barang yang dicurigai bom,
Security harus berhati-hati. Isolasi lokasi barang yang dicurigai bom. Kemudian
segera dilaporkan kepada atasan. Direktur Tanggap Darurat atas persetujuan
Direktur Rumah Sakit dapat menghubungi pihak Kepolisian untuk penanganan
yang lebih profesional.

8. Kode Oranye
tumpahan atau kebocoran
Kode oranye memberitahukan adanya
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Ada banyak bahan yang
digolongkan B3 dan digunakan sehari-hari di rumah sakit, namun biasanya
penggunaannya dalam jumlah yang sedikit. Pemberitahuan kode oranye akan
diaktivasi apabila tumpahan atau kebocoran B3 membutuhkan penanganan khusus
dengan menggunakan spill kit B3, karena dapat membahayakan manusia dan
lingkungan sekitarnya.

9. Kode Putih

Kode putih adalah bencana epidemik di rumah sakit. Kode putih


dapat diaktivasi manakala wabah penyakit menular dalam masyarakat telah menjadi
bencana epidemik sehingga mengancam kondisi kesehatan petugas rumah sakit,
pasien dan pengunjung. Situasi ini sangat berpotensi mengganggu pelayanan
rumah sakit akibat banyaknya petugas yang tidak bisa bekerja karena tertular.
Penetapan kode putih di rumah sakit dilaksanakan oleh Komite PPI (Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi) bersama Pimpinan rumah sakit.
10. Kode Hitam
Kode hitam merupakan suatu kode dari Instalasi Rawat Darurat (IRD) yang
menyatakan bahwa jumlah pasien yang datang melebihi
kapasitas IRD, baik dari segi fasilitas maupun dari segi ketenagaan.
Keputusan untuk mengaktifkan kode hitam adalah kewenangan mutlak dari dokter
IRD yang sedang bertugas.

Kode hitam terbagi atas :

 Multiple Casualty Incident (Kode Hitam 1), yaitu suatu


keadaan dimana jumlah pasien melebihi kapasitas dari IRD, tapi masih dapat
ditanggulangi dengan sumber daya rumah sakit pada saat kejadian. Pada
bencana kode hitam 1, Direktur Tanggap Darurat akan mengaktifkan
Struktur Organisasi Tanggap Darurat untuk membantu memobilisasi
ketenagaan dan fasilitas dari unit kerja lain ke IRD.

 Mass Casualty Incident (Kode Hitam 2), merupakan suatu


keadaan dimana jumlah pasien jauh melebihi kapasitas dari IRD dan tidak
dapat diatasi oleh seluruh sumber daya rumah sakit pada saat kejadian. Pada
bencana kode hitam 2, Direktur Rumah Sakit dapat berkoordinasi dengan
Badan/Dinas terkait dan Rumah sakit terdekat untuk membantu
penanggulangan bencana selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai