Karya Tulis Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

KARYA TULIS ILMIAH

PELAKSANAAN TUGAS GURU BIDANG STUDI AL QUR’AN HADITS DALAM


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI
PADA MATERI AL QUR’AN HADITS SEBAGAI PEDOMAN HIDUP DI MTsN 3,
KOTA TANGERANG
(Penelitian Pada Siswa Kelas 7.1 MTsN 3
Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016 – 2017)

Oleh
……………………

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) 3
KOTA TANGERANG
2017

ABSTRAK

PELAKSANAAN TUGAS GURU BIDANG STUDI AL QUR’AN HADITS DALAM


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI
PADA MATERI AL QUR’AN HADITS SEBAGAI PEDOMAN HIDUP DI MTsN 3,
KOTA TANGERANG
(Penelitian Pada Siswa Kelas 7.1 MTsN 3
Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2016 – 2017)
Oleh
………………..

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran Al Qur’an Hadits
melalui metode diskusi, khususnya materi Al Qur’an Hadits sebagai Pedoman Hidup.
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas 7.1, MTsN 3, Kota Tangerang.
Kegiatan dilakukan sebanyak dua siklus tindakan. Pola Umum Prosedur pada setiap tindakan
adalah : (1) perencanaan (2) pelaksanaan, (3) observasi (4) refleksi Hasil penelitian tindakan
menunjukkan : (1) terjadi peningkatan pemahaman siswa pada materi Al Qur’an Hadits
sebagai pedoman hidup (2) hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 0.50% dari
nilai siklus I, dan meningkat sebesat 1,05% pada siklus II.

Kata kunci: Hasil belajar, Metode Diskusi

LEMBAR PENGESAHAN

Kepala MTsN 3, Kota Tangerang, Provinsi Banten, mengesahkan Laporan Penelitian


Tindakan Kelas yang disusun oleh ……………dengan judul: “Pelaksanaan Tugas Guru
Bidang Studi Al Qur’an Hadits Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode
Diskusi Pada Materi Al Qur’an Hadits Sebagai Pedoman Hidup Di Kelas7.1, MTsN 3,
Kota Tangerang,”.
Tangerang, Juni 2017
Kepala MTsN 3

1. KHOIRUL ANWAR, M.Pd


NIP. 196911091994031003

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatnya laporan
penelitian tindakan kelas yang berjudul :”Pelaksanaan Tugas Guru Bidang Studi Al Qur’an
Hadits Dalam Meningkatkan hHasil Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi Pada Materi
Al Qur’an Hadits Sebagai Pedoman Hidup Di Kelas7.1, MTsN 3, Kota Tangerang, “ dapat
diselesaikan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada bidang studi Al
Qur’an Hadits malalui metode diskusi, khususnya pada materi Al Qur’an Hadits sebagai
pedoman hidup.
Peneliti menyadari bahwa laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
yang setulusnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, terutama kepada :
1. Kepala MTsN 3, Kota Tangerang dan guru Al Qur’an Hadits yang telah bersedia
berkolaborasi serta membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan.
2. Seluruh dewan guru dan staf MTsN 3, Kota Tangerang
3. Suamiku tersayang
4. Pihak-pihak lain yang namanya tidak disebutkan.
Akhirnya, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk
menyempurnakan laporan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini. Harapan kami semoga
laporan Penelitian ini bermanfaat.

Tangerang, Juni 2017


Peneliti

……………….

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK……………………………………………………………………
i
TANDA PENGESAHAN……………………………………………………
ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
iv

PENDAHULUAN
BAB I A. Latar Belakang…………………………………………. 1
B. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja……………….. 4
C. Identifikasi Masalah…………………………………. 5
D. Rumusan Masalah……………………………………. 5
E. Pokok Masalah………………………………………. 6
F. Kerangka Berpikir…………………………………… 7
G. Sistematika Penulisan………………………………… 8

FAKTA DAN MASALAH


A. Keadaan Sekarang……………………………………..
BAB II 10
B. Keadaan Yang Diinginkan…………………………….
12

PEMBAHASAN
A. Analisis………………………………………………..
BAB III 15
B. Pemecahan Masalah…………………………………
28

PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………… 30
BAB IV B. Saran …………………………………………………. 31
C. Implikasi……………………………………………… 32
D. Daftar Pustaka……………………………………….. 33

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, telah diberi karunia kemampuan-kemampuan dasar
yang bersifat rohaniah dan jasmaniah agar manusia mampu mempertahankan hidup serta
memajukan kesejahterannya. Kemampuan dasar manusia tersebut dalam sejarah
pertumbuhannya merupakan modal dasar untuk mengembangkan kehidupan disegala bidang.
Sarana utama untuk mengembangkan kehidupan manusia tidak lain adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan kunci dari segala bentuk kemajuan hidup umat manusia sepanjang
sejarah sehingga pendidikan menjadi hak asasi manusia melalui proses pendidikan. Tidak
seorangpun dapat dibatasi hak dan kewajibannya untuk belajar dan mengajarkan ilmu
pengetahuan dan pendidikan
Pembelajaran Al Qur’an Hadits sebenarmya mempunyai peran yang sangat penting. Mata
pelajaran Al Qur’an Hadits diharapkan akan mampu membentuk siswa yang dapat membaca
dan memahami Al Qur’an dan Hadits, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan
dihadapi yang berhubungan dengan nilai-nilai ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini proses pembelajaran Al Qur’an Hadits di kls 7.1 kebanyakan masih mengunakan
paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru
mengajar dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa
duduk, diam, dengar, catat dan hafal (3DCH) Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan
meningkatkan kemapuan siswa dalam memahami mata pelajaran Al Qur’an Hadits.
Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Di kelas 7.1 selama
ini siswanya masih kurang aktif dalam hal bertanya dan menjawab, siswa yang aktif hanya 60
% dan siswa yang mempunyai kemampuan menjawab 40% pada pelaksanaan ujian Blok
tanggal 28 Februari 2017, hasil yang dicapai siswa kls 7.1 sangat jauh dari memuaskan,
dimana hanya mendapat daya serap kurang dari 65 % atau nilai rata-rata klas kurang dari 6,
berdasarkan analisis situasi/latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk
memperbaiki/mengadakan inovasi pembelajaran.
Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam pembelajaran Al Qur’an
Hadits dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang terjadi sebagian besar
dilakukan oleh masing-masing siswa, maka dalam penelitian ini akan diupayakan
peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
metode diskusi.
Pembelajaran kooperatif merupakan sesuatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam
pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam keterampilan Interpersonal siswa (Badeni,
1998). Salah satu pendekatan pembelajaran kooperatif adalah dengan metode diskusi yang
dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits. Sehingga
siswa dapat meningkatkan pemahaman yang optimal terhadap mata pelajaran Al Qur’an
Hadits materi Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa yang dilakukan guru untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits. Banyak faktor yang
mungkin bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut diatas.
Dengan merefleksi bersama antar guru teridentifikasi akar permasalahan diduga penyebab
masalah tersebut, yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru Al Qur’an
Hadits masih konvensional, di mana dominasi guru dalam kelas dominan (Teacher Centered
Strategi).
Oleh karena itu perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut sehingga dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif, bisa bekerja sama dan
membangun daya pikir yang optimal. Untuk itu melalui penelitian ini akan dicobakan suatu
metode pembelajaran Al Qur’an Hadits dengan menggunakan metode diskusi, Keunggulan
dari metode diskusi adalah siswa dapat berargumen dan berbicara langsung baik secara
sendiri maupun secara berkelompok dalam menyampaikan pendapatnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah yang perlu dicarikan
pemecahannya melalui penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: “Apakah
pembelajaran Al Qur’an Hadits dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup di kelas 7.1 di
MTsN 3 Kota Tangerang?”

1. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja


Adapun tugas pokok dan fungsi guru mata pelajaran adalah sebagai berikut:
1. Membuat perangkat pembelajaran
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, ujian
akhir
4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6. Mengisi daftar nilai siswa
7. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain
dalam proses kegiatan belajar mengajar
8. Membuat alat pelajaran/alat peraga
9. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni
10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya
13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
15. Mengatur keberhasilan ruang kelas dan praktikum
16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai
berikut:
1. Apakah pembelajaran Al Qur’an Hadits menggunakan metode diskusi dapat
meningkatkan pemahaman siswa di kelas 7.1 MTsN 3 Kota Tangerang?
2. Apakah pembelajaran Al Qur’an Hadits menggunakan metode diskusi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 7.1 MTsN 3 Kota Tangerang?

1. Rumusan Masalah
Model pembelajaran Al Qur’an Hadits dengan menggunakan metode diskusi merupakan
pendekatan yang menekankan yang menekankan pada aktivitas dan bicara serta pendapat
langsung yang dilakukan oleh siswa dan guru sebagai pembimbing sehingga siswa yang tidak
paham bisa saling membantu dan bertanya dalam mengusai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal.
Guru yang menggunakan metode diskusi yaitu mendiskusikan kepada seluruh siswa
mengenai suatu proses.
Dengan diskusi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran Al Qur’an Hadits menggunakan metode diskusi dapat
meningkatkan pemahaman siswa di kelas 7 MTsN 3 Kota Tangerang?
2. Apakah pembelajaran Al Qur’an Hadits menggunakan metode diskusi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 7 MTsN 3 Kota Tangerang?

1. Pokok Masalah
Pokok Masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Guru
Adalah Insan/manusia yang memberikan materi pelajaran ke peserta didik.
2. Siswa
Adalah manusia/peserta didik yang menerima materi pelajaran dari guru.
3. Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits
Adalah bahan/materi yang diajarkan guru kepada peserta didik melalui pembelajaran atau
kegiatan belajar menagajar.
4. Metode Pembelajaran
Adalah cara/strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi kepada siswa, agar
siswa dapat memahaminya.
5. Hasil Belajar
Adalah hasil yang dicapai siswa baik melalui skor/nilai maupun tingkah laku siswa setelah
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.

1. Kerangka Berpikir
Guru sebagai pendidik ke dua dari orang tua sangat berpengaruh terhadap proses
perkembangan tingkah laku peserta didik, maka didalam menjalankan tugasnya guru
senantiasa mengawasi dan memperhatikan terhadap gejala-gejala perkembangan peserta didik
tersebut. Oleh karena itu “guru adalah seorang pendidik professional, karena secara implisit
ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
orang tua
Guru di samping menyampaikan materi pelajaran juga berfungsi sebagai motivator, guru
berusaha menanamkan dan menumbuhkan kesedian belajar bagi siswa tanpa guru, sehingga
ia akan sadar akan tujuan untuk apa ia belajar.
Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam
kurikulum dan peningkatan sumberdaya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan
selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukan bahwa betapa eksisnya peran guru
dalam dunia pendidikan.
Demikian pun dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut memiliki multi peran
sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Agar dapat mengajar
efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan
meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan
dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Mulai dan akhiri mengajar tepat
pada waktunya. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak dan optimal serta guru
menunjukan keseriusan saat mengajar sehingga dapat membangkitkan minat / motivasi siswa
untuk belajar. Makin banyak siswa terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi kemungkinan
prestasi belajar yang dicapainya.
Bagi guru sendiri keberhasilan tersebut akan menimbulkan kepuasan, rasa percaya diri, serta
semangat mengajar yang tinggi. Hal ini berarti telah menunjukan sebagian sikap guru
profesional atau berkualitas yang dibutuhkan pada era globalisasi dengan berbagai
kemajuannya, khususnya kemajuan ilmu dan teknologi yang berpengaruh terhadap
pendidikan.
Dengan demiikian guru mempunyai peran penting untuk menumbuhkan minat untuk belajar
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini disusun sebagai berikut:
1. Bagian awal terdiri atas: Halaman judul/Cover, Tanda Pengesahan, Kata Pengantar
dan Daftar Isi
2. Bagian Batang Tubuh, terdiri atas:
BAB I, PENDAHULUAN, membahas tentang: Latar Belakang, Tugas Pokok dan Fungsi
Satuan Kerja, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Pokok Masalah, Kerangka Berpikir
dan Sistematika Penulisan.
BAB II, FAKTA DAN MASALAH, membahas tentang: keadaan sekarang dan keadaaan
yang diinginkan.
BAB III, PEMBAHASAN, membahas tentang: Analisis dan Pemecahan Masalah.
BAB IV, PENUTUP, membahas tentang: Kesimpulan, Saran, Implikasi dan Daftar Pustaka

BAB II
FAKTA DAN MASALAH

Dalam penerapan pembelajaran Al Qur’an Hadits dengan metode diskusi diharapkan para
guru harus memiliki pemahaman yang proposional terhadap metode tersebut dalam
membantu proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru perlu memahami atau mengatahui
keadaan sekarang dan keadaaan yang diinginkan.
1. Keadaan Sekarang
Metode diskusi adalah metode mengajar yang mengajarkan kepada siswa untuk berdiskusi
antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya dalam memecahkan suatu
permasalahan dengan dibimbing oleh guru bidang studi, dalam hal ini bidang studi Al Qur’an
Hadits dan materinya adalah Al Qur’an Hadits sebagai pedoman hidup. Siswa bebas untuk
mengemukakan pendapatnya dan guru membimbing apabila ada siswa yang tidak sesuai
dengan materi diskusi. Unsur-unsur pembelajarann kooperatif dengan metode diskusi paling
sedikit ada empat macam yakni :
1. Saling ketergantungan positif, artinya dalam pembelajaran kooperatif, dengan
menggunakan metode diskusi, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa
merasa saling membutuhkan antar sesama. Dengan saling membutuhkan antar
sesama, maka mereka merasa saling ketergantungan satu sama lain;
2. Interaksi tatap muka, artinya menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling
bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru,
tetapi juga dengan sesama siswa. Dengan interaksi tatap muka, memungkinkan para
siswa dapat saling menjadi sumber belajar, sehingga sumber belajar menjadi variasi.
Dengan interaksi ini diharapkan akan memudahkan dan membantu siswa dalam
mempelajari suatu materi.
3. Akuntabilitas individual, artinya meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan
wujudnya dalam belajar kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil
penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada
kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang
memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, artinya, melalui pembelajaran
kooperatif akan menumbuhkan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini
dikarenakan dalam pembelajaran koopertif menekankan aspek-aspek: teggang rasa,
sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya, berani
mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai
sifat positif lainnya.

1. Keadaan Yang Diinginkan


Penggunaan teknik diskusi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara
mengatur atau menyusun sesuatu. Dengan diskusi perhatian siswa lebih terpusatkan pada
pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu
dicermahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkrit. Sehingga kesan yang
diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat selanjutnya
memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.
Langkah-langkah metode diskusi adalah:
1. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, jadi ada 7 kelompok,
masing-masing kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin,
ras, etnik, maupun kemampuannya (prestasinya)
2. Guru menyampaikan materi pelajaran
3. Lakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgen dalam masyarakat
4. Arahkan pendiskusian agar siswa dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas,
pembentukan sikap, serta kecakapan praktis
5. Usahakan supaya siswa dapat mengikuti diskusi
6. Selanjutnya masing – masing kelompok mempresentasikan kedepan kelas .
7. Selanjutnya tanggapan dari masing – masing kelompok .
8. Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penegasan . dan tiap kelompok di beri
skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran , dan kepada siswa secara
individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna
di beri penghargaan .
9. Kesimpulan pelaksanaan metode diskusi melalui tahapan sebagai berikuit :
{1} penjelasan materi pembelajaran ;
{2} diskusi atau kerja kelompok belajar ;
{3} validasi oleh guru ;
{4} evaluasi {tes} ;
{5} menentukan nilai individu dan kelompok ;
{6} penghargaan individu atau kelompok ;

Hakekat hasil belajar dan aktivitas siswa serta pembelajaran


Menurut nana sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari Proses belajar dengan
menggunakan alat pengukuran yaitu berupa test yang di susun secara terencana, baik tes
tertulis,tes lisan maupun tes perbuatan . sedangkan S. Nasution berpendapat bahwa hasil
belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai
pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu
yang belajar . hasil belajar adalah hasil yang di peroleh siswa setelah mengikuti suatu materi
tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif . untuk melihat
hasil belajar di lakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui
apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum . penilaian merupakan upaya
sistematis yang di kembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang di tujkan untuk
menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik
sesuai denan tujuan yang telah di tetapkan (Cullen , 2003 dalam Fathul Himam, 2004). Hasil
belajar dapat di lihat dari hasil nilai ulangan harian (Formatif), nilai ulangan tengah semester
(Subsumatif), dan nilai ulangan semester ( Sumatif).
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberasilan proses belajar mengajar dan
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya
jmlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan
menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi
pembelajaran. metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang di lakukan guru akan
mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif, karma siswa lebih berperan dan
lebih terbuka serta sensitif dalm kegiatan belajar mengajar .
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari:
1. Mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran.
2. Aktivitas pembelajaran di dominasi oleh kegiatan siswa.
3. Mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui
pembelajaran kooperatif dengan metode diskusi.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Analisis
Penelitian yang di lakukan berupa penelitian pengembangan model pembelajaran dan
tindakan. Penelitian tindakan terikat dalam perencanaan dan pengimplementasikan perangkat
pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi.
Tehnis analisis yang digunakan kualitatif, pendekatan deskriftif dengan pendekatan kualitatif
yang mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran meliputi:
1. Setting Penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di kelas 7.1 MTsN 3 Kota Tangerang , siswa di
kelas ini berjumlah 35 orang , terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswi perempuan ,
kemampuan akademik siswa – siswi di kelas ini rata – rata cukup . kondisi lain yang terikat
bahwa latar belakang mereka cukup beragam, mereka terdiri dari beragam suku, sehingga
secara keseluruhan kelas 7.1 relative cukup heterogen
2. Data Dan Sumber Data
Sesuai dengan fokus masalah yang di amati, maka data yang di perlukan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. hasil pengamatan terhadap langkah – langkah dan kondisi pembelajaran
2. pemahaman materi Al Qur’an Hadits oleh siswa
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas 7.1 MTsN 3 Kota
Tangerang tahun pelajaran 2016 – 2017.

3. Teknik Pengumpulan Data.


4. observasi dan catatan lapangan di gunakan untuk menjaring data yang berkaitan
dengan peningkatan pemahaman materi pembelajaran .
5. evaluasi di gunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan hasil
pemahaman materi pembelajaran .

4. Teknik Analisa Data.


Data berasal dari lembar observasi, antara lain yang di amati adalah: kerjasama dan
kelompok, memberikan ide, mengajukan pertanyaan, memperhatikan pertanyaan teman,
memberikan tanggapan, kemampuan memahami materi, partisipasi dalam kelompok,
kemampuan menengahi jika ada kelompok yang salah paham, kemampuan menjelaskan dan
menyimpukan materi yang di bahas.

5. Monitoring Pelaksanaan Tindakan.


Untuk memudahkan pelaksanaan tidakan kelas dikelas, maka penelitian dibekali dengan
lembar observasi kegiatan pembelajaran, agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan
lancer, dan penelitian memberikan arahan tentang cara pengisian lembar observasi kepada
rekan guru yang membantu dalam penelitian tersebut. Dari hasil pemantauan secara
kolaboratif didiskusikan. Pembahasan tersebut dititik beratkan. Dari hasil diskusi dijadikan
bahan untuk membuat rencana berikutnya, dengan harapan agar pelaksanaan pada siklus
berikutnya menjadi lebih baik.

6. Pengecekan Keabsahan Data.


Guru menjamin keabsahan data di lakukan dengan mengecek keabsahan data dengan
mengkonfirmasikan data yang telah ada dengan data, sumber data dan ahli. Dalam penelitian
ini di lakukan diskusi, membandingkan pendapat beberapa peneliti, hasil pengamatan, data
evaluasi

7. Rancangan Penelitian.
Untuk menerapkan perangkat pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi
digunakan rancangan penelitian tindakan, selain itu juga memecahkan masalah-masalah
praktis, juga untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini tindakan yang
dimaksud penerapan pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi, untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada materi Al Qur’an Hadits sebagai pedoman hidup.
Penelitian tindakan kelas melalui 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi, yang dilasanakan dalam dua siklus (tiap siklus dilakukan 2 kali tatap
muka).
Procedure penelitian dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap tersebut.

Rencana tindakan siklus 1


1. perencanaan
o Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan
menggunakan metode diskusi pada pembelajara Al Qur’an Hadits.
o Membuat rencana pembelajaran Al Qur’an Hadits dengan menggunakan
metode diskusi.
o Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan
kelas/alat Bantu/media yang diperlukan.
o Membuat alat evakuasi.
Secara garis besar tahapan pembelajaran Al Qur’an Hadits dengan menggunakan metode
diskusi adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan materi dan rancangan
pembelajaran yang mengarah kepada metode diskusi, membuat kriteria kelompok Heterogen
(jenis kelamin dan kemampuan) dan mempersiapkan instrument observasi disertai cara
penskoran.
1. Tahap Penyajian Materi Dengan Metode Diskusi
Dalam tahap ini pengajar menyebutkan tujuan pembelajaran memotivasi rasa ingin tahu,
memberikan apersepsi, umpan balik sesering mungkin, penjelasan yang tepat terjadi
miskonsepsi, dan beralih pada konsep lain, jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
Selanjutnya dilakukan diskusi oleh guru atau orang lain atau bisa juga dipilih salah seorang
siswa yang sangat menguasai tentang materinya.
1. Tahap kegiatan kelompok
Selanjutnya masing-masing kelompok membahas materi yang dibagikan, siswa mempelajari
konsep-konsep materi Al Qur’an Hadits, dan mempresentasikan didepan kelas juga
digunakan untuk melatih keterampilan kooperatif siswa dalam masing-masing kelompok.
Jika salah satu siswa belum memahami materi melalui diskusi yang telah dilakukan, maka
teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
1. Tahap selanjutnya, tanggapan dari masing-masing
2. Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penjelasan tentang materi
yang dijelaskan.
1. Tahap tes hasil belajar.
Dilakukan 1 x tes setelah pertemuan, tes dikerjakan secara individu mandiri, tes uraian
dikerjakan selama 45 menit. Hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan
siswa pada pemahaman mata pelajaran Al Qur’an Hadits.

1. Pelaksanaan
Kegiatan yang di lakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan materi pembelajaran Al
Qur’an Hadits dengan metode diskusi yang telah di rencanakan .

1. Observasi
Pada tahap ini di lakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi.

1. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi di kumpulkan serta di analisis. Pada tahap ini,
pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi. Untuk mengkaji
apakah tindakan yang di lakukan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran
Al Qur’an Hadits. Hasil analis data yang dilakukan dalam tahapan akan di pergunakan
sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya .
Data dan cara pengambilannya
 sumber :sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan peneliti
 jenis data : jenis data yang di dapatkan adalah data kwantitatif dan
data kualitatif yang terdiri dari :
1. rencana pembelajaran
2. data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran hasil belajar .
3. cara pengambilan data
o data hasil belajar : di proleh melalui pos tes dan pre tes
o data tentang situasi pembelajaran , di peroleh melalui lembar
observasi
 data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan di dapat dari rencana
pembelajaran dan lembar observasi .

Indikator kinerja
Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi perubahan
peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode
diskusi. Secara kuantitatif dapat di indikasikan jika 75%. Dari seluruh siswa terlihat
pemahaman terhadap mata pelajaran Al Qur’an Hadits berubah lebih baik. Hal ini
diwujudkan dengan adanya kemampuan siswa 80% dalam menjawab soal uraian terstruktur
dengan benar. Disamping itu juga 75% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran Al Qur’an
Hadits melalui metode diskusi. Secara skema dapatlah digambarkan kegiatan penelitian
tindakan kelas:
Rancangan dari hasil identifikasi masalah

Rencana 1

Rancana / strategi pembelajaran

Revisi Pelaksanaan dan observasi


Evakuasi dan refleksi
Rencana 2

Rancana / strategi pembelajaran


Revisi Pelaksanaan dan observasi

Evakuasi dan refleksi


Rencana 3

Rancana / strategi pembelajaran


Revisi Pelaksanaan dan observasi

Evakuasi dan refleksi

Naskah final
Siklus rancangan penelitian tindakan

1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi awal, merumuskan permasalahan dan
merencanakan tindakan yang meliputi rancangan strategi dalam penyampaian dan
pengelolahan pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi. Pada tahap ini juga
dikembangkan strategi pembelajaran, instrument pengumpul data berupa lembar pengamatan
perangkat tes hasil belajar serta menyusun rencana pengolahan data.

1. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pada tahap ini peneliti melaksanakan scenario tindakan yang telah direncanakan serta
melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan jadwal
penelitian. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan oleh tim
dengan menggunakan instrument pengamatan, serta melakukan evaluasi dan refleksi. Selama
pelaksanaan tindakan ditujukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran
berikutnya.
1. Tindakan Siklus I
Siklus 1 pada penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2016 sampai dengan 29 Maret
2016, dengan materi yang dibahas Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup. Tindakan
yang dilakukan adalah pendekatan pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya.
 Guru mengelompokkan siswa yang anggota kelompok terdiri dari berbagai ragam
(heterogen).
 Guru membagikan lembar materi kepada masing-masing kelompok, dengan materi
yang berbeda, agar dipahami oleh kelompok siswa tersebut.
 Guru atau orang lain atau siswa sendiri mendiskusikan materi yang telah dijelaskan
sebelumnya.
 Tahap selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan didepan kelas, guru
memberi kesempatan untuk sekitar 10 menit.
 Selanjutnya tanggapan dari berbagai kelompok.
 Tahap selanjutnya guru memberi tanggapan dan penegasan

2. Hasil tindakan
1. Ketika guru mendiskusikan, seluruh siswa memperhatikan dengan seksama
karena rasa ingin tahunya.
2. Ketika guru membagi anggota kelas dalam kelompok-kelompok kecil, terlihat
siswa mulai menunjukan antusias dan rasa ingin tahu, mereka ada yang
bertanya-tanya apa yang akan dilakukan (ketika guru membagikan lembar
materi kepada masing-masing kelompok yang berbeda)
3. Tampak pada awalnya, mereka masih lebih banyak yang diam dengan
pikirannya masing-masing. Mereka masih ada yang malu, enggan untuk
berbicara dengan teman satu kelompok.
4. Seiring berjalannya waktu, setelah kurang dari 20 menit tampak mereka sudah
mulai berusaha untuk berinteraksi dengan teman satu kelompok.
5. Kelompok-kelompok siswa mulai melakukan pemahaman materi dengan
selalu berdiskusi sesama teman satu kelompok. Tetapi masih ada kelompok
yang masih belum serius, sering berbicara masalah lain.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada
siklus I, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut:
1. Memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
2. Guru lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tata cara sholat lima
3. Memberikan pengharaan kepada siswa (reward)

1. Tindakan Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan tanggal 26 Apri 2016 s.d 9 Mai 2016 materi yang disajikan adalah
Al Qur’an Hadits sebagai pedoman hidup.
1. Guru memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi.
2. Lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan.
3. Memberikan panghargaan atau reward

2. Hasil tindakan
3. pada siklus II adanya suasana pembelajarran yang sudah mengarah kepada metode
diskusi. Siswa dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk memahami
materi yang telah diberikan melalui diskusi, diskusi, tanya jawab, pokoknya sudah
terjadi interaksi.
4. Siswa mulai tidak merasa canggung lagi saling bertukar pandapat, berbagai ide
dengan teman.
5. Guru secara aktif memantau diskusi kerja kelompok, jika ada hal-hal yang kurang
jelas, diberi kejelasan oleh guru. Terlihat semangat kebersamaan dalam proses
pambalajaran.
6. Dari 7 kelompok yang ada, terlihat ada tiga kelompok yang paling menonjol, 4
kelompok dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, satu
kelompok terlihat masih lamban.
7. Kelompok yang paling lamban menyelesaikan tugas terlihat kurang berinteraksi
dengan satu sama lain, tampak mereka lebih banyak berdiam diri, sesekali saja
berbicara.
8. Tanggapan siswa dikelas cukup baik, wakil kelompok yang tampol cukup baik dalm
menerima masukan dari temannya.
9. Hasil tes formatif rata-rata adalah 7,5 ada 9 siswa (22%). siswa yang dapat nilai 6-7
ada 13 orang (35 %) yang dapat 8-10 ada 13 orang (35 %)
10. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru
meningkatnya suasana pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi, guru
intensif membimbing siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam PBM, dapat dilihat
dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 60 % pada siklus
pertama menjadi 80% pada siklus kedua.
Hasil observasi dan refleksi pada siklus II, yang perlu diperhatikan sebagai rencana tindakan
pada siklus berikutnya adalah :
 Masih ada siswa yang belum optimal telibat dalam proses interaksi dengan
kelompoknya.
 Masih ada siswa yang belum menguasai materi Al Qur’an Hadits sebagai pedoman
hidup.
 Siswa yang kemampuan akademik lebih tinggi agak lebih mendominasi aktivitas
dalam kelompok
 Hasil tes formatif (setelah menggunakan pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui
metode diskusi mengalami peningkatan). Sebelum menggunakan pembelajaran Al
Qur’an Hadits melalui metode diskusi rata kelas hanya 6,0 setelah dilakukan
pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi manjadi 8,0 siklus I, siklus ke
II 8,5.

1. Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis di atas, maka alternative cara pemecahan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran
Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi dengan memperbaiki strategi pembelajaran
yang dilakukan oleh guru.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan siswa dalam pemahaman mata
pelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi dengan melakukan observasi, lalu
merancang evaluasi, situasi belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al Qur’an
hadits, maka guru mata pelajaran Al Qur’an Hadits harus menguasai berbagai macam
metode mengajar.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan data, analisis data dan pembahasan tentang upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman siswa melalui metode diskusi pada pembelajaran Al Qur’an
Hadits dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut:
1. Pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi ternyata efektif, karena dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas 7.1 MTsN 3 Kota Tangerang tahun pelajaran
2016 – 2017 secara deskripsi diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1. Dari hasil belajar siswa diperoleh 60% ( 10 siswa dari 35 siswa) memperoleh
skor nilai diatas rata-rata.
2. Rata-rata nilai ulangan pada siklus II naik sebesar 0,53% dibandingkan rata-
rata nilai ulangan siklus I.
3. Rata-rata nilai ulangan pada siklus III naik sebesar 1,02% dibandingkan
dengan rata-rata nilai ulangin siklus II
4. Dari observasi dikelas, menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi
terlihat lebih aktif dan antusias, sehingga memunculkan kerjasama serta mau
berinteraksi, saling membantu serta berbagi pendapat, mau mendengarkan
pendapat teman dalam menyelesaikan tugas. Dari 7 kelompok, 80% dapat
menyelesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
5. Melalui metode diskusi pada pembelajaran Al Qur’an Hadits, siswa
melaksanakan sendiri dan membangun sendiri pengetahuan, menemukan
langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus
dipahami dan dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.
6. Melalui metode diskusi, pembelajaran Al Qur’an Hadits lebih menyenangkan.
7. Penerapan pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode diskusi dapat
meningkatkan pemahaman dan aktivitas proses belajar mengajar.

1. Saran-saran
 Dalam kegiatan belajar mengajar guru di harapkan menjadikan metode diskusi
sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Al Qur’an Hadits untuk meningkatkan
pemahaman, aktivitas serta hasil belajar siswa.
 karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka di
harapkan kegiatan ini dapat di lakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran Al
Qur’an Hadits maupun mata pelajaran lainnya.
 Dalam menerapkan metode diskusi guru harus benar–benar memahami dan
menguasai langkah–langkahnya, dan dapat mengelola waktu seoptimal mungkin .
peran guru sebagai fasilitator menjadi sangat penting.

1. Implikasi
Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan dilingkungan pendidikan, maka kesimpulan
yang ditarik tentu mempunyai implikasi dalam bidang pendidikan dan juga bagi penelitian-
penelitian selanjutnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka implikasinya adalah sebagai
berikut :
Sebagaimana diketahui, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
kepada peserta didik mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan pemahaman siswa
dalam menerima materi pelajaran, oleh karena itu guru harus bisa menerapkan berbagai
macam metode mengajar yang baik dalam proses belajar mengajar yang akan menghasilkan
hasil belajar siswa yang baik.
Disamping itu juga sikap guru terhadap profesinya berpengaruh juga, sebab setiap sikap guru
terhadap profesinya akan membawa dampak yang baik pada proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ad. Rooijakers. 2001. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Gramedia


Amatembun. 2002. Managemen dan Kelas. Penuntun Bagi Guru dan
Calon Guru. Bandung.IKIP

Ahmadi, Abu. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: Pustaka Setia

Djajadisastra Jusuf. 1999.Metode-metode Mengajar. Bandung: Angkasa

Effendi, Usman. 1985. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa


I.G.A.K Wardini, Kuswaya, Wihardit, Noehi Nasoetion. 2006.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Cet ke-17. Universitas
Terbuka

Martimis Yamin. 2003. Strategi Pembelajaran kompetensi. Jakarta:


Gaung Persada Press

Nasution. 2005. Beberapa Pendekatan Dalam Proses Belajar


Mengajar Jakarta: Bina Aksara

N.K. Roestiyah. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara


Pasaribu dan Simanjuntak. 2000. Didaktik dan Metodik. Bandung: Tarsito

Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya.


Jakarta: Bina Aksara
Sugianto. Andang K. Adji, 1989. Penelitian Tindakan kelas. Bagian Kedua
Jakarta: Proyek PGSM

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN


AL QUR’AN HADITS MELALUI METODE DISKUSI

KELOMPOK : ……
MATERI : Al Qur’an Hadits Sebagai Pedoman Hidup
PERNYATAAN A B C D
a. mengikuti pelaksanaan diskusi
b. memberikan saran, gagasan
c. mengajukan pertanyaan
d. memperhatikan pertanyaan teman
e. memberi tanggapan terhadap jawaban teman
f. tidak memonopoli pertanyaan
g. tidak memaksa pendapat
h. kemampuan memahami materi
i. partisipasi dalam kelompok
j. taat terhadap aturan pembelajaran Al Qur’an Hadits melalui
metode diskusi
k. kemampuan menjelaskan kepada teman
l. kemampuan menarik kesimpulan

Keterangan :
A = Baik sekali : 75 – 100
B = Baik : 60 – 74
C = Cukup : 45 – 59
D = Kurang : 0 – 44

Observer

(……………)

Anda mungkin juga menyukai