Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PATOLOGI IKAN

ISTILAH-ISTILAH DALAM PATOLOGI IKAN

Oleh :

EKA DONA SAFITRI


141711535025

PROGRAM STUDI S-1 AKUAKULTUR


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA
BANYUWANGI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya masih diberi kesehatan dan kesempatan
untuk menyelesaikan tugas makalah Patologi Ikan dengan judul “Istilah-Istilah
Dalam Patologi Ikan” ini dengan tepat waktu. Tugas ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Patologi Ikan program studi
Akuakultur, Fakultas perikanan dan Kelautan PSDKU Universitas Airlangga di
Banyuwangi.
Adapun penyusunan makalah ini adalah dengan maksud bermanfat untuk
memberikan informasi serta ilmu kepada semua pihak, khususnya bagi bidang
perikanan Indonesia. Saya selaku penulis makalah ini mengucapkan terima kasih
atas segala bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga tugas ini dapat
terselesaikan. Saya sangat menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan tugas
ini. Atas segala kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
BAB 1 ..................................................................................................................... 4
Pendahuluan ........................................................................................................ 4
Latar Belakang ................................................................................................. 4
BAB 2 ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................. 5
Degenerasi ....................................................................................................... 5
Apoptosis ......................................................................................................... 5
Nekrosis ........................................................................................................... 6
Kongesti ........................................................................................................... 6
Hemorrhagi ...................................................................................................... 7
Oedema ............................................................................................................ 7
Ulcer................................................................................................................. 8
Peradangan ....................................................................................................... 8
Hypoplasia ....................................................................................................... 9
Hyperplasia ...................................................................................................... 9
Athropy .......................................................................................................... 10
Hyperthropy ................................................................................................... 11
Neoplasia ....................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 12

3
BAB 1
Pendahuluan

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya


perikanan yang sangat besar. Sumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan
Indonesia dinilai memiliki tingkat keragaman hayati (bio-diversity) paling
tinggi. Sumberdaya tersebut paling tidak mencakup 37% dari spesies ikan di
dunia. Di wilayah perairan laut Indonesia terdapat beberapa jenis ikan bernilai
ekonomis tinggi antara lain : tuna, cakalang, udang, tongkol, tenggiri, kakap,
cumi-cumi, ikan-ikan karang (kerapu, baronang, udang barong/lobster), ikan
hias dan kekerangan termasuk rumput laut. (Adisanjaya, 2009)

Negara Indonesia memiliki masalah penyakit pada ikan, baik penyakit


parasit maupun non parasit. Pada saat ini sangat sedikit literatur yang ditemukan
di perpustakaan-perpustakaan yang memberikan gambaran patologi penyakit
serta pencegahan yang dilakukan dalam menghadapi penyakit-penyakit hewan
pada ikan. Begitu banyaknya penyakit ikan dan perlunya penanganan yang lebih
lanjut akan membutuhkan tenaga yang ahli di bidang kesehatan. Dokter hewan
memiliki peranan besar untuk mengatasi penyakit-penyakit tersebut. Ilmu
patologi juga dapat mendukung dalam membantu mengetahui penyakit lebih
lanjut serta tata cara penanganan penyakit tersebut. (Fauziah, 2013)

Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kejadian suatu


penyakit dengan cara mendiagnosis suatu penyakit melalui pengamatan pada
jaringan hewan dan cairan tubuh hewan. Diagnosis patologi terhadap penyakit
dilakukan berdasarkan pengamatan makroskopis, mikroskopis, pemeriksaan
kimiawi cairan tubuh, serta pemeriksaan molekular organ, jaringan, dan sel yang
dilakukan saat post mortem. Pemeriksaan post mortem merupakan prosedur
penting dalam mendiagnosis penyakit ikan,oleh karena itu penelitian mengenai
penyakit ikan dirasa penting untuk mengurangi masalah penyakit budidaya ikan.
(Fauziah, 2013).

4
BAB 2
PEMBAHASAN

Istilah-Istilah yang terdapat pada Patologi, meliput :

2.1 Degenerasi
Degenerasi adalah suatu perubahan kondisi secara fisika dan kimia
dalam sel, jaringan, atau organ yang bersifat menurunkan
efisiensinya. Degenerasi dapat diakibatkan dari penuaan dan disebabkan
oleh penyakit. Proses penuaan dapat terjadi akibat dari paparan radikal
bebas. Penyebab lainnya yang dapat menyebabkan degenerasi adalah
pelukaan, berkurangkan persediaan darah, keracunan seperti
konsumsi alkohol, atau kekurangan vitamin. Degenerasi dapat
menyebabkan berbagai penyakit yang disebut sebagai penyakit degeneratif.
(Triadayani, Dkk. 2010)

2.2 Apoptosis
Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang terprogram yang
penting dalam berbagai proses biologi. Berbeda dengan nekrosis, yang
merupakan bentuk kematian sel sebagai akibat sel yang terluka akut,
apoptosis terjadi dalam proses yang diatur sedemikian rupa yang secara
umum memberi keuntungan selama siklus kehidupan suatu organisme.

5
2.3 Nekrosis
Nekrosis adalah kematian sel-sel pada saat organisme masih
hidup. (Kalil, M. 2013). Nekrosis merupakan keadaan dimana terjadi
penurunan aktivitas jaringan yang ditandai dengan adanya beberapa
bagian sel yang hilang satu demi satu sehingga dapat mengakibatkan
kematian dengan waktu yang tidak lama. Secara histologi, Nekrosis
dapat ditandai dengan terlihatnya batas-batas sel yang tidak jelas atau
menghilang. Nekrosis pada ikan dapat disebabkan oleh senyawa toksik
yang terdapat pada limbah organi, limbah rumah tangga atau limbah
pestisida. (Wahyuni, dkk., 2017).

Sumber : Wahyuni, dkk., 2017

Keterangan :
1. PG : Pigmentasi
2. KB : Kapsula Bowman
3. G : Glomelurus
4. N : Nekrosis

2.4 Kongesti
Kongesti adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya
peningkatan volume darah dalam pembuluh darah yang melebar pada
bagian atau alat tubuh. (Wikiandy, dkk., 2013). Kongesti dapat
disebabkan karena adanya trauma fisik yang disebabkan oleh adanya
parasite atau gangguan system peredaran darah. Kongesti yang terlalu
parah dapat mengakibatkan pembuluh darah pecah. (Zulkurnain, dkk.,
2015).

6
Sumber : Zulkurnain, dkk., 2015

Keterangan : Insang ikan Wader pari


Hi : Hypertrophy
Ha : Hyperplasia
Atr : Atrophy
Ko : Kongesti

2.5 Hemorrhagi
Hemorrhagi atau biasa disebut dengan pendarah pada hati yang
disebabkan oleh terpaparnya hati oleh zat toksik (insektisida).
Hemorrhagi atau pendarahan dapat ditandai dengan adanya bitnik darah
dalam pembuluh darah. (Jamin dan Erlangga, 2016).

Sumber : Jamin dan Erlangga,2016

Keterangan : Hati ikan nila


1. Sel eritrosit 4. Vakuola
2. Jaringan adipose
3. Hemorrhagi
4.

2.6 Oedema
Oedema atau pembekakan merupakan pembendumgan aliran
darah pada pembuluh darah. Oedema yang dapat disebabkan oleh trauma
fisik, zat pencemar atau gangguan system sirkulasi. Oedema juga dapat
disebabkan oleh pemaparan polutan-polutan yang berasal dari dari bahan
kimia, seperti logam-logam berat, metalloid, pestisida, dan bahan-bahan

7
teraupeutik seperti formalin dan h2O2 yang berlebihan. (Saputra, dkk.,
2013).

2.7 Ulcer
Ulcer atau luka merupakan suatu pertanda terjadinya infeksi
bakteri pada ikan. Ulcer dapat terjadi karena adanya luka pada tubuh
ikan dan tingginya kepadatan bakteri di lingkungan tersebut sehingga
bakteri dapat masuk pada ikan sehingga volume dan intensitas toksin
yang dikeluarkan pada proses infeksi juga lebih tinggi pada bagian
tersebut, sementara sebagian lainnya masuk kedalam tubuh mengikuti
aliran darah. (Triyaningsih, dkk., 2014.)

2.8 Peradangan
Peradangan atau inflamasi merupakan suatu bentuk respon
utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi dapat
disebabkan oleh factor kimia seperti histamine, bradykinin, serotonin,
leukotriene, prostaglandin yang dilepaskan oleh sel yang berperan
sebagai mediator radang didalam system kekebalan untuk melindungi
jaringan di sekitar dari penyebaran infeksi.

8
2.9 Hypoplasia
Hypoplasia merupakan suatu kondisi bawaan, sementara
hiperplasia umumnya mengacu pada pertumbuhan sel yang berlebihan
di kemudian hari. Menurut Rahmatiholaso (2014) Hypoplasia adalah
pengembangan atau pertambahan dari suatu jaringan atau organ.
Meskipun istilah ini tidak selalu digunakan secara tepat, dengan benar
mengacu pada suatu yang tidak memadai atau di bawah jumlah normal
sel. Hypoplasia mirip dengan aplasia, tetapi tidak terlalu parah. Secara
teknis berlawanan dengan hiperplasia (pengembangan atau
pertambahan sel).
Penyebab Hypoplasia adalah kegagalan dari suatu proses
pertumbuhan berupa penyusutan ukuran (morfologi) organ atau jaringan
setelah gangguan proses pemaparan.

Rahmatiholasoo. 2014

2.10 Hyperplasia
Hyperplasia adalah suatu keadaan dimana jaringan
membengkak atau membesar karena jumlah sel yang terus bertambah.
Hyperplasia dapat terjadi karena upaya ikan untuk melindungi insang
dari bahan-bahan tercemar. (Jamin dan Erlangga, 2016)

9
Sumber : Jamin dan Erlangga, 2016

Keterangan : Insang ikan nila


1. Lamela primer
2. Lamela sekunder
3. Hyperplasia pada lamella sekunder
4. Telangektasis
5.

2.11 Athropy
Atrophy atau lisut merupakan proses perubahan ukuran sel
dimana volume dan jumlah sel menjadi berkurang. (Khalil, M.
2013).Atrophy dapat terjadi pada beberapa jaringan ikan, salah satu nya
adalah bagian insang. Atrophy pada bagian insang dapat menyebabkan
jarak antar lamella menjadi jauh, sedankan lamella sendiri akan berubah
menjadi lebih sempit. Akibat adanya penyempitan lamella akan
berdampak untuk proses pengangkutan oksigen karena hanya
menggunakan lamella primer dalam pengangkutan oksigen.
(Zulkurnain, dkk., 2015)

Sumber : Zulkurnain, dkk., 2015

Keterangan : Insang ikan wader pari


Hi : Hypertrophy
Ha : Hyperplasia
Atr : Atrophy
Ko : Kongesti

10
2.12 Hyperthropy
Hyperthropy adalah suatu keadaan dimana jaringan
membengkak atau membesar. Hyperthrophy disebabkan karena ukuran
sel yang bertambah besar. (Jamin dan Erlangga, 2016)

Sumber : Jamin dan Erlangga,2016

Keterangan : Hati ikan nila


1. Eritrosit
2. Hyperthropy
3. Vakuola
4. Hemorrhagi

2.13 Neoplasia
Neoplasia adalah perkembangan jaringan abnormal yang tidak
reponsif terhadap mekanisme kontrol pertumbuhan normal.
(Tambayong,2000). neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang
baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal
(Saleh, E. 2016). Neoplasma terjadi akibat mutasi dari gen. Mutasi gen
pada organsme terjadi akibat adanya faktor yang menyebabkan
kerusakan gen.

11
Daftar Pustaka

Adisanjaya, N.N. 2009. Potensi Produksi Sumberdaya Ikan Di Perairan Laut


Indonesia Dan Permasalahannya. PT. Gramedia. Jakarta.

Fauziah, R. 2013. Studi Kasus Patologi Mikrobakteriosis Pada Ikan Paradis


(Macropodus opercularis). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan.
Institute Pertanian Bogor.

Jamin Dan Erlangga. 2016. Pengaruh Insektisida Golongan Organofosfat


Terhadap Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus): Analisis Hati Dan
Insang. Acta Aquatic. 3(2) :46-53.
Khalil, M. 2013. Pemaparan Merkuri Nitrat (Hg(N03)2) Dengan Konsentrasi
Beberbeda Pada Jaringan Hati Ikan Kakap Putih(Lates calcarifer)
:Tinjauan Histologi. Depik, 2(3): 133-140.
Saputra, H.M., N. Marusin, dan P. Santoso. 2013. Struktur Histologi Insang Dan
Kadar Hemoglobin Ikan Asang (Osteochilus hasseltii) Di Danau
Singkarak Dan Maninjau, Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas
Andalas, 2(2): 138-144.
Triadayani, Ade Elha, Riris Aryawati, dan Gusti Diansyah. 2010.Pengaruh
logam timbal (pb) terhadap jaringan hati ikan kerapu bebek
(Cromileptes altivelis). Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA
Universitas Sriwijaya, Indralaya Indonesia.
Triyaningsih, Sarjito, Dan S.B. Prayitno. 2014.Patogenisitas Aeromonas
hydrophila Yang Diisolasi Dari Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Yang Berasal Dari Boyolali. Journal Of Aquaculture And Technology.
3(2) :11-17.
Wahyuni,S., Windarti, dan R.M. Putra. 2017. Studi Komparatif Struktur
Jaringan Insang Dan Ginjal Ikan Gabus (Chana striata) Dari Sungai
Sibam Dan Sungai Kulim Provinsi Riau. Fakultas Perikanan Dan
Kelautan. Universitas Riau.
Wikiandy, N., Rosidah dan T. Herawati. 2013. Dampak Pencemaran Limbah
Industri Tekstil Terhadap Kerusakan Struktur Organ Ikan Yang Hidup
Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Bagian Hulu. Jurnal
Perikanan dan Kelautan. 4(3): 215-225.
Zulkurnain, Windarti, R.M. Putra.2015.Gill Structure Of Rasbora Argyrotaenia
From The Siak River, Tualang Village. Fisheries And Marine Science
Faculty. Riau University.
Rahmatiholasoo. 2014. Unilateral Testicular Hypoplasia in Flower horn fish
(hybrid cichlid). Faculty of Veterinary Medicine. Unversity of Tehran.
Tehran : Iran.
Saleh, E. 2016. Neoplasma. Bedah Mulut PSPDG FKIK UMY. Yogyakarta.

12
Triadayani, Ade Elha, Riris Aryawati, dan Gusti Diansyah. 2010.Pengaruh
logam timbal (pb) terhadap jaringan hati ikan kerapu bebek
(Cromileptes altivelis). Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA
Universitas Sriwijaya, Indralaya Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai