Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi di daerah


tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim sedang.
Penyakit malaria sudah mulai dikenal sejak 3000 tahun yang lalu, dimulai dari
masa Hipocrates (400-377 SM), hingga pada masa Alpohonse Laveran (1880)
yang menemukan bahwa malaria disebabkan oleh Plasmodium, dan Ross
(1897) menemukan bahwa perantara malaria adalah nyamuk Anopheles.
Papua Barat dan Papua sebagai salah satu provinsi dengan prevalensi
malaria yang cukup tinggi dalam kurun waktu 2004-2010 menurut Dinas
Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan, malaria tidak hanya menjangkiti
kelompok usia dewasa saja, melainkan juga bayi. Kelompok usia penderita
malaria dimulai dari usia 0 sampai usia lanjut.
Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan
nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan
manusia dan menularkan parasit malaria.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum : Memperoleh pengetahuan tentang penyakit malaria dan


Asuhan Keperawatannya.
2. Tujuan Khusus :
a) Mahasiswa dapat memahami pengertian malaria
b) Mahasiswa dapat memahami etiologi malaria
c) Mahasiswa dapat menguraikan klasifikasi malaria
d) Mahasiswa dapat menguraikan patofisiologi malaria

1
e) Mahasiswa dapat menguraikan tanda gejala malaria
f) Mahasiswa dapat memahami pemeriksaan penunjang malaria
g) Mahasiswa dapat memahami komplikasi malaria
h) Mahasiswa dapat memahami pencegahan malaria
i) Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan malaria
j) Mahasiswa dapat menguraikan asuhan keperawatan pada kasus malaria

C. Manfaat Penulisan

1. Bidang akademik
Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya terutama yang
berkaitan dengan malaria di wilayah Indonesia.

2. Penulis
Sebagai syarat dalam memenuhi dalam tugas Epidemiologi.

3. Bidang Pelayanan Masyarakat


Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi suatu informasi untuk
hal-hal yang berkaitan dengan penyakit Malaria

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR MEDIK

A. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual di dalam darah. (Ilmu Penyakit Dalam, 2009)
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan
primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh
infeksi protozoa dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala
meriang. (panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan.
(www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=46 )
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari
genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan
tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp.

B. Etiologi;
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi
manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptil, dan
mamalia. Termasuk jenis plasmodium dari family plasmodidae.
Plasmodium ini pada manusia menginfeksi erotrosit (sel darah merah) dan
mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Pembiakan
seksual terjadi pada tubuh nyamuk anopheles betina. Secara keseluruhan ada
lebih dari 100 plasmodium yang menginfeksi binatang (82 pada jenis burung
dan reptil dan 22 pada primata.

3
Gambar 1.1 Nyamuk Anopheles Betina

Parasit Malaria yang Terdapat di Indonesia. Plasmodium malaria yang


sering dijumpai ialah plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana
(Benign malaria) dan plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria
tropika (Malignan Malaria). Plasmodium malariae pernah juga dijumpai tetapi
sangat jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkan dijumpai di Irian Jaya,
pulau Timor, pulau Owi (utara Irian Jaya). (Ilmu Penyakit Dalam, 2009)

C. Klasifikasi
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan
jenis plasmodiumnya antara lain sebagai berikut:
1) Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang
paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali,
parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-
14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan
oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil
yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-
satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).
Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika: Plasmodium Falcifarum
menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum

4
sering kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit
menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding
kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini
sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi
(Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black
Water Fever).
2) Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan
Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih
biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan
kadang-kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium
malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak
bunga/rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax
tetapi lebih kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain
nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise
umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti
sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada
pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia,
tanpa uremia dan hipertensi.
3) Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium
malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen
hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi
adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval
atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling
ringan dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa
inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan

5
paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun tanpa
terapi dan terjadi pada malam hari.
4) Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit
muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip
dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit
vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan
pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi
seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejalamalaria jenis
ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malariadan
mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap
72 jam. Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang
system tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat
ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis
yang banyak, dan sering terjadinya komplikasi.

D. Patofisiologi
Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:

a. Fase seksual

Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh
nyamuk (Sporogoni).Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam
eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan dan betina.
Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh Anopeles
betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan
dan betina menjadi zigote, yang kemudian mempenetrasi dinding lambung
dan berkembang menjadi Ookista.Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil
yang memasuki kelenjar ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-
163).

Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit


membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit.

6
Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi
bentuk seksual.Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit
dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi
intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai
timbulnya gejala klinis demam.(Mansjoer, 2001, hal. 409).

b. Fase Aseksual

Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang


terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “
sporozoit “ ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di
sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer).

Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan


menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan
beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer
primer.” Terjadi di dalam darah.Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih
kurang 120 hari.Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut
20 ml O2 dalam 100 ml darah.Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di
dalam ginjal dan hati. Sel darah di hancurkan di limpa yang mana proses
penghancuran yang di keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel
eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari usus
halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang
di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain
limpa atau terdiam di hati dan di sebut “ekso-eritrositer sekunder“.

Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang
di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat sel darah
merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan
oleh merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara garis besar semua
jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di
tubuh manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.

E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara
umum menurut Mansjoer (2006) antara lain sebagai berikut :
1) Demam

7
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan
skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3,
sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam
dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan
beberapa serangan demam periodik. Gejala umum (gejala klasik) yaitu
terjadinya “Trias Malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :
a) Periode dingin.
Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering
membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil
sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat
sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15
menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.
b) Periode panas.
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap
tinggi sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri
retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun),
kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih
lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan
keadaan berkeringat.
c) Periode berkeringat.
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh
tubuh, sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan
sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat
melakukan pekerjaan biasa.
2) Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas
Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi

8
keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat
bertambah (Corwin , 2000, hal. 571). Pembesaran limpa terjadi pada
beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di
bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batasan
anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien
membesar lebih lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat
umbilicus dan fossa iliaca dekstra.
3) Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat
adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran
eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced
survival time). Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi
eritropoesis dalam sumsum tulang. (Mansjoer. dkk, Hal. 411)
Gejala malaria berat atau komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan
diatas dengan disertai salah satu gejala di bawah ini:
a) Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit)
b) Kejang, beberapa kali kejang
c) Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran
d) Mata kuning dan tubuh kuning
e) Perdarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan
f) Jumlah kencing kurang (oliguri)
g) Warna urine seperti teh tua
h) Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri)
F. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada malaria antara lain :
1) Malaria serebral
2) Anemia
3) Dehidrasi, gangguan asam-basa, dan elektrolit

9
4) Hipoglikemia berat
5) Gagal ginjal
6) Edema paru akut
7) Malaria algid
8) Kecendrungan terjadi perdarahan, misalnya perdarahan gusi,
epistaksis, petekia, dan perdarahan subkonjungtiva.
9) Hiperpireksia
10) Hemoglobinuria

G. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Fisis: konjungtiva pucat, sklera ikterik, splenomegali.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a) Tetesan preparat darah tebal, dilakukan selama 5 menit (diperkirakan
100 lapang pandang dengan perbesaran kuat). Preparat dinyatakan
negatif bila setelah diperiksa 200 lapang pandang dengan perbesaran
kuat 700-1000 kali tidak ditemukan parasit.
b) Tetesan preparat darah tipis, digunakan untuk identifikasi jenis
plasmodium, bila dengan preparat tebal sulit ditentukan.
c) Tes antigen (P-F test), untuk mendeteksi antigen plasmodium
falciparum (Histidine Rich protein II).
d) Tes serologi, berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik
terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal.
e) Pemeriksaan PCR, pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan
teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan sensitifitas
tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit
dapat memberikan hasil positif.
3) Pemeriksaan lainnya: tes fungsi ginjal, tes fungsi hati, gula darah,
elektrolit, hemostasis, rontgent thorax, EKG.

10
H. Pencegahan
1) Menjaga kebersihan lingkungan.
2) Menghindari atau mengurangi kontak gigitan nyamuk penyebab malaria,
misalnya dengan pemakaian kelambu, penjaringan rrumah, repelen, obat
nyamuk, ataupun lotion anti nyamuk.
3) Membunuh nyamuk dewasa dengan menggunakan berbagai insektisida.
4) Membunuh jentik baik secara kimiawi menggunakan larvasida ataupun
secara biolgik dengan cara memelihara ikan pemakan larva seperti
gambusia, nila, mujair, dan lain-lain.
5) Pemakaian obat anti malaria: semua anak dari daerah non-endemik
malaria apabila masuk ke daerah endemik malaria, maka 2 minggu
sebelumnya sampai dengan 4 minggu setelah keluar dari daerah endemik
malaria.
6) Vaksin malaria: digunakan untuk proteksi terhadap 3 stadium parasit,
yaitu sporozoit yang berkembang dalam nyamuk dan menginfeksi
manusia, merozoit yang menyerang eritrosit, dan gametosit yang
menginfeksi nyamuk.

I. Penatalaksanaan Medis
Program pemberantasan malaria dikenal 3 cara pengobatan, yaitu :

1. Pengobatan presumtif dengan pemberian skizontisida dosis tunggal untuk


mengurangi gejala klinis malaria dan mencegah penyebaran
2. Pengobatan radikal diberikan untuk malaria yang menimbulkan relaps
jangka panjang
3. Pengobatan massal digunakan pada setiap penduduk di daerah endemis
malaria secara teratur. Saat ini pengobatan massal hanya di berikan pada
saat terjadi wabah.

Obat antimalaria terdiri dari 5 jenis, antara lain :

11
1. Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit pra-eritrosit, yaitu
proguanil, pirimetamin
2. Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit ekso-eritroit, yaitu
primakuin
3. Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina,
klorokuin, dan amodiakuin
4. Gametosid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah
gametosid yang ampuh bagi keempat spesies. Gametosid untuk P.vivax,
P.malaria, P.ovale, adalah kina, klorokuin, dan amidokuin
5. Sporontosid mencegah gametosid dalam darah untuk membentuk ookista
dan sporozoid dalam nyamuk anopheles, yaitu primakuin dan proguanil.

Terapi Non Farmakologi

The Center for disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan


hal berikut untuk membantu mencegah merebaknya malaria:

a. Semprotkan atau gunakan obat pembasmi nyamuk di sekitar tempat tidur


b. Gunakan pakaian yang bisa menutupi tubuh disaat senja sampai fajar
c. Atau bisa menggunkan kelambu di atas tempat tidur, untuk menghalangi
nyamuk mendekat
d. Jangan biarkan air tergenang lama di got, bak mandi, bekas kaleng atau
tempat lain yang bisa menjadi sarang nyamuk

12
J. Pathoflow
1. Plasmodium
Gigitan nyamuk malaria (anopheles) falaparum (tropical)
Plasmodium mengikuti aliran 2. Plasmodium malariae
darah sistemik (quartana)
Memasukkan Plasmodium (sporozoa)
3. Plasmodium vivax
K.
(tertian)
L. Resti infeksi Sporozit masuk kedalam tubuh 4. Plasmodium ovale
Menginfeksi sel darah merah
Berubah menjadi merozoit Peradangan

Hemolisis (sel darah merah


pecah ) Menginfeksi sel darah merah dan Peningkatan metabolism
sirkulasi
Penurunan kekebalan Mual/muntah & asupan
Sebagian menempel tubuh makanan tidak adekuat
MALARIA
pada pembuluh darah

Resiko tinggi Peradangan pada sel darah merah MK: perubahan nutrisi <
Aliran darah terganggu terhadap infeksi kebutuhan tubuh

Kompleks Ag-Ab Bradikirin


MK: gangguan
perfusi jaringan
Pelepasan pirogen endogen Merangsang reseptor saraf
nyeri
Mempengaruhi pelepasan mediator
Kompensasi : usaha penurunan suhu kimia Respon
tubuh

MK: Nyeri
Penguapan Histamin

Evaporasi meningkat Merangsang prostaglandin E2 di Dilatasi pembuluh darah


hipotalamus sistemik

Keringat berlebihan
Meningkatkan pelepasan Pada otak TIK
prostaglandin E2 meningkat
MK : gangguan MK : Kekurangan
keseimbangan volume cairan Termoregulasi tidak stabil Nyeri kepala
cairan & elektrolit

Peningkatan suhu tubuh sistemik

MK: Hipertermia

13
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
2) Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat
dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena
vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penurunan
aliran darah.
3) Eliminasi
Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen
4) Makanan dan cairan
Gejala : Anoreksia mual dan muntah
Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan
Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.
5) Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma.
6) Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan .
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
7) Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan
alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur
invasif, luka traumatik.

14
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari
tanda dan gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makanan yang tidak adekuat, anorexia, mual/muntah
2) Nyeri akut, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskular serebral.
3) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem
kekebalan tubuh, prosedur tindakan invasive.
4) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi,
efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
5) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam
tubuh.
6) Kekurangan volume cairan dan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan output berlebih sekunder terhadap muntah
dan keringat berlebih.
7) Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat
kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

C. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan malaria berdasarkan masing-masing diagnosa
diatas adalah :
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makanan yang tidak sdekuat; anorexia; mual/muntah .
Tindakan/ Intervensi :

15
a) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan
catat masukan makanan klien.
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan
konsumsi makanan.
b) Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat.
Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu
cepat setelah periode anoreksia
c) Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.
Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas
nitervensi nutrisi
d) Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa
berpartisipasi/ control
e) Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi.
Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi
kebutuhan nutrisi.
2) Nyeri akut, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskular serebral.
a) Pertahankan tirah baring pada pasien selama fase akut.
Rasional : meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.
b) Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.
Misalnya : kompres dingin, pijat relaksasi.
Rasional : menurunkan tekanan vaskular serebral dan memperlambat
respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya.
c) Minimalkan aktivitas yang dapat meningkatkan sakit kepala.
Rasional : pasien biasanya mengalami pusing juga hipotensi postural.
d) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

16
Rasional : meningkatkan kenyamanan pasien
e) Berikan analgesic sesuai indikasi, berikan antiansietas, lorazepam,
diazepam.
Rasional : mengurangi tegangan & ketidaknyamanan yang diperberat
oleh stress.
3) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem
tubuh (pertahanan utama tidak adekuat), prosedur invasif.
Tindakan/ Intervensi :
a) Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada
hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang
merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi jaringan.
b) Amati adanya menggigil dan diaforosis. Rasional : Menggigil sering
kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.
c) Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk
memperbaiki selama masa terapi.
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau
pertumbuhan dari organisme.
d) Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk
infeksi umum
e) Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria

4) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehirasi efek


langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
Tindakan/ intervensi :
a) Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.

17
Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut.
Pola demam menunjukkan diagnosis.
b) Pantau suhu lingkungan.
Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal.
c) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan
es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol dapat
mengeringkan kulit.
d) Berikan antipiretik.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi
sentralnya pada hipotalamus.
5) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam
tubuh
Tindakan/ intervensi :
a) Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.
Rasional : Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen,
memaksimalkan efektifitas dari perfusi jaringan.
b) Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat
perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.
Rasional : Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan kuman yang
menyerang darah.
c) Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer.
Rasional : Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan curah
jantung, nadi dapat lemah atau lambat karena hipotensi yang terus
menerus, penurunan curah jantung dan vaso kontriksi perifer.

18
d) Kaji frukuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan dispnea
berat.
Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap
efek-efek langsung dari kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan
menjadi dangkal bila terjadi insufisiensi pernafasan, menimbulkan
resiko kegagalan pernafasan akut.
e) Berikan cairan parenteral.
Rasional : Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar
cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi.
6) Kekurangan volume cairan dan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan output berlebih sekunder terhadap muntah
dan keringat berlebih.
a) Awasi tanda vital, pengisian kapiler.
Rasional : indicator keadekuatan volume sirkulasi cairan.
b) Ukur haluaran urine dengan akurat.
Rasional : untuk mengetahui iml intake dan iml output.
c) Anjurkan pasien minum air 1.500-2000cc/harisesuai toleransi.
Rasional : memenuhi kebutuhan cairan & elektrolit.
d) Kaji hasil tes fungsi elektrolit ginjal.
Rasional : gangguan volume cairan dapat mengganggu fungsi ginjal
dan memerlukan intervensi tambahan.
e) Berikan cairan melalui IV.
Rasional : tindakan darurat untuk memperbaiki ketidak seimbangan
cairan/elektrolit.
f) Tambahan kalium, oral atau IV sesuai indikasi.
Rasional : mencegah disritmia.

19
7) Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat
kesalahasn interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
Tindakan/ intervensi:
a) Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
membuat pilihan.
b) Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat,
efek samping dan ketaatan terhadap program.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja
sama dalam penyembuhan dan mengurangi kambuhnya
komplikasi.
c) Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan
seimbang.
Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan
umum.
d) Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.
Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan
meningkatkan penyembuhan.
e) Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan
mengurangi jumlah penyebab penyakit yang ada.
f) Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.
Rasional : Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.

D. Implementasi
Implementasi yang dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang
telah dibuat dan disesuaikan dengan kondisi pasien.

20
E. Evaluasi
1. Suhu tubuh normal
2. Tidak adanya keluhan nyeri
3. Asupan nutrisi yang adekuat
4. Keseimbangan cairan tubuh
5. Turgor kulit baik

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi penyakit malaria menurut World Health Orgnization (WHO)
adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk
aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk
malaria (Anopheles SPP) betina. Definisi lainnya adalah suatu jenis penyakit
menular yang disebabkan oleh agen tertentu yang infektif dengan perantara
suatu vektor dan dapat disebarkan dari satu sumber infeksi kepda host.

B. Saran
Agar kita terhindar dari penyakit malaria, hendaknya kita melakukan
tindakan pencegahan dari gigitan nyamuk anopheles. Pencegahannya bisa
dengan menggunakan obat dan ada juga tanpa obat yaitu dengan melakukan
PHBS. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu
langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam
hari ini. Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran
masyarakat setempat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, A.H., dan Kusuma Hardi.2016. ASUHAN KEPERAWATAN PRAKTIS. Jogja:


Mediaction Jogja.

Anonim. 2015. Laporan Pendahuluan Malaria.


https://dokumen.tips/documents/laporan-pendahuluan-malaria.html
Diakses 10 september 2017

23

Anda mungkin juga menyukai