Anda di halaman 1dari 14

Makalah Pengauditan I

“Pemeriksaan Persediaan”

Dosen Pengampu :
Ni Wayan Yuniasih, SE., M.Si., Ak

Disusun Oleh :
1. I Nengah Eka Dana Wirahadi ( 1702021772 )
2. Ida Bagus Gede Pradnyana ( 1702021792 )
3. Ni Komang Ayu Kristiani ( 1702021802 )
4. I Putu Surya Andika Pradana ( 1702021803 )

Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata


Universitas Hindu Indonesia
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan nikmat-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengauditan I yang berjudul “Pemeriksaan Persediaan”.
Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
membangun makalah ini penulis harapkan guna perbaikan makalah yang selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
para pembacanya.

Denpasar, 14 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II
Pembahasan
A. Sifat dan Contoh Persediaan 2
B. Tujuan Pemeriksaan Persediaan 4
C. Prosedur Pemeriksaan Persediaan 6

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10

Daftar Pustaka 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persediaan merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya
cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu,
biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan
atas laporan keuangan perusahaan.
Persediaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan manufaktur
ataupun perusahaan dagang. Karena hal ini memang sudah menjadi kegiatan utama dari
perusahaan.
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya
barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan property
lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi,
atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan dan termasuk bahan
serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi (Agoes,Sukrisno, 2008:205).

B. Rumusan Masalah
Persediaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan manufaktur
ataupun perusahaan dagang. Karena hal ini memang sudah menjadi kegiatan utama dari
perusahaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama
auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.
1. Sebutkan Sifat dan Contoh Persediaan!
2. Jelaskan Tujuan Pemeriksaan Persediaan!
3. Bagaimana Prosedur Pemeriksaan Persediaan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
“Untuk menjelaskan secara rinci mengenai sifat, contoh, tujuan pemeriksaan, prosedur dan
langkah-langkah serta hal - hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan pemeriksaan
persediaan”.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat dan Contoh Persediaan


Pengertian Persediaan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 14.1 s/d 14.2 & 14.9 – IAI,
2002, persediaan adalah aktiva:
 Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
 Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau
 Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau
pemberian jasa.

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya
barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti
lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi,
atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan
serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya
lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual
atau dipakai.
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi, mana yang lebih
rendah (the lower of cost and net realiable value)

Persediaan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:


 Biasanya merupakan aktiva lancar (current assets) karena masa perputarannya
biasanya kurang atau sama dengan satu tahun.
 Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan industri.
 Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi, karena
kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan
kesalahan dalam jumlah aktiva lancar dan total aktiva, harga pokok penjualan, laba
kotor dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan, pembagian dividen dan laba rugi
ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke laporan keuangan periode berikutnya.

2
Contoh yang biasa digolongkan sebagai persediaan adalah:
 Bahan baku (raw materials)
 Barang dalam proses (work in process)
 Barang jadi (finished goods)
 Suku cadang (spare-parts)
 Bahan pembantu: oli, bensin, solar
 Barang dalam perjalanan (goods in transit), yaitu barang yang sudah dikirim oleh
Supplier tetapi belum sampai di gudang perusahaan.
 Barang konsinyasi: consignment out (barang perusahaan yang dititip jual pada
perusahaan lain). Sedangkan consignment in (barang perusahaan lain yang dititip jual
di perusahaan) tidak boleh dilaporkan/dicatat sebagai persediaan perusahaan.

3
B. Tujuan Pemeriksaan Persediaan
Pada umumnya persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan (acquisition cost),
dalam hal ini bisa dipilih metode FIFO (first in first out), LIFO (last in first out) atau
AVERAGE COST (moving average atau weighted average).

Tujuan Pemeriksaan Persediaan


Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan,
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas perolehan,
penyimpanan dan pengeluaran persediaan berjalan efektif, maka luasnya pemeriksaan dalam
melakukan substantive test atas persediaan dapat dipersempit.
 Untuk memeriksa apakah ada internal control yang cukup baik atas persediaan
 Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca
 Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
 Untuk memeriksa apakah system pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
 Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective), bergerak
lambat (slow moving), dan ketinggalan mode (absolescene) sudah dibuatkan
allowance yang cukup
 Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijaminkan kredit
 Untuk mengetahui apakah ada persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
yang cukup
 Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang
mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan
 Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)

4
Beberapa ciri internal control yang baik atas persediaan adalah:
 Adanya segregation of duties (pemisahan tugas dan tanggung jawab) antara bagial
pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuangan.
 Digunakannya formulir-formulir yang prenumbered (bernomor urut tercetak), seperti:
purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order pembelian),
delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales order
(order penjualan), sates invoice (faktur penjualan).
 Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tender.
 Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank,
maupun pengeluaran kas/bank.
 Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan
penerimaan serta pengeluaran kas.
 Pemesanan barang dilakukan dengan memperhitungkan economic order quantity dan
iron stock.
 Digunakannya perpetual inventory system dan stock card, terutama di perusahaan
yang nilai persediaan per jenisnya cukup material.
 Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.

5
C. Prosedur Pemeriksaan Persediaan
Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test, analytical review dan
substantive test. Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di sini harus
disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit. Prosedur pemeriksaan persediaan
mencakup pembelian, penyimpanan, pemakaian dan penjualan persediaan, karena berkaitan
dengan siklus pembelian, utang dan pengeluaran kas serta siklus penjualan, piutang dan
penerimaan kas.

Prosedur pemeriksaan untuk compliance test:


 Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan.
 Dalam hal ini auditor biasanya menggunakan internal control questionnaires,
yang contohnya bisa dilihat di Exhibit 11-1.
 Lakukan test transaksi (compliance test} atas pembelian dengan menggunakan
purchase order sebagai sample. Untuk test transaksi atas pemakaian
persediaan (bahan baku) bisa digunakan material requisition sebagai sample.
Untuk test transaksi atas penjualan, bisa digunakan faktur penjualan sebagai
sample.
 Tarik kesimpulan mengenai infernal control atas persediaan.

Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan kesalahan yang berarti, maka auditor
bisa menyimpulkan bahwa internal control atas persediaan berjalan efektif. Karena itu
substantive test atas persediaan bisa dipersempit.

Prosedur pemeriksaan substantive atas persediaan:


 Lakukan observasi atas stock opname (perhitungan phisik) yang dilakukan
perusahaan (klien).
 Minta Final Inventory List (Inventory Compilation) dan lakukan prosedur
pemeriksaan berikut ini:
 check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
 cocokkan “quantity per book” dengan “stock card”.
 cocokkan “quantity per count” dengan “count sheet” kita (auditor)
 cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.

6
 Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
 Periksa unit price dari raw material (bahan baku), work in process (barang dalam
proses), finished goods (barang jadi) dan supplies (bahan pembantu).
 Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal neraca.
 Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang bergerak
lambat), barang-barang yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode.
 Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent event).
 Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembehan.
 Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen
rapat,
 Periksa apakah ada sates atau purchase commitment per tanggal neraca.
 Seandainya ada barang dalam perjalanan (goods in transit), lakukan prosedur berikut
ini:
 minta rincian goods in transit per tanggal neraca.
 periksa mathematical accuracy,
 periksa subsequent clearance.
 Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan.
 Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

7
Penjelasan Prosedur Audit:
 Lakukan observasi atas stock opname yang dilakukan klien.
Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang
perusahaan, Untuk barang consignment out dan barang-barang yang tersimpan di
public warehouse jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak
material, cukup dikirim konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun
atau beberapa waktu sebelum/ sesudah akhir tahun.
Untuk perusahaan yang internal controhya lemah, stock opname sebaiknya
dilakukan pada tanggal neraca. Untuk perusahaan yang internal controlnya baik, stock
opname bisa dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca. Namun
demikian, sebaiknya tidak terlalu jauh dari tanggal neraca, untuk memudahkan auditor
pada waktu melakukan trace backward/trace forward (rekonsiliasi saldo persediaan
pertanggal stock opname dengan pertanggal neraca).

Contoh trace forward di perusahaan dagang:


Saldo Persediaan per tanggal
 Stock Opname 30 - Nov – 2019 Rp. 150.000.000
 Pembelian 1 - Des - 2019 s/d 31 – Des – 2019 Rp. 350.000.000 +
Rp. 500.000.000
 Penjualan 1 - Des - 2019 s/d 31 - Des -2019 (Rp.430.000.000) –
 Saldo Persediaan per 31 – Des – 2019 Rp. 70.000.000

8
Ada beberapa hal yang harus dilakukan auditor sebelum pelaksanaan stock opname:
 Dapatkan dan pelajari Petunjuk Pelaksanaan Stock Opname (Phisycal Inventory
Instruction) yang dibuat oleh perusahaan, di mana biasanya telah mencakup:
 Pengaturan team/petugas stock opname.
 Tanggal pelaksanaan stock opname.
 Lokasi dan denah gudang
 Pembatasan semininal mungkin ke luar masuknya barang pada waktu
pelaksanaan stock opname.
 Prosedur cut-off, yaitu mencatat nomor dan tanggal terakhir dari receiving
report dan issuing report/shipping report.
 Penggunaan bin-tag untuk mencatat hasil perhitungan, yang sebelumnya
ditempelkan di setiap jenis barang.
 Bin-tag tersebut mencantumkan: nama dan jenis barang, nomor kode barang,
satuan dan jumlah unit, dan diberi nomor urut tercetak (prenumbered).

Jika auditor menggangap physical inventory instruction tersebut mengandung


kelemahan atau kekurangan, ia harus menyarankan ke klien untuk melengkapinya.
 Lakukan peninjauan gudang sebelum stock opname dilakukan, untuk mendapal
gambaran mengenai lokasi gudang, dan apakah barang-barang di gudang telah
disusun rapih menurut jenis dan kelompoknya. Jika ditemukan barang-barang masih
tercampur antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya, auditor bisa meminta
klien untuk merapihkan dulu penyusunan barang-barang tersebut dan kemungkinan
menunda pelaksanaan stock opname, agar bisa diperoleh hasil perhitungan yang
akurat.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa, Persediaan merupakan bagian
dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan
pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah
satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.
Persediaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan manufaktur
ataupun perusahaan dagang. Karena hal ini memang sudah menjadi kegiatan utama dari
perusahaan.

B. Saran
Karena persediaan memiliki nilai yang sangat material dan rawan, hendaknya di
lakukan pengendalian yang intensif. Selain untuk meminimalisir kerentanan terhadap
pencurian dan persediaan juga sangat rentan terhadap kerusakan.
Dengan adanya pengendalian yang baik, kerusakan tersebut tentunya bisa di
minimalisir

10
DAFTAR PUSTAKA

https://accountance.wordpress.com/2009/11/28/pemeriksaan-persediaan/
http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/12/09/pemeriksaan-persediaan/
http://agussulaiman16.blogspot.com/2015/09/makalah-audit-persediaan.html

11

Anda mungkin juga menyukai