Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat. Dan
banyak perusahaan atau badan usaha yang menggunakan teknologi informasi untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja dalam perusahaannya.
Millenium Pharmacon International merupakan distributor dari berbagai macam produk
– produk farmasi. Transaksi dan data yang semakin banyak menyebabkan timbulnya
beberapa kelemahan dan permasalahan dalam sistem usaha dagang ini. Dalam hal ini, tim
penulis memilih Sistem Penjualan Barang secara kredit.
Sistem penjualan merupakan sistem yang mengatur dan mengelola transaksi penjualan
barang baik secara tunai maupun kredit.
Millenium Pharmacon International memiliki banyak konsumen, sehingga sering kelabakan
apabila ada pesanan barang dalam jumlah besar, selain itu terdapatkesulitan pengecekan stok
barang apabila dibutuhkan.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Penjualan kredit ?
b. Bagaimana cara penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan ?
c. Apa yang dimaksud dengan sistem penjualan kredit ?
d. Apa yang dimaksud dengan sistem retur penjualan ?
e. Bagaimana cara kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan
f. Apa yang dimaksud dengan sistem penjualan dalam lingkungan pengolahan data elektronik

1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu penjualan kredit.
b. Untuk mengetahui cara penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan.
c. Untuk mengetahui apa itu sistem penjualan kredit.
d. Untuk mengtahui apa itu sistem retur penjualan.
e. Untuk mengetahui cara kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan.
f. Untuk mengtahui apa itu sistem penjualan dalam lingkungan pengolahan data elektronik.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Menurut Para Ahli
1. Pengertian Penjualan Menurut Haryono (2003 : 327) bahwa penjualan kredit adalah
penjualan yang dilakukan bilamana pembayarannya baru diterima beberapa waktu
kemudian.
2. Selanjutnya Mulyadi (1997 : 204) menyatakan bahwa: Dalam transaksi penjualan kredit.
Jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa,
untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya”. Sedangkan
pengertian lain dari penjualan kredit adalah penjualan kredit menimbulkan tagihan kepada
pelanggan sebesar harga jualn bersih setelah trade discount.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka penulis berkesimpulan bahwa penjualan
kredit merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan barang kepada mereka yang
memerlukan dengan jalan tidak segera meminta kontraprestasi pada waktu penjualan
dilakukan. Dari definisi-definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
penjualan kredit adalah rangkaian kegiatan yang mengatur tentang penyerahan barang kepada
pembeli yang pembayarannya dilakukan kemudian hari sesuai dngan perjanjian yang telah
disepakati. Untuk mempertahankan kelangsunan hidupnya, untuk berkembang dan
memperoleh keuntungan perusahaan maka, perusahaan harus melakukan salah satu fungsi
pokoknya yaitu, Penjualan. Pada saat ini kegiatan Penjualan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam dunia usaha. Kadang-kadang istilah penjualan ini diartikan sama dengan
beberapa istilah, seperti : penjualan, perdagangan, pembelian dan distribusi.
Timbulnya penafsiran yang tidak tepat ini terutama disebabkan karena masih banyaknya
diantara kita yang belum mengetahui dengan tepat definisi tentang penjualan. Pengertian ini
menimbulkan penafsiran yang keliru tidak hanya tentang kegiatan yang terdapat dalam
bidang penjualan, tetapi juga tentang tugas seorang tenaga penjualan.
Untuk menghindari pandangan yang keliru ini maka, para ahli mengemukakan
pendapatnya tantang Penjualan antara lain :
1. Nitisemito (1998 : 13) mengemukakan bahwa: “Penjualan adalah semua kegiatan yang
bertujuan untuk melancarkan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara paling
efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif”. Definisi diatas jelaslah
bahwa Penjualan bukanlah semata-mata kegiatan menjual barang dan jasa akan tetapi
menyangkut kegiatan sebelum dan sesudah kegiatan tersebut berlangsung.
2. Assuari (2004 : 5) berpendapat bahwa: “Penjualan adalah sebagai kegiatan manusia yang
mengarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran”.
Dari definisi diatas pada umumnya para ahli berpendapat bahwa kegiatan atau aktifitas
marketing bukan sekedar kegiatan menjual barang atau jasa tetapi pada intinya Penjualan
merupakan kegiatan yang berhubungan dengankeputusan-keputusan dalam Penjualan yang
harus dibuat untuk menentukan produk dan pasaranya, penentuan struktur harga, dan
pelaksanaan promosi serta pelaksanaan distribusi yang pada akhirnya akan memberikan
kepuasan pada konsumen. Perusahaan pada tujuannya harus dapat memberikan kepuasan
kepada konsumen jika mengharapkan usahanya dapat berjalan terus dan berkembang.
Olehnya itu jika hal ini dihubungkan dengan Penjualan produk barang-barang elektronik di
PT. Columbindo Gorontalo, maka tujuannya adalah untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen atau masyarakat agar dalam penggunaan produk dan pembayarannya, konsumen
atau masyarakat dapat menjangkau dan merasa terjamin dengean produk tersebut serta dapat
meperhitungkan laba perusahaan.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Penjualan kredit
Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit
maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah
dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini
ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit. Di dalam transaksi penjualan
tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan
menerima kas dari pembeli. Untuk kegitan penjualan tunai ini ditangani oleh perusahaan
melalui sistem penjualan tunai
Di dalam transaksi penjualan, tidak semua penjualan berhasil mendatangkan
pendapatan (revenue) bagi perusahaan. Adakalanya pembeli mengembalikan barang yang
telah dibelinya kepada perusahaan. Transaksi pengembelian barang oleh pembeli ini
ditangani perusahaan melalui sistem retur penjualan.
3.2.Penjualan Kredit Dengan Kartu Kredit Perusahaan
3.2.1.Deskripsi Kegiatan
Perusahaan dapat melakukan penjualan kredit dengan kartu kredit dengan kartu kredit
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sistem penjualan kredit dengan menggunakan kartu kredit
ini biasanya digunakan oleh toko pengecer (retailer). Kartu kredit perusahaan (company
credit cards) nini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk para pelanggannya.
Pelanggan akan diberi kartu kredit perusahaan setelah melalui seleksi berdasarkan
kemampuan membayar kredit dan karakternya. Pelanggan dapat menggunakan kartu kredit
ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Pada
akhir bulan atau pada tanggal tertentu, perusahaan menagih jumlah harga barang yang dibeli
oleh pemegang kartu kredit selama jangka waktu tertentu yang telah lewat.
3.2.2.Fungsi Yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan
adalah
a. Fungsi Kredit
Dalam transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit, fungsi ini bertanggung jawab atas
pemberian kartu kredit kepada pelanggan terpilih. Sebelum seorang pelanggan diberi kartu
kredit, ia harus mengajukan permintaan menjadi anggota. Fungsi kredit melakukan
pengumpulan informasi tentang kemampuan keuangan calon anggota dengan meminta
fotocopy rekening Koran bank, keterangan gaji atau pendapatan calon anggota dari
perusahaan tempat ia bekerja, dan dari sumber-sumber lain.
Dengan demikian pelanggan yang diberi kartu kredit adalah pelanggan yang telah
melewati tahap seleksi yang dilakukan oleh fungsi kredit, sehingga kemungkinan tidak
tertagihnya piutang kepada pelanggan tersebut dapat dikurangi. Dalam sistem penjualan
kredit dengan kartu kredit, fungsi kredit tidak diperlukan lagi otorisasinya, karena otorisasi
pemberian kredit sudah tercermin dari kartu kredit yang ditunjukkan oleh pelanggan pada
saat melakukan pembelian.
b. Fungsi Penjualan
Dalam sistem penjualan dengan kartu kredit ini, fungsi penjualan bertanggung jawab
melayani kebutuhan barang pelanggan. Fungsi penjualan mengisi faktur penjualan kartu
kredit untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman melaksanakan penyerahan
barang kepada pelanggan.
c. Fungsi Gudang
Dalam sistem penjualan ini, fungsi gudang menyediakan barang yang diperlukan oleh
pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan kartu kredit yang
diterima dari fungsi penjualan.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang kuantitas, mutu, dan
spesifikasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan kartu kredit
yang diterima dari fungsi penjualan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk memperoleh
tanda tangan dari pelanggan di atas faktur penjualan kartu kredit sebagai bukti telah
diterimanya barang yang dibeli oleh pelanggan.
e. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi bertambahnya piutang kepada
pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan kartu kredit yang diterima
dari fungsi pengiriman. Di samping itu, fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan
transaksi penjualan di dalam jurnal penjualan.
f. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara periodic kepada
pemegang kartu kredit.
3.2.3.Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari transaksi penjualan dengan kartu kredit
adalah:
a. Jumlah pendapatan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu
tertentu.
b. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
d. Nama dan alamat pembeli.
e. Kuantitas produk yang dijual.
f. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
g. Otorisasi pejabat yang berwenang.
3.2.4.Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit dengan kartu
kredit adalah
a. Jurnal penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai
maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa macam produknya.
b. Kartu piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
c. Kartu gudang
Catatan ini sebenernya bukan termasuk dalam golongan catatan akuntansi. Catatan ini
diselenggarakan oleh fungsi gudang dan hanya berisi data kuantitas barang yang disimpan di
gudang beserta mutasinya.
3.2.5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan dengan kartu kredit adalah
a. Prosedur order penjualan
Pada prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan
informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat faktur
penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk
memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli.
b. Prosedur pengiriman
Pada prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang yang diperlukan oleh pembeli dan
fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang
tercantum dalam faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi gudang. Pada saat
penyerahan barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan penerimaan barang dari
pemegang kartu kredit di atas faktur penjualan kartu kredit.
c. Prosedur pencatatan piutang
Pada prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan kartu kredit ke
dalam kartu piutang.
d. Prosedur penagihan
Pada prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan kartu kredit dan
mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodic fungsi penagihan membuat surat tagihan
dan mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan, dilampiri dengan faktur
penjualan kredit.
e. Prosedur pencatatan penjualan
Pada prosedur ini fungsi akuntansi mencatat transaksi penjualan kartu kredit ke dalam
jurnal penjualan.

3.3. Sistem Penjualan Kredit


Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai
dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang,
setiap penjualn kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis
terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. Umumnya perusahaan
manufaktur melakukan penjualan produknya dengan sistem penjualan kredit ini.
3.3.1.Fungsi Yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam penjualan kredit adalah:
a. Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat
order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang
belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman),
memintaotorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang yang
akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
membuat “back order” pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi
order dari pelangga.
b. Fungsi Kredit
Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit,
bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi
pemberian kredit kepada pelanggan. Karena hampir semua penjulan dalam perusahaan
manufaktur merupakan penjualan kredit, maka sebelum order dari pelanggan dipenuhi, maka
terlebih dahulu di peroleh otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.
Jika penolakan pemberian kredit seringkali terjadi, pengecekan status kredit perlu
dilakukan sebelum fungsi penjualan mengisi surat order penjualan. Untuk mempercepat
pelayanan kepada pelanggan, surat order pengiriman dikirim langsung ke fungsi pengiriman
sebelum sebelum fungsi penjualan memperoleh otorisasi kredit dari fungsi kredit.
c. Fungsi gudang
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan
barang dan menyiapkan barang yang di pesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke
fungsi pengiriman.
d. Fungsi pengiriman
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan
barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini
bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan
tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.
Otorisasi ini dapat berupa surat order pengiriman yang tekeh ditandatangani oleh fungsi
penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh fungsi pembelian untuk barang yang
dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembelian), surat perintah kerja dari fungsi
produksi mengenai penjuaalan pembangunan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi.
e. Fungsi penagihan
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan
mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi
kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
f. Fungsi akuntansi
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang
yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan
piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan. Disamping itu, fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu
persediaan.
3.3.2.Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen
Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kradit
adalah:
a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertantu.
b. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertantu.
d. Nama dan alamat pembeli.
e. Kuantitas produk yang dijual.
f. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
g. Otorisasi pejabat yang berwenang.
3.3.3.Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah:
a. Jurnal penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai
maupun kredit, jika perusahaan menjuala beberapa macam produk dan manajemen
memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam jurnal penjualan dapat
disediakan kolom-kolom untuk mencatat penjualan menurut jenis produk tersebut.
b. Kartu piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
c. Kartu persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis
persediaan.
d. Kartu gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan
fisik barang yang disimpan di gudang.

e. Jurnal umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama
priode akuntansi tertentu.
3.4. Sistem Retur Penjualan
Retur penjualan akan terjadi apabila perusahaan menjual produknya ke pelanggan, tetapi
produk yang dijual tersebut tidak sesuai dengan pesan atau rusak di saat perjalanan, maka
pelanggan akan mengembalikan produk tadi ke perusahaan yang menjual produk tersebut
3.4.1.Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dlam melaksanakan transaksi retur penjualan adalah:
a. Fungsi penjualan
Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan
pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli. Otorisasi
penerimaan kembali barang yang telah dijual tersebut dilakukan dengan cara membuat memo
kredit yang dikirimkan kepada fungsi penerimaan.
b. Fungsi penerimaan
fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang terdapat
dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
c. Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang diterima dari retur
penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan. Barang yang diterima
dari transaksi retur penjualan ini dicatat oleh fungsi gudang dalam kartu gudang.
d. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal
umum (atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya
persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan. Disamping itu
fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mengirimkan memo kredit kepada pembeli yang
bersangkutan.
3.4.2.Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari transaksi retur penjualan adalah:
a. Jumlah rupiah retur penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertentu.
b. Jumlah berkurangnya piutang karena retur penjualan.
c. Jumlah harga pokok produk yang dikembalikan oleh pembeli.
d. Nama dan alamat pembeli.
e. Kuantitas produk yang dikembalikan oleh pembeli.
f. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang dikembalikan oleh pembeli.
g. Otorisasi pejabat yang berwenang.
3.4.3.Dokumen yang Digunakan
Dua dokumen penting yang digunakan dalam transaksi retur penjualan adalah:
a. Memo kredit
Memo kredit merupakan dokumen sumber (source document) sebagai dasar pencatatan
transaksi tersebut dalam kartu piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan. Dokumen
ini dikeluarkan oleh fungsi penjualan yang memberikan perintah kepada fungsi peneriman
untuk menerima barang yang dikembalikan oleh pembeli.
b. Laporan penerimaan barang
Laporan penerimaan barang merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo
kredit. Dokumen ini dikeluarkan olrh fungsi penerimaan sebagai laporan telah diterima dan
diperiksanya barang yang diterima dari pembeli.
3.4.4.Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam transaksi retur penjualan adalah:
a. Jurnal umum atau jurnal retur penjualan
Berkurangnya pendapatan penjualan dan piutang dagang akibat dari transaksi retur
penjualan dicatat dalam jurnal umum, atau jika perusahaan menggunakan jurnal khusus,
dicatat dalam jurnal retur penjualan. Berkurangnya harga pokok penjualan dan bertambahnya
harga pokok persediaan produk jadi akibat transaksi retur penjualan dicatat dalam jurnal
umum.
b. Kartu piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu piutang yang dalam transaksi retur
penjualan digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang kepada debitur tertentu akibat
dari transaksi tersebut.
c. Kartu persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu persediaan yang dalam transaksi retur
penjualan digunakan untuk mencatat bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu
akibat dari transaksi tersebut.

d. Kartu gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh bagian gudang untuk mencatat bertambahnya jenis
persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi retur penjualan.
3.4.5.Jaringan Prosedur Dalam Sistem Retur Penjualan
Jaringan prosedur dalam sistem retur penjualan adalah sebagai berikut :
a. Prosedur Pembuatan Memo Kredit.
Berdasarkan pemberitahuan retur penjualan dari pembeli, dalam prosedur ini fungsi
penjualan membuat memo kredit yang memberikan perintah kepada fungsi penerimaan untuk
menerima barang dari pembeli tersebut dan kepada fungsi akuntansi untuk mencatat
pengurangan piutang kepada pembeli yang bersangkutan.
b. Prosedur Penerimaan Barang.
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan menerima dari pembeli berdasarkan perintah
dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan. Atas penerimaan barang tersebut
fungsi penerimaan membuat laporan penerimaan barang untuk melampiri memo kredit yang
dikirim ke fungsi akuntansi .
c. Prosedur Pencatatan Retur Penjualan.
Dalam prosedur ini transaksi berkurangnya piutang dagang dan pendapatan penjualan
akibat dari transaksi retur penjualan dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum atau
jurnal retur penjualan dan ke dalam buku pembantu piutang. Dalam prosedur ini pula
berkurangnya harga pokok penjualan dan bertambahnya harga pokok persediaan dicatat oleh
fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum dan dalam buku pembantu persediaan.

3.5. Kombinasi Prosedur Order Pengiriman Dan Prosedur Penagihan


Dalam prosedur order pengiriman di gunakan formulir surat order pengiriman, dan dalam
prosedur penagihan digunakan formulir faktur penjualan. Seringkali prosedur penagihan
tersebut dikombinasikan dengan prosedur order pengiriman dengan menggunakan satu set
formulir untuk memenuhi dua prosedur tersebut. Kombinasi prosedur order pengiriman dan
prosedur penagihan dapat digolongkan sebgai berikut:
3.5.1. Prosedur Order Pengiriman dan Penagihan Terpisah ( Separate Order and Billing Procedure)
Dalam prosedur ini, pembuatan faktur penjualan dan tembusannya dilakukan secara
terpisah dari pembuatan surat order pengiriman dan tembusannya. Surat order pengiriman
dan tembusannya. Surat order pengiriman dan tembusannya dibuat oleh fungsi penjualan.
Faktur penjualan dan tembusannya dibuat oleh fungsi penagihan setelah barang dikirim oleh
fungsi pengiriman.
a. Kondisi yang Cocok untuk Prosedur Order Pengiriman dan Penagihan Terpisah
1. jika perusahaan perlu mencantumkan berbagai macam informasi teknis yang bersangkutan
dengan produk di dalam surat order pengiriman, namun tidak menginginkan informasi
tersebut tercantum di dalam faktur penjualan.
2. Jika perusahaan seringkali menghadapi masalah back order. Back orderadalah bagian dari
order dari pelanggan yang tidak dapat dipenuhi pada saat sekarang, biasanya karena tidak
tersedianya barang di gudang. Dalam hal ini terjadi back order, perusahaan akan membuat
faktur untuk barang yang telah dikirimkan kepada pelanggan.

3.5.2. Prosedur Order Pengiriman Satuan ( Unit Shipping Order Procedure)


Prosedur ini merupakan modifikasi dari prosedur order pengiriman dan prosedur
penagihan yang terpisah. Dalam prosedur ini, untuk setiap barang yang tercantum di dalam
order dari pelanggan, oleh fungsi penjualan dibuatkan satu surat order pengiriman.
Jadi jika pelanggan memesan 3 jenis barang, fungsi penjualan membuat 3 lembar surat
order pengiriman yang dikirimkan kepada fungsi gudang. Setelah semua barang yang dipesan
oleh pelanggan tersebut dikirimkan oleh fungsi pengiriman, fungsi penagihan kemudian
membuat faktur dan tembusannya.
Jika order dari pelanggan berisi 3 jenis barang dengan tiga macam tanggal pengiriman,
maka fungsi penjualan akan membuat 3 set surat order pengiriman yang didistribusikan
kepada unit-unit organisasi. Namun faktur penjualan dibuat oleh fungsi penagihan hanya
sekali, yaitu setelah ke tiga barang tersebut selesai dikirimkan seluruhnya kepada pelanggan.
a. Kondisi yang Cocok untuk Penggunaan Prosedur Order Pengiriman Satuan
1. Jika dikehendaki untuk menyediakan informasi bagi setiap departemen dengan menggunakan
surat order pengiriman yang hanya mencakuo unsur yang bersangkutan dengan departemen
tersebut.
2. Jika barang-barang yang dipesan oleh pelanggan mempunyai tanggal pengirimanyang
berbeda-beda, sesuai dengan jadwal pengiriman yang disanggupi oleh perusahaan.
3. Jika perusahaan menghadapi masalah back order.
4. Jika perusahaan memerlukan analisis pesanan yang dikirim yang diterima menurut jenis
produk.

3.5.3. Prosedur pra-penagihan lengkap (complete pre-billing procedure)


Dalam prosedur ini, faktur penjualan dan tembusannya dibuat secara lengkap bersamaan
dengan pembuatan surat order pengiriman tembusannya. Fungsi penjualan membuat surat
order pengiriman beserta tembusannya dan faktur penjualan beserta tembusannya dalam
sekali tulis. Surat order pengiriman dan tembusannya kemudian didistribusikan ke berbagai
fungsi yang bersangkutan.
Faktur penjualan dan tembusannya kemudian dikirimkan oleh fungsi penjualan ke fungsi
penagihan. Fungsi penagihan akan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan setelah
fungsi tersebut menerima pemberitahuan pelaksannan pengiriman barang dari fungsi
pengiriman.
a. Kondisi yang cocok untuk penerapan prosedur pra-penagihan lengkap
1. Karena surat order pengiriman dan faktur penjualn dibuat pada saat yang sama, semua
informasi yang akan dicantumkan di dalam faktur harus sudah dapat diketahuai oleh fungsi
penjualan pada saat surat order pengiriman dibuat. Informasi tersebut meliputi rute
pengiriman, berat atau jumlah barang yang dikirim dan harga jual per satuan.
2. Kondisi persediaan harus memungkinkan pengiriman barang ke pelanggan sejumlah yang
tertulis di dalam surat order pengiriman. Jika seringkali perusahaan mengalami back
order, prosedur pra-penagihan lengkap tidak cocok digunakan.

3.5.4. Prosedur pra-penagihan tidak lengkap (incomplete pre-billing procedure)


Prosedur ini hamper sama dengan prosedur pra-penagihan lengkap dalam prosedur ini,
faktur penjualan dan tembusannya dibuat olen fungsi penjualan bersamaan dengan
pembuatan surat order pengiriman, namun faktur penjulan belu diisi dengan informasi yang
lengkap oleh fungsi tersebut. Informasi mengenai jumlah barang yang sesungguhnya dikirim
kepada pembeli, harga dan perkiraan jumlah dengan harga diisikan ke dalam faktur penjualan
dan tembusannya oleh fungsi penagihan setelah barang dikirim kepada pelanggan.
a. Kondisi yang Cocok untuk Penerapan Prosedur Pra-Penagihan Tidak Lengkap
1. Pada saat surat order pengiriman dibuat oleh fungsi penjualan, informasi yang harus
tercantum di dalam faktur penjualan belum dapat diketahui seluruhnya. Informasi mengenai
nama pelanggan dan alamatnya serta nama barang yang akan tercantum baik pada surat order
pengiriman maupun faktur penjualan diisikan oleh fungsi penjualan pada saat pembuatan
surat order penjualan.
2. Jika terjadi back order atau produk harus diproduksi lebih dahulu untuk memenuhi pesanan
dari pelanggan.

3.6. Sistem Penjualan Dalam Lingkungan Pengolahan Data Elektronik


Dalam sistem penjualan dengan menggunakan komputer, dokumen pengiriman ( surat
order pengiriman dan tembusannya) dan faktur beserta tembusannya dapat dihasilkan dengan
computer.
Arsip pengendalian pengiriman dan arsip indeks silang tidak berupa arsip hard copy,
namun dalam bentuk arsip dalam computer yang dapat dipanggil dan ditaangkan dalam
monitor computer setiap saat jika diperlukan.
Dalam bagan alir dokumen hanya di perlihatkan prosedur pembuatan faktur penjualan
dan pencatatannya dengan computer. Dalam sistem pengolahan data elektronik, faktur
penjualan , buku pembantu, persediaan, dan buku pembantu piutang dihasilkan dengan
computer.
Prosedur pengendalian manual yang pokok dalam sistem penjualan tersebut adalah
(1)pembuatan batch totals oleh bagian penagihan, (2) verifikasi dan pemasukan log oleh
group pengawas dan, (3)keying dan verifikasi data oleh konversi data.
Run 1. Dalam run ini, arsip transaksi penjualan ( yang berupa pita magnetic) di
sortasimenurut nama pelanggan dan kemudian di validasi dengan menggunakan edit check
routine yang terdiri dari completeness, validity, dan reasonableness test. Hasil run program
ini adalah arsip transaksi penjualan yang ditolak oleh computer. Laporan ini di kirim ke Grup
Pengawas, yang kemudian akan membandingkan control totals tersebut dengan logged
totals.Group Pengawas juga bertanggung jawab atas (1) apakah transaksi ang ditoak oleh
computer telah di koreksi oleh departemen ang melakukan kesalahan tersebut, dan (2)
apakah data yang telah dikoreksi telah diserahkan kembali kepada operator computer untuk di
olah lagi.

BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Penjualan barang dan jasa perusahaan dapat dilaksanakan melalui penjualan tunai atau
penjualan kredit. Penjualan kredit memungkinkan perusahaan menambah volume penjualan
dengan member kesempatan kepada para pembeli membelanjakan sekarangpenghasilan yang
akan diterima mereka dimasa yang akan datang.
Penjualan kredit dapat dilakukan melalui 2 sistem penjualan kredit dengan kartu kredit
perusahaan dan sistem penjualan kredit biasa. Sistem penjualan kredit dengan kartu kredit
perusahaan didahului dengan seleksi pelanggan yang secara keuangan dapat diberi hak untuk
melakukan pembelian secara kredit kepada perusahaan.Pembelian yang dilakukan oleh
pelanggan yang terpilih selama jangka waktu tertentu dicatat sebagai piutang, dan secara
periodik .
Sistem penjualan kredit umumnya digunakan oleh perusahaan manufaktur dalam
penjualan produk mereka. Dalam sistem peenjualan ini, seleksi pelanggan ang dapat diberi
kesempatan untuk membeli kredit dilaksanakan oleh fungsi kredit.
Dalam memberi kesempatan kepada pelanggan untuk mengembalikan barang yang telah
dibeli namuun tidak sesuai dengan kebuttuhan atau keinginan mereka, perusahaan
mengembangkan sistem retur penjualan.
Dokumen penting yang digunakan dalam sistem retur penjualan adalah memo kredit dan
laporan penerimaan barang. Unsur pengendalian intern dirancang dalam sistem retur
penjualan dengan cara merinci unsur unsur pokok sistem pengendalian intrern : struktur
organisasi, sistem otorisasi serta praktik yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai