Anda di halaman 1dari 4

2.

5 Bahan Bakar
Bahan bakar adalah zat yang mudah berpartisipasi dengan oksigen dalam
reaksi eksotermis yang berkelanjutan. Subjek bahan bakar untuk mesin IC telah
dipelajari sejak mesin telah ada. Performa mesin tergantung pada karakteristik
bahan bakar. Karakteristik dari bahan bakar yang digunakan memiliki pengaruh
besar pada desain, output, efisiensi, konsumsi bahan bakar, polusi udara dan dalam
banyak kasus pada keandalan dan daya tahan mesin.
2.5.1 Jenis-Jenis Bahan Bakar
a. Bahan Bakar Padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan
kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya uranium, kayu dan
batubara. Energi panas yang dihasilkan bias digunakan untuk memanaskan air
menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
b. Bahan Bakar Cair
Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar
minyak atau BBM. Selain bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap,
bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena bahan bakar cair
seperti bensin bisa dibakar dalam karburator dan menjalankan mesin. Macam-
macam bahan bakar cair antara lain bensin, solar, minyak tanah, spertus,
alkohol, dll.
c. Bahan Bakar Gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan
Liquid Petroleum Gas (LPG). CNG pada dasarnya terdiri dari metana
sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia
lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya
dengan bahan bakar gas yang biasa digunakan untuk sebagian
kendaraan bermotor.

2.5.2 Oktan Number


Nilai oktan ialah suatu bilangan yang menunjukkan seberapa tinggi tekanan
yang nantinya akan diberikan sampai pada akhirnya bahan bakar bensin ini akan
terbakar secara spontan. Tekanan ini disebut juga dengan sebutan kompresi, jadi
dalam proses pembakaran mesin, bahan bakar dan juga oksigen akan disemprotkan
kedalam ruang bakar, lalu kemudian kedua campuran ini akan dikompresi atau
dimampatkan saat piston melakukan langkah kompresi, yang setelahnya busi akan
memersikkan bunga api sehingga terjadilah proses pembakaran.
Penamaan oktan ini berasal dari nama unsur pembentuk bensin yaitu Oktana
( C8 ) dimana molekul ini memiliki sifat yang sangat bagus dalam hal kompresi.
Oktana ini dapat dikompres hingga volume paling kecil tanpa terjadi pembakaran
secara spontan, hal ini berbeda halnya dengan molekul Heptana yang bisa dengan
mudah terbakar walaupun ditekan dengan kompresi yang rendah.
Beberapa nilai / angka oktan untuk bahan bakar.
95 → Pertamax Plus
92 → Bensin standar di Taiwan[1]
91 → Pertamax[2]
91 → Bensin standar di Eropa, Pertamax
88 → Bensin tanpa timbal Premium
87 → Bensin standar di Amerika Serikat
2.6 Pembakaran
Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi
persenyawaan bahan bakar oksigen (O2 ) sebagai oksidan dengan temperaturnya
lebih besar dari titik nyala. Mekanisme pembakarannya sangat dipengaruhi oleh
keadaan dari keseluruhan proses pembakaran dimana atom-atom dari komponen
yang dapat bereaksi dengan oksigen yang dapatmembentuk produk yang berupa
gas. (Sharma, S.P, 1978).
Untuk memperoleh daya maksimum dari suatu operasi hendaknya
komposisi gas pembakaran dari silinder (komposisi gas hasil pembakaran) dibuat
seideal mungkin, sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimalmenekan
torak dan mengurangi terjadinya detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara
dalamsilinder akan menentukan kualitas pembakaran dan akan berpengaruh
terhadap performancemesin dan emisi gas buang. Sebagaimana telah diketahui
bahwa bahan bakar bensinmengandung unsur-unsur karbon dan hidrogen.
2.6.1 Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran adalah reaksi kimia bahan bakar dan oksigen yang
diperoleh dari udara yang akan menghasilkan panas dan gas sisa pembakaran yang
berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Reaksi pembakaran tersebut akan
menghasilkan produk hasil pembakaran yang komposisinya tergantung dari
kualitas pembakaran yang terjadi.
2.6.2 Pembakaran Sempurna
Pembakaran akan dikatakan sempurna apabila campuran bahan bakar dan
oksigen (dari udara) mempunyai perbandingan yang tepat (stoichiometric), hingga
tidak diperoleh sisa. Bila oksigen terlalu banyak, dikatakan campuran kurus dan
hasil pembakarannya menghasilkan api oksidasi. Sebaliknya, bila bahan bakarnya
terlalu banyak (tidak cukup oksigen), dikatakan campuran kaya (rich) sehingga
pembakaran ini menghasilkan api reduksi.
2.7 Emisi Gas Buang
Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin
pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui
sistem pembuangan mesin. Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau
disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon
dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC
berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses
pembakaran serta partikel lepas.
2.8 Orsat Apparatus
Orsat apparatus merupakan alat yang digunakan untuk mengukur komposisi
gas buang sisa pembakaran. Alat tersebut memiliki tiga tabung pengukur, yang
diantaranya berisi larutan CuCl2 , larutan asam kalium pirogalik, dan larutan KOH.
Orsat apparatus terdapat beberapa larutan kimia untuk mengikat gas buang
sisa pembakaran. Larutan tersebut diantaranya sebagai berikut.

a. Larutan Kalium Hidroksida (KOH), untuk mengikat gas CO2 ,

b. Larutan Asam Kalium Pirogalik, untuk mengikat gas O2 , serta

c. Larutan Cupro Clorid (CuCl2 ), untuk mengikat gas CO.

2.9 Diagram Sankey


Diagram Sankey merupakan diagram yang menunjukan keseimbangan kalor yang
masuk dan kalor yang keluar serta menunjukan seberapa besar kerja efektif yang
diperoleh dari proses pembakaran beserta kerugian-kerugian yang terjadi.
Kerugian-kerugian yang terjadi saat proses pembakaran berlangsung diantaranya
sebagai berikut.
a. Kerugian Pembuangan
Gas buang yang bertemperatur 300°C – 600°C, merupakan kerugian, karena
panas/kalor tersebut tidak dimanfaatkan. Selain itu, karena perbedaan temperatur
didalam sistem lebih tinggi dibandingkan diluar sistem, menyebabkan temperatur
tersebut berpindah / keluar ke lingkungan.
b. Kerugian Pendinginan
Silinder, katup-katup, dan torak akan menjadi panas, karena berkontak
langsung terhadap gas panas yang bertemperatur tinggi, sehingga dibutuhkan fluida
pendinginan berupa air dan udara untuk menjaga komponen tersebut agar tidak
rusak, pendinginan ini merupakan kerugian juga karena banyaknya kalor / panas
yang hilang akibat diserap oleh fluida pendinginannya.
c. Kerugian Mekanis
Merupakan kerugian gesekan yang diubah dalam bentuk kalor yang
merupakan beban pendingin.

refrensi
Gupta, H.N, “Fundamentals of Internal Combustion Engine, Feb. 2009.
Pulkrabek, Willard W, “Engineering Fundamentals of the Internal Combustion
Engine”, 1997.

Anda mungkin juga menyukai