Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Bahan alam adalah bahan yang berasal dari organisme, baik yang masih
dalam keadaan hidup maupun yang sudah tidak hidup lagi, yang dalam keadaan
dipelihara atau yang dibiarkan tanpa pemeliharaan secara khusus, atau dengan
kata lain yang sudah dibudidayakan maupun yang dibiarkan secara liar berada di
permukaan bumi. Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan bahan alam
adalah tumbuhan dan hewan yang masih hidup atau yang sudah tidak hidup, juga
berbagai macam mineral dan bahan tambang yang merupakan fosil organik dan
anorganik.
Berdasarkan lingkungan hidupnya, bahan alam terdapat di daratan maupun
di laut, dank arena memiliki perbedaan yang mendasar, perlu dibedakan bahan
alam laut dan bahan alam daratan. Uraian singkat mengenai bahan alam tersebut
hanya untuk memperlihatkan bahwa bahan alam adalah bahan kajian yang sangat
rumit dan memerlukan pengkajian komprehensif yang bersifat antar disiplin dari
bidang biologi (anatomi, morfologi, fisiologi, budidaya), farmasi (farmakognosi,
fitokimia, farmakologi, toksikologi, kimia farmasi, formulasi) dan kimia (organik,
analisis kimia, sintesis).
Bahan alam merupakan sumber bahan kimia yang berasal dari produk
metabolisme, terdiri atas senyawa kimia dengan struktur sederhana sampai yang
sangat rumit dan dari semua golongan senyawa kimia. Karena berasal dari hasil
metabolisme, semua bahan kimia di dalam bahan alam memiliki aktivitas fisiologi
selam masih berada di dalam organisme hidup.
Dalam tubuh tanaman ada dua macam metabolisme: primer dan sekunder.
Proses metabolisme primer menghasilkan senyawa-senyawa yang digunakan
dalam proses biosintesis sehari-hari, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan asam
nukleat. Sebaliknya proses metabolisme sekunder menghasilkan senyawa dengan
aktivitas biologis tertentu seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, tannin dan
steroid. Kadangkala senyawa yang dikandung oleh satu tanaman dari genus
tertentu bersifat spesifik. Misalnya tanaman dari genus papaver, Papaver

1
somniferum dan Papaver septigerum, menghasilkan morfin, senyawa yang
berkhasiat menenangkan.

I.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Biosintesis Metabolis secara umum?
2. Bagaimana Biosintesis Metabolisme Primer?
3. Bagaimana Biosintesis Metabolisme Sekunder?

I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Biosintesis Metabolis secara umum
2. Untuk mengetahui Biosintesis Metabolisme Primer
3. Untuk mengetahui Biosintesis Metabolisme Sekunder

I.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini untuk memberikan informasi
tentang Biosintesis Metabolis Primer dan Biosentesis Metabolisme Sekunder.

2
BAB II
ISI
A. Biosintesis Metabolis
Istilah biosintesis dan biogenesis keduanya berarti pembentukan senyawa
alami oleh organisme hidup. Biosintesis juga diartikan sebagai pembentukan
molekul alami dari molekul lain yang kurang rumit strukturnya, atau suatu proses
anabolisme.
Produk metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari
komposisi metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan atau pada
suatu bagian tubuh dinamakan metabolomika.
Pengetahuan tentang metabolisme yang sifatnya fundamental dan vital
bagi makhluk hidup telah mengantarkan kita ke suatu tingkat pemahaman yang
mendalam tentang proses-proses yang berkaitan. Suatu jarring-jaring yang
kompleks dari reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh enzim kini telah kita ketahui,
yang bermula dari pengikatan karbondioksida dalam proses fotosintesis, sampai
ke senyawa-senyawa yang beragam yang disebut metabolit primer, misalnya asam
amino, asetil koenzim-A, asam mevalonat, gula, dan nukleotida. Senyawa yang
sifat dan perannya sangat penting bagi keseluruhan energitika yang terlibat dalam
dalam metabolisme adalah koenzim adenosine trifosfat (ATP), yang berperan
sebagai penghantar energi dan bekerja bersama, seperti koenzim yang lain,
dengan enzim-enzim tertentu dalam reaksi-reaksi yang kemudian dikatalisis.

B. Biosintesis Metabolis Primer


Jaring-jaring reaksi meliputi metabolisme primer dan metabolisme
sekunder. Jika diumpamakan sebagai jalan, metabolisme primer melewati jalan
utama, sedangkan metabolisme sekunder merupakan terminal-terminal pada
cabang-cabang jalan utama tersebut.
Polisakarida, protein, lemak, dan asam nukleat merupakan penyusun
utama dari makhluk hidup, karena itu disebut metabolit primer. Keseluruhan
proses sintesis dan perombakan zat-zat ini, yang dilakukan oleh organisme untuk

3
kelangsungan hidupnya, disebut proses-proses metabolisme primer. Metabolisme
primer dari semua organisme sama, meskipun sangat berbeda genetiknya.

Beberapa contoh senyawa metabolit primer antara lain:


Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain
itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi
translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah",
hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme
pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa
Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa
organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi
dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan

4
materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan
jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbondioksida
menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida
atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat
digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu
senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.
Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian
dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Bentuk molekul
karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut
monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat
merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai
yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya
pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula
disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa
monosakarida).
Garis besar karbohidrat dapat dibedakan :
1. Gula :
 Monosakarida (aldosa dan ketosa) : triosa, pentosa, tetrosa, heksosa, dsb.
 Oligosakarida: disakarida, trisakarida, dsb.
2. Turunan gula : Alkohol, ester, asam, glikosida
3. Polisakarida (glikan)
 Heksosan: glukan, galaktan, maman, fruktan, glukomannan,
galaktomannan
 Pentosan: xylan, araban
 Glukoronan: gukoronan, galakturonan
Karbohidrat cadangan
1. Sukrosa / sakarosa (disakarida) Tanaman penghasil : Saccharum officinarum,
F. Graminae, Beta vulgaris, F.Chenopodiaceae

5
2. Pati : dihasilkan oleh tanaman Zea mays, Sorghum biscolor, Ipomoea batatas
3. Fitoglikon dihasilkan Zea mays
4. Fruktan dihasilkan oleh Dahlia tuber, Inula sp tanaman penghasil inulin
5. Mannan dihasilkan oleh Cyanopsis tetragonolobus, Ceratonia siligaea
6. Gom eksudat dihasilkan oleh Acasia senegal, Prunus urasus Prunus
viriginiana, P.armeniaca Sterculia ursus, Astragalgus sp.→ menghasilkan
tragacanth.
Lemak atau Lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak
secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu
ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan
oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair.1 gram lemak
menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal. Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen.
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-
CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang
menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di
larutan yang apolar atau organik sepe,rti: eter, Chloroform, atau benzol. Secara
umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 3 fungsi dasar bagi
manusia, yaitu:
1. Penyimpan energi
2. Transportasi metabolik sumber energi
3. Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang
proses pemberian signal Signal transducing.

Fungsi metabolit primer bagi tumbuhan :


1. Diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup bagi tumbuhan.
2. Untuk pertumbuhan atau perkembangan bagi tumbuhan tersebut.
3. Sebagai cadangan makanan.

6
C. Biosintesis Metabolis Sekunder
Proses-proses kimia jenis lain terjadi hanya pada spesies tertentu sehingga
memberikan produk yang berlainan, sesuai dengan spesiesnya. Reaksi yang
demikian nampaknya tidak merupakan proses yang terpenting bagi ekstistensi dari
suatu organisme, karena itu disebut proses metabolisme sekunder. Produk-produk
metabolisme sekunder, serupa engan yang semula disebut sebagai produk alami
oleh para ahli kimia organik, misalnya senyawa-senyawa terpen, alkaloid, pigmen.
Metabolit sekunder meskipun tidak sangat penting bagi eksistensi suatu individu,
sering berperan pada kelangsungan hidup suatu spesies dalam perjuangan
menghadapi spesies lain.

7
Metabolit sekunder dapat dibedakan dari metabolisme primer, atas dasar
kriteria berikut: penyebarannya lebih terbatas, terdaapt terutama pada tumbuhan
dan mikroorganisme serta memiliki karakteristik untuk tiap genera, spesies atau
strain tertentu. Metabolit itu dibentuk melalui alur (pathway) yang khusus dari
metabolit primer. Sebaliknya, metabolit perimer sebarannya luas, pada semua
benda hidup dan sangat erat terlibat dalam proses-proses kehidupan yang
essensial. Metabolit sekunder tidaklah bersifat esensieal unuk kehidupan, meski
penting bagi organisme yang menghasilkannya. Namun demikian, sebagian besar
peran dan kepentingannya, juga masih belum diketahui dengan jelas. Hal yang
menarik untuk diperhtikan ialah bahwa metabolit sekunder dibiosintesis terutama
dari banyak metabolit primer.

Beberapa reaksi yang secara umum penting dalam metabolisme sekunder:


1. Penkopelan (coupling) oksidatif fenol
2. Metilasi
3. Hidroksilasi substrat aromatik
4. Hidroksilasi pada atom-atom karbon jenuh.

Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari goIongan


senyawa yang bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan
metabolit sekunder ada tiga jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan
jalur asam mevalonat.
1. Jalur asam asetat
Poliketida meliputi golongan yang besar bahan alami yang digolongkan
berdasarkan pada biosintesisnya. Keanekaragaman struktur dapat dijelaskan
sebagai turunan rantai poli-ß-keto, terbentuk oleh koupling unit-unit asam
asetat (C2) via reaksi kondensasi. Termasuk poliketida adalah asam temak,
poliasetilena, prostaglandin, antibiotika makrolida, dan senyawa aromatik
seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai poli-ß-keto dapat
digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan urutan ß-
oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut

8
serta datam reaksi Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi dapat
berlanjut sampai dihasilkan rantai poli-ß-keto yang cukup. Akan tetapi studi
tentang enzim yang terlibat dalam biosintesis asam Iemak belum terungkap
secara rinci. Namun demikian, dalam pembentukan asam lemak melibatkan
enzim asam Iemak sintase seperti yang dibahas di atas.
2. Jalur asam sikimat
Jalur asam sikimat merupakan jafur alternatif menuju senyawa aromatik,
utamanya L-fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung
dalam mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan,
sehingga asam amino aromatik merupakan asam amino esensial yang harus
terdapat dalam diet manusia maupun hewan. Zantara pusat adalah asam
sikimat, suatu asam yang ditemukan dalam tanaman IlIicium sp. beberapa
tahun sebelum perannya dalam metabolisme ditemukan. Asam ini juga
terbentuk dalam mutan tertentu dari Escherichia coli. Adapun contoh reaksi
yang terjadi dalam biosintesis asam polifenolat. Dalam biosintesis L-triptofan
dan asam 4-hidroksibenzoat juga terjadi zantara asam korismat.
3. Jalur asam mevalonat
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang
besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang
bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail), sedangkan unit
isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat
(mevalonic acid : MVA).

Karakteristik umum bahan metabolit sekunder:


 Cenderung dihasilkan pada akhir fase pertumbuhan pada media batch
culture atau pada pertumbuhan yang substratnya dibatasi pada media
continuous culture.
 Diproduksi dari bahan metabolit intermediet tetapi dengan bantuan enzim-
enzim khusus yang dikode oleh gen tertentu..
 Tidak bersifat esensial untuk pertumbuhan atau metabolisme normal.
 Spesifik untuk genus, spesies bahkan strain tertentu.

9
Senyawa hasil metabolisme sekunder lazim dikenal sebagai metabolit
sekunder, senyawa-senyawa itu diproduksi sebagai benteng pertahanan tumbuhan
dari pengaruh buruk lingkungan atau serangan hama penyakit. Metabolit sekunder
tidak memiliki fungsi khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Mereka lebih dibutuhkan untuk eksistensi kelangsungan hidup tanaman itu di
alam. Karena fungsinya yang berhubungan dengan interaksi di alam, maka tugas-
tugas metabolit sekunder mirip seperti pasukan tentara di suatu negara.
Fungsi pertama metabolit sekunder adalah melindungi tanaman dari
serangan mikroba, contohnya tanaman akan membentuk fitoaleksin, senyawa
khusus yang disintesis di sekitar sel yang terinfeksi. Kedua, mempertahankan diri
dari gangguan predator. Ketiga, untuk melawan gangguan herbivora yaitu dengan
membentuk senyawa toksik yang menyebabkan ia menjadi beracun. Keempat,
perlindungan terhadap lingkungan, misalnya antosianin diproduksi untuk
melindungi tanaman dari terpaan sinar UV. Kelima, memenangkan persaingan
caranya dengan menghasilkan senyawa yang bersifat alelopati, beracun terhadap
tanaman lain di sekitarnya. Keenam, sebagai agen atraktan, menarik kehadiran
serangga dan herbivora lain untuk membantu penyebaran biji. Senyawanya berupa
pigmen yang membuat organ reproduksi berwarna cerah.
Di dalam satu tanaman, tidak mungkin hanya mengandung satu macam
metabolit sekunder, hal itu yang menyebabkan mengapa satu tanaman tertentu
dapat memiliki beberapa macam khasiat/ efek terapi yang berbeda-beda sesuai
dengan metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Istilah biosintesis dan biogenesis keduanya berarti pembentukan senyawa
alami oleh organisme hidup. Biosintesis juga diartikan sebagai pembentukan
molekul alami dari molekul lain yang kurang rumit strukturnya, atau suatu proses
anabolisme. Biosntesis Metabolis dibagi menjadi dua bagian yaitu Biosintesis
Metabolis Primer dan Biosentesis Metabolisme Sekunder. Dalam tubuh tanaman
ada dua macam metabolisme: primer dan sekunder. Proses metabolisme primer
menghasilkan senyawa-senyawa yang digunakan dalam proses biosintesis sehari-
hari, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat. Sebaliknya proses
metabolisme sekunder menghasilkan senyawa dengan aktivitas biologis tertentu
seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, tannin dan steroid.
Fungsi pertama metabolit sekunder adalah melindungi tanaman dari
serangan mikroba, contohnya tanaman akan membentuk fitoaleksin, senyawa
khusus yang disintesis di sekitar sel yang terinfeksi. Kedua, mempertahankan diri
dari gangguan predator. Ketiga, untuk melawan gangguan herbivora yaitu dengan
membentuk senyawa toksik yang menyebabkan ia menjadi beracun. Keempat,
perlindungan terhadap lingkungan, misalnya antosianin diproduksi untuk
melindungi tanaman dari terpaan sinar UV. Kelima, memenangkan persaingan
caranya dengan menghasilkan senyawa yang bersifat alelopati, beracun terhadap
tanaman lain di sekitarnya. Keenam, sebagai agen atraktan, menarik kehadiran
serangga dan herbivora lain untuk membantu penyebaran biji. Senyawanya berupa
pigmen yang membuat organ reproduksi berwarna cerah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Kimia dan Farmakolgi Bahan Alam. Online di: http://www.poltekkes-


bsi.ac.id/fasilitas/perpustakaan/daftar-buku/39-kimia-a-farmakologi-
bahan-alam.html diakses tanggal 02 November 2017
Rachmat, Judhi. Kimia Bahan Alam. Online di:
http://materikuliahjr.blogspot.com/p/kimia-bahan-alam.html diakses
tanggal 02 November 2017
Rakhmawaty, Rita, M.Si Apt. Jurnal Biokimia Bahan Alam. Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang
Wibowo, Marlia Singgih. Biosintesis Senyawa Obat. School Of Pharmacy ITB:
Bandung

12

Anda mungkin juga menyukai