net/publication/304783009
CITATION READS
1 8,053
2 authors, including:
Ascarya Ascarya
Bank Indonesia
111 PUBLICATIONS 219 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ascarya Ascarya on 04 July 2016.
No. 5
Kelembagaan
Bank Indonesia
F.X. Sugiyono
Ascarya
BANK INDONESIA
SERI KEBANKSENTRALAN
Penulis adalah peneliti pada Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan – Bank Indonesia
Isi dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis
Seri Kebanksentralan No. 5
Kelembagaan
Bank Indonesia
F.X. Sugiyono
Ascarya
Bibliografi: hlm. – 35
SBN 000-0000-00-0
ii
Sambutan
iii
Akhirnya, mengiringi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Pemurah,
pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada para penulis yang telah berusaha secara maksimal serta pihak-
pihak yang telah memberikan kontribusi berharga dalam penyusunan
buku ini. Semoga buku ini bermanfaat dan menambah khazanah
pengetahuan kita.
F.X. Sugiyono
Peneliti Utama Senior
iv
Pengantar
Sebelum abad 17, bank sentral belum dikenal, meskipun perbankan sudah
mulai berkembang. Bank dengan sistem perbankannya berkembang
sejalan dengan berkembangnya perdagangan dan perniagaan. Dengan
semakin berkembangnya sistem perbankan, kebutuhan akan suatu lembaga
stabilisator perekonomian mulai dirasakan perlu keberadaannya. Lembaga
tersebut sampai saat ini dikenal sebagai bank sentral. Secara umum, bank
sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam
perekonomian, terutama di bidang moneter, keuangan, dan perbankan.
Hal ini nampak dari fungsi dan tujuan bank sentral yang tidak identik
dengan bank komersial, bank tabungan atau lembaga keuangan lainnya.
Pada dasarnya bank sentral dibentuk untuk mencapai suatu tujuan sosial
ekonomi tertentu yang menyangkut kepentingan nasional atau
kesejahteraan umum, seperti stabilitas harga dan perkembangan ekonomi.
Di sisi lain, dalam suatu sistem perbankan, ketiadaan koordinator dan
regulator yang tidak berpihak akan mengakibatkan bank-bank tidak dapat
melaksanakan operasinya secara efisien.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah ikut serta terlibat dan
membantu dalam penyusunan tulisan ini, khususnya kepada rekan-rekan
di Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Direktorat Hukum,
Direktorat Sumber Daya Manusia, Direktorat Riset Ekonomi dan
Kebijakan Moneter, dan semua pihak yang telah membantu kelancaran
penulisan seri kebanksentralan ini, mulai dari tahap awal penyusunan
sampai dengan pencetakan tulisan ini. Ucapan terima kasih secara khusus
juga penulis sampaikan kepada Sdr. Perry Warjiyo, Sdr. Suseno, Sdr.
Hotbin Sigalingging, Sdr. Iskandar, Sdri. Rosalia Suci, Sdr. Wibisono,
dan Sdr. I Made Subaga Wirya atas partisipasi dan masukan-masukannya
dalam diskusi dan pembahasan penyelesaian tulisan ini. Demikian pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. J.D. Parera dan Sdr. P.
Iman Soesanto yang telah membantu mengedit baik bahasa maupun isi
dari tulisan ini.
v
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis akan sangat menghargai semua kritik
dan saran dari pembaca bagi penyempurnaan tulisan ini di masa yang
akan datang. Akhirnya penulis mengharapkan agar tulisan ini dapat
bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan masyarakat luas.
Penulis
vi
Daftar Isi
Sambutan iii
Pengantar v
Pendahuluan 1
Perkembangan Status dan Kedudukan Bank Sentral 2
Boks1: Tugas-Tugas Bank Sentral 6
Perkembangan Status dan Kedudukan Bank Indonesia 8
Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia 13
Tujuan 14
Tugas 15
Tugas Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter 16
Tugas Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran 18
Tugas Mengatur dan Mengawasi Bank 20
Daftar Pustaka 42
Lampiran 1: Hubungan Internasional yang dilakukan Bank Indonesia 46
Lampiran 2: Cara Mengukur Tingkat Independensi Bank Sentral 53
vii
Lampiran 3: Penghitungan Independensi Bank Indonesia 1968 - 1999 62
Gambar 1: Struktur Bank Indonesia dalam Sistem Ketatanegaraan
Republik Indonesia 12
Gambar 2: Tujuan dan Tugas Bank Indonesia 18
Gambar 3: Susunan Dewan Gubernur Bank Indonesia 28
viii
Kelembagaan
Bank Indonesia
Pendahuluan
1
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
sentral dengan bank sentral lainnya. Misalnya, terdapat bank sentral yang
hanya bertugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta
menjaga kelancaran sistem pembayaran, sementara terdapat juga bank
sentral lain yang hanya bertugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter. Tugas utama yang pada umumnya dimiliki oleh bank sentral
tersebut, juga dimiliki oleh Bank Indonesia selaku bank sentral Republik
Indonesia.
Buku Seri Kebanksentralan ini akan menguraikan segi kelembagaan
Bank Indonesia dalam rangka menjalankan tugas-tugasnya sebagai bank
sentral. Uraian akan didahului dengan perkembangan status dan
kedudukan bank sentral yang bermula dari bank umum yang diberi
tanggung jawab khusus, sampai dengan perkembangannya yang terkini.
Dalam buku seri ini dibahas juga gambaran tugas-tugas bank sentral di
beberapa negara. Berikutnya akan dibahas perkembangan status dan
kedudukan Bank Indonesia sebagai bank sentral Republik Indonesia.
Pembahasan meliputi periode sebelum kemerdekaan, periode awal
kemerdekaan, periode UU No. 11 Tahun 1953 yang merupakan awal
berdirinya Bank Indonesia, periode UU No. 13 Tahun 1968, sampai dengan
periode UU No. 23 Tahun 1999. Setelah itu, akan diuraikan tujuan dan
tiga tugas pokok Bank Indonesia yang merupakan pilar dalam pencapaian
tujuan dan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai hubungan Bank
Indonesia dengan Pemerintah dan badan-badan internasional dalam rangka
pelaksanaan tugasnya. Terakhir akan diuraikan mengenai independensi,
akuntabilitas, dan transparansi yang melekat pada Bank Indonesia dengan
diberlakukannya undang-undang mengenai Bank Indonesia yang baru,
yaitu UU No. 23 Tahun 1999.
2
Perkembangan Status dan Kedudukan Bank Sentral
3
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
1 Sebagaimana yang dikatakan oleh Feliciano R Fajardo dan Manuel M Manansala, dalam
Central Banking, Navotas Press, Navotas, Metro Manila, 1994, hlm.19.
4
Perkembangan Status dan Kedudukan Bank Sentral
2
Dilihat dari perkembangan bank sentral di dunia, awal berdirinya bank sentral yang telah
menerapkan konsep dasar-dasar kebanksentralan dimulai saat berdirinya The Bank of
England pada tahun 1694. Dalam perkembangannya, sampai dengan tahun 1913 baru
terdapat 21 Bank Sentral. Sampai dengan saat ini telah terdapat 173 Bank Sentral di dunia.
Perkembangan terpesat terjadi setelah perang dunia II terutama akibat dekolonisasi, dan
setelah runtuhnya Uni Soviet yang mengakibatkan munculnya negara-negara baru di bekas
wilayah Uni Soviet. Bank Sentral yang terakhir didirikan adalah European Central Bank
(ECB) pada tahun 1998, yang berkedudukan di Frankfurt.
3
The Morgan Stanley Central Bank Directory 2003.
5
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Boks 1:
Tugas-tugas Bank Sentral
6
Perkembangan Status dan Kedudukan Bank Sentral
7
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
8
Perkembangan Status serta Kedudukan Bank Indonesia selaku Bank Sentral
di Indonesia
9
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
4
Sementara itu, karena berbagai hal di antaranya karena UU No. 13 Tahun 1968 disusun
setelah UU No.14 Tahun 1967, maka muncul kerancuan di lingkungan masyarakat dalam
hal status dan kedudukan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang seolah-olah merupakan
bagian dari sistem keuangan/perbankan di Indonesia dan merupakan bagian dari lembaga
financial intermediary. Akibat kerancuan tersebut sebagian masyarakat beranggapan bahwa
status dan fungsi Bank Indonesia tidak berbeda dengan bank milik negara lainnya.Anggapan
tersebut lebih diperkuat dengan ditetapkannya Komisaris Pemerintah sebagai pengawas
Bank Indonesia, demikian juga dengan adanya kewajiban penyusunan neraca dan laporan
laba-rugi setiap akhir tahun, yang kesemuanya sama dengan kewajiban dari Bank BUMN
(Badan Usaha Milik Negara). Di samping itu, dengan tetap ditunjuknya Dewan Moneter
sebagai lembaga yang mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan moneter, sementara
Dewan Moneter diketuai oleh Menteri Keuangan, selain mengakibatkan Bank Indonesia
tidak otonom, juga memperkuat anggapan bahwa Bank Indonesia sama dengan Bank BUMN
lainnya.
10
Perkembangan Status serta Kedudukan Bank Indonesia selaku Bank Sentral
di Indonesia
11
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Gambar 1
Struktur Bank Indonesia dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia
MPR
5
Sebelum Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang disahkan pada
tanggal 10 Agustus 2002, Dewan Pertimbangan Agung (DPA) bersama-sama dengan
Presiden, DPR, BPK, dan MA merupakan Lembaga Tinggi Negara.
12
Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia
13
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Tu j u a n
UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia secara tegas telah
memberikan landasan bagi independensi Bank Indonesia dalam mencapai
target yang ditetapkan, yaitu memelihara kestabilan nilai rupiah dengan
menggunakan berbagai instrumen kebijakan yang ditetapkan. Kestabilan
nilai rupiah yang dimaksudkan dalam undang-undang tersebut adalah
kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang diukur berdasarkan
atau tercermin pada perkembangan laju inflasi, serta terhadap mata uang
negara lain yang diukur berdasarkan atau tercermin pada perkembangan
nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang negara lain.
Sebagaimana di negara-negara lain, penetapan inflasi sebagai sasaran
akhir kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Indonesia dengan beberapa
pertimbangan. Pertama, bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dalam
jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi tingkat
inflasi dan tidak dapat mempengaruhi variabel riil, seperti pertumbuhan
ekonomi atau tingkat pengangguran. Kebijakan moneter hanya dapat
mempengaruhi variabel-variabel riil dalam jangka pendek. Kedua,
pencapaian inflasi yang rendah merupakan prasyarat bagi tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, karena perekonomian tidak
dipacu untuk tumbuh melebihi kapasitasnya. Ketiga, dengan ditetapkannya
inflasi sebagai sasaran tunggal, sasaran tersebut akan menjadi dasar acuan
14
Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia
Tu g a s
Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka tugas Bank
Indonesia sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1999 meliputi 3 tugas utama,
yaitu:
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
3) Mengatur dan mengawasi bank.
Guna mendukung tercapainya tujuan Bank Indonesia secara efektif dan
efisien, maka ketiga tugas tersebut harus saling mendukung (baca Gambar
2). Hal ini mengingat bahwa untuk mencapai kebijakan moneter yang
efektif dan efisien yang dilakukan dengan mengendalikan jumlah uang
yang beredar, diperlukan suatu sistem pembayaran yang efisien, cepat,
aman, dan andal. Sementara itu, sistem pembayaran yang efisien, cepat,
aman, dan andal tersebut juga tidak terlepas dari kondisi sistem
perbankannya yaitu sistem perbankan yang sehat. Dalam hal ini, sistem
perbankan yang sehat, selain mendukung kinerja sistem pembayaran,
juga akan mendukung pengendalian moneter mengingat mekanisme
transmisi kebijakan moneter ke kegiatan ekonomi riil terutama
15
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
16
Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia
17
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Mengawasi Bank
Mengatur &
18
Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia
6
Paper based antara lain bilyet giro, cek dan wesel, sementara nonpaper based antara lain
kartu kredit, kartu debit, ATM, internet dan phone payment
19
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
20
Hubungan Dengan Pemerintah
dipisahkan dari bank sentral. Alasan pemisahan tersebut antara lain adanya
kekawatiran akan terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of
interest) antara tugas menjaga kestabilan moneter dan tugas pengawasan
bank.
Dalam kaitannya dengan tugas pengawasan bank ini, berdasarkan
undang-undang, Bank Indonesia diberi wewenang mengatur dan
mengawasi bank yang meliputi:
1) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari bank;
2) Menetapkan peraturan di bidang perbankan;
3) Melakukan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak
langsung; dan
4) Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perundangan.
Secara umum, dalam melaksanakan tugas-tugas dimaksud, Bank
Indonesia menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan berdasarkan prinsip
kehati-hatian sesuai standar yang berlaku secara internasional. Ketentuan
tersebut bertujuan memberikan rambu-rambu penyelenggaraan kegiatan
usaha perbankan yang pada gilirannya dapat mewujudkan suatu sistem
perbankan yang sehat. Sementara itu, agar pelaksanaan pengawasan dan
pengaturan perbankan tersebut dapat berjalan efektif, maka tugas tersebut
dapat dirinci sebagai berikut.
1) Melaksanakan ketentuan prinsip prudential ‘kehati-hatian’ secara
efektif dan sekaligus melaksanakan prinsip disclosure ‘keterbukaan’
yang lebih luas bagi masyarakat tentang kondisi masing-masing bank;
2) Menyehatkan kegiatan operasional di bidang finansial perbankan
melalui program-program penyehatan/restrukturisasi perbankan dan
peningkatan fungsi intermediasi;
3) Memantapkan sistem pengawasan bank, baik pengawasan langsung
maupun tidak langsung; dan
4) Meningkatkan mutu pengelolaan perbankan untuk memantapkan
ketahanan sistem perbankan.
21
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
22
Hubungan Dengan Pemerintah
23
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Hubungan Internasional
7
Uraian lebih rinci dapat dibaca pada Lampiran 1
24
Hubungan Internasional
2) The South East Asian, New Zealand and Australia Forum of Banking
Supervisors (SEANZA).
3) The Executives’ Meeting of East Asian and Pacific Central Banks
(EMEAP)
4) ASEAN Central Bank Forum (ACBF)
5) Bank for International Settlement (BIS)8
Sementara itu, keanggotaan Bank Indonesia mewakili pemerintah
Republik Indonesia antara lain:9
1) Association of South East Asian Nations (ASEAN)
2) ASEAN+3 (ASEAN + Cina, Jepang dan Korea)
3) Asian Development Bank (ADB)
4) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
5) Manila Framework Group (MFG)
6) Asia-Europe Meeting (ASEM)
7) Islamic Development Bank (IDB)
8) Consultative Group on Indonesia (CGI)
9) International Monetary Fund (IMF)
10) World Bank, termasuk keanggotaan di International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD), International
Development Association (IDA) dan International Finance
Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency
(MIGA)
11) World Trade Organization (WTO)
12) Intergovernmental Group of 20 (G20)10
13) Intergovernmental Group of 15 (G15, sebagai observer)
14) Intergovernmental Group of 24 (G24, sebagai observer)
8
Disetujui pada sidang BIS 30 Juni 2003.
9
Uraian lebih rinci dapat dibaca pada Lampiran 1
10
Anggota group bisa negara bisa juga lembaga multilateral. Meskipun anggota bertambah,
namanya tetap G20. Demikian pula untuk G15 dan G24.
25
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Dewan Gubernur
11 ECB merupakan bank sentral supranatural yang didirikan oleh 12 dari 15 bank sentral
anggota European Union, yang merupakan bagian dari The European System of Central
Banks (ESCB). ECB menerapkan matauang bersama “euro” dalam Eurosystem, dan
mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan moneter di euro area untuk
memelihara kestabilan harga. Dengan demikian, ke 12 bank sentral tersebut telah
menyerahkan kedaulatan kebijakan moneternya kepada ECB.
26
Dewan Gubernur
empat tahun dan dapat diangkat kembali selama masih dalam masa jabatan
14 tahun sebagai anggota Dewan Gubernur. Semua anggota Executive
Board (termasuk Presiden dan wakilnya) dari ECB mempunyai masa
jabatan delapan tahun dan tidak dapat diangkat kembali.
Demikian juga dalam hal pengusulan, pengangkatan dan
pemberhentian anggota Dewan Gubernur masing-masing berbeda-beda.
Sebagai contoh, pengusulan anggota Dewan Gubernur FedRes diusulkan
oleh Presiden Amerika Serikat untuk mendapat persetujuan dari Senat.
Sedangkan Chairman dan wakilnya ditunjuk dari anggota Dewan
Gubernur oleh Presiden Amerika Serikat dan dikonfirmasi oleh Senat.
Sementara itu, semua Pemerintah harus setuju apabila ditunjuk sebagai
anggota Executive Board. Prosesnya dimulai dari rekomendasi oleh
Council of Economics and Finance Ministers (ECOFIN) yang
beranggotakan semua Menteri Keuangan negara anggota, sehingga hal
ini mencerminkan konsensus dari semua negara anggota. Setelah
direkomendasi oleh ECOFIN kemudian dikonsultasikan dengan Parlemen
Eropa (European Parliament) dan the Governing Council of ECB.12
Setelah konsultasi ini, pengangkatan dikonfirmasi oleh kepala negara
anggota euro area.
Bank Indonesia sebagai bank sentral Republik Indonesia dipimpin
oleh Dewan Gubernur. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Gubernur
dipimpin oleh seorang Gubernur dengan Deputi Gubernur Senior sebagai
wakil. Dewan Gubernur terdiri atas seorang Gubernur, seorang Deputi
Gubernur Senior, dan minimal empat orang atau maksimal tujuh orang
Deputi Gubernur sebagai anggotanya. Dewan Gubernur mempunyai masa
jabatan maksimum lima tahun dan hanya dapat diangkat kembali untuk
satu kali masa jabatan berikutnya. Namun demikian, penggantian Dewan
Gubernur diatur secara berkala, yaitu setiap tahun paling banyak dua orang
yang diganti. Saat ini Bank Indonesia memiliki seorang Gubernur, seorang
Deputi Gubernur Senior, dan enam Deputi Gubernur.13
12
The Governing Council terdiri dari anggota Executive Board dan pimpinan bank sentral
dari ke 12 anggota ECB.
13
Menurut undang-undang sebelumnya (UU No. 13 Tahun 1968) Bank Indonesia dipimpin
oleh Direksi yang terdiri dari seorang Gubernur dan minimal lima atau maksimal tujuh
orang Direktur.
27
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Gubernur
Deputi
Gubernur
Senior
28
Independensi
Independensi
29
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
30
Independensi
31
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
32
Independensi
14
The Governing Council terdiri dari anggota Executive Board dan pimpinan bank sentral
dari ke 12 anggota ECB.
33
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
34
Independensi
1) Goal independence.
Tujuan Bank Indonesia telah ditetapkan dalam undang-undang, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (tanpa penetapan rentang
waktu secara spesifik). Namun, Bank Indonesia masih memiliki kebebasan
menetapkan target dalam jangka pendek sehingga Bank Indonesia dapat
dikatakan memiliki goal independence yang cukup tinggi, seperti ECB
dan BoJ tetapi tidak seindependen FedRes.
2) Instrument independence
Bank Indonesia, sesuai dengan undang-undang, memiliki wewenang
untuk menetapkan sendiri target-target operasionalnya tanpa pengaruh
dari pemerintah. Dalam menjalankan kebijakan moneternya, Bank
Indonesia memiliki wewenang penuh dalam menetapkan suku bunga
jangka pendek tanpa pengaruh dari pemerintah. Dalam hal nilai tukar,
sebagaimana negara-negara lain yang menerapkan sistem nilai tukar
mengambang, pada dasarnya Bank Indonesia tidak diarahkan untuk
mencapai target nilai tukar tertentu. Namun, Bank Indonesia masih dapat
mempengaruhi gejolak nilai tukar melalui operasi valuta asing. Selain
itu, Bank Indonesia tidak dapat lagi memberikan kredit kepada Pemerintah.
Bank Indonesia dapat dikatakan memiliki instrument independence yang
35
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
cukup tinggi yang lebih independen dari FedRes dan BoJ tetapi tidak
seindependen ECB.
3) Personal independence
Sesuai dengan undang-undang, pihak luar tidak dibenarkan
mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia (Dewan Gubernur), dan
Bank Indonesia (Dewan Gubernur) juga berkewajiban untuk menolak atau
mengabaikan intervensi dalam bentuk apa pun dari pihak mana pun juga.
Anggota Dewan Gubernur mempunyai masa jabatan lima tahun dan dapat
diangkat kembali satu kali. Jumlah anggota Dewan Gubernur berkisar
antara enam dan sembilan orang dengan penggantian secara berkala.
Pengusulan dan pengangkatan Gubernur dan Deputi Gubernur Senior
dilakukan oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sedangkan pengusulan
Deputi Gubernur dilakukan oleh Gubernur dan diangkat oleh Presiden
dengan persetujuan DPR. Sementara itu, Bank Indonesia tidak memiliki
status hukum khusus, seperti ECB. Bank Indonesia dapat dikatakan
memiliki personal independence yang sedang, lebih independen
dibandingkan dengan BoJ tetapi tidak seindependen FedRes atau ECB.
Boks2:
Perbandingan Tingkat Independensi Bank
Indonesia 1968 - 1999
36
Independensi
37
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
38
Akuntabilitas dan Transparansi
39
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
40
Akuntabilitas dan Transparansi
41
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Daftar Pustaka
42
Daftar Pustaka
43
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
44
Daftar Pustaka
45
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Lampiran 1
Hubungan Internasional Yang dilakukan
Bank Indonesia
46
Lampiran 1
Hubungan Internasional Yang dilakukan Bank Indonesia
47
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
ini di masa yang akan datang terus ditingkatkan sehingga meliputi juga
bidang politik dan keamanan untuk mendorong perdamaian, kestabilan,
dan kesejahteraan di kawasan ini. Forum yang digelar antara lain
berbentuk Pertemuan Puncak dan Pertemuan tingkat Menteri.
48
Lampiran 1
Hubungan Internasional Yang dilakukan Bank Indonesia
49
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
50
Lampiran 1
Hubungan Internasional Yang dilakukan Bank Indonesia
51
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
52
Lampiran 2
Cara Mengukur Tingkat Independensi Bank Sentral
Lampiran 2
Cara Mengukur Tingkat Independensi Bank Sentral
53
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Political independence
(bobot keseluruhan 0.50)
(i) Gubernur
(bobot 0.30)
(a) Pengangkatan
1.00 Pengangkatan oleh bank sentral sendiri
0.75 Pengangkatan dengan campur tangan bank sentral
0.50 Pengangkatan oleh pihak eksekutif dan legislatif
0.25 Pengangkatan oleh pihak eksekutif secara kolektif
0.00 Pengangkatan oleh pimpinan eksekutif secara pribadi
(b) Pengusulan
1.00 Pengangkatan oleh bank sentral sendiri
0.75 Pengangkatan dengan campur tangan bank sentral
0.50 Pengangkatan oleh pihak eksekutif dan legislatif
0.25 Pengangkatan oleh pihak eksekutif secara kolektif
0.00 Pengangkatan oleh pimpinan eksekutif secara pribadi
54
Lampiran 2
Cara Mengukur Tingkat Independensi Bank Sentral
(c) Kualifikasi
1.00 Beberapa kualifikasi diperlukan
0.00 Kualifikasi tidak diperlukan
(e) Pemberhentian
1.00 Keamanan penuh masa jabatan
0.75 Pemberhentian dengan campur tangan bank sentral
0.50 Pemberhentian oleh pihak eksekutif dan legislatif
0.25 Pemberhentian oleh pihak eksekutif secara kolektif
0.00 Pemberhentian oleh pimpinan eksekutif secara pribadi
55
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
(ii) Sub-gubernur
(bobot 0.20)
(a) Pengangkatan
1.00 Pengangkatan oleh bank sentral sendiri
0.75 Pengangkatan dengan campur tangan bank sentral
0.50 Pengangkatan oleh pihak eksekutif dan legislatif
0.25 Pengangkatan oleh pihak eksekutif secara kolektif
0.00 Pengangkatan oleh pimpinan eksekutif secara pribadi
(b) Pengusulan
1.00 Pengangkatan oleh bank sentral sendiri
0.75 Pengangkatan dengan campur tangan bank sentral
0.50 Pengangkatan oleh pihak eksekutif dan legislatif
0.25 Pengangkatan oleh pihak eksekutif secara kolektif
0.00 Pengangkatan oleh pimpinan eksekutif secara pribadi
(c) Kualifikasi
1.00 Beberapa kualifikasi diperlukan
0.00 Kualifikasi tidak diperlukan
(e) Pemberhentian
1.00 Keamanan penuh masa jabatan
56
Lampiran 2
Cara Mengukur Tingkat Independensi Bank Sentral
(a) Pengangkatan
1.00 Pengangkatan oleh bank sentral sendiri
0.75 Pengangkatan dengan campur tangan bank sentral
0.50 Pengangkatan oleh pihak eksekutif dan legislatif
0.25 Pengangkatan oleh pihak eksekutif secara kolektif
0.00 Pengangkatan oleh pimpinan eksekutif secara pribadi
57
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
(b) Pengusulan
1.00 Pengangkatan oleh bank sentral sendiri
0.75 Pengangkatan dengan campur tangan bank sentral
0.50 Pengangkatan oleh pihak eksekutif dan legislatif
0.25 Pengangkatan oleh pihak eksekutif secara kolektif
0.00 Pengangkatan oleh pimpinan eksekutif secara pribadi
(c) Kualifikasi
1.00 Beberapa kualifikasi diperlukan
0.00 Kualifikasi tidak diperlukan
(e) Pemberhentian
1.00 Keamanan penuh masa jabatan
0.75 Pemberhentian dengan campur tangan bank sentral
0.50 Pemberhentian oleh pihak eksekutif dan legislatif
0.25 Pemberhentian oleh pihak eksekutif secara kolektif
0.00 Pemberhentian oleh pimpinan eksekutif secara pribadi
58
Lampiran 2
Cara Mengukur Tingkat Independensi Bank Sentral
(b) Instruksi
1.00 Bank sentral tidak menerima instruksi dari Pemerintah
0.00 Bank sentral menerima instruksi dari Pemerintah
59
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
(d) Pendapatan
1.00 Bank sentral menetapkan sendiri pendapatannya
0.00 Pemerintah menetapkan pendapatan Dewan Gubernur
(e) Modal
1.00 Modal swasta 100%
0.50 Sebagian modal swasta
0.00 Tidak ada modal swasta
Economic independence
(bobot keseluruhan 0.50)
(i) Misi
1.00 Misi tunggal untuk menjaga kestabilan harga
0.50 Beberapa misi yang saling conflicting
0.00 Tidak ada pernyataan misi sama sekali
60
Lampiran 2
Cara Mengukur Tingkat Independensi Bank Sentral
(vii) Anggaran
1.00 Bank sentral berperan penting dalam proses anggaran
0.00 Pemerintah bertanggung jawab penuh mengenai anggaran
61
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Lampiran 3
Penghitungan Independensi Bank Indonesia
1968 - 1999
(i) Gubernur
Pengangkatan 0.00 0.50
Pengusulan 0.00 0.00
Kualifikasi 1.00 1.00
Masa Jabatan 0.50 0.50
Pemberhentian 0.00 1.00
Pengangkatan Kembali 0.50 0.50
Posisi Lain 1.00 1.00
Total 3.00 4.50
Rata-rata 0.43 0.64
(ii) Sub-gubernur
Pengangkatan 0.00 0.50
Pengusulan 0.00 0.00
Kualifikasi 1.00 1.00
Masa Jabatan 0.50 0.50
Pemberhentian 0.00 1.00
Pengangkatan Kembali 0.50 0.50
Posisi Lain 1.00 1.00
Pengangkatan Bertahap 1.00 1.00
Total 4.00 5.50
Rata-rata 0.50 0.69
62
Lampiran 3
Penghitungan Independensi Bank Indonesia 1968 - 1999
Economic independence
Misi 0.50 1.00
Kebijakan Moneter 0.50 1.00
Suku Bunga 0.50 1.00
Nilai Tukar 0.50 1.00
Peraturan Perbankan 1.00 1.00
Pinjaman Pemerintah 0.00 1.00
Anggaran 0.00 1.00
Total 3.00 7.00
Rata-rata 0.43 1.00
Economic Independence tertimbang 0.22 0.50
Independensi keseluruhan 0.45 0.87
63