OLEH :
SGD 7
ANGGOTA :
2009
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ATRESIA TRIKUSPIDALIS
2. Etiologi/penyebab
Kelainan ini terutama disebabkan oleh perlekatan katup septal dan posterior ke
dinding miokardium ventrikel kanan atau septum interventrikularis kanan kearah apeks
jantung. Daun katup anterior dapat ditemukan melebar, mengkerut, menebal, ataupun
atretik. Hanya katup posterior dan septal yang salah tempat melekat. Dua daun katup ini
mengalami displasia dan ukurannya bervariasi. Daun katup anterior tidak salah melekat
tetapi sebagian besar melebar (Sail Like) dan berupa jaringan fibrosa. Karena katup
posterior dan septal salah melekat, volume atrium kanan bertambah, dan ventrikel terbagi
menjadi dua. Bagian ventrikel yang berada di atas perlekatan katup abnormal disebut
ventrikel teratrialisasi, sedangkan sisanya disebut ventrikel fungsional (trabekular atau
outlet portions).
3. Epidemiologi
Anomali Ebstein merupakan kasus yang sangat jarang ditemukan, diduga 0,3 %
sampai 1% dari seluruh kasus kelainan jantung congenital. Di Amerika didapatkan
kejadian ini 1 : 210.000 kali otopsi pasien dengan dugaan kelainan jantung congenital.
Angka kejadian wanita sebanding dengan pria, biasanya sporadik, tetapi pernah
dilaporkan terjadi satu hubungan kekerabatan. Pda umumnya terdapat 40% sampai 60%
pasien meninggal pada setahun awal kehidupan.
5. Patofisiologi :
Malformasi
Atresia trikuspidalis
6. Pemeriksaan diagnostik :
7. Penatalaksanaan:
8. Prognosis :
Prognosis pada kasus ringan adalah baik, dengan kemungkinan pasien dapat
hidup normal cukup besar diperkirakan sampai dengan 50 tahun
Pada kasus yang berat prognosis dapat menjadi sangat buruk, terutama bila timbul
komplikasi yang semakin memperburuk penyakit.
b. Data Keperawatan
1) Keluhan utama saat MRS dan sekarang : sesak napas
2) Riwayat penyakit : pasien sering mengeluh sesak napas, pasien cepat lelah saat
melakukan aktivitas, muka terlihat pucat.
3) Data bio-psiko-sosial
a) Oksigen
b) Nutrisi
c) Eliminasi
d) Aktivitas : Pasien tidak nyaman melakukan aktivitas dan cepat lelah.
e) Istirahat/tidur
f) Peran dan hubungan
g) Konsep diri
h) Reproduksi/seksual
i) Pertahanan diri
j) Pengetahuan : Tingkat pendidikan yang ditempuh pasien dan keluarganya
hanya sampai tingkat SMP dan tidak cukup informasi tentang penyakit yang
diderita klien.
k) Spiritual : Pasien dan keluarganya menganggap bahwa penyakit merupakan
cobaan dari Tuhan.
4) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Auskultasi
5) Pemeriksaan penunjang :
1. EKG
- Puncak P ada 2
- Interval P-R lebih panjang
2. Rontgen
- Pembesaran atrium kanan
3. Ekokardiography
- Pembesaran atrium kanan
- Malfomasi tricuspid
- Penyumbatan aliran keluar ventrikel kanan
6) Pemeriksaan diagnostic :
Pada pemeriksaan Rontgen dapat ditemukan gambaran khas akibat pembesaran
atrium kanan, pada EKG terdapat penurunan voltase komplek QRS, gelombang P
tinggi, pemanjangan interval P-R, sumbu QRS devíasi ke kanan.
Diagnose keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas tidak efektif berhubungan dengan hipoksemia ditandai
dengan sesak napas dan bunyi napas ronchi
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan hipoksemia
ditandai dengan adanya edema.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan kecepatan
jantung melebihi normal, ketidaknyaman beraktivitas.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan pasien dan
keluarganya tampak takut akan penyakit yang diderita pasien.
- Hipertensi umum
sebagai akibat gangguan
katup. Namun peninggian
- Evaluasi
TD diatas normal dapat
derajat edema
menunjukkan kelebihan
3.
cairan.
-Terjadinya/teratasinya
gejala menunjukkan
Setelah diberikan
- Berikan batasan
status keseimbangan
asuhan keperawatan
diet natrium sesuai
cairan dan keefektifan
selama 1x 24 jam
indikasi.
terapi.
diharapkan pasien
- Kaji
dapat melakukan - Menurunkan
toleransi pasien
aktivitas seharí-hari retensi cairan.
terhadap aktivitas
menggunakan
- Parameter
parameter berikut :
menunjukkan respon
frekuensi nadi 20
fisiologis pasien terhadap
permenit di atas
stres aktivitas dan
frekuensi istirahat,
indikator derajat pengaruh
catat peningkatan
kelebiohan kerja jantung.
TD, dispnea,
kelemahan.
- Kaki kesiapan
untuk meningkatkan
4.
aktivitas. - Stabilitas
fisiologis pada saat
istirahat Sangat penting
- Berikan
untuk memajukan tingkat
bantuan sesuai
Setelah diberikan aktivitas individual.
kebutuhan
asuhan keperawatan
- Teknik
selama 1x 24 jam
penghematan energi
- Dorong
diharapkan pasien
menurunkan penggunaan
pasien untuk
tidak cemas akan
energi.
berpartisipasi dalam
penyakitnya.
memilih periode - Seperti jadwal
aktivitas. meningkatkan toleransi
terhadap kemajuan
- Pantau
aktivitas dan mencegah
respon fisik
kelemahan.
- Membantu menentukan
- Anjurkan pasien
derajat cemas sesuai
melakukan teknik status jantung
relaksasi seperti
napas dalam.
- Membeerikan arti
penghilangan respon
- Menjelaskan ansietas, meningkatkan
tentang penyakit relaksasi meningkatkan
yang diderita pasien doping.
dan dampak yang
mungkin
ditimbulkan - Pasien dan keluarga
- Anjurkan pasien mengetahui tentang
dan keluarga untuk penyakit yang diderita
mendekatkan diri pasien
pada Tuhan
- Dapat memberikan
ketenangan jiwa dan
pikiran.
Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah paling akhir di dalam menetapkan asuhan keperawatan.
Keberhasilan suatu tindakan keperawatan dapat dilihat dari hasil evaluasi dimana
tindakan yang telah diberikan perlu dilanjutkan atau perlu statu tindakan baru.
Daftar Pustaka
1. Arthur G. Jr. J.Timothy B. McNamara DG. The Science and Practice of
Pediatric Cardiology. Lea & Febiger