Kelompok 13
Kelompok 13
Oleh
Kelompok 13 :
Yang disebut miskin itu bukanlah orang yang berkeliling dari manusia satu kepada manusia
yang lain. Sehingga bertolak dari satu-dua biji kurma atau sesuap-dua-suap makanan. Akan
tetapi yang disebut miskin itu ialah manusia yang tidak menyadari kekayaannyadan tidak me
ngerti, kemanakah-harta yang ia miliki-harus disedekahkan. Juga orang yang tidak mau beru
saha dan hanya mengandalkan pemberian orang lain.
1. PENGERTIAN
Wakaf diambil dari kata “waqafa”, menurut bahasa berarti menahan atau berhenti-henti.Dala
m hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama (zatnya) kepad
a seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa perorangan maupun badan pengelola
dengan ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang sesuai denga
n syatiat Islam. Harta yang telah diwakafkan keluar dari hak milik yang mewakafkan, dan buk
an pula menjadi hak milik nadzir, tetapi menjadi hak milik Allah dalam pengertian hak masyar
akat umum.
Sumber hukum wakaf terdapat dalam surat Ali Imran ayat 92 yang mengatakan, “Kamu seka
li-kali tidak sampai kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta
yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetah
uinya”. Sedangkan di dalam hadits Nabi yang diriwayatkan Muslim disebutkan bahwa? “Apa
bila manusia wafat, terputuslah anal perbuatannya, kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariya
h, atau ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan atau anak yang”.
Wakaf mempunyai peran penting dalam pembangunmasyarakat dan bahkan dalam pemban
gunan perdaban manusia. Dalam hal ini adanya kesinambungan manfaat pada donasi waka
f, kaum muslimin, diperpanjang sejarah Islam menemukan bahwa bentuk khusus dari sumba
ngan karikatif ini merupakan cara terbaik untuk mejelaskan keterikatanmereka dengan ajara
n Islam.
Wakaf merupakan salah satu lembaga penting dalam sistem sosio-ekonomia Islami. Wakaf
memerankan peran yang berharga sepanjang sejarah Islam, khususnya semasa kekhalifah
Ottoman. Banyak lembaga, organisasi dan bahkan fasilitas infrastruktur yang dibangun dari p
roperti wakaf. Posisi pentingnya wakaf adalah pada bentuk properti yang didonasikan dan da
pat digunakan untuk segala mac keperluan yang berhubungam dengan kepentingan umum.
2. SEJARAH WAKAF
Keberadaam wakaf sejak masa Rasulullah saw, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa
Umar bin Khattab mendapat sebidang tanah di Kahibar. Lalu Umar bin Khatab menghadap R
asulullah saw untuk memohon petunjuk tentang apa yang sepatutnya dilakukan terhadap tan
ahnya tersebut. Umar berkata kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, saya mendapatkan se
bidang tanah di Khaibar dan saya belum pernah mendapat harta lebih bain dari tanah Khaib
ar itu. Karena itu saya memohon petunjuk tentang apayang sepatutnya saya lakukan pada ta
nah itu”. Rasulullah menjawab, “Jika engkau mau, tahanlah tanahmu itu dan engkau sedeka
hkan”. Lalu Umar mensedekahkannya dan mensyaratkan bahwa tanah itu tidak boleh diwari
skan. Umar salurkan hasil tanah itu buat prang-orang fakir, ahli familinya, membebaskan bud
ak, orang-orang yang berjuang fisabilillah, orang-prang yang kehabisan bekal dalam perjalan
an dan tamu. Penguasa wakaf tunai sendiri, boleh makan dari hasil wakaf tersebut dalam ba
tas-batas yang ma’ruf (biasa). Ia jika boleh memberi makan orang lain dari wakaf tersebut da
n tidak bertindak sebagai pemilik harta sendiri. Sumber-sumber lain menyebutkan bahwa wa
kaf Umar bin Khattab itu adalah wakaf yang pertama dalam Islam.
Menurut hadits riwayat an-Nisa’i dan at-Tutmudzi dari Usman, bahwa Rasulullah saw pernah
datang ke Madinah, sedangkan di Madinah ketika itu tidak ada air tawar kecualisumur rumah
, lalu Rasulullah bersabda, “Siapakah yang mau membeli sumur rumah lalu ia memasukkan t
imbanya ke dalam sumur itu bersama timba-timba kaum muslimin lainnya yang dia akan me
ndapatkan sesuatu yang lebih baik dari pads sumur itu kelakdi Surga”. Lalu Usman membeli
sumur itu dari tulang punggung hartanya. Selanjutnya, sumur tersebut diserahkan kepada pe
nduduk Madinah untum kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam hadits tersebut a
dalah wakaf. Di dalam hadits lain diceritakan di masa Rasulullah saw hidup, Bani Najjar mem
bangun bersama-sama sebuah masjid dan memberikannya untuk kepentingan umum.
3. RUKUN WAKAF
Dalam wakaf terdapat 4 rukun, yaitu:
1. Al-Wakif atau orang yang melakukan perbuatam wakaf, hendaklah dalam keadaan seha
t rohaninya dan tidak dalam keadaan terpaksa atau dalam keadaan dimana jiwanya tert
ekan.
2. Al-Mawquf atau harta benda yang akan diwakafkan, harus jelas wujudnya atau zatnya d
an berifat abadi. Artinya, bahwa harta itu tidak habus sekali pakai dan dapatdiambil man
faatnya untuk jangka waktu yang lama.
3. Al-Mawqul’alaih atau sasaran yang berhak menerima hasil atau manfaat wakaf, dapat di
bagi menjadi dua macam; wakaf khairy dan wakaf dzurry. Wakaf khairy adalah wakaf di
mana wakifnya tidak membatasi sasaran wakafnya untuk pihak tertentutetapi untuk kepe
ntingan umum. Sedangkan wakaf dzurry adalah wakaf dimana wakifnya membatasi sas
aran wakafnya untuk pihak tertentu yaitu keluarga keturunannya.
4. Sighah atau pernyataan pemberian wakaf, baik dengan lafadz, tulisan maupun isyarat.
4. TUJUAN WAKAF
Tujuan dari penggalangan wakf tunai dari masyarakat anatara lain sebagai berikut:
1. Menggalang tabungan sosial dan mentransformasikan tabungan sosial menjadi modal s
osialserta membantu mengembangkan pasar modal sosial.
2. Meningkatkan investasi sosial
3. Menyisihkan sebagian keuntungan dari sumber daya orang kaya/berkecukupan kepada
fakir miskin dan anak-anak generasi berikutnya.
4. Meniptakan kesadaran di antara orang-orang kaya/berkecukupan mengali tanggung jaw
ab sosial mereka terhadap masyarakat sekitarannya.
5. Menciptakan integrasi antara keamanan sosial dan kedamaian sosial serta meningkatka
n kesejahteraan.