Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN
“ BENCHMARKING ”

DOSEN PENGAMPU :
HAVE ZULKARNAEN, S.Pd.

PENYUSUN :
1. MIRA AGUSTIN (15041092)
2. TRISNA EKA WULANSARI (15041101)
3. DIAN EKA PURWATI (15041087)

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN


FAKULTAS EKONOMI – PRODI AKUNTANSI
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Jl. Airlangga 03 Sukodadi Lamongan Telp.(0322)
390497 Fax.390929
e-mail:unisda@yahoo.com - fe.unisda@ymail.com
LAMONGAN 62212
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga makalahini dapat selesai
dengan baik dan tepat waktu.

Oleh karena itu penyusun pada kesempatan ini mengucapkan rasa terima
kasih kepada : Dosen Pengampu Akuntansi Manajemen yang sekaligus menjadi
Pembimbing dalam penyusunan makalah ini sehingga penyusun dapat
menyeselesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Bapak


Have Zulkarnaen, S.pd selaku Dosen Pengampu Akuntansi Manajemen Semester
5 Universitas Islam Darul Ulum Lamongan.

Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna,


untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penyusun butuhkan. Penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Lamongan, 30 Nopember 2017

Penyusun,

Akuntansi Manajemen Page 2


DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................. 1
KATA PENGANTAR.................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 4
1.1. Latar Belakang................................................................... 4
1.2. Tujuan Penulisan................................................................ 5
1.3. Rumusan Masalah.............................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 6
2.1. Sejarah Benchmarking...................................................... 6
2.2. Pengertian Benchmarking................................................ 7
2.3. Jenis-jenis Benchmarking................................................ 9
2.4. Metode Benchmarking......................................................12
2.5. Proses Benchmarking.......................................................13
2.6. Manfaat dari Benchmarking..............................................16
BAB III PENUTUP.....................................................................................17
3.1 Kesan....................................................................................17
3.2. Saran....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi Manajemen Page 3


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benchmarking telah menjadi alat yang semakin populer di kalangan


perusahaan, berusaha untuk menjadi lebih kompetitif, berjuang untuk
kinerja kelas dunia. Benchmarking dibawa ke kesadaran kita melalui Robert
C. Camp 1989 landmark buku. Sebagian besar perusahaan secara aktif
terlibat dalam benchmarking. Benchmarking merupakan bagian dari proses
kualitas total, dan siapa saja terlibat dalam kualitas total harus memiliki
pemahaman yang kuat tentang subjek ini. Jelaskan secara rinci tentang
manfaat dan perangkap pembandingan. juga menjelaskan bagaimana usaha
apa pun bisa membuat keputusan yang rasional tentang pembandingan,
termasuk apakah atau tidak untuk melakukannya, dan bagaimana untuk
pergi tentang itu.
Benchmarking telah ada sejak awal 1980-an, tapi tidak sampai awal
1990-an yang menjadi sarana diterima secara luas untuk meningkatkan
kinerja perusahaan.
Semua ini kesalahpahaman tentang pembandingan berasumsi bahwa
salah satu pihak entah bagaimana mengambil keuntungan dari pesaing
curiga dengan diam-diam menyalin produk pesaing atau proses. Sebuah
perbedaan ada antara pembandingan dan analisis kompetitif. analisis
kompetitif melibatkan membandingkan produk pesaing terhadap Anda.
Akhirnya dan yang paling penting, benchmarking merupakan alat
untuk membantu membangun sumber daya di mana perbaikan harus
dialokasikan relatif sedikit akan diperoleh dengan drastis mengubah proses
yang sudah menutup terbaik di kelas. poin penting yang harus diingat
tentang pembandingan adalah sebagai pengikut benchmarking kekhawatiran
proses dan praktek, Benchmarking adalah sarana dihormati mengidentifikasi
proses yang membutuhkan perubahan besar, Pembandingan dilakukan
antara perusahaan menyetujui yang mungkin atau mungkin tidak menjadi
pesaing.

Akuntansi Manajemen Page 4


1.2. Tujuan
1. Untuk memberikan Pemahaman lebih lanjut tentang Akuntansi
Manajemen khusunya tentang Benchmarking.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen
Yang diharapakan mahasiswa baik masyarakat umum dapat
memahaminya secara mendalam.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Benchmarking ?
2. Apa yang dimaksud dengan Benchmarking ?
3. Apa saja jenis-jenis Benchmarking ?
4. Apa saja Metode Benchmarking ?
5. Bagaimana Proses Benchmarking ?
6. Apa manfaat dari Benchmarking ?

Akuntansi Manajemen Page 5


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BENCHMARKING


Singkat dapat dikatakan bahwa pada mulanya konsep benchmarking
berkembang di bidang perindustrian. Awal tahun 1950-an banyak pengusaha
Jepang mengunjungi beberapa perusahan di Amerika Serikat dan negara-
negara Eropa barat. Tujuan kunjungan mereka adalah berusaha mendapatkan
dua masukan, yaitu teknologi dan penerapan bisnis atau praktik baik.
Masukan itu dikemas dalam bentuk perjanjian kerja. Dari tahun 1952 hingga
tahun 1984 tidak kurang dari 42.000 perjanjian kerja telah ditandatangani.
Hampir semua perjanjian itu berkisar tentang alih teknologi terbaik dan
“segala sesuatu” (know-how) yang dimiliki negara barat. Jepang
menggunakan proses “mengambil dan memanfaatkan” untuk kemajuan
industrinya. Pada tahun 1960-an industri-industri Jepang telah menyamai
industri-industri barat. Keberhasilan Jepang dalam menggunakan teknologi
barat untuk melakukan benchmarking terhadap kinerja mereka sendiri,
merupakan bukti reputasi mereka di dalam kancah perdagangan.
Benchmarking baru muncul pada permulaan tahun 1980-an dan
menjadi trend dalam manajemen sebagai alat untuk meningkatkan kinerja
perusahaan pada tahun 1990-an. Bahkan pada tahun 1990 separuh dari
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Fortune 500 menggunakan
teknik benchmarking.
Hal yang sangat penting dan bernilai manfaat tinggi dalam
benchmarking adalah bahwa dengan aktivitas ini memungkinkan korporasi
untuk melihat jauh ke depan melampaui paradigma berfikir terkait dengan
kinerja proses bisnis. Dengan melakukan benchmark terhadap perusahaan
lain, korporasi dapat secara nyata meningkatkan kesesuaian solusi masa
depan terhadap permasalahan saat ini.

Akuntansi Manajemen Page 6


2.2 PENGERTIAN BENCHMARKING
Pengertian Benchmarking menurut para ahli :
1. Menurut Gregory H. Watson :
Bencmarking sebagai pencarian secara berkesinambungan dan penerapan
secara nyata praktik-praktik yang lebih baik yang mengarah pada kinerja
kompetitif unggul.
2. Menurut David Kearns (CEO dari Xerox) :
Benchmarking adalah suatu proses pengukuran terus-menerus atas produk,
jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang terkuat atau badan usaha
lain yang dikenal sebagai yang terbaik.
3. IBM :
Benchmarking merupakan suatu proses terus-menerus untuk menganalisis
tata cara terbaik di dunia dengan maksud menciptakan dan mencapai
sasaran dan tujuan dengan prestasi dunia.
4. Teddy Pawitra :
Bencmarking sebagai suatu proses belajar yang berlangsung secara
sisitematis dan terus-menerus dimana setiap bagian dari suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau pesaing yang paling
unggul.
5. Goetsch dan Davis :
Benchmarking sebagai proses pembanding dan pengukuran operasi atau
proses internal organisasi terhadap mereka yang trbaik dalam kelasnya,
baik dari dalam maupun dari luar industry.
Benchmarking membutukan kesiapan “Fisik” dan “Mental”. Secara
“Fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan teknologi yang
matang untuk melakukan benchmarking secara akurat. Sedangkan secara
“Mental” Adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus bersiap diri bila
setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka menemukan
kesenjangan yang cukup tinggi.
Benchmarking adalah pendekatan yang secara terus menerus mengukur
dan membandingkan produk barang dan jasa, dan proses - proses dan praktik-

Akuntansi Manajemen Page 7


praktiknya terhadap standar ketat yang ditetapkan oleh para pesaing atau
mereka yang dianggap unggul dalam bidang tersebut.
Benchmarking sebagai tolak ukur dalam suatu perusahaan
Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen
atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi
mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan
serupa unit/bagian/organisasi lain yang sejenis baik secara internal maupun
eksternal. Dari hasil benchmarking, suatu organisasi dapat memperoleh
gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga dapat
mengadopsi best practice untuk meraih sasaran yang diinginkan.
Benchmarking adalah alat bantu untuk memperbaiki kualitas dengan
aliansi antar partner untuk berbagi informasi dalam proses dan pengkuruan
yang akan menstimulasi praktek inovatif dan pemperbaiki kinerja. Dalam
aktivitas ini akan dapat ditemukan dan diterapkan praktek terbaik yang
mempercepat laju perbaikan dengan memberikan model nyata dan
merealisasikan perbaikan tujuan; sehingga praktek baik ini akan mendorong
proses yang bersifat positif, proaktif, terstruktur yang mempengaruhi
perubahan operasi organisasi. Dengan benchmarking, korporasi melakukan
pengukuran produk, layanan, dan praktek bisnisnya dengan membandingkan
terhadap pesaing utama maupun korporasi yang diakui sebagai pemimpin
dalam bisnisnya. Untuk dapat meningkatkan kinerjanya, korporasi perlu
secara terus menerus mencari ide baru melalui metode, praktek, proses
dengan mengadopsi fitur-fitur terbaik korporasi lain untuk menjadi best of the
best.
Jadi Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam
manajemen atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu
unit/bagian/organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap
aktivitas atau kegiatan serupa unit/bagian/organisasi lain yang sejenis baik
secara internal maupun eksternal.

Akuntansi Manajemen Page 8


2.3 JENIS-JENIS BENCHMARKING
Pada dasarnya terdapat empat jenis benchmarking (Dale, 1994 dalam
Nasution, 200), yaitu:
1. Internal benchmarking
Internal benchmarking merupakan infestasi asumsi yang paling
mudah diterapkan yaitu dengan membandingkan operasi diantara fungsi-
fungsi dalam organisasi itu sendiri.
Dengan demikian, internal bnchmarking dapat dikatakan sebagai
suatu paket upaya perbaikan terus menerus untuk mengidentifikasi praktis
bisnis terbaik yang ada dalam lingkungan perusahaan sendiri. Sebagai
contoh, bila praktik bisnis disalah satu anak perusahaan atau unit bisnis
setelah diteliti memiliki performa terbaik, maka sifat-sifat tertentu yang
unggul ini kemudian ditularkan pada anak perusahaan lain atau unit bisnis
lain yang berada dalam kelompok perusahaan yang sama.
Dengan melakukan internal benchmarking dapat diperoleh
informasi yang lebih jelas,kritis dan objektif tentang adanya kesenjangan
performa antar unit bisnis atau bagian didalam perusahaan, serta penyebab
terjadi kesenjangan tersebut. Selanjutnya dengan memahami informasi
tersebut, berbagai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
kesenjangan dapat dilakukan. Implementasi internal benchmarking akan
mendorong makin berkembangnya komunikasi internal dan pemecahan
masalah secara bersama diantara unit bisnis atau bagian yang ada dala
organisasi.
Dalam melakukan perbandingan perlu ditetapkan
benchmarktargets. Untuk jenis internal benchmarking, yang menjadi
target adalah unit bisnis atau fungsi-fungsi dalam perusahaan yang
diketahui memiliki performa terbaik atau memiliki keunggulan tertentu
pada sifat-sifat tertentu, sehingga patut diteladani oleh unit bisnis atau
fungsi-fingsi lain dalam perusahaan.

Akuntansi Manajemen Page 9


2. Competitive Benchmarking
Competitive benchmarking merupakan tingkatan yang lebih lanjut
dari internal benchmarking.
Competitive benchmarking berfungsi untuk memposisiskan produk
perusahaan terhadap produk persaing. Competitive beancmarking terapkan
produk untuk menciptakan atau meningkatkan daya saing serta mampu
memperbaiki posisi produk dalam pasar yang kompetitif. Melalui
competitive beanchmarking akan diperoleh informasi tentang penampilan
terbaik dari pasang, di mana informasi ini dapat dipergunakan oleh
perusahaan untuk menciptakan produk yang lebih baik dari yang baik,
Upaya mencari model dan praktik-praktik bisnis terbaik yang ada dipasar
global, dan memiliki pengaruh langsung terhadap pratik bisnis yang
dilakukan perusahaan akan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar
global.
Dalam competitive beancmarking, target pembanding berada diluar
perusahaan dan bersifat flesibel, bergantung pada tujuan competitive
beanchmarking. Dalam hal ini, beanchmark targets dapat berupa produk-
produk sejenis terbaik yang menjadi pesaing utama, atau bukan produk
sejenis asalkan performa spesifik tertentu dari produk dapat diterapkan
pada produk desain produk baru atau keunggulannya dapat mendatangkan
inspirasi atau gagasan baru bagi perbaikan produk yang ada.
Implemensi competitive benchmarking relatif lebih sulit
dibandingkan internal benchmarking, karena informasi yang diperlukan
berada diluar perusahaan, yakni pesaing domestik atau luar negeri.,
sehingga diperlukan usaha tambahan untuk memperoleh informasi
penting. Informasi ini dapat diperoleh dari majalah-majalah perdagangan,
asosiasi bisnis sejenis, publikasi riset dan sumber lain.
Competitive benchmarking jug sering disebut sebagai external
benchmarking.

Akuntansi Manajemen Page 10


3. Functional Benchmarking
Functional Beanchmarking merupakan jenis asumsi yang tidak
harus membetasi pada perbandingan terhadap pesaing langsung.
Functional Benchmarking dapat melakukan investigasi pada
perusahaan – perusahaan yang unggul dalam industri tidak sejenis.
Bagaimanapun, relevansi dari perbandingan pada functional
benchmarking, nilai nilai target pembanding dapat berasal dari perusahaan
tidak sejenis yang unggul. Implementasi functionak benchmarking
memang lebih sulit untuk dilakukan, mengingat informasi yang diperlukan
pada umumnya lebih sulit diperoleh, dan bencmark targets-nya
memerlukan imajinasi dan kreativitas yang tinggi.

4. Generic Benchmarking
Generic Benchmarking merupakan jenis asumsi dimana beberapa
funsi bisnis dan proses adalah sama tanpa mempedulikan ketidakserupaan
atau ketidaksejenisan di antara industri-industri.
Gerneric beanchmarking merupakn perluasan dari functional
benchmarking.

Akuntansi Manajemen Page 11


2.4 METODE BENCHMARKING
Proses benchmarking memiliki beberapa metode. Salah satu metode
yang paling terkenal dan banyak diadopsi oleh organisasi adalah metode 12,
yang diperkenalkan oleh Robert Camp, dalam bukunya The search for
industry best practices that lead to superior performance. Productivity Press
1989 Langkah metode 12 terlalu luas untuk dijabarkan. Agar mudah, metode
12 tersebut bias diringkas menjadi 6 bagian utama yakni :

1. Identifikasi problem apa yang hendak dijadikan subyek. Bisa berupa


proses, fungsi, output dsb.
2. Identifikasi industri/organisasi/lembaga yang memiliki aktifitas/usaha
serupa. Sebagai contoh, jika anda menginginkan mengendalikan turnover
karyawan sukarela di perusahaan, carilah perusahaan-perusahaan sejenis
yang memiliki informasi turnover karyawan sukarela.

3. Identifikasi industri yang menjadi pemimpin/leader di bidang usaha


serupa. Anda bisa melihat didalam asosiasi industri, survey, customer,
majalah finansial yang mana industri yang menjadi top leader di bidang
sejenis.

4. Lakukan survey pada industri untuk pengukuran dan praktek yang


dilakukan.Anda bisa menggunakan survey kuantitatif atau kualitatif untuk
mendapatkan data dan informasi yang relevan sesuai problem yang
diidentifikasi di langkah awal.

5. Kunjungi ’best practice’ perusahaan untuk mengidentifikasi area kunci


praktek usaha. Beberapa perusahaan biasanya rela bertukar informasi
dalam suatu konsorsium dan membagi hasilnya didalam konsorsium
tersebut.

6. Implementasikan praktek bisnis yang baru dan sudah diperbaiki prosesnya.


Setelah mendapatkan best practice perusahaan, dan mendapatkan
metode/teknik cara pengelolaannya, lakukan proyek peningkatan kinerja
dan laksanakan program aksi untuk implementasinya.

Akuntansi Manajemen Page 12


2.5 PROSES BENCHMARKING
Kegiatan benchmarking dilakukan melalui beberapa tahapan, yang
dimulai dari perencanaan, analisis, integrasi, implementasi, sehingga
kematangan (Camp, 1989: 17, 259 dalam Nsution, 2001: 195-197).
1. Perencanaan
Langkah awal dalam merencanakan benchmarking adalah
mengidentifikasi proses atau operasi membutuhkan perbaikan untuk
benchmarking. Langkah kedua, mencari perusahaan lain atau pesaing yang
sukses dalam melakukan operasi yang sama. Langkah ketiga, menentukan
jenis-jenis datan yang diperlukan serta menentukan metode pengamatan
dan pengukuran yang harus dilakukan. Langkah keempat, mengadakan
negoisasi dengan mitra benchmarking untuk mencapai kesepakatan
penelitian benchmarking.
Pada umumnya, karakteristik perusahaan yang unggul/terbaik
dalam kelasnya yang akan di-benchmarking adalah, sebagai berikut
(Karlof and Osblom, 1993:63):
1) Fokus pada persepsi, perbaikan kualitas produktivitas.
2) Kesadaran atas biaya
3) Memiliki hubungan yang dekat dengan para pelanggannya.
4) Memiliki hubungan yang dekat dengan para pemasok
5) Memanfaatkan teknologi mutakhir.
6) Fokus pada core business.

2. Analisis
Setelah data terkumpul, kemudian diolah dan dan analisis untuk
mengetahui kenerja suatu proses yang nantinya akan menemukan
kesenjangan/ perbandingan antara kedua pihak (perusahaan dan mitra
benchmarking), serta menentukan perbaikan target kinerja yang ingin
dicapai. Apabila ternyata proses mitra benchmarking lebih unggul, maka
diadakan analisis kelayakan implementasi dengan menghitung biaya serta
pengaruhnya terhadap proses-proses lainnya yang berkaitan.

Akuntansi Manajemen Page 13


3. Integrasi
Apabila hasil analisis menunjukan bahwa perubahan untuk menerapkan
proses baru tersebut layak, dan mendapat dukungan setiap manajer, maka
disusun perencanaan implementasinya guna mencegah timbulnya hambtan
dan gangguan, sehingga pelaksanaanya akan dapat bejalan lancar dan
berhasil. Dalam menyusun perencanaan, dapat ditargetkan kinerja proses
yang lebih unggul dari perusahaan mitra benchmarking. Untuk maksud
tersebut diperlukan pelatihan karyawan untuk mengembangkan
keterampilannya. Pengembangan keterampilan yang dibutuhkan dalam
bencmarking meliputi empat faktor, yitu sebagai berikut:
a) Pengetahuan, terutama yang berkenaan dengan aspek proses dan praktik
suatu pekerjaan yang diperoleh dari hasil penelitian benchmarking.
b) motifasi, yaitu agar dapat memotifasi setiap orang untuk terus beljar
dan meningkatkan produktifitas kerja.
c) situasi, yaitu peluang bagi setiap orang untuk menerapkan
pengetahuannya dalam meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
d) kemauan setiap orang untuk mengembangkan pengetahuannya.

4. Implementasi
Implementasi benchmarking harus sesuai dengan yang telah direncanakan
dan sesuai dengan prosedur baru yang membutuhkan waktu untuk bisa
menjadi kebiasaan. Setelah proses baru digunakan dan berjalan
lancar,biasanya kinerja perusahaan akan meningkat dengan pesat. Dengan
pelaksanaan perbaikan yang berkesinambungan, maka perusahaan dapat
mengungguli mitra benchmarking kesemuanya ini baru dapat tercapai bila
dilakukan kegiatan pemantauan dengan pengendalian proses secara
statistik untuk mengetahui kemajuan perbaikan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil dari kegiatan pemantauan tersebut, dilakukan perbaikan
secara berkesinambungan, sehingga dapat mengungguli proses dari mitra
benchmarking.

Akuntansi Manajemen Page 14


5. Fase kematangan
Kematangan akan tercapai pada saat praktik-prtik industri digabungkan /
disatukan dalam semua proses usaha. Ini berarti memastikan superioritas.
Superioritas dapat diuji dengan beberapa cara. Kematangan yang tercapai
pada saat ini juga harus menjadi aspek yang berlansung terus berinisiatif
sendiri untuk menjadi suatu prose manajement.

Menurut Goetsch dan Davis (1994, pp.416-423) diperinci mejadi 14 langkah


(proses) banchmarking, yaitu :

1) Komitmen manajemen.
2) Basis pada proses perusahaan itu sendiri

3) Identifikasi dan dokumentasi setiap kekuatan dan kelemahan proses


perusahaan.

4) Pemilihan proses yang akan di benchmarking.

5) Pembentukan tim benchmarking.

6) Penelitian terhadap obyek yang terbaik di kelasnya (best-in-class).

7) Pemilihan calon mitra benchmarking best-in-class.

8) Mencapai kesepakatan dengan mitra benchmarking.

9) Pengumpulan data.

10) Data dan penentuan gap.

11) Perencanaan tindakan untuk mengurangi kesejangan yang ada atau bahkan
mengunggulinya.

12) Implementasi perubahan

13) Pemantauan.

14) Memperbarui benchmarking; melanjutkan siklus tersebut.

Akuntansi Manajemen Page 15


Empat cara yang digunakan dalam melakukan benchmarking, adalah :
1) Riset in-house.
2) Riset Pihak Ketiga.
3) Pertukaran Langsung.

Akuntansi Manajemen Page 16


2.6 MANFAAT DARI BENCHMARKING
Ada beberapa manfaat dari penerapan Benchmarking yaitu:
1. Perubahan Budaya
Benchmarking memungkinkan organisasi untuk mengatur realistis,
perketat target kinerja baru, dan proses ini membantu meyakinkan
masyarakat tentang kredibilitas target ini. Ini membantu orang untuk
memahami bahwa ada organisasi lain yang tahu dan melakukan pekerjaan
yang lebih baik dari organisasi mereka sendiri.
2. Peningkatan Kinerja
Benchmarking memungkinkan organisasi untuk menentukan kesenjangan
tertentu dalam kinerja dan untuk memilih proses untuk meningkatkan.
Kesenjangan ini memberikan tujuan dan rencana aksi untuk perbaikan di
semua tingkat organisasi dan mempromosikan peningkatan kinerja bagi
peserta individu dan kelompok.
3. Sumber Daya Manusia
Benchmarking menyediakan dasar untuk pelatihan. Karyawan
mulai melihat kesenjangan antara apa yang mereka lakukan dan apa yang
terbaik di kelas lakukan. Menutup kesenjangan poin keluar kebutuhan
personil yang akan dilatih untuk mempelajari teknik pemecahan masalah
dan perbaikan proses.
Organisasi yang dijadikan patokan untuk mengadaptasi proses agar
sesuai dengan kebutuhan dan budaya mereka sendiri. Meskipun sejumlah
langkah dalam proses dapat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi
lain. Enam langkah berikut ini berisi teknik inti:
a. Putuskan apa yang harus dijadikan patokan.
b. Memahami kinerja organisasi Anda.
c. Lakukan perencanaan yang tepat tentang apa, bagaimana dan kapan
pembandingan usaha.
d. Studi lain juga (praktek atau sistem yang ingin Anda benchmark)
e. Mengumpulkan data dan belajar dari itu.
f. Gunakan temuan.

Akuntansi Manajemen Page 17


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan kesiapan “Fisik” dan


“Mental”. Secara “Fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan
teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat. Sedangkan
secara “Mental” Adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus bersiap diri
bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka menemukan
kesenjangan yang cukup tinggi.Maka dapat disimpulkan beberapa hal yang harus
diketahui oleh perusahaan maupun mereka yang berkecimpung dalam dunia bisnis
bahwa:
Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagimana dan
mengapa suatu perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat
melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang
lainnya.
Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari
perusahaan lainnya. Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan
jasa menjalar kearah proses, fungsi, kinerja organisasi, logistik, pemasaran, dll.
Benchmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus, jangka panjang
tentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu
berada.

3.2 KESAN DAN SARAN


Dengan adanya pembahasan tentang Akuntansi Manajemen khususnya
materi Benchmarking diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut
tentang metode tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai penyusun merasa masih
banyak kekurangan dari makalah yang kami buat. Maka dari itu kami mohon
kritikan dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun agar tidak
mengulangi kesalahan yang sama dimasa yang akan datang.

Akuntansi Manajemen Page 18


DAFTAR PUSTAKA

 https://sp1r1tgr4zy.wordpress.com/2013/04/04/benchmarking/

 http://sarjana-manajemen.blogspot.co.id/2017/06/benchmarking.html

 http://yusransorumba.blogspot.co.id/2013/12/makalah-benchmarking.html

Akuntansi Manajemen Page 19

Anda mungkin juga menyukai