Anda di halaman 1dari 29

E864 V.

V.54
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Daftar Isi

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
SINGKATAN DAN AKRONIM..............................................................................................................
RINGKASAN EKSEKUTIF..................................................................................................................
1. SIFAT PROGRAM DAN PROYEK USDRP.........................................................................1

2. TINJAUAN SINGKAT SIKLUS PROYEK USDRP..............................................................2

3. LINGKUNGAN.................................................................................................................... 4
3.1. Prinsip Dasar.......................................................................................................... 4
3.2. Kategori Proyek...................................................................................................... 5
3.3. Isi Laporan AMDAL.................................................................................................6
3.4. Prosedur AMDAL dan Konsultasi Publik.................................................................8
3.5. Peraturan dan Daftar Isian Lingkungan untuk UKL/UPL dan
Prosedur Operasi Baku (SOP)..............................................................................11

4. FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERLIBAT..............11


4.1. Lembaga-lembaga yang Terlibat di Tingkat Daerah..............................................11
4.2. Lembaga-lembaga yang Terlibat di Tingkat Nasional............................................12
4.3. Susunan Kelembagaan......................................................................................... 13

5. PERTIMBANGAN HUKUM............................................................................................... 14

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc i
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Daftar Lampiran

Lampiran 1: Peta Jenis Proyek

Lampiran 2: Organisasi Safeguard USDRP

Lampiran 3: Jenis Kegiatan dan/atau Usaha yang Perlu Dilengkapi dengan AMDAL
atau UKL/UPL

Lampiran 4: Daftar Hal-hal yang Diperlukan untuk Masing-masing Proyek

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc ii
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

SINGKATAN DAN AKRONIM

AC Appraisal Committee – Komite Penilai (di tingkat Pusat)


AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
ANDAL Analisis Dampak Lingkungan
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Bapedalda Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
DAU Dana Alokasi Umum
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
EA Environmental Assessment – Kajian Lingkungan
EIA Environmmental Impact Analysis – ekivalen dengan ANDAL
EMP Environmental Management Plan – ekivalen dengan RKL/RPL
GOI Government of Indonesia – Pemerintah Indonesia
IUIDP Integrated Urban Infrastructure Development Project – Proyek Pembangunan
Prasarana Kota Terpadu
KIMPRASWIL Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
KMK 35/2003 Keputusan Menteri Keuangan No 35 tahun 2003

Musbangkel Musyawarah Pembangunan (Tingkat) Kelurahan


Musbangkot Musyawarah Pembangunan (Tingkat) Kota
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
Komisi AMDAL Komisi yang berwenang menilai dan menyetujui KA, ANDAL dan RKL/RPL
KMP Konsultan Manajemen Pusat
NOL No Objection Letter – Surat Persetujuan Bank Dunia
PJM Program Jangka Menengah
Rakorbang Rapat Koordinasi Pembangunan
RKL / RPL Rencana Pengelolaan Lingkungan / Rencana Pemantauan Lingkungan

SK Surat Keputusan, yang dikeluarkan oleh Walikota / Bupati


FS Forum Stakeholders
TPS Tim Pemantau Safeguard (Safeguard Monitoring Team atau TPS)
UIDF Urban Institutional Development Facility – Fasilitas Pembangunan Institusional
Perkotaan
UKL / UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan / Upaya Pemantauan Lingkungan
USDRP Urban Sector Development Reform Program

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc iii
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

RINGKASAN EKSEKUTIF

Urban Sector Development Reform Project (USDRP) mendukung pemantapan tata


pemerintahan yang baik melalui implementasi reformasi pemerintahan, pengembangan
institutional dan pembiayaan investasi perkotaan prioritas di tingkat lokal. Pendekatan
terpadu yang menekankan sinergi di antara tiga unsur ini merupakan salah satu
rancangan strategis terpenting USDRP. Diharapkan, pembiayaan investasi prioritas akan
memberikan insentif bagi pemerintah kota/kabupaten untuk melaksanakan reformasi tata
pemerintahan mengikuti rencana tindak reformasi yang telah disepakati oleh Pemerintah
Indonesia dan Bank Dunia. Selain dampak positif langsung dari segi sosio-ekonomi,
keuangan dan lingkungan, investasi perkotaan ini juga memberikan kesempatan nyata
penerapan tata pemerintahan melalui partisipasi stakeholder dalam pemrioritasan
investasi, pengadaan barang dan jasa secara kompetitif, dan pelaporan keuangan secara
transparan.
Pemerintah Kota/Kabupaten peserta USDRP menyiapkan Program Jangka Menengah
(PJM) bersama forum stakeholder, yang menjadi landasan usulan investasi dalam proyek
ini. Usulan investasi tersebut merupakan bagian terpadu dari proses penyusunan dan
implementasi anggaran kota/kabupaten. Jika proyek berukuran kecil dan menengah
kemungkinan akan diusulkan sebagai proyek 1 tahun, maka proyek-proyek besar
diharapkan akan diusulkan sebagai program tahunan (multi-years). Proyek-proyek
tahunan tersebut harus dilengkapi dengan Nota Kesepahaman (MOU) antara Eksekutif,
Legislatif dan unsur-unsur non- pemerintah di dalam forum stakeholder, untuk menjamin
tersedianya dukungan anggaran yang memadai pada tahun-tahun mendatang terhadap
usulan dimaksud. Dengan pengaturan yang demikian maka hanya program investasi
tahun pertama yang akan diidentifikasi secara rinci sifat dan kemungkinan dampaknya
bagi lingkungan. USDRP tidak mendukung usulan investasi tahun pertama yang
menimbulkan dampak lingkungan yang penting, yang analisis dampaknya tidak dapat
diselesaikan dalam masa satu tahun anggaran tersebut. Karena itu kerangka safeguard
ini terutama dimaksudkan untuk investasi tahun kedua dan seterusnya.
Tujuan kerangka safeguard USDRP ini adalah untuk menyediakan landasan bersama
bagi semua pihak terkait dalam menganalisis, merencanakan, melaksanakan,
mengoperasikan dan memantau proyek-proyek potensial sejalan ketentuan-ketentuan
Bank dan hukum yang berlaku di Indonesia tentang dampak lingkungan. Kerangka
safeguard diharapkan dapat membantu Pemerintah Kota/Kabupaten melakukan suatu
penilaian sistimatis terhadap proyek, sehingga dapat menekan dan mengelola risiko yang
merugikan; meningkatkan manfaat lingkungan; dan menjamin keterbukaan proyek dan
proses konsultasi publik yang bermakna dengan warga yang terkena proyek.
Urban Sector Development Reform Project (USDRP) dipandang merupakan proyek
kategori “A” menurut kriteria Bank Dunia. Isu-isu penting yang ditekankan dalam proyek
ini terdiri dari komponen-komponen safeguard berikut ini:

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc iv
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Kebijakan-Kebijakan Safeguard yang Dicetuskan oleh Proyek Ya Tidak

Pengkajian Lingkungan (OP/BP/GP 4 01) [x] []


Habitat Alami (OP/BP 4 04) [] [x]
Pengelolaan Pestisida (OP 4 09) [] [x]
Kekayaan Budaya (OPN 11 03, direvisi menjadi OP 4 11) [] [x]
Pemukiman Kembali (OP/BP 4 12) [x] []
Masyarakat Terasing (OD 4 20, direvisi menjadi OP 4 10) [x] []
Hutan (OP/BP 4 36) [] [x]
Pengamanan Bendungan (OP/BP 4 37) [] [x]
Proyek-Proyek di Wilayah Sengketa (OP/BP/GP 7 60) [] [x]
Proyek-Proyek pada Perairan Internasional (OP/BP/GP 7 50) [] [x]

Pengkajian lingkungan dan rencana mitigasinya dapat mengambil bentuk (i) AMDAL
(atau ANDAL dan RKL/RPL), atau (ii) UKL/UPL, tergantung kategori dampak proyek.
Penentuan kategori lingkungan untuk masing-masing proyek mengacu pada kriteria yang
ditetapkan dalam kerangka safeguard ini.
Safeguard ini juga menguraikan badan-badan pelaksana dan pemantau AMDAL dan
UKL/UPL. Pengaturan kelembagaan ini berlaku pada seluruh aspek mekanisme
safeguard tersebut, dan tidak dapat ditafsirkan seolah-olah setiap aspek memerlukan
pengaturan atau badan-badan yang berbeda.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc v
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

1. SIFAT PROGRAM DAN PROYEK USDRP

Urban Sector Development Reform Project (USDRP) bertujuan mendukung Pemerintah


Kota/Kabupaten dalam usahanya menanggulangi persoalan kemiskinan, mendorong
perkembangan ekonomi lokal, dan meningkatkan layanan perkotaan secara
berkelanjutan dan berdasar-permintaan (demand-driven). Tujuan akhir upaya-upaya ini
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup warga kota. Untuk mencapai tujuan tersebut,
proyek akan mendorong Pemerintah Daerah yang terlibat dalam proyek ini untuk:
A. Memilih investasi prioritas untuk pengembangan prasarana, dengan
berdasar pada Strategi Pembangunan Jangka Panjang dan Program Jangka
Menengah (PJM) yang telah disepakati;
B. Terlibat dalam reformasi tata-pemerintahan yang mendorong partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas, serta reformasi dalam manajemen internal
yang berfokus pada pengadaan barang dan jasa, dan manajemen keuangan
C. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan peraturan-perundangan untuk
menjamin pemberian layanan perkotaan yang lebih baik;
D. Menentukan dan melaksanakan investasi prioritas secara partisipatif dan
akuntabel.
USDRP menjawab kebutuhan masyarakat sipil, yang berubah pada lingkungan yang
terdesentralisasi dan demokratis. USDRP dibangun di atas pendekatan proyek-proyek
pengembangan perkotaan sebelumnya, seperti IUIDP (Integrated Urban infrastructure
Program), yang menempatkan investasi prasarana sebagai tujuan utamanya. Namun
demikian, USDRP memandang investasi dalam infrastruktur hanyalah salah satu bagian
dari pendekatan pembangunan yang lebih luas dan komprehensif. Unsur-unsur strategis
lainnya, antara lain, adalah pembentukan dan pelaksanaan reformasi tata-pemerintahan
secara menyeluruh dan peningkatan kapasitas pelayanan publik.
USDRP mendorong Pemerintah Kota/Kabupaten yang terlibat dalam proyek ini untuk
mengidentifikasi proyek melalui pendekatan “open-menu”1. Untuk memenuhi seluruh
kebutuhan pembangunan perkotaan, Pemerintah Kota/Kabupaten dapat melakukan
investasi tanpa batasan-spesifik tertentu. Sektor investasi utama meliputi: pekerjaan
umum, transportasi, pendidikan dan kesehatan. Proses identifikasi dan seleksi kebutuhan
proyek perlu dilakukan secara partisipatif, dengan melibatkan: Pemerintahan
Kota/Kabupaten, DPRD dan Forum Stakeholders2.
Konsisten dengan pendekatan ini, USDRP tidak menetapkan plafon angka bagi usulan
proyek. Namun proyek-proyek yang diajukan harus layak secara sosial, lingkungan dan
ekonomi, dan telah termaktub dalam Program Jangka Menengah (PJM) yang disepakati.
Jumlah pinjaman bagi masing-masing Pemerintah Kota/Kabupaten bergantung pada
kemampuan keuangannya masing-masing.
Sesuai namanya, investasi yang terkait dengan USDRP hanya akan dilakukan di wilayah
perkotaan dan tidak akan memasuki wilayah yang dilindungi. Hal ini mempengaruhi jenis
kerangka safeguard yang diperlukan oleh sebagian terbesar subproyek USDRP, yaitu
lingkungan, pengadaan tanah dan pemukiman kemnali, dan warga terasing dan rentan.
Kerangka safeguard lingkungan ini merupakan salah satu dari kerangka safeguard
1
Lampiran 1 adalah daftar indikatif proyek yang dapat didanai melalui USDRP
2
Lihat Subbab 6.1 F Lembaga-lembaga yang terlibat Di Tingkat Lokal

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 1
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

dimaksud.
Semua usulan proyek yang terkait dengan USDRP wajib memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam dokumen ini. Di samping itu, karena kerangka safeguard ini merupakan
bagian dari dokumen-dokumen negosiasi pinjaman, maka kandungannya harus telah
disetujui oleh semua pemerintah kota/kabupaten yang terlibat sebelum negosiasi
berlangsung. Apabila proyek-proyek investasi pilihan telah teridentifikasi sebelum
negosiasi, dokumen-dokumen negosiasi harus mencakup ringkasan AMDAL, atau
UKL/UPL. Pelanggaran serius terhadap ketentuan ini akan mengakibatkan terhambatnya
program pada proyek-proyek investasi yang tidak sesuai dengan kerangka ini.

2. TINJAUAN SINGKAT SIKLUS PROYEK USDRP

Tinjauan berikut bersifat generik, dan mungkin ideal, untuk mengilustrasikan langkah-
langkah pengembangan proyek dan interaksinya dalam tiga kegiatan utama, yaitu: (i)
pendekatan rencana anggaran rutin Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia, (ii)
tahapan teknis yang diperlukan untuk pengembangan proyek, dan (iii) tindakan-tindakan
dan kegiatan-kegiatan safeguard. Pemerintah Kota/Kabupaten yang terlibat diminta untuk
mempertimbangkan pentahapan dan unsur-unsur tinjauan umum ini, sebagai persyaratan
minimum dalam penyiapan proyek.
Pendekatan ini berlaku baik untuk proyek-proyek investasi 1 tahun maupun proyek multi-
tahun (multi-year). Untuk proyek multi-tahun, Pemerintah Kota/Kabupaten yang terlibat
perlu mengalokasikan dana pendamping untuk masing-masing tahun anggaran,
meskipun persetujuan awal telah diberikan oleh DPRD untuk proyek-proyek multi-tahun
dimaksud. Untuk menjamin alokasi dana pendamping tersebut, Pemerintah
Kota/Kabupaten perlu membuat MOU dengan DPRD setempat.
Berkaitan dengan alokasi anggaran untuk kebutuhan safeguard, patut dicatat bahwa
anggaran untuk penyiapan ANDAL dan RKL/RPL harus dialokasikan bersamaan dengan
alokasi anggaran untuk perencanaan dan desain, baik melalui APBD maupun UIDF
(Urban Institutional Development Program); UIDF adalah fasilitas khusus USDRP, berupa
hibah, untuk membantu penyiapan proyek. Anggaran ini biasanya dialokasikan setahun
sebelum investasi. Anggaran untuk pemantauan dan pelaksanaan rencana pengelolaan
perlu dialokasikan dalam anggaran daerah selama tahap pelaksanaan.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 2
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Tabel 1: Siklus Perencanaan Proyek USDRP


Permasatanah-permasatanah Safeguard 2
Proses Perencanaan
Bulan Tahap Pengembangan Proyek
Anggaran Kota/Kab.
Aspek Lingkungan

Februari Dinas menyiapkan PemKot/Kab membentuk Bapedalda dan Komisi AMDAL3 dibentuk di tiap tingkat
usulan anggarannya Project Implementation Unit pemerintahan (Kota/Kabupaten, Provinsi, Pusat) sebelum
(PIU) USDRP dimulainya kegiatan USDRP.
Tim Pemantau Safeguard (TPS) dibentuk di tingkat
Pemerintah Kota/Kabupaten. TPS menentukan kriteria
penyaringan dan persyaratan proyek-proyek USDRP,
terutama pada aspek-aspek lingkungan, berdasarkan
Kerangka Safeguard ini.

Maret Musbangkel Pemrakarsa (Dinas) TPS berdiskusi dengan Pemrakarsa tentang kriteria dan
(Musyawarah menyerasikan PJM dan persyaratan penyaringan4.
Pembangunan usulan proyeknya – hasilnya
Kelurahan) adalah daftar proyek prioritas Dinas dan badan-badan terkait (Komisi AMDAL, atau
Bapedalda untuk aspek lingkungan) menyaring usulan-
usulan proyek berkaitan dengan aspek lingkungan berikut:
- mengkonfirmasi bahwa proyek yang diusulkan
tidak termasuk dalam daftar negatif;
- memutuskan apakah proyek memerlukan
AMDAL, UKL/UPL, SOP atau tidak

Daftar proyek prioritas telah


disusun

Mei Pemkot/kab. Proyek yang akan dibiayai Pemrakarsa menyiapkan: draft UKL/UPL dan disampaikan
menyelenggarakan melalui USDRP, atau sumber ke Bepedalda untuk dikaji
Rakorbang untuk lainnya, telah ditentukan.
membahas,
merumuskan, dan Pemrakarsa menyiapkan
menyerasikan usulan anggaran untuk proyek
proyek dengan PJM besar dan kompleks yang
dan memperkirakan memerlukan AMDAL dan
ketersediaan RTPTPK menyeluruh yang
anggaran akan dilaksanakan pada
tahun anggaran mendatang.
Pemrakarsa mengadakan
studi kelayakan (FS)

Pemrakarsa menyiapkan RTPTPK sederhana (jika


pengadaan tanah berdampak kepada sedikitnya 40 KK dan
10% aset produktif) dan meminta persetujuan (NOL) Bank
Dunia

2
Siklus berikut adalah tipikal untuk UKL/UPL dan RTPTPK sederhana. Kerangka waktu untuk AMDAL dan RTPTPK
menyeluruh perlu ditentukan per kasus bergantung pada sifat proyek yang diusulkan.
3
Dalam konteks siklus ini, istilah Komisi AMDAL merujuk kepada badan yang ditugaskan untuk mengkaji dan menyetujui
AMDAL. Komisi ini dapat juga dikonsultasikan berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan secara umum. Menurut
peraturan-perundangan yang berlaku, Komisi AMDAL yang bertanggung jawab mengkaji dokumen-dokumen AMDAL bisa
Komisi AMDAL Pusat, Komisi AMDAL Propinsi atau Komisi AMDAL Kota/Kabupaten. Komisi-komisi ini tidak hierarkis;
masing-masing Komisi memiliki yurisdiksi yang terpisah, bergantung pada beberapa faktor. PP No. 27/1999 Pasal 11 (1)
tentang AMDAL menyatakan bahwa Komisi AMDAL Pusat berwenang menilai hasil AMDAL bagi jenis usaha dan/atau
kegiatan yang memenuhi unsur-unsur strategis nasional dan/atau berkaitan dengan ketahanan nasional dengan dampak
mencakup lebih dari propinsi, terletak di wilayah konflik dengan negara lain, terletak di perairan laut, dan/atau lokasinya
mencakup wilayah hukum negara lain. Pasal 11(2) menyatakan Komisi AMDAL daerah (provinsi dan kota/kabupaten)
berwenang menilai AMDAL bagi jenis-jenis usaha dan/atau kegiatan yang berada di luar kriteria di atas.
4
Lihat kriteria dan ketentuan penyaringan aspek-aspek lingkungan pada Lampiran 3, dan Lampiran 5 untuk pengadaan
tanah dan pemukiman kembali.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 3
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Permasatanah-permasatanah Safeguard
Proses Perencanaan
Bulan Tahap Pengembangan Proyek
Anggaran Kota/Kab.
Aspek Lingkungan

Menyerahkan FS, meminta


persetujuan dan pembiayaan
proyek kepada Komite
Penilai (AC)

Oktober Informasi DAU (hibah Pemkot/kab. memobilisasi Bapedalda menyetujui UKL/UPL


pemerintah pusat ke Konsultan untuk menyiapkan
pemerintah daerah) DED dan dokumen lelang

Nov./Des. Persetujuan anggaran Bank Dunia menyelesaikan kajian UKL/UPL (yang diambil
secara acak)

Penyiapan anggaran proyek


USDRP

Pelelangan dan pelaksanaan Pemrakarsa melaksanakan UKL/UPL. TPS mengawasi


proyek pelaksanaan UKL/UPL dan mengadakan pemantauan yang
diperlukan
Pemrakarsa mulai menyiapkan AMDAL pada proyek skala
besar dan kompleks yang memerlukan AMDAL. AMDAL
diharapkan selesai pada saat anggaran USDRP untuk
proyek dimaksud telah siap (Januari).

3. LINGKUNGAN

3.1. Prinsip Dasar

Prinsip AMDAL secara garis besar digambarkan sebagai berikut. Semua proyek yang
diajukan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten harus sesuai dengan prinsip dimaksud.
A. Pengkajian lingkungan dan rencana penanggulangannya dapat berbentuk: (i) AMDAL
(atau ANDAL dan RKL/RPL), atau (ii) UKL/UPL, tergantung kategori dampak proyek
dimaksud (lihat daftar kategori, di bawah). Penentuan kategori lingkungan untuk
masing-masing proyek mengacu pada kriteria yang ditetapkan dalam kerangka
safeguard ini.
B. AMDAL dan UKL/UPL harus dipandang sebagai alat untuk meningkatkan kualitas
proyek. Karena itu, AMDAL atau UKL/UPL harus menjadi bagian tak terpisahkan dari
analisis kelayakan teknis, ekonomi, sosial, institusional dan keuangan setiap usulan
proyek.
C. USDRP tidak mendukung investasi yang menimbulkan dampak penting yang
merugikan dan tak-terbalikkan (irreversible), di luar kapasitas Pemerintah
Kota/Kabupaten untuk mengelolanya.
D. Sedapat mungkin proyek harus menghindari, atau meminimalkan, dampak negatif
pada lingkungan. Alternatif desain, termasuk alternatif tanpa-proyek, harus dikaji
dengan seksama sebelum usulan proyek diajukan. Sebaliknya, proyek harus
dirancang sedemikian sehingga dampak positif dapat dimaksimalkan.
E. Proyek yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan dampaknya
tidak dapat dikelola melalui rancangan atau praktek-praktek konstruksi, harus disertai

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 4
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

dengan AMDAL.
F. USDRP tidak membiayai proyek yang mengganggu habitat alam kritis, masyarakat
terasing dan rentan (IVP), kawasan lindung, jalur laut internasional, atau merupakan
kawasan sengketa. Di samping itu, USDRP juga tidak membiayai pembelian,
produksi, atau penggunaan:
i. Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau.
ii. Asbes. Berbagai tindakan pencegahan berkaitan dengan penggunaan asbes,
seperti renovasi bangunan yang menggunakan asbes, akan diterapkan.
iii. Bahan beracun berbahaya (B3). Proyek yang menggunakan, memproduksi,
menyimpan atau mengangkut bahan-beracun berbahaya (toksik, korosif, atau
eksplosif) atau bahan berkategori B3 dalam undang-undang Indonesia, tidak
dapat dibiayai.
iv. Pestisida, herbisida, dan insektisida.
v. Konstruksi bendungan (dam). USDRP tidak membiayai konstruksi atau rehabilitasi
bendungan, atau investasi yang mengandalkan kinerja bendungan yang ada, atau
bendungan yang sedang dalam tahap konstruksi.
vi. Kekayaan budaya. Proyek yang merusak kekayaan budaya, termasuk barang,
struktur fisik dan lokasi yang dianggap sakral atau setidaknya memiliki nilai
spiritual, tidak dapat dibiayai.
vii. Operasi penebangan kayu. Proyek yang berkaitan dengan penebangan kayu atau
penyediaan peralatan penebangan kayu, tidak dapat dibiayai dengan dana
USDRP.

G. Karena alasan praktis, disarankan agar proyek investasi tahun I tidak termasuk
proyek yang perlu dilengkapi dengan AMDAL. Proyek-proyek dimaksud dapat
diusulkan pada tahun II, atau setelahnya.

3.2. Kategori Proyek

Safeguard lingkungan ini berlaku pada semua tahap pengembangan proyek, seperti:
pengajuan usulan, perencanaan, pelaksanaan dan pengoperasian proyek. Tiap proyek
akan diteliti secara cermat menurut kriteria yang tercantum dalam peraturan-
perundangan Nasional dan kebijaksanaan operasional Bank Dunia. Berdasarkan
Kebijaksanaan Operasional 4.01 Bank Dunia, tiap proyek USDRP dapat dikelompokkan
ke dalam salah satu dari 3 kategori berikut. Kategorisasi serupa berdasarkan peraturan-
perundangan Nasional juga dicantumkan dalam tabel.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 5
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Table 3: Kategori Proyek

Persyaratan Persyaratan
Kategori Dampak
Bank Pemerintah Indonesia

A Proyek-proyek yang menimbulkan dampak EA dan EMP ANDAL dan RKL/UPL


lingkungan yang merugikan, berkaitan menyeluruh *)
dengan kepekaan dampaknya, keaneka-
ragaman, ireversibilitas (sifat tidak-
terbalikkan), dan/atau dampak yang tidak
pernah terjadi sebelumnya

B Proyek-proyek dengan volume dan ukuran EA dan EMP UKL/UPL


kecil, yang menggambarkan dampak sederhana
lingkungan yang terbalikkan (reversible)

C Proyek-proyek yang tidak memiliki Tidak Tidak diperlukan


komponen konstruksi, dan tidak diperlukan EA AMDAL atau UKL/UPL
menyebabkan pencemaran udara, tanah,
dan air

*) lihat Lampiran 3, terlampir: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17/2001
tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL; dan
Keputusan Menteri Kimpraswil No. 17/KPTS/M/2003 tentang Kegiatan-kegiatan di
Lingkungan Permukiman dan Prasarana Wilayah yang dapat dilengkapi dengan
UKL/UPL.

UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan pasal 15(1) menyatakan bahwa setiap
rencana usaha atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan besar dan
penting harus disertai dengan AMDAL. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1997 tentang
AMDAL pasal 5 (1) lebih lanjut menjabarkan kriteria dampak besar dan penting, yang
meliputi: (i) mempengaruhi sejumlah besar orang, wilayah dan komponen lingkungan; (ii)
dampak berlangsung kuat, lama, kumulatif, dan tidak-terbalikkan (irreversible).

3.3. Isi Laporan AMDAL

Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dimasukkan dalam analisis dan laporan proyek.
Rincian daftar isi laporan ANDAL dan RKL/RPL disampaikan secara khusus dalam
dokumen Rencana Pelaksanaan Proyek (Project Implementation Plan - PIP).
A. Isi laporan ANDAL sekurang-kurangnya meliputi:
i. Ringkasan Eksekutif
ii. Pendahuluan, meliputi: kerangka kebijakan, hukum, kelembagaan, dan
administratif
iii. Lingkup studi, meliputi kedalaman dan keluasan substansi yang dikaji dan
batas spasial pengamatan
iv. Metode studi, termasuk metode pengumpulan dan analisis data, metode
prakiraan dampak, dan metode evaluasi dampak;
v. Pemerian proyek secara teknis dan rinci;

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 6
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

vi. Rona lingkungan awal, meliputi lingkungan fisik-kimia-geologis, lingkungan


biologis, dan lingkungan sosial-ekonomi;
vii. Prakiraan dampak lingkungan, termasuk dampak tidak langsung dan
kumulatif
viii. Analisis alternatif, termasuk alternatif tanpa-proyek
ix. Evaluasi dampak besar dan penting;
x. Lampiran-lampiran pendukung, termasuk proses konsultasi publik dan
ringkasan hasil-hasil yang dicapai
Keluasan, kedalaman dan jenis analisis bergantung kepada sifat, skala dan potensi
dampak lingkungan proyek dimaksud. Pemrakarsa mengevaluasi risiko dan dampak
lingkungan, mengkaji alternatif-alternatif proyek, mengidentifikasi cara-cara untuk
memperbaiki seleksi, lokasi, rencana, desain, dan/atau implementasi proyek, dengan
mencegah, meminimalkan, menanggulangi, atau mengkompensasi dampak lingkungan
negatif serta meningkatkan dampak positif.

B. Isi laporan RKL/RPL sekurang-kurangnya meliputi:


xi. Ringkasan Eksekutif
xii. Pendahuluan
xiii. Pendekatan pengelolaan lingkungan (teknologi, sosial-ekonomi,
institusional);
xiv. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL)
4. Dampak lingkungan besar dan penting, dan sumbernya: komponen
lingkungan yang terkena dampak, dan sumber dampak;
5. Indikator dampak.
6. Tujuan pengelolaan lingkungan.
7. Rencana pengelolaan dan tindakan penanggulangan pada tahap
pra-konstruksi, konstruksi dan operasi.
8. Lokasi dan periode pengelolaan.
9. Anggaran dan jadwal.
10. Pengaturan kelembagaan: badan yang bertanggung jawab dan
hubungan pelaporan.
i. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
11. Dampak besar dan penting yang hendak dipantau;
12. Sumber dampak;
13. Indikator pemantauan;
14. Tujuan pemantauan lingkungan;
15. Metode dan lokasi pemantauan;
16. Anggaran dan jadwal
17. Pengaturan kelembagaan: badan yang bertanggung jawab dan

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 7
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

hubungan pelaporan.
RKL/RPL harus menggambarkan perangkat penanggulangan, pemantauan, dan
tindakan-tindakan kelembagaan yang perlu dijalankan selama tahap implementasi
dan operasi proyek guna meminimalkan dampak lingkungan negatif,
mengkompensasi kerugian, atau menekannya sampai pada tingkat yang dapat
diterima.

17.1. Prosedur AMDAL dan Konsultasi Publik

Pemrakarsa perlu bekerja sama dengan warga yang mungkin terkena dampak proyek
dan perlu berkoordinasi dengan Komisi AMDAL dalam sejumlah langkah esensial berikut:
A. Keputusan untuk menentukan kategori proyek dan seleksi ketentuan-ketentuan
safeguard yang tepat (seperti diilustrasikan dalam Tabel 3 di atas),
B. Penyusunan dan persetujuan Kerangka Acuan (TOR) bagi penyiapan dokumen-
dokumen safeguard yang memadai; dan
C. Penyusunan dan persetujuan dokumen safeguard.
Ilustrasi berikut menggambarkan prosedur yang perlu ditempuh dalam penyiapan
AMDAL. Gambar ini harus dibaca sebagai bagian dari siklus proyek, sebagaimana
diilustrasikan pada Tabel 1 di atas.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 8
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Gambar 1: Prosedur AMDAL

Pemrakarsa (yaitu: Dinas atau unit di


Pemrakarsa
lingkungan (yaitu: Dinas
Pemerintah atau unit di
Kota/Kabupaten)
lingkungan Pemerintah
mengajukan usulanKota/Kabupaten)
proyek
mengajukan usulan proyek

Tidak perlu Tidak perlu


ANDAL Penyaringan
Penyaringandampak
dampak ANDAL
lingkungan
lingkunganbesar
besardan
dan SOP
Penyaringan
Penyaringanuntuk
untuk SOP
penting
penting
UKL/UPL
UKL/UPL

Revisi Draft Revisi Draft


Perlu ANDAL

Permakarsa,
Permakarsa,difasilitasi
difasilitasioleh
olehKomisi
Komisi
Pemrakarsa
Pemrakarsamengajukan
mengajukanKA
KA AMDAL,
AMDAL,berkonsultasi
berkonsultasidengan
dengan
Pemrakarsa
Pemrakarsamengajukan
mengajukan kepada
kepadaKomisi
KomisiAMDAL
AMDAL Forum
ForumStakeholder
Stakeholder dandanwarga
wargayang
yang
draft
draftUKL/UPL
UKL/UPLkeke Ya terkena
terkenadampak
dampak
Bapedalda
Bapedalda atau
atauDinas
Dinas Tidak
Lingkungan
LingkunganHidup
Hidup
Tidak Draft
DraftKA
KA
disetujui?
disetujui?
Ya
Ya

UKL/UPL
UKL/UPL Pemrakarsa,
Pemrakarsa,difasilitasi
difasilitasioleh
olehKomisi
Komisi
disetujui?
disetujui? Pemrakarsa
Pemrakarsamengajukan
mengajukandraft
draft AMDAL,
AMDAL,berkonsultasi
berkonsultasidengan
dengan
ANDAL
ANDALdan
danRKL/RPL
RKL/RPLpada
pada Forum
ForumStakeholder
Stakeholder dandanwarga
wargayang
yang
Komisi
KomisiAMDAL
AMDAL terkena
terkenadampak
dampak

Tidak

Draft
DraftANDAL
ANDAL
dan
danRKL/RPL
RKL/RPL
disetujui
disetujui

Ya
Pemrakarsa
Pemrakarsamelaporkan
melaporkan
Pemrakarsa
Pemrakarsa implementasi
implementasiRKL/RPL
RKL/RPLdan
dan
mengimplementasikan
mengimplementasikanRKL/RPL
RKL/RPL pelaksanaan
pelaksanaanpemantauan
pemantauan
lingkungan
lingkunganke ke Executing
ExecutingAgency
Agency
c/q
c/qKMP;
KMP;Bapedalda,
Bapedalda, Gubernur,
Gubernur,
dan Bank Dunia
dan Bank Dunia

Bapedalda
Bapedalda melaporakan
melaporakan hasil
hasil
pemantauan
pemantauandan danevaluasinya
evaluasinyakpd
kpd
Meneg.
Meneg.LH LH(sekurang-kurangnya
(sekurang-kurangnya
22kali
kali setahun),
setahun), dengan
dengantembusan
tembusan
lembaga
lembagaperijinan
perijinandan
dangubernur
gubernur

Error! Bookmark not defined.


Selama penyiapan ANDAL dan RKL/RPL, Pemrakarsa harus menjamin terpenuhinya
persyaratan prosedural minimal, yang terdiri dari:
i. Persetujuan: Komisi AMDAL adalah lembaga resmi yang bertanggung jawab
mengkaji dan menilai KA dan draft ANDAL dan RKL/RPL. Mendahului persetujuan
KA, Pemrakarsa harus melakukan konsultasi dengan Forum Stakeholder dan
warga yang terkena dampak proyek. Konsultasi ini bersifat wajib, dan hasilnya
dicatat sebagai bagian dari laporan ANDAL.
ii. Pelaporan: Secara administratif, Komisi AMDAL melaporkan kegiatannya kepada
Walikota/Bupati (untuk Komisi AMDAL Kota/Kabupaten), atau Gubernur (untuk
Komisi AMDAL Propinsi). Pemrakarsa harus melaporkan implementasi RKL/RPL
kepada dinas-dinas terkait seperti ditunjukkan dalam Gambar 1 di atas.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 9
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

iii. Pemantauan: Pemrakarsa adalah pihak yang bertanggung jawab melaksanakan


pemantauan lingkungan berkaitan dengan implementasi proyek. Namun
demikian, Bapedalda merupakan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab
memantau kualitas lingkungan di dalam wilayah penugasannya. Karena itu,
Bapedalda dapat diminta untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan pemantauan
yang dilaksanakan oleh Pemrakarsa untuk menjamin kesesuaian kegiatan
dimaksud dengan standar dan peraturan yang berlaku.
Konsultasi Publik selama penyiapan ANDAL dan RKL/RPL serta implementasi RKL/RPL
harus mempertimbangkan aspek-aspek berikut:
iv. Untuk menghindari bias dalam proses pengambilan keputusan akibat
(kemungkinan) adanya konflik kepentingan di antara para stakeholder dari
kalangan Pemerintah Kota/Kabupaten – mereka terlibat sebagai Pemrakarsa,
sekaligus anggota tetap dan sekretariat Komisi AMDAL – konsultasi dengan
Forum Stakeholder dan warga yang terkena dampak proyek merupakan langkah
yang wajib dilaksanakan. Konsekuensinya, tanggapan yang disampaikan selama
konsultasi publik berkenaan dengan dampak proyek, harus diperhatikan dan
dijawab secara tepat, serta dimuat sebagai Lampiran dalam dokumen ANDAL dan
RKL/RPL
v. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1999 tentang AMDAL pasal 33 (3) menyatakan
bahwa dalam waktu 30 hari setelah pengumuman proyek, pihak-pihak yang
berkepentingan, termasuk warga yang terkena dampak, LSM setempat, dan pihak
lainnya, dapat menyampaikan tanggapan, saran dan keluhan kepada
Pemrakarsa.
vi. Selama proses AMDAL, Pemrakarsa menginformasikan Forum Stakeholder, LSM
setempat yang tidak terwakili dalam Forum Stakeholder, dan warga yang terkena
dampak proyek, mendiskusikan aspek-aspek lingkungan, sosial dan dampak
proyek; serta menimbang pandangan pihak-pihak dimaksud dalam kajian.
Pemrakarsa berkonsultasi dengan kelompok-kelompok dimaksud sedikitnya dua
kali, yaitu: (i) segera setelah penapisan awal dan sebelum finalisasi Kerangka
Acuan (TOR); dan (ii) setelah draft Laporan ANDAL dan RKL/RPL disusun serta
siap untuk dievaluasi (oleh Komisi AMDAL). Di samping itu, jika diperlukan,
Pemrakarsa juga berkonsultasi dengan kelompok-kelompok tersebut selama
implementasi proyek, untuk membahas masalah-masalah (issues) yang berkaitan
dengan AMDAL dan dampak proyek
vii. Agar konsultasi antara Pemrakarsa, Forum Stakeholder, LSM setempat, dan
warga yang terkena dampak proyek bermakna, Pemrakarsa perlu menyediakan
semua bahan yang relevan sekurang-kurangnya 3 hari sebelum proses konsultasi
dilakukan, dan dalam bentuk dan bahasa yang mudah dipahami. Bahan dimaksud
setidak-tidaknya mencakup: ringkasan tujuan proyek, rincian pemerian proyek,
dan gambaran menyeluruh potensi dampaknya. Untuk konsultasi setelah draft
laporan ANDAL dan RKL/RPL disusun, Pemrakarsa menyediakan ringkasan
laporan ANDAL dan RKL/RPL dimaksud, termasuk kesimpulan dan sarannya. Di
samping itu, Pemrakarsa juga harus mengungkapkan draft laporan ANDAL dan
RKL/RPL atau UKL/UPL kepada publik dalam waktu yang tidak terbatas, serta
dapat diakses oleh Forum Stakeholder, dan LSM setempat.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 10
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

viii. Berkaitan dengan masalah-masalah lingkungan dan sosial, perlu dikembangkan


prosedur penyampaian keluhan publik yang transparan. Keluhan harus dijawab
sebelum tahap pelelangan proyek dimulai. Keluhan yang diajukan sebelum
konstruksi, selama konstruksi dan/atau operasi proyek perlu diselesaikan secara
musyawarah antara Pemrakarsa dengan pihak-pihak yang mengajukan keluhan.
Keluhan yang tidak dapat diselesaikan oleh Pemrakarsa dalam waktu 30 hari
kalender harus diteruskan kepada Tim Pemantau Safeguard untuk ditengahi.
Apabila keluhan yang diajukan sebelum konstruksi tidak dapat diselesaikan
secara damai dalam kurun waktu satu tahun, konstruksi proyek harus diubah,
disesuaikan, atau ditunda.

17.2. Peraturan dan Daftar Isian Lingkungan untuk UKL/UPL dan Prosedur
Operasi Baku (SOP)

Proyek yang tidak termasuk kategori A atau tidak memerlukan AMDAL, mungkin akan
memerlukan UKL/UPL atau SOP. Persiapan UKL/UPL harus sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan UKL/UPL.
Di samping itu, UKL/UPL dan SOP untuk masing-masing proyek harus menggunakan
daftar isian yang disampaikan pada Lampiran 4 sebagai ketentuan yang mengikat.
Prosedur penyiapan UKL/UPL atau SOP ditunjukkan dalam Gambar 1. TPS akan
memantau dan mengawasi kesesuaian UKL/UPL atau SOP yang disusun dengan
ketentuan dan daftar isian tersebut. Bapedalda atau Dinas Lingkungan harus
menggunakan ketentuan dan daftar isian tersebut sebagai dasar untuk mengkaji
UKL/UPL atau SOP. Kebutuhan untuk menerapkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 86/2003 dan daftar isian dimaksud untuk menyiapkan UKL/UPL
atau SOP oleh Pemrakarsa proyek dan untuk mengawasi dan mengkajinya oleh TPS dan
Bapedalda/Dinas Lingkungan akan dicantumkan dalam Panduan Pengoperasian Proyek
USDRP.

18. FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERLIBAT

18.1. Lembaga-lembaga yang Terlibat di Tingkat Daerah

Badan-badan di tingkat daerah berikut terlibat dalam berbagai aspek dan tahap
implementasi kerangka safeguard ini. Pada dasarnya, mereka dapat dibagi ke dalam
dua kategori yaitu badan pelaksana dan pemantau.
A. Badan Pelaksana.
i) Pemrakarsa Proyek. Pemrakarsa proyek adalah Pemerintah Kota/Kabupaten
yang berpartisipasi dalam USDRP, melalui dinas terkait. Pemrakarsa
bertanggungjawab menyiapkan Kerangka Acuan (KA, atau TOR), ANDAL
dan RKL/RPL, atau UKL/UPL, serta mengarahkan implementasinya;
ii) Komisi AMDAL. Komisi AMDAL adalah lembaga yang berwenang mengkaji
dan menyetujui KA, ANDAL dan RKL/RPL. Menurut Peraturan Pemerintah
No. 27 tahun 1999 mengenai AMDAL pasal 8, Komisi AMDAL untuk proyek
USDRP kemungkinan besar adalah Komisi AMDAL Kota/Kabupaten (jika
ada), atau komisi AMDAL Propinsi.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 11
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

iii) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Bappeda adalah


lembaga yang bertanggungjawab mengkordinasikan penyiapan Program
Jangka Menengah (PJM). Dalam kaitan ini, Bappeda harus mampu
mengadakan penyaringan awal proyek yang diusulkan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan safeguard.
iv) Bapedalda – Badan Pengendalian Dampak Lingkungan kota/kabupaten.
Bapedalda adalah badan yang berwenang untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan di bidang pengendalian dampak lingkungan, seperti mencegah
dan menanggulangi dampak lingkungan. Menurut Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 86 tahun 2003, Bapedalda atau Dinas Lingkungan
Hidup, berwenang menilai dan menyetujui UKL/UPL. Berkaitan dengan
USDRP, Bapedalda dapat diminta untuk mengarahkan Pemrakarsa dalam
implementasi RKL/RPL, dan memantau kualitas lingkungan secara umum.
Bapedalda adalah anggota tetap Komisi AMDAL. Biasanya kantor mereka
juga berfungsi sebagai Sekretariat Komisi AMDAL.
C. Badan Pemantau.
i) Tim Pemantau Safeguard (TPS). TPS adalah tim yang dibentuk di tingkat
Pemerintah Kota/Kabupaten sebelum masa persiapan proyek. Tugas TPS
termasuk (namun tidak terbatas pada): menetapkan kriteria penyaringan
proyek terpilih (sesuai dengan ketentuan-ketentuan safeguard), memantau
dan mengawasi kesesuaian proyek dengan kerangka safeguard; menengahi
dan memecahkan persoalan yang diperselisihkan oleh pihak-pihak terkait
dalam pelaksanaan proyek. TPS terdiri atas wakil Dinas atau unit di
lingkungan Pemerintah Kota/Kabupaten dan LSM yang memusatkan
kegiatannya pada masalah-masalah lingkungan, pertanahan, dan/atau hak-
hak asasi manusia. TPS dikoordinasikan oleh Sekretaris Wilayah Daerah.
Pembentukan TPS harus disahkan melalui Surat Keputusan Walikota/Bupati
D. Forum Stakeholder (FS). FS adalah perwakilan informal unsur-unsur masyarakat
sipil (civil society), seperti LSM setempat, dosen universitas, pemuka masyarakat,
pemimpin tradisional, ulama, serta anggota DPRD dan pejabat pemerintahan
daerah – semuanya dalam kapasitas pribadi -- untuk bersama-sama membahas
masalah-masalah pembangunan kota dan berkontribusi bagi perbaikannya.
USDRP mendorong pendekatan multi-pihak ini sebagai cara untuk meningkatkan
partisipasi publik. FS terlibat dalam mengkaji KA, ANDAL dan RKL/RPL. Jika
perlu, Pemrakarsa dapat berkonsultasi dengan FS selama implementasi
RKL/RPL. Sebagian kecil anggota FS akan terpilih menjadi anggota TPS.

18.2. Lembaga-lembaga yang Terlibat di Tingkat Nasional

Berbagai lembaga tingkat nasional terlibat secara langsung dalam implementasi USDRP,
dan berbagai aspek atau tahap implementasi kerangka safeguard. Lembaga-lembaga
dimaksud adalah:
A. Executing Agency - EA. Untuk USDRP, Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah adalah executing agency yang bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Indonesia;
B. Konsultan Manajemen Pusat (KMP). Atas nama EA, KMP bertanggungjawab
mengelola keseluruhan operasi harian proyek. Karenanya, KMP
bertanggungjawab kepada EA, dan menyampaikan laporan sekurang-kurangnya

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 12
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

sekali sebulan.
C. Bank Dunia. Bank Dunia adalah kreditor yang membiayai sebagian atau seluruh
bagian proyek yang diusulkan. Konsekuensinya, Bank Dunia berhak mengkaji dan
menyetujui KA, draft ANDAL dan RKL/RPL; serta KA dan SK-RTPTPK (atau
LARAP). Untuk draft UKL/UPL, Bank Dunia hanya akan melakukan penilaian
secara acak.

18.3. Susunan Kelembagaan

Berdasarkan penetapan peran di atas, dua tabel berikut menggambarkan kerangka


institusional penyiapan dan persetujuan AMDAL, serta hubungan pelaporan di antara
lembaga-lembaga dimaksud.

Tabel 3 : Susunan Kelembagaan untuk Penyiapan AMDAL

Persetujuan (tahap
Dikonsultasi- persiapan) atau Laporan
No. Tahap EA Dilaksanakan oleh
kan dengan Pengawasan (tahap Kepada
pelaksanaan)

1. Penyiapan:
Kerangka Acuan Pemrakarsa, yaitu Forum Komisi AMDAL, dan KMP, tembusan
(KA), draft Dinas atau unit di Stakeholder (FS) Bank Dunia ke Executing
ANDAL dan lingkungan dan warga yang Agency (EA)
RKL/RPL Pemerintah Daerah terkena dampak dan Bank Dunia
UKL/UPL Pemrakarsa Bapedalda, atau Dinas KMP, dengan
Lingkungan Hidup. tembusan ke EA
Bank Dunia akan dan Bank Dunia
mengkaji UKL/UPL
secara acak

2. Pelaksanaan: Pemrakarsa (dapat Forum Tim Pemantau EA, tembusan


Supervisi disupervisi oleh Stakeholder (SF) Safeguard (TPS) ke KMP,
RKL/RPL Bapedalda) dan warga yang Bapedalda1),
terkena dampak Gubernur, dan
(jika diperlukan) Bank Dunia

1) Bapedalda selanjutnya melaporkan hasil pemantauan dan evaluasinya ke Menteri


Negara Lingkungan Hidup, sedikitnya dua kali setahun, dengan tembusan ke badan
perijinan dan Gubernur.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 13
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Untuk menjamin bahwa lembaga-lembaga yang bertanggung jawab di atas memiliki


kapasitas yang memadai untuk menjalankan tugasnya secara efisien, disarankan untuk
menganalisis kapasitas manajemen lembaga dimaksud dan melaksanakan pelatihan
guna meningkatkannya. Lembaga yang perlu diprioritaskan adalah Tim Pemantau
Safeguard, Bapedalda, dan Pemrakarsa (Dinas).

19. PERTIMBANGAN HUKUM

A. Landasan hukum utama penyiapan dan implementasi AMDAL adalah Perjanjian


Pinjaman antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia berkenaan dengan
USDRP. Bagi pihak Bank Dunia, isi Perjanjian ini merupakan penjabaran prosedur
operasional sebagaimana tertuang dalam berbagai kebijakan operasional.
Sedangkan bagi Pemerintah Indonesia, kebijakan tentang AMDAL tertuang dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999,
dan berbagai keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri-Menteri
Teknis lainnya, seperti digambarkan dalam Lampiran 3.
B. Penyiapan KA, ANDAL dan RKL/RPL harus dikaji dan disahkan oleh badan yang
berwenang (Komisi AMDAL terkait dan Bank Dunia). Bersama dengan
mekanisme pelaporan sebagaimana diatur dalam susunan kelembagaan di atas,
mekanisme persetujuan ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa penyiapan dan
implementasi AMDAL sejalan dengan standar dan prosedur yang berlaku.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 14
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Lampiran 1:
Peta Jenis Proyek

Jenis-Jenis Proyek yang Termasuk Kategori Jenis-Jenis Proyek yang Termasuk Kategori
Cost Recovery Non-Cost Recovery
Definisi: suatu proyek yang langsung Definisi: suatu proyek yang tidak bersifat
menghasilkan pendapatan dalam bentuk biaya mengembalikan biaya
pemakaian (tarif atau pajak)
Contoh-contoh proyek yang memenuhi syarat
Rumah sakit (selain Puskesmas) Puskesmas
Rumah Bersalin Perbaikan Kampung
Pembangunan pasar Sekolah dasar dan menengah
Pengumpulan sampah (tidak termasuk TPA) Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Fasilitas pengkomposan Drainase dan pengendalian banjir
Terminal angkutan Prasarana manajemen lalu lintas
Layanan angkutan umum Konsolidasi tanah
Areal parkir Perlindungan lingkungan
Rumah pemotongan hewan Panti asuhan
Pengumpulan limbah manusia (tidak termasuk Jamban umum
jamban umum)
Sistem penyediaan air bersih Perlindungan erosi
Jalan dan jembatan tol Jalan dan jembatan (bukan tol)
Perumahan Irigasi kecil (mikro)
Pemakaman umum Pusat kegiatan pemuda
Fasilitas pendingin Perpustakaan
Fasilitas penyimpanan produk pertanian Musium
Prasarana Radio dan TV Pusat rehabilitasi sosial
Obyek-obyek wisata Taman
Fasilitas rekreasi Fasilitas pembakaran sampah
Fasilitas olah raga
Pusat-pusat konvensi
Ferry
Fasilitas pelabuhan
Fasilitas e-government
Kawasan Siap Bangun (Kasiba)

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 15
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Catatan:
- Proyek yang termasuk dalam daftar di atas tidak secara otomatis akan disetujui
- Proyek-proyek “cost recovery” yang tidak layak secara financial tidak memenuhi syarat untuk
mendapatkan hibah
- Proyek-proyek “cost recovery” dengan satu unsur yang disubsidi diklasifikasikan sebagai “cost
recovery”
- Proyek-proyek pandu dalam daftar proyek “cost recovery” diklasifikasikan sebagai “cost recovery”
- Jika Pemerintah Kota/Kabupaten secara sengaja berusaha merestrukturisasi suatu proyek agar
terhindar dari klasifikasi “cost recovery”, maka Pemerintah Kota/Kabupaten dimaksud akan
dikesampingkan dari proses penilaian selama masa maksimum tiga tahun
- Jika suatu usulan proyek tidak termasuk dalam daftar di atas, Tim Penilai akan mengklsifikasikan
proyek dimaksud berdasarkan definisi proyek “cost recovery”.

Sumber: Consultant

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 16
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Lampiran 2:
Organisasi Safeguard USDRP

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 17
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Lampiran 3:
Jenis Kegiatan dan/atau Usaha yang Perlu Dilengkapi
dengan AMDAL atau UKL/UPL.

Menurut:
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001, tertanggal 22
Mei 2001; dan
2. Keputusan Menteri Permukiman an Prasarana Wilayah No. 17/KPTS/2003,
tertanggal 3 Februari 2003

Skala
Sektor dan Kegiatan 5
AMDAL UKL/UPL6

Air Bersih
a. Pembangunan jaringan distribusi (luas layanan)  500 Ha 100 Ha - < 500 Ha
b. Pembangunan jaringan pipa transimisi (panjang)  10 km 2 km - < 10 km

c. Pengambilan air baku dari mata air permukaan,  250 l/detik 50 lt/dt - < 250 l/dt
sungai, danau/sumber lain (debit pengambilan)
d. Pembangunan Instalasi Pengotanah Air (debit) - > 50 l/detik

e. Pengambilan air tanah  50 l/detik > 5 l/dt - < 50 l/dt

Persampahan
a. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan sistem
control landfill/sanitary landfill (di luar B3)
- Luas layanan  10 Ha < 10 Ha
- Kapasitas total  10.000 ton < 10.000 ton
b. TPA di daerah pasang surut7
- Luas landfill  5 Ha < 5 Ha
- Kapasitas total  5.000 ton < 5.000 ton
c. Pembangunan transfer station
- Kapasitas operasional  1.000 ton/hari < 1.000 ton/hari

d. TPA dengan sistem open dumping semua ukuran -

e. Pembangunan Incinerator - semua ukuran

f. Bangunan komposting dan daur ulang - > 4 ton/hari


> 500 m2
Konstuksi Pengotanah Limbah Cair dan Sewerage

5
Lihat: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17/2001 tertanggal 22 Mei 2001 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi ngan Analisis mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
6
Lihat: Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17/KPTS/2003 tentang
Penetapa Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Wajib
Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
7
Ini berlaku untuk controlled land fill di wilayah pasang surut juga.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 18
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Skala
Sektor dan Kegiatan
AMDAL UKL/UPL
a. IPLT
 2 Ha < 2 Ha
b. IPAL  3 Ha < 3 Ha

c. Perpipaan air limbah/sewerage  500 Ha < 500 Ha

Drainase
a. Pembangunan saluran di kota besar/metropolitan
- Drainase Utama (panjang)  5 km < 5 km
- Drainase Sekunder dan Tersier (panjang) - 1 km – 5 km
b. Pembangunan saluran di kota sedang
- Drainase Utama (panjang)  10 km < 10 km
- Drainase Sekunder dan Tersier (panjang) ≥ 10 km 2 – 10 km

c. Pembangunan saluran di kota kecil - > 5 km


Normalisasi Sungai/Kanal Pengelak Banjir
a. Kota besar/metropolitan
- Panjang, atau  5 km 1 - < 5 km
- Volume pengerukan, atau  500.000 m3 -
- Luas layanan - 1 - 5 Ha
b. Kota sedang
- Panjang, atau  10 km 3 - < 10 km
- Volume pengerukan  500.000 m3 -
c. Kota kecil*)
- Panjang; atau ≥ 13 km 3 – 13 km
- Volume pengerukan ≥ 500.000 m3 -
c. Pedesaan
- Panjang, atau  15 km 5 - < 15 km
- Volume pengerukan  500.000 m3 -
d. Sodetan - semua ukuran

Jalan
a. Pembangunan dan atau peningkatan jalan dengan
pelebaran di luar DAMIJA
a.1. Kota besar/metropolitan
- Panjang, atau  5 km 1 - < 5 km
- Luas layanan  5 Ha 2 - < 5 Ha
a.2. Kota Sedang
- Panjang, atau  10km 3 - < 10 km
- Luas layanan  10 Ha 5 - < 10 Ha
a.3. Kota kecil*)
- Panjang; atau ≥ 20 km 4 -  20 km
- Luas layanan ≥ 15 Ha 7 -  15 Ha
a.4 Pedesaan – antarkota, panjang  30km 5 - < 30 km

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 19
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Skala
Sektor dan Kegiatan
AMDAL UKL/UPL
b. Peningkatan dengan pelebaran di dalam DAMIJA
b.1. Kota besar/metropolitan untuk jalan arteri/kolektor
(panjang) -  10 km

Jembatan (Konstruksi Baru)


Kota besar (panjang) -  20 m
Kota sedang (panjang) -  60 m

Konstruksi Pelabuhan
a. Dermaga dengan konstruksi masif Tidak ada keputusan
- Panjang, atau  200 m spesifik yang
- Luas  6.000 m2 dikeluarkan oleh
b. Penahan gelombang (break water/talud)  200 m Departemen
Perhubungan (re.
Pelabuhan) atau
c. Prasarana pendukung pelabuhan  5 Ha Departemen Pertanian
(re. Pelabuhan ikan)
d. Single Point Mooring Buoy  10.000 DWT berkenaan dengan
UKL/UPL. Karena itu,
ukuran apapun yang
Pelabuhan Ikan pantas dan di bawah
- Panjang dermaga  300 m ukuran yang ditetapkan
oleh Kantor Meneg LH
- Kawasan industri perikanan  10 Ha
untuk AMDAL, dapat
- Kedalaman perairan di dermaga  -4 m LWS dipertimbangkan
sebagai memerlukan
UKL/UPL

Perumahan/Permukiman
a. Kota metropolitan (luas)  25 Ha 2 - < 25 Ha
b. Kota besar (luas)  50 Ha 2 - < 50 Ha
c. Kota sedang dan kecil (luas)  100 Ha 2 - < 100 Ha

Konstruksi Bangunan (Pendidikan, Perdagangan,


Fasilitas Keagamaan, dll)
- Luas tanah , atau  5 Ha -
- Luas lantai/bangunan  10.000 m 2 < 10.000 m2

Konstruksi Baru untuk Pemukiman Kembali


50 – 200 KK
a. Jumlah penduduk yang dipindahkan, atau  200 KK
2 – 100 Ha
b. Luas kawasan  100 Ha

Program Perbaikan kampung8 UKL/UPL, menurut pengalaman Bank Dunia

*) tidak termasuk dalam Keputusan-keputusan di atas. Angka-angka ini merupakan hasil


interpolasi, berdasarkan kriteria yang berlaku pada kategori kota lainnya pada sektor atau kegiatan
dimaksud.

8
Ini juga tidak termasuk dalam keputusan-keputusan di atas.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 20
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Klasifikasi kota:
Jenis Kota Jumlah Populasi
Kota Metropolitan > 1.000.000 (dalam kota utamanya)
Kota Besar 500.000 - < 1.000.000
Kota Sedang 100.000 - < 500.000
Kota Kecil < 100.000
Daerah pedesaan: < 20.000 penduduk

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 21
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Lampiran 4:
Daftar Hal-hal yang Diperlukan untuk Masing-masing Proyek

Untuk semua proyek


1. Gambaran lengkap aspek-aspek teknis proyek dengan peta yang memadai.
2. Identifikasi lokasi-lokasi yang sensitif secara lingkungan dalam peta yang memadai.
(1) Sekolah, rumah sakit, rumah penduduk
(2) Tempat pengambilan air
(3) Sungai, kolam, danau, saluran irigasi
(4) Kawasan lindung
(5) Peninggalan budaya

3. Pengembangan langkah-langkah mitigasi untuk lokasi-lokasi sensitif.


4. Identifikasi masalah (issues) lingkungan penting untuk ditangani segera.

Air Bersih
1. Identifikasi dampak ke wilayah hilir sumber air.
2. Bagaimana menangani lumpur (endapan) dari proses penyaringan air.
3. Dimana membuang endapan tersebut.

Sampah / Konstruksi IPAL & Sewage


1. Kesesuaian dengan peraturan-perundangan yang mengatur tentang struktur
fasilitas.
2. Analisis rinci dampak fasilitas tersebut terhadap badan air permukaan, air bawah
tanah dan tanah.
3. Identifikasi jalan masuk bagi truk-truk pengumpul sampah.
4. Identifikasi lokasi-lokasi sensitif secara lingkungan sepanjang jalan masuk.
5. Identifikasi lokasi pembuangan endapan dari pengoperasian IPAL.
6. Identifikasi lokasi pembuangan endapan limbah konstruksi dari sewage.
7. Identifikasi lokasi pembuangan endapan kakus (jika tidak dibuang di IPAL).

Drainase / Normalisasi Sungai / Kanal Banjir / Pelabuhan


1. Identifikasi sumber-sumber pencemaran, seperti logam berat dan senyawa organik
kuat (PCB, DDT, dll)
2. Identifikasi kuantitas bahan yang akan dikeruk.
3. Pemeriksaan (laboratorium) kualitas bahan yang akan dikeruk.
4. Identifikasi lokasi pembuangan.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 22
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROGRAM (USDRP) Kerangka Safeguard Lingkungan USDRP
Japanese Grant No. T F 026836 through IBRD

Jalan
1. Identifikasi hubungan antara kawasan lindung dan lokasi proyek di atas peta.
2. Identifikasi sumber-sumber bahan (bahan galian) dan lokasi pembuangan.
3. Identifikasi lokasi-lokasi sensitif secara lingkungan sepanjang lintasan antara lokasi
konstruksi dan lokasi sumber material atau lokasi pembuangan.

Jembatan
1. Identifikasi dampak lingkungan terhadap kawasan yang volume lalu lintasnya akan
meningkat karena konstruksi jembatan baru.

Pengembangan Perumahan dan Permukiman


1. Identifikasi hubungan antara kawasan lindung dan lokasi proyek di atas peta.
2. Uraian lengkap tentang metode pengolahan limbah padat dan cair.
3. Identifikasi dampak lingkungan, termasuk kemacetan lalu lintas karena peningkatan
lalu lintas di masa mendatang serta langkah-langkah penanggulangannya.
4. Identifikasi dampak terhadap hidrologi di dalam kawasan yang dikembangkan.

Bangunan
1. Konfirmasi bahwa tidak ada pembelian asbes dan pestisida untuk keperluan proyek
ini.
2. Uraian lengkap tentang sistem pengumpulan sampah dan pengolahan air limbah.
3. Identifikasi dampak lingkungan, termasuk kemacetan lalu lintas karena peningkatan
lalu lintas di masa mendatang serta langkah-langkah penanggulangannya.

Program Perbaikan Kampung (KIP)


1. Identifikasi hubungan antara kawasan lindung dan lokasi proyek di atas peta.
2. Uraian lengkap tentang metode pengolahan limbah padat dan cair.
3. Identifikasi dampak lingkungan, termasuk kemacetan lalu lintas karena peningkatan
lalu lintas di masa mendatang serta langkah-langkah penanggulangannya.
4. Identifikasi dampak terhadap hidrologi di dalam kawasan yang dikembangkan.

/conversion/tmp/scratch/417095366.doc 23

Anda mungkin juga menyukai