Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENELITIAN KIMIA

“PENGARUH KADAR GARAM PADA PEMBUATAN ES


PUTAR”

Disusun oleh :

Fadhilah Miftahul Ilmi

SMA NEGERI 1 SUKAMARA


Jl. Iskandar, Kelurahan Mendawai Sukamara
Telp/Fax : 0532 26007 Email : sman1sukma@yahoo.co.id
Web : www.sman1sukma.sch.id

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita memanjatkan ke hadirat Allah Swt. atas limpahan

rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penyusunan laporan dengan judul “ Pengaruh

Kadar Garam pada Pembuatan Es Putar” dapat terselesaikan dengan lancar. Laporan

ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran kimia kelas XII IPA-3.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada guru mata pelajaran kimia yang

telah membimbing serta mengarahkan dalam proses penyusunan laporan ini. Serta

teman-teman XII IPA-3 yang telah membantu dan berbagi pengalaman selama

penyusunan laporan ini.

Selebihnya dalam laporan ini akan dibahas mengenai Es Putar sebagai salah

satu aplikasi atau pemanfaatan sifat koligatif larutan mulai dari alat dan bahan, cara

membuat, pengaruh kadar garam terhadap pembuatan es putar hingga konsep

penurunan titik beku.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, untuk itu kami

sangat membutuhkan masukan dan kritik dari pembaca demi perbaikan.

Penulis,

Fadhilah Miftahul ilmi

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
A. JUDUL KEGIATAN ................................................................. iv
B. TUJUAN .................................................................................... iv
C. DASAR TEORI ......................................................................... iv
D. ALAT DAN BAHAN ................................................................ vi
E. LANGKAH KERJA .................................................................. vi
F. HASIL KERJA DAN PEMBAHASAN ................................... vii
G. KESIMPULAN ......................................................................... vii

iii
A. Judul kegiatan
“Pengaruh Kadar Garam Pada Pembuatan Es Putar”
B. Tujuan
Mengetahui aplikasi sifat koligatif larutan pada proses pembuatan es krim.
C. Dasar Teori
A. Sifat Koligatif Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya
interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan
sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Salah satu
sifat yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut
adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang
hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, dan tidak
dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang
disebut sifat koligatif (dari bahasa lain colligare, yang berarti “megumpul
bersama”) sebab sifat-sifat itu tergantung pada efek kolektif jumlah partikel
terlarut, bukannya pada sifat partikel yang terlibat. Keempat sifat itu ialah:
1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
2. Peningkatan titik didih.
3. Penurunan titik beku.
4. Gejala tekanan osmotik.

B. Penurunan Titik Beku Larutan


Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga
jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya
tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari
zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut
terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul
diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah
daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf). Penurunan
titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan
penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan:
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)

iv
Dimana:
∆Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
n = jumlah mol zat pelarut
p = massa zat pelarut
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya atauTf = Tf o - ∆Tf.

C. Penyebab dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan


Air murni membeku pada suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut misalnya
saja ditambahkan gula kedalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak
akan sama dengan 0o C, melainkan akan turun dibawah 0o C, inilah yang
dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan
memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya
yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol akan memiliki titik beku yang lebih
rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol.
Contoh, air murni pada suhu 0o C. pada suhu ini air berada pada
kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah
wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan
fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama,
atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu
tertentu potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada
yang lain, fasa yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energi
lebih disukai, misalnya pada suhu 2o C fasa cair memiliki potensial kimia yang
lebih rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung
berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1o C fasa padat memiliki
potensial kimia yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada
pada fasa padat.
Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya
kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu
pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa

v
padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara
keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair
dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses pendinginan
berlangsung, larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair,
sebab secara energi larutan lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan
dengan fasa padat. Hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa
cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa
padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan
untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya menjadi
lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa
adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya. Rumus untuk
mencari penurunan titik beku larutan adalah sebagai berikut:
∆Tf = Kf . m . i
Keterangan:
∆Tf = penuruna titik beku
∆ m = molalilatis larutan
Kf = tetapan konstanta titik beku larutan
Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada rumus di atas
apabila larutan yang ditanyakan adalah larutan elektrolit.

D. Alat dan Bahan


Alat :
1. Kaleng
2. Baskom atau wadah besar
3. Sendok makan
4. Termometer

Bahan :
1. Oreo
2. Susu cair coklat (ULTRAMILK)
3. Es batu
4. Garam kasar atau garam curai

E. Langkah kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Memasukkan susu cair kedalam kaleng secukupnya (lebih baik di tuangkan
sedikit demi sedikit, agar cepat membeku)
3. Masukkan es batu yang telah di hancurkan kasar dan ukur suhunya dengan
menggunakan termometer. Setelah itu ditambahkan dengan garam curai ke

vi
dalam baskom. Kemudian aduk es batu dan garam hingga tercampur rata dan
ukur kembali suhunya.
4. Berikutnya, letakan kaleng berisi susu cair pada tengah baskom agar
dinginnya merata.
5. Putar kaleng yang berisi susu cair (sebaiknya memutar kaleng dengan pelan
agar es krim tidak terlalu keras)
6. Setelah beberapa saat masukan oreo ke dalam kaleng tersebut dan tutup
kembali
7. Putar terus kaleng sampai membeku, apabila sudah membeku tuangkan es
krim kedalam wadah

F. Hasil Kerja dan Pembahasan


Adonan es krim ditempatkan dalam kaleng yang terendam es batu yang telah
diberi garam curai atau garam kasar sambil diputar-putar untuk memperoleh suhu
yang lebih rendah dari 0o C. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim
membeku dengan titik beku es beberapa derajat dibawah titik beku air murni. Hal
ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari adonan es krim ke dalam
campuran es batu dan garam.
Temperatur normal es batu saja adalah 0o C. akan tetapi itu tidak cukup dingin
untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk membekukan es
krim adalah -3o C atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut
perlu ditambahkan garam dalam proses pembekuan es krim. Dan saat kami
melakukan percobaan ini suhu setelah diberi garam kasar menjadi dibawah-10oC.
Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika es diampur dengan
garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan
temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu
mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan
lezat seperti yang diinginkan.

G. Kesimpulan
Es putar dapat dibuat dengan proses yang sederhana, yaitu memutar dan
menggoyangkan wadah berisi larutan (adonan) es krim yang didinginkan dengan
bongkahan es batu di sekelilingnya dan menaburkan sejumlah garam. Garam
sangat berperan penting pada tahap pengerasan atau pembekuan es krim. Di
dalam proses pengerasan atau pembekuan es putar tersebut terjadi reaksi kimia
antara garam dan air serta perpindahan kalor antara adonan es krim, larutan
garam, dan es batu. Reaksi kimia dan perpindahan kalor tersebut muncul pada
waktu yang singkat apabila pada saat memutar dan menggoyangkan wadah es
krim dilakulan dengan kecepatan yang tinggi.
Ada keterkaitan antara es putar dengan sifat koligatif larutan. Pada saat
penaburan garam, temperatur normal es batu atau lelehan es mengalami
penurunan. Besarnya penurunan bergantung pada kadar garam yang
ditambahkan. Makin banyaknya kadar garam yang ditambahkan pada es, makin

vii
besar pula penurunan suhu yang terjadi dan sebaliknya. Di samping itu, sifat
koligatif larutan elektrolit selalu lebih besar daripada sifat koligatif larutan non
elektrolit. Zat terlarut yang ditambahkan pada es batu adalah garam (NaCl) yang
merupakan senyawa elektrolit biner. Dengan demikian, penurunan suhu yang
terjadi pada pembuatan es putar ini relatif besar.
Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zar terlarut disebut
penurunan titik beku (∆Tf) .penuruna titik beku larutan sebanding dengan hasil
kali molalitas larutan dengan tetapan penutrunan titik beku pelarut (Kf),
dinyatakan dengan persamaan:

∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)

viii
DAFTAR PUSTAKA

Priyambodo Erfan., Dyah Rufaida Anis., Qurniawati Annik., dan Margiyani,


Elly. 2015.Buku Siswa Kimia Untuk SMA/MA kelas XII. Klaten. Intan
Pariwara.
http://www-supadi.blogspot.com/2012/06/pengaruh-penambahan-garam-pada-
es.html
http://fonaindo.blogspot.com/2011/12/pengaruh-penambahan-nacl-pada-
pembuatan.html

ix

Anda mungkin juga menyukai