2. Rahmani, STP., MP
DISUSUN OLEH :
2018/2019
Praktikum : Ilmu Teknologi Pangan
Pertemuan : 7 (ketujuh)
2. Rahmani, STP., MP
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
Asap kayu terdiri dari uap dan padatan yang berupa partikel-partikel yang amat kecil
yang keduanya mempunyai komposisi kimia yang sama tetapi dalam perbandingan yang
berbeda. Senyawa-senyawa kimia yang menguap diserap oleh daging terutama dalam
bentuk uap, senyawa tersebut memberikan warna dan rasa yang diinginkan pada daging.
Partikel-partikel padatan tidak begitu penting pada proses pengasapan dan asap akan
mengawetkan makanan karena adanya aksi desinfeksi dari formaldehid, asam asetat dan
phenol yang terkandung dalam asap.
Jadi pada tahap pengasapan, kecepatan penguapan air tergantung pada kapasitas
pengering udara dan asap juga kecepatan pengaliran asap. Pada tahap kedua, dimana
permukaan daging sudah agak kering suhu daging akan mendekati suhu udara dan asap.
Kecepatan pengeringan akan menjadi lambat karena air harus merembes dahulu dari lapisan
dalam daging ayam, bila pengeringan mula-mula dilakukan pada suhu yang terlalu tingi dan
terlalu cepat, maka permukaan daging akan menjadi keras dan akan menghambat penguapan
air selanjutnya dari lapisan dalam,sehingga kemungkinan daging ayam bagian dalam tidak
mengalami efek pengeringan.
2.3. Tujuan pengasapan
Menurut Wibowo (1996) pada dasarnya, ada dua tujuan utama dalam pengasapan ikan.
Tujuan pertama untuk mendapatkan daya awet yang dihasilkan asap. Tujuan kedua yaitu
untuk memberikan aroma yang khas tanpa peduli daya awetnya. Ketelitian pekerjaan dari
setiap tahap serta jenis dan kesegaran ikan akan menentukan mutu hasil asapan. Kesegaran
atau mutu bahan mentah perlu diperhatikan sebab akan menentukan mutu produk ikan asap
yang dihasilkan.
2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengasapan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengasapan (Wibowo, 1996), antara lain :
a. Suhu Pengasapan
Pada awal pengasapan, ikan masih basah dan permukaan kulitnya diselimuti lapisan air.
Dalam keadaan ini asap akan mudah menempel pada lapisan air permukaan ikan. Agar
penempelan dan pelarutan asap dapat berjalan efektif, suhu pengasapan awal sebaiknya
rendah. Jika dilakukan pada suhu tinggi, lapisan air pada permukaan tubuh ikan akan cepat
menguap dan daging ikan akan cepat matang. Kondisi ini akan menghambat proses
penempelan asap sehingga pembentukan warna dan aroma asap kurang baik. Setelah warna
dan aroma terbentuk dengan baik, suhu pengasapan dapat dinaikkan untuk membantu proses
pengeringan dan pematangan ikan.
b. Kelembaban Udara
Kisaran kelembaban udara (Rh) yang ideal untuk pengasapan adalah 60% - 70% dan
suhunya sekitar 29°C. Jika Rh yang lebih tinggi dan 79% proses pengeringan selama
pengasapan berjalan lambat karena panas dari hasil pembakaran masih belum mampu
mengurangi kelembaban.Sebaliknya jika Rh kurang dari 60%, permukaan ikan akan terlalu
cepat matang.
c. Jenis Kayu
Jenis kayu menentukan mutu asap yang dihasilkan dan pada akhirnya menentukan mutu
ikan asap. Untuk pengasapan dingin sebaiknya menggunakan serbuk gergaji dari jenis kayu
keras sedangkan untuk pengasapan panas menggunakan batang atau potongan kayu keras
dari jenis separo kayu jati. Jenis- jenis kayu yang mengandung resin atau damar seperti kayu
pinus kurang baik untuk pengasapan karena menghasilkan rasa pahit pada ikan, sehingga
tidak enak untuk dikonsumsi.
d. Perlakuan sebelum pengasapan
Biasanya dengan penggaraman ikut menentukan mutu pengasapan. Faktor lain
yang berpengaruh adalah mutu ikan yang akan diasap, jumlah asap dan ketebalan
asap. Mutu ikan akan berpengaruh karena bila ikan yang diasap sudah mengalami
kemunduran mutu maka produk yang dihasilkan juga akan tidak sesuai dengan harapan.
Sedangkan jumlah asap dan ketebalan asap akan berpengaruh pada cita rasa, bau dan warna.
Semakin tebal asap semakin baik pula produk yang akan dihasilkan.
2.5. Jenis-jenis pengasapan
Di bawah ini, ada lima jenis proses pengasapan yaitu, pengasapan dingin(cold
smoking), pengasapan hangat (warm smoking), pengasapan panas(hot smoking),
pengasapan cair (liquid smoke), dan pengasapan listrik (electric smoking).
Dalam proses pengasapan cair, aroma asap yang akan dihasilkan pada proses
pengasapan didapat tanpa melalui proses pengasapan, melainkan melalui penambahan
cairan bahan pengasap (smoking agent) ke dalam produk. Bahan baku ikan direndam dalam
wood acid, yang didapat dari hasil ekstrak penguapan kering unsur kayu atau dari hasil
ekstrak yang ditambahi pewangi kayu, yang hampir sama dengan aroma pada pengasapan,
setelah itu ikan dikeringkan dan menjadi produk akhir. Metode penambahan bahan
pengasap ke dalam ikan, dapat dilakukan melalui penuangan langsung, pengasapan,
pengolesan atau penyemprotan. Melalui proses ini tidak diperlukan lagi ruang tempat
pengasapan atau alat pengasap yang menjadi keuntungan dari proses ini, namun aroma
produk yang dihasilkan jauh di bawah dari aroma produk yang dilakukan dengan proses
pengasapan sesungguhnya.
Pada metode ini asap yang bermuatan listrik tersebut dapat melekat ke permukaan
ikan lebih mudah daripada metode pengasapan panas atau dingin.
Daging ayam broiler adalah bahan makanan yang mengandung gizi tinggi, memiliki
rasa dan aoroma yang enak, tekstur yang lunak dan harga yang relatif murah, sehingga
disukai hamper semua orang. Komposisi kimia daging ayam terdiri dari protein 18,6%,
lemak 15,06%, air 65,95% dan abu 0,79% (Stadelman et al., 1988).
Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi yang memakannya . Lebih lanjut dijelaskan oleh Bintoro (2008)
bahwa karkas ayam adalah bagian ayam yang telah dipotong dan dibersihkan bulu dan
dikeluarkan jeroannya, tanpa leher dan kepala serta tanpa kaki bagian bawah (ceker).
METODE PRAKTIKUM
3.1.Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Lemari asap
Pisau
Baskom
Serbet
3.1.2. Bahan
Ayam
Garam
Arang, potongan kayu, atau serbuk gergaji secukupnya
Rendam ayam selama ±15-20 menit, tiriskan, dan angin-anginkan sampai permukaan kering.
Ikan diikat satu persatu, kemudian siapkan bahan bakar berupa arang. Setelah itu bubuhkan
serbuk sampai timbul asap.
Juwita, Irma. 2014. Laporan praktikum TPHT (pembuatan chicken nugget dan daging
asap). http://romantis95.blogspot.com/2014/04/laporan-praktikum-tphtpembuatan-
chicken.html?m=1 (Diakses pada 29 Oktober 2018)