Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PERSIAPAN DATA

2.1. LATAR BELAKANG


Pencatatan data pengujian sumur dimulai saat alat pencatat tekanan
dimasukkan kedalam sumur; selama alat tersebut di setting pada kedalaman
tertentu sampai alat tersebut ditarik keatas dan pengujian selesai.
Dengan demikian tidak semua data tekanan tersebut akan dianalisis, sehingga
diperlukan pemahaman segmen data yang akan dianalysis.

2.2. TUJUAN
a. Memahami dan mengerti data apa saja yang diperlukan untuk mendukung
dalam melakukan analysis data uji tekanan serta bagaimana mendapatkan
data tersebut.
b. Mampu menentukan segmen data yang akan dianalysis untuk mengetahui
fenomena direservoir.

2.3. DASAR TEORI


Data yang diperlukan untuk analysis hasil pengujian sumur antara lain:
a. Data teknik sumur, seperti:
 Kedalaman sumur
 Ukuran Casing
 Ukuran Tubing
 Interval Perforasi
 Status Sumur
 Trajectory sumur
b. Data Reservoir
 Ketebalan lapisan (Net Oil Pay)
 Porositas
 Viskositas, Faktor volume formasi
c. Data Pelaksanaan test
 Test Tekanan dan Rate test
 Program pelaksanaan pengukuran

Data PVT
a. Komposisi fluida

Gambar 2.1. Komposisi Fluida

b. Sifat Fisik Fluida

Gambar 2.2. Grafik Sifat Fisik Fluida


Trajectory Sumur

Parit Minyak # 01 Survey 02 Survey Report


Report Date: July 11, 2006 Survey / DLS Computation Method: Minimum Curvature / Lubinski
Client: PT. Chevron Pacific Indonesia Vertical Section Azimuth: 257.090°
Field: EXPLORATION Vertical Section Origin: N 0.000 ft, E 0.000 ft
Structure / Slot: Century # 14 (Parit Minyak # 01) / Well 01 TVD Reference Datum: Rotary Table
Well: Parit Minyak #01 TVD Reference Elevation: 68.0 ft relative to MSL
Borehole: Original Sea Bed / Ground Level Elevation: 42.000 ft relative to MSL
UWI/API#: Magnetic Declination: 3.846°
Survey Name / Date: Parit Minyak # 01 Survey 02 / June 8, 2006 Total Field Strength: 38011.512 nT
Tort / AHD / DDI / ERD ratio: 33.145° / 497.20 ft / 4.218 / 0.047 Magnetic Dip: -12.567°
Grid Coordinate System: UTM Zone 47 - WGS84, Meters Declination Date: June 19, 2006
Location Lat/Long: N 1 37 45.892, E 143 26 14.755 Magnetic Declination Model: BGGM 2005
Location Grid N/E Y/X: N 255039.140 m, E 6000905.340 m North Reference: Grid North
Grid Convergence Angle: +1.58267186° Total Corr Mag North -> Grid North: +2.263°
Grid Scale Factor: 1.39697868 Local Coordinates Referenced To: Well Head

Measured Vertical
Comments Inclination Azimuth TVD NS EW DLS Northing Easting Latitude Longitude
Depth Section
( ft ) ( deg ) ( deg ) ( ft ) ( ft ) ( ft ) ( ft ) ( deg/100 ft ) (m) (m)
`` 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 255039.14 6000905.34 N 1 37 45.892 E 143 26 14.755
1991.79 0.35 116.33 1991.78 -4.71 -2.70 5.45 0.02 255037.99 6000907.66 N 1 37 45.864 E 143 26 14.810
2085.02 0.36 113.27 2085.01 -5.17 -2.94 5.98 0.02 255037.89 6000907.88 N 1 37 45.862 E 143 26 14.815
2177.45 0.15 195.87 2177.44 -5.34 -3.17 6.21 0.40 255037.79 6000907.98 N 1 37 45.859 E 143 26 14.818
2270.60 0.34 189.58 2270.58 -5.18 -3.56 6.13 0.21 255037.62 6000907.95 N 1 37 45.855 E 143 26 14.817

2362.43 0.67 225.51 2362.41 -4.62 -4.21 5.70 0.48 255037.35 6000907.77 N 1 37 45.849 E 143 26 14.812
2456.05 0.75 222.52 2456.02 -3.65 -5.04 4.90 0.09 255036.99 6000907.43 N 1 37 45.841 E 143 26 14.804
2550.28 0.81 215.88 2550.24 -2.64 -6.04 4.09 0.12 255036.57 6000907.08 N 1 37 45.832 E 143 26 14.795
2643.43 0.81 219.93 2643.39 -1.62 -7.07 3.28 0.06 255036.13 6000906.74 N 1 37 45.822 E 143 26 14.786
2737.27 0.98 215.76 2737.21 -0.49 -8.23 2.39 0.19 255035.63 6000906.36 N 1 37 45.811 E 143 26 14.777

2829.33 0.55 215.42 2829.27 0.43 -9.23 1.67 0.47 255035.21 6000906.05 N 1 37 45.801 E 143 26 14.769
2922.82 0.58 214.93 2922.75 1.12 -9.99 1.14 0.03 255034.89 6000905.83 N 1 37 45.794 E 143 26 14.764
3016.49 0.54 220.43 3016.42 1.82 -10.71 0.58 0.07 255034.58 6000905.59 N 1 37 45.787 E 143 26 14.758
3109.83 0.65 232.70 3109.75 2.66 -11.37 -0.12 0.18 255034.30 6000905.29 N 1 37 45.781 E 143 26 14.750
3203.42 0.66 239.40 3203.34 3.66 -11.96 -1.01 0.08 255034.05 6000904.91 N 1 37 45.775 E 143 26 14.741

3294.78 0.70 235.75 3294.69 4.68 -12.54 -1.92 0.06 255033.80 6000904.52 N 1 37 45.770 E 143 26 14.731
3386.68 0.63 238.22 3386.58 5.68 -13.13 -2.82 0.08 255033.55 6000904.14 N 1 37 45.765 E 143 26 14.722
3482.83 0.61 228.06 3482.73 6.63 -13.75 -3.65 0.12 255033.29 6000903.79 N 1 37 45.759 E 143 26 14.713
3579.00 0.56 222.17 3578.89 7.46 -14.44 -4.34 0.08 255032.99 6000903.49 N 1 37 45.752 E 143 26 14.706
3675.11 0.67 239.28 3675.00 8.38 -15.07 -5.14 0.22 255032.72 6000903.15 N 1 37 45.746 E 143 26 14.698

Gambar 2.3. Data Trayek Sumur

Petrophysical data
 Ketebalan lapisan yang dipergunakan untuk melakukan analisa Uji sumur
adalah ketebalan pasir yang berisi minyak (Net oil pay). Ketebalan ini bias
ditentukan dengan menggunakan data log.
 Porositas ditentukan dengan data log pada interval yang dilakukan test
(porositas rata-rata)

Gambar 2.4. Gambaran Jenis-Jenis Ketebalan


 Net sand thickness – 38.5 ft
 Net pay – 27 ft (thickness used in the interpretation)
 Perforated interval – 34 ft
 Average porosity for perforated interval 12 - 14% (Used 13%)

Gambar 2.5. Contoh Grafik Log


Sejarah Pengujian

Gambar 2.6. Rekaman Data Sejarah Pengujian


Data Pengujian
 Pressure

Gambar 2.7. Contoh Hasil Data Pengujian Terhadap Tekanan


 Rate

Gambar 2.8. Contoh Hasil Data Pengujian Terhadap Laju Produksi


 Pressure and Rate vs Time

Gambar 2.9. Contoh data Hasil Pengujian Dengan Parameter P, T, dan q


2.4. DATA DAN PERHITUNGAN
2.4.1. Perhitungan dT dan Perhitungan dT Saat Pindah Hari

Gambar 2.10. Menentukan nilai dT

Menentukan nilai dT yaitu


((𝐶2 – 𝐶1) 𝑥 24) + 𝐹1

Sehingga untuk menghitung dT ke dua :

((16:51:27 – 16:50:27) x 24) + 0 = 0.16667

Apabila saat melakukan well test kita pindah hari atau berganti hari maka bila
perbedaan waktu 1 detik maka ditulis 00:00:01 lalu diubah general pada tool bar
lalu dikali dengan 24. Pengalian dengan 24 menandakan bahwa perbedaan waktu
tersebut masih dalam bentuk jam sehingga harus dikali 24 untuk diubah ke dalam
hari.

Gambar 2.11. Perhitungan dT Apabila Berganti Hari

Setelah diubah general maka untuk menghitung dT ke 7486 (seperti digambar)

dT sebelumnya + Perbedaan Waktu

Sehingga untuk menghitung dT ke 7486:

7.158972 + (1.1574 x 10-5) = 7.158984


2.4.2. Analisa Fluida
fraksi
Component Mi yi.mi Pci yi.Pci Tci yi.Tci
mol (yi)
O2 0 32 0 730 0 278 0
N2 0.0361 28.016 1.011378 492 17.7612 227.2 8.20192
CO2 0.0024 44.01 0.105624 1073 2.5752 548 1.3152
C1 0.9196 16.042 14.75222 673.1 618.9828 343.3 315.6987
C2 0.0233 30.068 0.700584 708.3 16.50339 349.77 8.149641
C3 0.0094 44.094 0.414484 617.4 5.80356 665.95 6.25993
I-C4 0.0036 58.12 0.209232 529.1 1.90476 734.65 2.64474
n-C4 0.0018 58.12 0.104616 550.7 0.99126 765.31 1.377558
i-C5 0.0018 72.146 0.129863 483 0.8694 829.8 1.49364
n-C5 0 72.146 0 489.5 0 845.6 0
C6+ 0.002 0 0 0 0 0 0
Jumlah 1 17.428 665.3915 345.1413
Tabel 1.1. Tabulasi Perhitungan Analisa Fluida Sumur TM #2
2.4.2.1 Menentukan Nilai Mi, Pci, dan Tci

Gambar 2.12. Konstanta Fisik Beberapa Senyawa HC dan Impurities


2.4.2.2 Menentukan Nilai Ma
Ma = ∑yi.mi
= 17.428
2.4.2.3 Menentukan SG Gas
Ma
𝛾g = Mu
17.428
= 28.96

= 0.6016
2.4.2.4 Menentukan Ppc & Ppc Terkoreksi
Ppc = ∑yi.Pci
= 665.3915 psia
2.4.2.5 Menentukan Ppr
Tpc = ∑yi.Tci
= 345.1413 R
2.4.2.6 Menentukan Tpc & Tpc Terkoreksi

Gambar 2.13. Faktor Terkoreksi Pc & Tc Setiap 1% Mol Impurities


Ppc terkoreksi = Tpc – 2.5x%Mol N2 – 0.8x%Mol CO2
= 345.141 – 2.5x3.61 – 0.8x0.24
= 335.924 Psia
Tpc terkoreksi = Ppc – 1.7x%Mol N2 + 4.4x%Mol CO2
= 665.392 – 1.7x3.61 + 4.4x0.24
= 660.131 R
2.4.2.7 Menentukan Tpr & Ppr
Tpr = P/Ppc terkoreksi = 633/335.924 = 1.88
Ppr = T/Tpc terkoreksi = 780.73/660.131 = 1.18
2.4.2.8 Menentukan nilai Z

Gambar 2.14. Grafik Penentuan Nilai Z Faktor


Berdasarkan nilai Tpr dan Ppr yang sudah dihitung, maka dengan
menggunakan grafik tersebut didapatkan nilai Z sebesar 0.95.
2.4.2.9 Menentukan Viskositas Tanpa Impurities

Gambar 2.15. Korelasi Carr Untuk Viskositas Gas


Dengan plot antara nilai Ma dan Tr maka didapat nilai viskositas tanpa
adanya impurities yaitu 0.0114 cp.
2.4.2.10 Menentukan Viskositas Terkoreksi Terhadap Impurities

Gambar 2.16. Rumus Penentuan Viskositas Gas Terkoreksi


(µ)N2 = 0.0361 x (8.48 x 10-3 x log(0.601) + 9.59x10-3)
= 0.000278636 cp
(µ)CO2 = 0.0024 x (9.08 x 10-3 x log(0.601) + 6.24x10-3)
= 1.01665 x 10-5 cp
µg1 = 0.0114 + 0.000278636 + 1.01665 x 10-5 = 0.011688 cp
Plot grafik antara Tpr dan Ppr maka didapat nilai µg/ µg1 sehingga nilai
viskositas didapat 1.57 cp.
Maka viskositas terhitungnya ; µg = µg1 x µg/ µg1
= 0.011688 x 1.57 = 0.01835142 cp.
2.4.2.11 Menentukan Nilai Bg
633 𝑥 0.95
Bg = 0.0283 𝑥 = 2.18 x 10-2 ft3/scf
780.83
2.5. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dibahas tentang persiapan dan pengolahan data
dari hasil perekanman tekanan, temperatur, serta waktu. Sehingga akan diplot
terhadap grafik antara data dT vs Tekanan vs Temperatur.
Well test atau DST teridiri dari uji tekanan (pressure test) dan uji produksi
(production test) dimana pada umumnya gas ada beberapa jenis tes seperti Gas
Deliverability Test, Flow After Flow Rate atau Back Pressure Test, Isocronal Test,
dan Modified Isocronal Test. Pada Flow After Flow Rate atau Back Pressur Test
grafik yang muncul akan kotak-kotak dan penurunan tekanan akan semakin tinggi
bila choke diganti, tujuan dari test ini adalah untuk mengetahui laju alir yang
etrbesar dari berbagai pergantian choke biasanya pada etst ini akan dilakuka 3
sampai 4 kali pergantian choke. Isocronal Test yaitu test yang dilakukan dengan
menutup sumur hingga sampai tekanan reservoir, kemudian dibuka. Pada test ini
tekan yang dihasilkan akan mencapai maksimum sehingga periode penutupan dan
pembukaan sumur tidak sama. Modified Isocronal Test yaitu test yang hampir
sama dengan Isocronal Test namun yang membedakannya yaitu periode
penutupan dan pembukaan sumurnya sama, shingga tekanan yang naik akibat dari
penutupan sumur itu tidak akan maksimal. Sedangkan pada sumur minyak test
yang dilakukan adalan Pressur Build Up (PBU) dan Pressure Drawdown (PDD)
yang kegunaanya hampir sama. Jika pada analisa tekanan sudah konstan berarti
sudah mencapai boundary reservoir. Alat DST ini terdiri dari SPRD (Service
Pressure Road Out) dan EMR (Electric Memory Read). Alat EMR ini yang akan
diturunkan ke lapisan produktif. Analisis dari grafik yang diperoleh, pada saat
tekanan naik EMR sedang diturunkan sehingga terbaca tekanan naik karena masih
terpengaruh dari gradien tekanan, pada saat mendatar menandakan sumur sedang
di produksikan atau sedang dibuka, lalu sumur ditutup sehingga tekanan akan naik
hingga batas maksimal dari tekanan yang jika tekanan sudah konstan berarti sudah
tersebar hingga ke boundary lalu alat dinaikkan akan terjadi penurunan tekanan.
Dari grafik tersebut tidak ada tes produksi.
Grafik hasil plot data antara dT vs Tekanan vs Suhu digunakan untuk
menganalisa apa yang terjadi pada sumur TM#2. Sumur TM#2 adalah sumur gas,
dan didapatkan hasil bahwa sumur TM#2 sedang menglami Back Pressure Test
atau Flow After Flow Rate Test. Pada grafik teersebut setelah EMR (Electric
Memory Record) diturunkan terlihat grafik tersebut terjadi fluktuasi sehinnga
dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan pembacaan alat, pengaruh penurunan
alat yang terlalu cepat, dan lain-lain.
Dari analisa fluida, diketahui bahwa sumur TM#2 memiliki impurities
(pengotor) berupa O2 dan N2. Kemudian dari hasil perhitungan didapatkan nilai
Ma sebesar 17.428, nilai SG gas sebesar 0.6016, nilai Ppc dan Tpc terkoreksi
sebesar 665.3915 psia dan 345.1413 oR. Perhitungan Ppc dan Tpc menggunakan
koreksi Carr, Kobayashi dan Burrows, sehingga didapatkan nilai Tpr dan Ppr
masing-masing sebesar 1.88 dan 1.18. Kemudian bedasarkan nilai Tpr dan Ppr
tadi didapatkan nilai Z sebesar 0.95. Nilai Z tersebut didapat dengan memplot
nilai Ppr dan Tpr pada grafik.
2.6. KESIMPULAN
1. Pada praktikum pengelolahan data akan didapatkan grafik dT vs Tekanan
vs Suhu.
2. Well test atau DST teridiri dari uji tekanan (pressure test) dan uji produksi
(production test) dimana pada umumnya gas ada beberapa jenis tes seperti
Gas Deliverability Test, Flow After Flow Rate atau Back Pressure Test,
Isocronal Test, dan Modified Isocronal Test. Pada Flow After Flow Rate
atau Back Pressur Test.
3. Alat DST ini terdiri dari SPRD (Service Pressure Road Out) dan EMR
(Electric Memory Read). Alat EMR ini yang akan diturunkan ke lapisan
produktif.
4. Grafik hasil plot data antara dT vs Tekanan vs Suhu digunakan untuk
menganalisa apa yang terjadi pada sumur TM#2. Sumur TM#2 adalah
sumur gas, dan didapatkan hasil bahwa sumur TM#2 sedang menglami
Back Pressure Test atau Flow After Flow Rate Test. Pada grafik teersebut
setelah EMR (Electric Memory Record) diturunkan terlihat grafik tersebut
terjadi fluktuasi sehinnga dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan
pembacaan alat, pengaruh penurunan alat yang terlalu cepat, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai