Disusun Oleh :
TEKNIK SIPIL S1
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktikum Pembuatan Beton
Penyusun
2
DAFTAR ISI
2. Pembuatan Beton...............................................................................................26
3.1 Kesimpulan......................................................................................................35
3
3.2 Saran................................................................................................................35
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
6. Perencanaan campuran beton (mix design)
7. Pencampuran beton
8. Pengujian slump
9. Pengujian kuat tekan dan kuat lentur beton
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Tabel bobot agregat
3 Berat Container +
806,5 775,5
sampel (C) gram
Rata-rata
8
Rata-rata (gram/cm3)
Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa pengujian
berat volume dengan cara dipadatkan memberikan hasil yang lebih
besar dibandingkan dengan cara di lepas (tanpa dipadatkan) . Hal ini
disebabkan karena pada cara pemadatan, pori-pori agregat terisi penuh
akibat proses pemadatan dengan tongkat penumbuk. Banyaknya
butiran-butiran yang mengisi pori-pori tersebut akan dipengaruhi oleh
gradasi butiran, bentuk permukaan dan bentuk butiran. Adapun berat
isi lepas pasir yang diperoleh adalah 1,46 gr/cm3. Berat isi padat
pasir yang diperoleh adalah 1,70 gr/cm3 . Sedangkan Berat isi lepas
kerikil adalah 1,38 gr/cm3. Dan berat isi padat kerikil adalah 1,35
gr/cm3
9
3. Cuci pasir hingga air yang keluar menjadi jernih
4. Timbang kembali pasir yang sudah di cuci
5. Oven dengan suhu 1010 selama 24 jam
6. Timbang kembali pasir yang sudah dioven.
Hasil
Berikut hasil yang didapat dari pemeriksaan kadar lumpur pasir
No Uraian Hasil
1 No cawan 1 2
2 Berat pasir kering sebelum
870,5 492,5
di cuci (A) gram
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kandungan lumpur percobaan
1 sebesar 2,81 % dan percobaan 2 sebesar 2,23 % Sedangkan syarat
pasir untuk campuran beton yaitu memiliki kandungan lumpur
maksimum sebesar < 5% Jadi, pasir tersebut memenuhi syarat sebagai
rancangan campuran beton.
10
Tanggal : 24 September 2015
No Uraian Hasil
1 No cawan 1
2 Berat kerikil kering sebelum di
732,5
cuci (A) gram
11
4 Kadar Lumpur ( (A) – (B) / (A) )
0,82
x 100%
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kandungan lumpur rata-rata
sebesar 0,82 sedangkan syarat untuk campuran beton , kerikil
memiliki kandungan lumpur maksimum < 1% Jadi, kerikil tersebut
memenuhi syarat.
12
2. Timbang terlebih dahulu pignometer kosong
3. Masukkan 1/3 sampel SSD kedalam pignometer
4. Timbang kembali berat pasir dalam pignometer
5. Rendam pasir dengan air sebanyak 500 ml
6. Kocok hingga tidak ada gelembung yang muncul
7. Keluarkan pasir dari pignometer dan jangan sampai ada pasir yang
tercecer
8. Timbang air dan pignometer
9. Timbang pasir didalam nampan.
Hasil
No Uraian Hasil
1 No cawan 1 2
2 Berat sampel jenuh permukaan
139
(SSD) (A) gram
13
Berat jenis rata-rata
Kesimpulan
Berat jenis pasir SSD (Saturated Surface Dry) yang diperoleh pada
percobaan sebesar 2,5 dengan penyerapan air pada percobaan sebesar
2,96
14
Hasil
No Uraian Hasil
1 No cawan -
2 Berat sampel jenuh permukaan (SSD) (A) gram
500
3 Berat sampel dalam air (B) gram
314
4 Berat contoh kering (C) gram
494
5 Berat Jenis Bulk (C/ (A – B ) )
2,65
6 Berat Jenis SSD ( A / ( A – B ) )
2,68
7 Berat Jenis Semu ( C / ( C – B ) )
2,74
Kesimpulan
Berat jenis kerikil Bulk yang diperoleh adalah 2,65 gr/cm3 dengan
penyerapan air sebesar 1,21 %.
15
Bahan yang digunakan :
-Timbangan digital
- Satu set ayakan dengan diameter lubang, 4,75 mm, 2 mm, 1,18 mm, 0,60
mm, 0,30 mm, 0,15 mm dan Pan
Cara Kerja :
16
Modulus kehalusan pasir = jumlah % tertinggal kumulatif dari butir-
butir agregat yang tertinggal di atas
suatu set ayakan dan kemudian dibagi
seratus
10 0 0 0 100
17
PAN 86,5 8,65 100,00 -
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.15 0.3 0.6 1.18 2.36 4.78 10
Kesimpulan
18
Tempat : Laboratorium Bahan Teknik Sipil UNNES
- Timbangan
- Satu set ayakan dengan diameter lubang 37,5 mm, 25,4 mm, 19 mm,
12,5 mm, 9,5 mm, 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60 mm, 0,30 mm,
0,15 mm, pan.
Cara Kerja :
19
Pada langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada butir
kerikil yang hilang.
0,6 0 0 0
100
03 0 0 0
100
0,15 0 0 0
100
PAN 0 0 100 0
20
Grafik Gradasi Kerikil
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan gradasi agregat kasar / kerikil diperoleh modulus kehalusan
kerikil sebesar 7,75
21
- Kerikil kering oven.
-Timbangan
Cara Kerja :
1. Timbang kerikil kering seberat 4000 gr
2. Masukkan kedalam mesin Los Angels dengan 500 kali putaran
3. Ayak dengan ayakan nomor 4
4. Timbang kembali
Hasil
No Uraian Hasil
1 No Cawan -
2 Berat sampel sebelum diuji ( 4000
A)
3 Berat sampel setelah diuji ( 2893
B)
4 Persentase keausan ( (A) - 27,6%
(B))/ A x 100
Persentase rata-rata
Kesimpulan
Jadi persentase keausannya sebesar 27,6 %
Hasil
22
Diameter Berat Komulatif Lolos
Ayakan
Pasir Kerikil
(2) x (P) (3) x (K) (4) + (5)
(%) (%)
1 2 3 4 5 6
50 100 100 35 55 90
23
GRAFIK ANALISA GRADASI CAMPURAN
100
90
Persentase Lolos (%) 80 Series2
70 Series3
60
Series4
50
40 Series5
30 Series6
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0.15 0.30 0.60 1.2 2.4 4.8 10 20 40 50
Ukuran Butiran (mm)
Kesimpulan
Berdasarkan data diatas diperoleh nilai gradasi campuran sebesar 6,17,
persentasi kerikil terhadap pasir sebesar 37,13, dan persentasi pasir
terhadap kerikil sebesar 62,87
24
2. PEMBUATAN BETON
25
udara terperangkap tanpa tambahan udara 1 %
volume udara terperangkap 0,01 m3
jumlah volume padat selain agregat halus 0,7254 m3
volume agregat halus 0,2746 m3
berat agregat halus kering 694,786 kg
21 Koreksi terhadap kandungan air
agregat kasar (basah) 1158,72 kg
agregat halus (basah) 789,618 kg
air permukaan agregat kasar 0,79 %
air permukaan agregat halus 3,04 %
kebutuhan perkiraan air yang ditambahkan 124,479 kg
22 Berat campuran 1 m3 2420,894 kg
Campuran percobaan di laboratorium
3
23 Berat campuran 0.02 m 48,418 kg
24 Bobot isi beton normal 2390 kg/m3
25 FAS agregat kasar 0,34
26 FAS agregat halus 0,84
27 Kadar air pencampur 2,7
28 Hasil campuran percobaan 0,0203 m3
29 Air pencampur untuk 1 m3 dg slump sama 191,524 kg
30 Untuk menaikan slump + 8 kg 199,524 kg
31 Kadar semen setelah penambahan slump 383,700 kg
32 Agregat kasar per satuan volume beton (basah) 1143,933 kg
agregat kasar per satuan volume beton (kering) 1121,503 kg
kg kering perm. jenuh
kering permukaan jenuh (SSD) 1127,110 (SSD)
Perkiraan baru untuk berat 1 m3 beton (bobot isi
33 2350)
banyaknya agregat halus yang diperlukan 876,489 kg kering perm. (SSD)
870,396 kg kering
Berat campuran per 1 m3 beton
air (berat bersih) 199,524 liter
Semen 383,700 kg
agregat kasar, kering 1121,503 kg
agregat halus, kering 870,396 kg
Jumlah 2575,124 kg
No Total Akhir
1 Air 26,000 liter
2 konversi satuan per 50 kg semen 50 kg
3 agregat kasar setelah dikonversi 146,1430049 kg
4 agregat halus setelah dikonversi 113,4213312 kg
Jumlah 335,564 kg
26
ukuran silinder x
tmbh vol + ukuran
ket. koversi ukuran silinder silinder
air 1,057478534 1,1632
semen 2,033612565 2,2370
kerikil 5,943965021 6,5384
pasir 4,613100883 5,0744
jumlah 13,648157 15,0130
Sekop
Ember
Timbangan
Silinder (d=15 cm, t=30 cm)
Tempat Adukan
Alat Uji Slump
Alat pengukur
Semen
Kerikil
Air
Pasir
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang bahan sesuai perencanaan campuran beton ( mix desain )
3. Mencampur kerikil dan pasir kedalam tempat adukan
4. Mengaduk kerikil dan pasir hingga tercampur rata
5. Menambahkan semen dan air kedalam campuran pasir dan kerikil
6. Mengaduk hingga semua bahan tercampur rata
7. Menguji workability dengan alat slump
27
D. Hasil Pengujian
E. Kendala
Pada praktikum pertama kuat tekan beton tidak sesuai dengan mutu yang direncanakan.
Hali ini karena bahan-bahan yang digunakan tidak sesuai SNI. Pasir dan kerikil juga tidak
dalam kondisi SSD.
28
11 Penyerapan air (%) agregat kasar 1,21 %
12 Modulus kehalusan 2,8
13 Rasio air semen 0,52
14 Kadar semen 317,308 kg/m3
Kebutuhan Air Pencampur dengan tambahan
15 udara 165 kg/m3
Volume agregat kasar per satuan volume
16 beton 0,71 m3
17 Berat kering agregat kasar 1136 kg
18 Perkiraan awal Berat beton segar 2350 kg/m3
19 Massa agregat halus 731,692 kg
ukuran
silinder
berat +
campuran utk nilai ukuran tambahan
No 1m3 (kg) silinder volume
1 Air 133,78 0,71 0,85
2 Semen 317,31 1,68 2,02
agregat
3 kasar 1158,72 6,14 7,37
agregat
4 halus 775,59 4,11 4,93
jumlah 2385,40 12,64 15,17
29
B. Alat dan Bahan
Sekop
Ember
Timbangan
Silinder (d=15 cm, t=30 cm)
Tempat Adukan
Alat Uji Slump
Alat pengukur
Semen
Kerikil
Air
Pasir
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang bahan sesuai perencanaan campuran beton ( mix desain )
3. Mencampur kerikil dan pasir kedalam tempat adukan
4. Mengaduk kerikil dan pasir hingga tercampur rata
5. Menambahkan semen dan air kedalam campuran pasir dan kerikil
6. Mengaduk hingga semua bahan tercampur rata
7. Menguji workability dengan alat slump
D. Hasil Pengujian
30
E. Hasil Dan Kendala
Pada praktikum kedua kuat tekan beton mendekati dengan mutu yang
direncanakan. Hal ini karena bahan-bahan yang digunakan seperti pasir dan
kerikil dicuci terlebih dahulu untuk mengurangi kadar lumpurnya. Pasir dan
kerikil juga dalam kondisi SSD. Cuaca pada saat pengeringan pasir dan kerikil juga
mendukung.
31
No Tahapan Nilai Satuan
1 Slump 120 mm
2 Ukuran maksimum agregat kasar 20 mm
perkiraan kebutuhan air pencampur (tabel
3 2) 190 kg/m3
4 rasio air semen (tabel 3) 0,52
5 kadar semen 365,38 kg/m3
6 volume agregat kasar kering oven (tabel 5) 0,623
jumlah agregat kasar 996,8 kg/m3
7 berat jenis beton basah (tabel 6) 2277,5 kg/m3
8 jumlah agregat halus 725,32 kg/m3
32
Setelah dibagi massa
No Material jenis Satuan
1 Semen 115,995116 kg/m3
2 Air 171,1025208 kg/m3
3 agregat kasar 376,5688889 kg/m3
4 agregat halus 321,6879949 kg/m3
jumlah 985,3545205 kg/m3
Sekop
Ember
Timbangan
Silinder (d=15 cm, t=30 cm)
Tempat Adukan
Alat Uji Slump
Alat pengukur
Semen
Kerikil
Air
Pasir
33
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang bahan sesuai perencanaan campuran beton ( mix desain )
3. Mencampur kerikil dan pasir kedalam tempat adukan
4. Mengaduk kerikil dan pasir hingga tercampur rata
5. Menambahkan semen dan air kedalam campuran pasir dan kerikil
6. Mengaduk hingga semua bahan tercampur rata
7. Menguji workability dengan alat slump
D. Hasil Pengujian
Pada praktikum ketiga kuat tekan beton tidak sesuai dengan mutu yang direncanakan.
Hali ini karena bahan-bahan yang digunakan tidak sesuai SNI. Pasir dan kerikil juga tidak
dalam kondisi terlalu kering. Sehingga air yang dibutuhkan kurang.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Teori yang didapat dari kuliah harus diimbangi dengan praktek. Dengan praktek
ini teori-teori yang didapat dari tatap muka dapat diterapkan dan dilaksanakan
sesuai dengan prosedur.
2. Dalam pembuatan beton selalu harus ada perencanaan terlebih dahulu baik itu
menentukan kekuatan yang ingin dicapai dan kriteria bahan yang akan
digunakan, dan pada pencampuran harus sesuai dengan prosedur sehingga
didapat hasil yang sesuai dengan yang direncanakan.
3. Perancangan campuran beton dapat digunakan sebagai pedoman untuk
pencampuran beton agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana
3.2 SARAN
4. Untuk memperoleh kualitas beton yang lebih baik hendaknya diperhatikan juga
faktor perawatan. Penambahan fasilitas perendaman beton setelah dicetak juga
sangat diperlukan.
35
3.3 Lampiran
36
Cawan + kerikil cawan kosong
Cawan + kerikil
37
3. Pemeriksaan Kadar Lumpur Pasir
38
5. Pemerikaan Berat Jenis Pasir
39
11. Praktikum Pembuatan Beton
40
41
42
12. uji slump
43
13. uji kuat tekan
1. Praktikum pertama
(21 hari)
44
2. Praktikum kedua
(21 hari)
45
3. Praktikum ketiga
(28 hari)
46
14. Anggota kelompok 4
47