Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL

Dosen pembimbing: M. Purnomo, S.Kep, M.HKes

KELOMPOK 1
Disusun Oleh :

1. Ahmad Alfian
2. Cantika Putri D
3. Dwi Andriyani
4. Efif Lula F
5. Mu’allimah
6. Nur Amalina
7. Puja Mutiara A
8. Reyang Beni H
9. Silvia Fitri W
10. Titik Handayani S

Kelas : III.A

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas limpah ramat serta karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah “Keperawatan Menjelang Ajal” ini dengan
lancar dan pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak trima kasih kepada bapak/ibu Selaku
dosen pembimbing dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan sehingga
saran dan kritik diharapkan untuk menambah wawasan kami.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan mohon ma’af apabila ada kekurangan atau kesalahan
dalam mengerjakan tugas ini.

Kudus , 17 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. 2 .

DAFTAR ISI............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................... 5
C. Tujuan...................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN

1.1 Definisi............................................................................................... 6
1.2 Tujuan................................................................................................ 6
1.3 Pedoman........................................................................................... 7
1.4 Keperawatan Paliatif di Indonesia................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu penyakit yang belum bisa disembuhkan adalah kanker, kanker adalah proses yang bermula
ketika abnormal diubah oleh mutase genetic dan DNA seluler. Pada saat stadium akhir yaitu stdium IV
terjadi penurunan yang sangat signifikan di dalam fisik, social dan spiritual. Salah satu penyakit yang
belum bisa diesembuhkan adalah kanker, Knaker adalah proses yang bermula ketika sel abnormal diubah
mutasi genetic dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klo dan mulai berproliferasi secara
abnormal, sel-sel dapat terbawa karena lain dalam tubuh untuk metastase (penyebaran kanker) pada
bagian tubuh yang lain (Brunner and Suddart, 2011).

Sel abnormal ini membentuk Menurut Aziz (2005) penderita kanker terbanyak di Indonesia adalah
kanker servik, merupakan urutan pertama dengan jumlah 3686 (17,85%). Sementara itu, secara
keseluruhan di seluruh kanker di dunia kanker serviks meruopakan peneybab kematian ke dua dengan
perkiraan kasus baru 510.000 dan 288.000 diantaranya meninggal (Jemal,2006). Berdasarkan data Depkes
Profil kesehatan 2007 (2008) dari 10 jenis kanker terbanyak di Indonesia kanker payudara merupakan
urutan pertama dengan jumlah 8.328 pasienn (19,64), kanker serviks uteri merupakan ururtan kedua
jumlah 4649 pasien (11,07%). Kejadian kanker serviks uteri di Jawa tengah pada tahun 2009 sebesar
9.113 kasus (37.65%) dari 24.204 kasus semua kanker (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009).
Dapat disimpulkan bahwa kanker serviks merupakan penyakit terbanyak ke dua setelah kanker payudara,
namun merupakan penyebab kematian ke dua dari seluruh dunia.

Salah satunya paliatif yang merupakan bagian penting dalam perawatan pasien terminal yang dapat
dilakukan secara sederhana.metode yang dilkukan adalah mengulas literatur keperawatan dan kedokteran
dengan menggunakan 15 jurnal yang menggunakan pasien kanker stdiumm IV. Berdasarkan kepeutusan
menteri kesehatan RI Nomor :812/kemenkes/SK/VII 2007 meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit
yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit
degenerative, penyakit paru obstruktif kronis, cytis fibrosis, stroke, Parkinson gagal jantung, penyakit
genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS. Salah satu penyakit yang kita ambil sekarang adalah
knker karena kanker merupakan salah satu penyakit yang belum bias disembuhkan, berbgai masalah fisik
yang muncul yaitu sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetai juga mengalami
gangguan psikososial dan spiritual yang mempemgaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya .
Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakukan

4
secara sederhana sering kali prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit
pasien. Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai
prose normal, tidak mempercepat atau menunda keamatian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan agar penderita tetap aktif
sapai akhir hayatnya dan dan mengusahakanmembantu mengatasi duka cita pada keluarga. Namun masih
jarang terdapat perawatan paliatif dirumah sakit berfokus kepada kuratif,. Sedangkan perubahan pada
fisik social dan spiritual tidak bisa intervensi . Reaksi emosional tersebut ada lima yaitu denail, anger,
bergaining, depression dan acceptance (Kubler-Ross,2003). Undang-undang Kesehatan No. 36/2009
menyapaikan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental spiritual maupun sosial dan
ekonomis. Sakit adalah gangguan keseimbangan status kesehatan baik secara fisik, mental, intelektual,
sosial dan spiritual (Kozier, 2010). Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia seperti tumor
merupakan penyakit urutan keempat (4,3 per mil), sedangkan tumor ganas yang merupakan penyebab
kematian semua tumor. Sebagian dari penderita penyakit tumor ganas akan masuk pada stadium lanjut
diamana pasien tidak lagi merespon terhadap tindakan kuratif (Riset Kesehatan Dasar, 2009)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian perspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif?
2. Apa tujuan perspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif?
3. Apa pedoman perspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif?
4. Bagaimana keperawatan paliatif di Indonesia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian perspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif
2. Untuk mengetahui tujuan perspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif
3. Untuk mengetahui pedoman perspektif keperawatan dan konsep perawatan paliatif
4. Untuk mengetahui keperawatan paliatif di Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Perspektif Keperawatan Dan Konsep Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti meringankan, dan
“Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”-penj), merupakan jenis pelayanan
kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan.

Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi
dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial
dan spiritual (WHO 2011).

Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita kanker
terutama yang tidak mungkin desembuhkan tetapi juga pada penderita yang mempunyai
harapan untuk sembuh bersama-sama dengan tindakan kuratif (Menghilangkan nyeri dan
keluhan lain serta perbaikan dalam bidang psikologis, sosial dan spiritual). (Depkes Pedoman
Knker Terpadu Paripurna 1997).

Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita,
terutama yang tak mungkin disembuhkan. Tindakan kuratif yang dimaksud antara lain
menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan perbaikan dalm aspekpsikologis,
sosial dan spiritual.

Paliatif care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang
mengancam jiwa, melalui penceghan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit
masalah lain, fisik, psikososial, spirirtual (kemenkes RI Nomor 812, 2007).

1.2 Tujuan Perspektif Keperawatan Dan Konsep Perawatan Paliatif

Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang
umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Meski

6
pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis
dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.

Perawatan paliatif meliputi :

1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya


2. Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian.
3. Mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien
4. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
5. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi penyakit pasien dan
kehilangan mereka.
1.3 Pedoman Perspektif Keperawatan Dan Konsep Perawatan Paliatif

Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga pasien,
Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses yang competent dan compassionet,
Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric palliative care, Melanjutkan serta
mengembangkan pediatrik palliative care melalui penelitian dan pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007:
52)

Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :

1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya
8. Menghindari tindakan yang sia-sia
1.4 Keperawatan Paliatif di Indonesia

Di Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr.
Soetomo(Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS
WahidinSudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).Di RS Dr.

7
Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri.Pelayanan
yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah,day care, danrespite
care.Pengertian rawat jalan dan rawat inap sudah cukup jelas. Rawat rumah (home care)
dilakukandengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita, terutama yang karena alasan-
alasantertentu tidak dapat datang ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri atas
dokterpaliatif, psikiater, perawat, dan relawan, untuk memantau dan memberikan solusi atas masalah-
masalah yang dialami penderita kanker dan keluarganya, bukan hanya menyangkut
masalahmedis/biologis, tetapi juga masalah psikis, sosial, dan spiritual.

Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan suatu Keputusan Nomor
812/MENKES/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif. Isinya yaitu perawat ditugaskan
untuk melakukan suatu perawatan paliatif terhadap pasien dengan penyakit terminal yang kemungkinan
tidak bisa sembuh dan sudah dinyatakan akan meninggal. Tujuan dari perawatan paliatif ini yaitu pasien
dengan penyakit terminal tersebut dapat meninggal secara damai atau Peaceful Death (Good Death /
Khusnul Khotimah). Perawat juga dituntut untuk membantu keluarga yang ditinggalkan pasien agar
menerima dan tidak mengalami depresi berkelanjutan.

Perawatan paliatif di Indonesia sendiri itu lebih ditekankan pada seseorang yang menderita penyakit
kanker. Padahal perawatan paliatif pada hakikatnya ditujukan pada pasien penyakit terminal yang
merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju ke arah kematian yang berarti bukan hanya
kanker saja.5 Akan tetapi, kebanyakan dari keputusan yang dibuat oleh Menteri Kesehatan sendiri
tentang perawatan paliatif itu, bahwa palliative care tersebut lebih mengarah ke seseorang dengan
penyakit kanker. Seperti pada Kementerian Kesehatan RI 2013 tentang Pedoman Teknis Pelayanan
Paliatif Kanker dan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 430/MENKES/SK/IV/2007 tentang
Pedoman Pengendalian Penyakit Kanker.

Rumah sakit yang dapat memberikan perawatan paliatif juga masih terbilang sedikit. Seperti yang
tertulis di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812/Menkes/SK/VII/2007
bahwa di Indonesia, Rumah Sakit yang mampu memberikan Pelayanan Paliatif masih terbatas di 5
provinsi yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar.2 Padahal Rumah sakit juga
sangat dibutuhkan bagi pasien dengan penyakit teminal yang kemungkinan tidak dapat disembuhkan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui
pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual.
Perawatan Paliatif merupakan perawatan yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan penyakit
terminal, misalkan stroke, jantung dan kanker. Perawatan paliatif bertujuan untuk memperbaiki kualitas
hidup pasien, serta memberikan perawatan terbaik untuk pasien sampai akhir hayat pasien tersebut. Namun,
di Indonesia ada banyak sekali isu terkait perawatan paliatif tersebut, mulai dari kurangnya keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang seseorang yang berhak memperoleh perawatan paliatif. Lalu
juga ada isu terkait spiritual serta jumlah hospice dan rumah sakit yang mampu memberikan perawatan
paliatif yang bisa dibilang sedikit. Padahal Hospice dan Rumah Sakit tersebut sangat bermanfaat baik dari
pihak pasien maupun perawat atau tenaga medis lain.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami memberi saran sebagai berikut.

1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan pada pasien


paliatif dan menjelang ajal.
2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien paliatif dan menjelang ajal.

Solusinya yaitu Menteri Kesehatan harus membuat keputusan tentang orang-orang yang berhak mendapat
perawatan paliatif. Jumlah Hospice dan Rumah Sakit di Indonesia pun harus diperbanyak lagi. Sarannya
sendiri yaitu perawat lebih memperdalam lagi pengetahuannya terkait perawatan paliatif dan lebih melatih
lagi sifat caring serta empatinya. Hal ini dikarenakan perawatan paliatif ini berhubungan dengan pasien
penyakit teminal yang sudah ditetapkan oleh dokter bahwa mereka tidak bisa sembuh dari penyakitnya. Oleh
karena itu, dengan melatih empatinya, perawat diharapkan tidak terhanyut dan terbawa suasana ketika ada
salah satu pasien yang meninggal sehingga jatuhnya tidak ke arah simpati.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/

http://www.parkwaycancercentre.com/id/services/palliative-medicine/

Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Textbook of Palliative Medicine. Oxford Medical
Publications (OUP) 3 rd edn 2003

Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New York, NY: Oxford
University Press

KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan Perawatan Palliative


Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Woodruff Asperula Melbourne 4th edn 2004. Standards for Providing Quality Palliative Care for all
Australians. Palliative Care Australia.Palliative Medicine.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI : Situasi dan Analisis Keluarga Berencana. Edisi, 29 Juni 2014. Jakarta Selatan : Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Diakses tanggal 22 November 2017. Dari :
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-harganas.pdf

KEPMENKES RI NOMOR : 812/MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan Perawatan Palliative


Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Fitria CN. Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal. GASTER. [Online]. Februari 2010. Vol. 7
No. 1. 527-535. 9p.

Kirov KL. Palliative Care or Palliative Medicine?Palliative Patient? Does Semantics Matter? A New Idea.
J Palliat Care. [Online]. August 11, 2017 [September 11, 2017; September 16, 2017] Med 7:320.
doi:10.4172/2165-7386.1000320

Kementerian Kesehatan RI 2013. Pedoman Teknis Pelayanan Paliatif Kanker. Diakses pada tanggal 22
November 2017. Dari :
http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/ebook/PEDOMAN_PALIATIF_acacia_15_Mei_2013.pdf

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR : 430/MENKES/SK/IV/2007 Tentang


Pedoman Pengendalian Penyakit Kanker Menteri Kesehatan Republik Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai