Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP KLIEN DENGAN DISFAGIA

A. PENGERTIAN

Disfagia adalah sensasi gangguan pasase makanan dari mulut ke lambung

(Sarwono Waspadji, 2001)

B. ETIOLOGI

1. Disfagia Mekanik

 Sumbatan lumen esofagus

 Peradangan mukosa esofagus

 Striktur lumen esofagus

 Penekanan lumen esofagus dari luar (pembesaran kelenjar tiroid, getah

bening)

2. Disfagia Motorik

 Lesi di pusat menelan di batang otak

 Kelainan saraf kranial ke V,IX,X,XII

 Kelumpuhan otot faring dan lidah

 Gangguan peristaltik esofagus

3. Disfagia karena gangguan emosi

 Bila terdapat gangguan emosi atau tekanan jiwa yang berat dikenal

sebagai globus histerikus (Iskandar Nurbaiti,1997)


C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Endoskopi saluran cerna bagian atas

2. Esofagoskopi

3. Barium meal (esofagografi)

4. Manometri esofagus

D. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Anamnesa

 Jenis makanan yang menyebabkan disfagia

Pada disfagia mekanik kesulitan menelan hanya terjadi

saat menelan makanan padat, bolus makanan tersebut perlu

didorong dengan air dan pada sumbatan yang lebih lanjut cairan

pun akan sulit ditelan, bila keluhan ini terjadi secara progresif

dan cepat harus dicurigai adanya keganasan pada esofagus

Pada disfagia motorik keluhan sulit menelan makanan

padat dan cair terjadi secara bersamaan

 Waktu dan lama perjalanan keluhan

Disfagia yang hilang dalam beberapa hari dapat

disebabkan oleh peradangan. Disfagia yang terjadi selama

beberapa bulan dan terjadi penurunan berat badan perlu dicurigai

adanya keganasan di esofagus. Disfagia yang terjadi selama

bertahun-tahun menandakan adanya kelainan yang bersifat jinak

atau esofagus di bagian distal


 Lokasi rasa sumbatan

Lokasi sumbatan terasa di daerah dada menunjukkan

kelainan esofagus di bagian torakal, tetapi bila lokasi sumbatan

terasa di leher menunjukkan adanya kelainan di faring, esofagus

bagian servikal atau esofagus bagian bawah

 Gejala lain yang menyertai

Masuknya cairan ke dalam hidung waktu menelan

menandakan adanya kelimpuhan otot faring, bila terjadi aspirasi

setiap minum maka perlu dicurigai adanya fistula

trakeoesofageal.

b. Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan daerah leher dilakukan untuk melihat dan meraba

adanya massa tumor atau pembesaran kelenjar limfe yang dapat

menekan esofagus.

 Daerah mulut diperiksa untuk mengetahui adanya peradangan

orofaring dan tonsilo

 Diperiksa adanya kelumpuhan otot lidah dan arkus faring yang

disebabkan gangguan di pusat menelan

 Pembesaran jantung perlu diperiksa


2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan

kesulitan menelan

 Kaji kemampuan untuk menelan

 Berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering

 Anjurkan klien untuk mengunyah makanan dengan baik dan

makan dengan perlahan

 Anjurkan klien untuk duduk selama dan sesudah makan

 Berikan cairan atau minum selama makan

 Hindarkan makanan dengan suhu yang terlalu panas atau dingin

 Pantau masukan dan haluaran cairan

 Kolaborasi pemberian diit cair untuk memudahkan masuknya

makanan

2. Potensial terjadi aspirasi berhubungan dengan gangguan proses

menelan

 Bantu dan ajarkan klien untuk batuk efektif dan nafas dalam

 Tinggikan kepala tempat tidur 30-60 derajat saat makan dan

tidur

 Hindari posisi terlentang

 Berikan periode istirahat yang terencana

 Bantu dalam makan sesuai kebutuhan


3. Nyeri yang berhubungan dengan peradangan, desakan masa tumor

 Berikan lingkungan yang tenang

 Beri penguatan penjelasan dokter tentang proses penyakit

 Ajarkan tehnik relaksasi saat nyeri timbul

 Alihkan perhatian pasien dengan mengajak berkomunikasi

 Anjurkan klin melakukan aktivitas yang memberikan rasa

nyaman

 Kolaborasi pemberian analgetik

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infdormasi

 Diskusikan dengan klien atau orang terdekat tentang diit yang

diberikan

 Jelaskan pentingnya makanan yang menyebabkan kesulitan

menelan

 Anjurkan untuk meningkatkan masukan cairan

 Anjurkan untuk meninggikan posisi kepala saat tidur

 Anjurkan untuk tidak melengkungkan dan membungkukkan

badan

 Diskusikan obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian,

tujuandan efeks samping

 Jelaskan pentingnya perawatan lanjut dengan tim kesehatan


DAFTAR PUSTAKA

1. Iskandar Nurbaiti, (1997), Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung


Tenggorok Edisi 3, Jakarta, Balai Penerbit FKUI

2. Sarwono Waspadji, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi III,
Jakarta, Balai Penerbit FK UI

3. Sylvia A Price, (1995), Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit


Buku I Edisi 4, Jakarta, EGC

4. Iin Inayah, (2004), Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Sistem Pencernaan, Jakarta, Salemba Medika

5. Susan Martin Tucker, (1998), Standar Perawatan Pasien Volume II Edisi V,


Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai