Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengatasi masalah pada saat panen sekarang ini sudah banyak petani menggenal mesin
combine harvester, mesin ini sangat membantu sekali dan bisa menggurangi kebutuhan tenaga
kerja. Combine harvester adalah alat pemanen padi yang dapat memotong bulir tanaman yang
berdiri, merontokkan dan membersihkan gabah sambil berjalan dilapangan. Dengan demikian
waktu pemanen lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia (manual)
serta tidak membutuhkan jumlah tenaga kerja manusia yang besar seperti pada pemanenan
tradisional. Oleh karena itu penggunaan mesin ini dapat menggantikan dan meniadakan alat-
alat pengikat, pemotong dan perontok pada kegiatan pemanenan. Adapun keuntungan dari
penggunaan alat ini adalah mengurangi biaya pemanenan dan perontokan, kebutuhan tenaga
berkurang, lahan dapat lebih cepat dibersihkan untuk kegiatan pengolahan lahan tanah kembali,
jerami terdistribusi di atas tanah serta proses pemasaran dari produksi ataupun hasil panen
dapat segera dilakukan sedangkan kendala dari alat ini yaitu investasi yang dibutuhkan relative
besar . Mesin combine harvester dirancang khusus untuk dapat di operasikan pada lahan pasang
surut baik itu lahan sawa yang luas maupun lahan sawah yang sempit.
penggunaan comben harvester menghasilkan dampak negatif yang lebih banyak, penggunaan
mesin ini hanya berdampak positif terhadap mutu gabah dibandingkan dengan panen manual,
sedangkan dampak negatif yang dihasilkan terjadi pada memperkecil peluang kerja dan
distribusi pendapatan tidak merata karena lebih banyak didapat oleh pemilik mesin dan pemilik
lahan yang luas. Sifa negatif mesin comben harvester ini juga dapat merusak lingkungan
berpotensi dapat merusak tanah, tanah menjadi keras dan menggunakan bahan bakar
menyebabkan potensi udara di lingkungan persawahan. Untuk itu jika penggunaan mesin
combe harvester ini akan lebih banyak berpotensi positif dari pada negatif pemerintah perlu
mengalih lagi potensi yang ada sehingga dengan panen menggunakan mesin akan lebih banyak
mengguntungkan dari pada merugikan petani maupun lingkungan setempat. Penggunaan
comben harvester dinilai sebagai bentuk efisiensi yaitu panen bisa lebih cepat dan murah,
dengan menggunakan comben harvester ini harapan pemerintah akan dapat meningkatkan
produktifitas yang didapat petani, namun sebaliknya tanpa memperhatikan lingkungan sosial
yang ada di desa akan membuat masalah bagi tenaga yang ada di desa karena penyerapan
tenaga yang ada tidak merata, dan ini akan berdampak sosial. Bagi petani untuk penambah
penghasil keluarga pada saat musim panen ini sangat mengguntungkan sekali bagi petani
pengaraf ataupun petani yang memiliki lahan yang tidak luas untuk bekerja sebagai tenaga
upahan, namun dengan adanya comben harvester ini akan menggurangi lapangan pekerjaan.
Efisiensi Penggunaan Alat Mesin Panen Padi Combine Harvester Pada Lahan Sawah Pasang
Surut Di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan .Johanes Amirrullah. Prosiding Seminar
Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 465-470

Pada saat sekarang ini proses panen ini yang biasanya menggunakan alat-alat panen padi
tradisional kini beralih ke penggunaan mesin pemanen padi modern combine harvester, selain
meningkatkan efisiensi panen dengan pengurangan waktu panen bila dibandingkan tenaga
manusia dan penggunaan alat panen tradisional juga mengurangi tingkat kehilangan hasil,
dikarenakan prinsip kerja alat pemanen padi kombinasi ini selain memotong padi (reaping),
juga merontok (threshing) juga sekaligus mengemas gabah (packing) ke dalam karung. Selain
mengefesienkan waktu dan biaya saat panen, alat panen padi ini juga menjadi wadah untuk
mengembangkan usaha khususnya pada sektor pertanian dengan menyediakan jasa pemanenan
dengan meggunakan alat panen Combine harvester, hal ini menjadi peluang tersendiri bagi
pengusaha yang bergerak di sektor pertanian untuk merauk keuntungan dari usaha tersebut.
Maka dari itu, peluang usaha seperti halnya jasa penggunan dan penyewaan alat Combine
harvester perlu melalui studi dan analisis yang dapat dijadikan pertimbangan saat akan
memulai ataupun sedang dalam proses menjalankan usaha tersebut disamping itu tentunya
harus diikuti dengan perawatan dan dukungan suku cadangan yang memadai.
Analisis Ekonomi Penggunaan Combine Harvester Tipe Crown CCH 2000. Star Zainuddin ,
Mursalim, dan Abdul Waris. Jurnal AgriTechno (Vol. 9, No. 1, April 2016) .

Combine harvester adalah mesin panen padi yang mampu menyelesaikan pekerjaan menuai,
merontok, memisahkan, membersihkan, dan mengayak gabah dalam satu urutan. Karena
strukturnya kompak, mobilitas tinggi, stabil, andal, ekonomis, dan kuat aksesibilitasnya ke
lahan sawah, pemanenan satu hektare padi hanya membutuhkan waktu 5 jam. Keuntungan lain,
mesin ini hemat bahan bakar. Untuk mengoperasikan alat bermesin diesel 25 PK hanya
membutuhkan solar 6,5 l/ha. Namun, combine harvester memiliki keterbatasan, yaitu sulit
bekerja pada lahan dengan kedalaman lumpur 20 cm atau lebih dan kurang berfungsi efektif
pada lahan dengan kemiringan tinggi. Di samping itu, tanaman padi yang akan dipanen tidak
boleh basah untuk mencegah kemacetan di dalam sistem perontokan. Titik kritis kehilangan
hasil terdapat pada tahap pemotongan padi, pengumpulan potongan padi, dan perontokan
.Dengan menggunakan combine harvester, kehilangan hasil tersebut dapat diminimalkan
menjadi hanya 2,5% karena panen, pengumpulan, dan perontokan digabung menjadi satu
tahapan kegiatan.
KESIAPAN TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN PADI DALAM MENEKAN
KEHILANGAN HASIL DAN MENINGKATKAN MUTU BERAS Kasma Iswari. Jurnal
Litbang Pertanian, 31(2), 2012 .60-67

LATAR BELAKANG
Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama penduduk Indonesia terus meningkat
karena selain jumlah penduduk yang terus meningkat dengan laju peningkatan 2 % per tahun,
juga dengan adanya perubahan pola konsumsi penduduk dari non beras ke beras.
Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian (2012) pemerintah mencanangkan pentingnya
adanya mekanisasi pertanian seperti mesin panen padi (combine harvester) yang diharapkan
dapat menurunkan susut hasil/kehilangan hasil panen komoditas tanaman pangan,
mempertahankan mutu hasil, mempertahankan dan memperpanjang masa simpan serta
meningkatkan daya saing komoditas tanaman pangan.
Sistem panen mempengaruhi kegiatan perontokan yang akan dilaksanakan pada tahapan
berikutnya. Proses pemanenan merupakan tahapan kegiatan yang dimulai dari pemotongan
padi hingga perontokan gabah. Dalam sistem panen secara garis besar dipengaruhi oleh
mekanisme panen itu sendiri dan proses pemanenan. Mekanisme panen sangat terkait dengan
budaya serta kebiasaan masyarakat setempat. terdapat tiga sistem pemanenan padi yang
berkembang di masyarakat yaitu sistem ceblokan, sistem individu atau keroyokan dan sistem
kelompok.Sistem panen tersebut sangat terkait dengan faktor sosial dan budaya masyarakat
setempat yang pada akhirnya mempengaruhi pada tahapan selanjutnya berupa kegiatan
perontokan serta faktor kehilangan hasil. Pemanenan padi sistem individual atau keroyokan
dengan jumlah pemanen yang tidak terbatas menyebabkan banyak gabah tercecer dan yang
tidak terontok. Pemanenan padi dengan sistem kelompok atau beregu mudah terkontrol,
sehingga dapat menekan tingkat kehilangan pada saat pemanenan
Panen merupakan kegiatan mengakhiri dari proses budidaya tanaman, tetapi merupakan awal
dari kegiatanpascapanen untuk pemanfaatan lebih lanjut.Panen dan pascapanen dalam sistem
agribisnis pada tahun1979 dinyatakan oleh FAO sebagai masalah besar kedua(Second
Generation Problem) karena terjadi kehilangan hasilyang besar, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dalam proses penyediaan pangan(Departemen Pertanian, 2013).Salah satu upaya
mangatasi masalah ini adalah penggunaan alat panen mekanis , masing-masing alat panen
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Secara umum,keunggulan dari alat panen mekanis
antara lain adalah: (1) lebih cepat dari pada menggunakansabit, (2) mengurangi biaya panen,
(3) mengurangi kehilangan hasil, dan (4) meningkatkan kualitas gabah yang dihasilkan. Namun
demikian, alat-alat tersebut juga mempunyai kelemahan,antara lain: (1) semua alat
memerlukan keterampilan khusus untuk mengoperasikan, dan (2) semuaalat-alat panen
tersebut masih mahal bagi petani individu, sehingga kepemilikan sebaiknya oleh kelompok
tani/gapoktan atau perusahaan jasa penyewaan alat mesin pertanian
Spesifikasi Combine Harvester adalah: (1) kapasitas kerja 2-3 ha per jam, (2) mesin penggerak
45 PK, (3) hanya dapat digunakan pada kondisi lahan yang kering, (4) merupakan kombinasi
antara alat panen dan perontok, dan (5) bisa dioperasikan seperti traktor 4 roda. Alat panen ini
pernah diintroduksikan di Sulawesi Selatan. Namun karena suku cadangnya sulit diperoleh,
maka alat panen ini tidak berkembang. Setyono (2009) melaporkan bahwa Combine Harvester
berkembang baik di Korea, Jepang, Vietnam, dan Kamboja.
Sebagai sebuah inovasi, CH dituntut untuk memiliki keunggulan relatif dibandingkan dengan
teknologi sebelummya (Power Thresher). CH memiliki beberapa keunggulan relatif jika
dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, antara lain: (1) Waktu panen untuk ukuran yang
sama sangat berbeda jauh, sebagai ilustrasi, dalam 1 Ha sawah Power Thresher membutuhkan
waktu 8 jam, sementara itu teknologi terbaru CH hanya membutuhkan waktu 2-3 jam; (2) Hasil
panen dianggap lebih bersih; (3) Lebih praktis karena dapat langsung masukan ke dalam
karung.
Terdapat beberapa kriteria sawah yang dapat di panen dengan menggunakan alat panen CH.
Kriteria Pertama adalah sawah yang dipanen bukam merupakan sawah langganan milik
pengusaha CH yang lain. Kedua, karakter tanah dan kemiringan tanah yang tidak terlalu
miring. Ketiga, akses sawah dekat dengan jalan usaha tani sehingga mudahkan truk pengangkut
CH untuk mendekati sawah. Keempat, padi tidak dalam kondisi rebah/rubuh karena jika padi
rebah maka proses pemanenan akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Kelima, luasan
sawah yang dipanen harus lebih besar dari 0.5 Ha, apabila lahan sawah lebih kecil dari luasan
tersebut maka CH tidak mau memanen sawah tersebut, terkecuali ada sawah lain yang akan
dipanen di sekitar sawah kecil tersebut.
Secara umum fungsi operasional dasar combine harvester adalah sebagai berikut :
(1) Memotong tanaman yang masih berdiri,(2) Menyalurkan tanaman yang terpotong ke
selinder, (3) Merontokkan gabah dari tangkai atau batang, (4) Memisahkan gabah dari jerami,
dan (5) Membersihkan gabah dengan cara membuang gabah kosong dan benda asing

Anda mungkin juga menyukai