Oleh:
RAHIMA ZAKIA
(170254242015)
FEBY OKTAVIALY
(170254242016)
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan nikmat
kesempatan dan pemahaman kepada kami sehingga makalah review jurnal untuk memenuhi
tugas mata kuliah Biokimia ini dapat kami selesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak untuk perbaikan makalah ini pada masa yang
akan datang. Akhir kata kami ucapkan terima kasih
Penyusun
PEMBAHASAN
Jurnal I
A. Identitas Jurnal
Halaman : 210-218
Tahun : 2017
B. Review Jurnal
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat konsumsi asam lemak trans di pedesaan.
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Desa Watuagung dengan 68 sampel ibu rumah
tangga usia 30 -55 tahun.
Metode Penelitian
Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil rerata konsumsi asam lemak trans pada
penduduk desa sebesar 0,38% dari total energi. Hasil penelitian ini masih dibawah batas
maksimal yang direkomendasikan dari WHO yaitu kurang dari 1% dari total energi. Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian pada penduduk desa di Depok yang menunjukkan
bahwa konsumsi asam lemak trans sebesar 0,55% dari total energi, dan penelitian di
China sebesar 0,29%-0,34% dari total energi.3,9. Sedangkan penelitian lain di Amerika
bahwa rerata konsumsi asam lemak trans sebesar 2,5% dari total energi. Penelitian di
Costa Rica juga menunjukkan bahwa konsumsi asam lemak trans remaja di pedesaan
mencapai 1,60-2,06% dari total energi.10,11 Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi asam
lemak trans berbeda pada setiap negara.
Kelebihan
Dari penelitian ini kita melihat perubahan gaya hidup seperti konsumsi lemak
trans terutama dipedesaan dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit sehingga kita
dapat melakukan sosialisasi dengan menambah pengetahuan masyarakat tentang
bahayanya mengkonsumsi lemak trans berlebih.
Kekurangan
Dalam penelitian ini adalah tidak semua jenis makanan yang tersedia
dicantumkan dalam analisis konsumsi asam lemak trans karena tidak dilakukan uji
kandungan asam lemak trans secara laboratorium, tetapi dilakukan dengan pendekatan
referensi atau hasil penelitian lain. Tidak dilakukan observasi derajat suhu dan lama
penggorengan yang dapat meningkatkan asam lemak trans pada makanan.
Jurnal II
A. Identitas Jurnal
Volume : V no. 1
Halaman : 16 halaman
Tahun : 2016
B. Review jurnal
Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan buah sawit sisa sortiran sebagai bahan baku dan
etanol sebagai pelarutnya. Percobaan dilakukan dengan perbandingan volume etanol 40%,
45%, 50%, 55%, 60% dari berat sampel, suhu penyimpanan 30oC, 35oC, 40oC, 45oC,
50oC dan waktu reaksi 1 hari, 2ari dan 3 hari.
Buah sawit sisa sortiran dibersihkan (dipisahkan daging buah dengan intinya)
diblender dan dilumatkan sebanyak 50 gram. Ditambahkan etanol sesuai variasi (40, 45,
50, 55 dan 60 (%) dari berat sampel). Sampel disimpan dengan variasi temperatur (30, 35,
40, 45 dan 500C) selama 1 hari, 2 hari dan 3 hari. Pemisahan produk hasil penyimpanan
dipress dengan kain saring untuk mendapatkan cairannya. Kemudian cairan yang
dihasilkan tersebut diovenkan pada suhu 105oC, untuk menguapkan air yang ada pada
sampel. Sampel siap dianalisa uji Kadar asam lemak, densitas, bilangan peroksida dan
kadar air.
Hasil Penelitian
Dari pengolahan data dan pembahasan, maka dapat diperoleh hasil penelitian
sebagai berikut:
b. Semakin lama waktu penyimpanan dan volume etanol yang ditambahkan, maka
semakin banyak kadar asam lemak yang dihasilkan yaitu 48,7%.
c. Semakin tinggi suhu penyimpanan, kadar asam lemak semakin menurun, hal ini
disebabkan karena enzim lipase tidak mampu bertahan atau rusak pada suhu
tinggi.
d. Kadar asam lemak terbaik 48,7% didapatkan pada suhu 30 C, volume etanol 60%
dan waktu penyimpanan 3 hari, dengan densitas 0,907 gr/ml, bilangan peroksida
13,5 meq/kg dan kadar air 0,07%.
Kelebihan
Kekurangan
Penelitian ini hanya terfokus pada pengaruh penambahan etanol dan suhu
penyimpanan sehingga kita tidak dapat membandingkannya dengan factor
hidrolisis lainnya.
Jurnal III
A. Identitas Jurnal
Volume : II nomor 2
Halaman : 100-105
Tahun : 2017
B. Review jurnal
Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah minyak goreng.
Metode Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah NaOH 0,05 N, Kalium
Biftalat, indikator fenoltalein (PP), Aquadest, Alkohol, Minyak A, Minyak B,
Minyak C, Minyak D, Minyak E. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah alat gelas: corong, gelas ukur, erlenmeyer 250 ml (Pirex), becker glass
(Pirex), pipet volume, buret, statif, pH Meter, batang pengaduk, timbangan
analitik, pipet tetes.
Hasil Penelitian
Dari hasil uji pendahuluan berupa uji organoleptis dari ke lima jenis
sampel minyak goreng yang berasal dari jenis bahan nabati yang berbeda
menunjukkan tidak ada perbedaan sama sekali pada uji pH baik dilihat dari jenis
bahan minyak gorengnya ataupun yang telah dilakukan perlakuan untuk
digunakan penggorengan hingga ke 9 kali yaitu menunjukkan pH 5 yaitu pH
untuk asam. Minyak goreng disebut juga Gliseril Trioleat atau Gliseril Triolein.
Dimana sifat dari gliserida dalam suhu ruang (270 C) berwujud cair dan ada juga
berbentuk padat. Minyak berwujud cair mengandung asam lemak tak jenuh,
seperti asam oleat (C17H33COOH), asam linoleat (C17H31COOH) dan asam
linoleat (C17H29COOH). Penetapan kadar asam lemak bebas pada penelitian
minyak goreng ini menggunakan metode alkalimetri dimana prinsip metode yang
digunakan yaitu terjadinya reaksi netralisasi akibat adanya reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam yang berasal dari minyak dengan ion hidroksida
yang berasal dari basa yang digunakan pada pentiter. Penelitian ini dilakukan
sebanyak 3 kali replikasi. Perlakuan ini bertujuan untuk memperoleh data yang
akurat dan memperkecil kesalahan dalam proses titrasi seperti alat yang kurang
bersih dan faktor human error (kesalahan manusia).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan pada minyak goreng nabati A,
B, C dan D pada penggorengan 0-5 masih memenuhi standar mutu SNI < 0,3%.
Sedangkan minyak B, C dan D pada penggorengan 7-9 melebihi standar SNI
yaitu > 0,3%. Pada minyak E penggorengan 0 masih memenuhi syarat SNI dan
pada penggorengan 5-9 melebihi standar mutu SNI > 0,3%.
Kelebihan
Dari penelitian ini kita dapat mengetahui pengaruh kadar asam lemak
bebas yang tinggi terhadap mutu produksi minyak akan dapat menimbulkan
ketengikan pada minyak dan meningkatnya kadar kolestrol dalam minyak,
sehingga akan berdampak buruk bagi kesehatan seperti terjadinya penyakit
jantung bagi tubuh.
Kekurangan
Sampel pada penelitian ini hanya menggunakan minyak dari jenis bahan
nabati, sehingga kita tak dapat melihat perbandingan antara minyak dari bahan
nabati dan hewani.