Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PELAYANAN KESEHATAN PADA POS PELAYANAN TERPADU

(POSYANDU) LANJUT USIA DI RW VI KELURAHAN KLAMPIS NGASEM


KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA

Vivi Rosalina Octaviani


Dosen Pembimbing Meirinawati

ABSTRAK

Kota Surabaya merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah lansia cukup
banyak. Kecenderungan peningkatan populasi lansia tersebut perlu mendapatkan
perhatian khusus agar para lansia dapat terjaga kesehatannya. Sebagai wujud
pelayanan kesehatan dari pemerintah kepada kelompok lansia yaitu melalui Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia. Posyandu Lansia merupakan suatu bentuk
keterpaduan pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia di tingkat desa dalam masing-
masing wilayah kerja Puskesmas. Tujuan dari Posyandu Lansia adalah meningkatkan
jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Salah satu Posyandu Lansia di
Surabaya yang masih aktif hingga saat ini adalah Posyandu Lansia yang berada di RW VI
Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelayanan
kesehatan pada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lanjut usia di RW VI Kelurahan
Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini terdiri dari
petugas kesehatan puskesmas, para kader posyandu lansia, dan lansia selaku
pengguna layanan. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini mendeskripsikan pelayanan kesehatan posyandu lansia
dapat dilihat dari indikator tangibles (penampakan fisik) menunjukkan bahwa sudah
mampu menciptakan kenyamanan bagi para lansia, reliability (kemampuan) yang
dimiliki penyedia layanan juga menunjukkan sudah cukup bagus, selanjutnya
responsiveness (daya tanggap) yang ditunjukkan penyedia layanan juga cukup baik,
assurance (kesopanan atau keramahan) sudah sangat baik, dan yang terakhir empathy
(perhatian) dimana kepedulian yang sangat besar telah diberikan kepada lansia. Jadi
dapat disimpulkan bahwa posyandu lansia telah berupaya semaksimal mungkin untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada lansia. Namun masih perlu adanya
penambahan tenaga medis dari puskesmas, peningkatan intensitas dalam pemberian
penyuluhan kepada para lansia, menerapkan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), dan
meningkatkan sosialisasi.

Kata Kunci: Posyandu Lansia, Pelayanan Kesehatan

1
HEALTH CARE ANALYSIS ON THE ELDERLY INTEGRATED SERVICE CENTER POS
(POSYANDU LANSIA) AT RW VI KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
SUKOLILO DISTRICT SURABAYA CITY

Vivi Rosalina Octaviani


Dosen Pembimbing Meirinawati

ABSTRACT

Surabaya city is one of the cities that has pretty much number of elderly. The
trend of increasing elderly population needs special attention so that the elderly can
be maintained their health. As a form of government health service to the elderly
group, namely through The Elderly Integrated Service Center Pos (Posyandu Lansia).
Posyandu Lansia is a form of integrated basic health care to the elderly in the village
level in each work area of Community Health Center (Puskesmas). The purpose of
Posyandu Lansia is increasing the reach of health services elderly in the community, so
that the health service was formed in accordance with the needs of the elderly. One of
Posyandu Lansia in Surabaya which still active until these days is Posyandu Lansia at
RW VI Kelurahan Klampis Ngasem Sukolilo District Surabaya City.
This research aim to describe and analyze health service on Posyandu Lansia at
RW VI Kelurahan Klampis Ngasem Sukolilo District Surabaya City. This type of research
is descriptive qualitative approach. The subject of this research consisted of health
worker from Puskesmas, the posyandu lansia’s cadres, and the elderly as users of the
service. Data collection techniwues used were interviews, observation, and
documentation. Data analysis was performed with data collection, data reduction,
data display, and conclusion drawing.
The result of this research describes that the health service on Posyandu Lansia
can be seen from the tangibles indicator (physical appearance) shows that it is able to
create convenience to the elderly, reliability (capabilites) owned by the service
provider is also pretty good, next is responsiveness that showned by the service
provider is also pretty good, assurance (politeness and hospitality) was really good,
and the last is empathy (attention) where the very big careness already given to the
elderly. So it can be conclude that Posyandu Lansia have do every possible thing to
provide a good health services to the elderly. But they still needed additional medical
personnel from Puskesmas, the increased intensity in the provision of counseling to
the elderly, implementing to filling the Health Card, and increased socialization.

Keywords: The Elderly Integrated Service Center Pos (Posyandu Lansia), Health service

2
LATAR BELAKANG terhadap berbagai jenis penyakit.
Beberapa tahun terakhir Dalam hal ini, perhatian dari
diketahui bahwa jumlah penduduk pemerintah terhadap masalah
lanjut usia (lansia) semakin meningkat. kesehatan lansia sangat dibutuhkan.
Tercatat bahwa penduduk Indonesia Salah satu wujud pelayanan
pada tahun 2010 berdasarkan data kesehatan dari pemerintah kepada
sensus penduduk 2010 yang kelompok lansia yaitu melalui Pos
diselenggarakan BPS di seluruh wilayah Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia.
Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa Posyandu Lansia atau juga biasa
dengan jumlah penduduk lansia disebut dengan istilah Pos Pembinaan
sebanyak 18.118.699 jiwa (bps.go.id, Terpadu (Posbindu) Lansia merupakan
2013). Salah satu kota yang memiliki suatu bentuk keterpaduan pelayanan
penduduk terpadat di Indonesia adalah kesehatan dasar terhadap lansia di
Kota Surabaya. Jumlah penduduk tingkat desa dalam masing-masing di
Surabaya mencapai sekitar 3,4 juta jiwa wilayah kerja Puskesmas (Departemen
dan sebesar 10 % dari jumlah Kesehatan RI, 2005).
penduduk tersebut adalah lansia. Tujuan dari Posyandu Lansia
Dengan kata lain, saat ini jumlah lansia secara garis besar adalah meningkatkan
di Surabaya mencapai hampir 300 ribu jangkauan pelayanan kesehatan lansia
orang. Bahkan, jumlah lansia tersbut di masyarakat, sehingga terbentuk
lebih banyak daripada jumlah balita di pelayanan kesehatan yang sesuai
Surabaya yang hanya mencapai 125 dengan kebutuhan lansia. Posyandu
ribu jiwa (Jawa Pos, 29 Agustus 2012). dipandang sangat bermanfaat bagi
Kategori penduduk dikatakan masyarakat namun keberadaannya di
sebagai lansia adalah seseorang yang masyarakat kurang berjalan baik.
telah mencapai umur 60 tahun Kerjasama yang baik antara
sedangkan untuk kategori pra lanjut masyarakat, kader posyandu dan
usia adalah seseorang yang berumur 45 petugas kesehatan dapat mendorong
sampai 59 tahun (Komnas Lansia, tercapainya target pemanfaatan
2010). Lansia merupakan salah satu posyandu yang optimal. Maka dari itu,
anggota masyarakat yang memiliki selain kerjasama yang baik maka perlu
kondisi fisik dan mental yang diberikan informasi yang tepat kepada
cenderung lemah dan tidak lagi kokoh. lansia mengenai program posyandu
Lansia memiliki rasa sensitivitas yang dan pentingnya pemanfaatan posyandu
lebih tinggi dibandingkan anggota (Ismawati, 2010).
masyarakat lainnya sehingga para Posyandu Lansia yang kini
lansia memerlukan perhatian yang termasuk upaya pengembangan
tinggi pula. puskesmas memiliki program atau
Kondisi lansia yang kurang upaya terkait penyuluhan-penyuluhan
produktif seringkali memunculkan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
stigma bahwa lansia hanya menjadi pemeriksaan kesehatan seperti
beban dalam kehidupan karena tidak mengukur tinggi badan, penimbangan
dapat hidup mandiri. Lemahnya kondisi berat badan, pemeriksaan tekanan
yang terjadi pada lansia juga darah, gula darah, hemoglobin dan
memungkinkan mereka rentan kolesterol untuk mengetahui lebih

3
awal penyakit yang diderita (deteksi lansia yang kurang. Namun, perlu
dini) atau ancaman masalah kesehatan dilakukan kajian lebih mendalam
yang dihadapi sehingga hal tersebut terkait hal tersebut. Sehubungan
dapat di antisipasi (Pedoman PPLU, dengan hal di atas maka penulis
2010). berkeinginan untuk melakukan
Menurut Dinas Kesehatan Kota penelitian dengan mengangkat judul
Surabaya, hingga tahun 2011 “Analisis Pelayanan Kesehatan Pada
keberadaan Posyandu Lansia di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Surabaya mencapai 415 posyandu Lanjut Usia Di RW VI Kelurahan
lansia yang merupakan binaan dari Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo
puskesmas-puskesmas yang berada di Kota Surabaya.”
wilayah Kota Surabaya (surabaya-
ehealth.org, 2013). RUMUSAN MASALAH
Salah satu Posyandu Lansia di Berdasarkan latar belakang
Surabaya yang masih aktif hingga saat masalah yang telah diuraikan, maka
ini adalah Posyandu Lansia yang berada penulis merumuskan masalah sebagai
di RW VI Kelurahan Klampis Ngasem berikut adalah bagaimana analisis
Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. pelayanan kesehatan pada Pos
Posyandu Lansia ini merupakan pelopor Pelayanan Terpadu (Posyandu) lanjut
atau perintis dari posyandu-posyandu usia di RW VI Kelurahan Klampis
lansia lain yang berada di wilayah Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota
binaan Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya?“
Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya.
Posyandu Lansia tersebut telah TUJUAN PENELITIAN
berjalan cukup lama, kurang lebih Tujuan penelitian adalah untuk
selama 17 tahun dan tetap berjalan mendeskripsikan dan menganalisis
hingga saat ini secara rutin dilakukan pelayanan kesehatan pada Pos
sebanyak 4 kali dalam sebulan Pelayanan Terpadu (Posyandu) lanjut
(Wawancara Ibu Rodiyah selaku kader usia di RW VI Kelurahan Klampis
Posyandu Lansia, 8 Februari 2013). Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota
Melalui observasi awal yang Surabaya.
dilakukan oleh penulis, ternyata masih
terdapat beberapa kekurangan yang MANFAAT PENELITIAN
ditemui dalam pelaksanaan pelayanan Manfaat penelitian secara
kesehatan Posyandu Lansia di RW VI teoritis mengembangkan ilmu
Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan administrasi negara terutama pada
Sukolilo Surabaya, seperti masih pelayanan publik yang berkualitas di
terbatasnya sarana dan prasarana bidang kesehatan. Manfaat Praktis
seperti gedung tempat yaitu dapat memberi tambahan
diselenggarakannya posyandu lansia wawasan dan pengetahuan bagi
yang kurang memadai untuk mahasiswa tentang kondisi nyata suatu
menampung para lansia yang praktik pelayanan publik di Indonesia.
berkunjung, belum dilaksanakannya Selain itu dapat menjadi masukan bagi
sistem pelayanan lima meja dengan pihak pengelola khususnya yang
maksimal dan minat kunjungan para berkaitan dengan upaya meningkatkan

4
kualitas pelayanan kesehatan pada Pos sejumlah keistimewaan produk untuk
Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut memenuhi keinginan pelanggan dan
Usia di RW VI Kelurahan. memberikan kepuasan atas
pengguanaan produk tersebut
KAJIAN PUSTAKA: (Sedarmayanti, 2009).
Pelayanan Publik Kualitas produk dan proses
Pelayanan publik merupakan penyelenggaraan layanan publik dapat
produk birokrasi publik yang diterima diamati, dirasakan, dan dinilai langsung
oleh warga pengguna maupun oleh masyarakat. Pelayanan publik
masyarakat secara luas, sehingga yang berkualitas dapat dinilai dari
pelayanan publik dapat juga disebut sejumlah indikator yang bisa
sebagai pelayanan umum maupun digunakan. Indikator tersebut
pelayanan masyarakat. Menurut Thoha merupakan tolok ukur yang
dalam Sedarmayanti (2009), pelayanan menunjukkan suatu indikasi-indikasi
masyarakat adalah sebuah usaha yang perubahan tertentu untuk terciptanya
dilakukan oleh seseorang dan atau suatu pelayanan.
kelompok orang atau instansi tertentu Adapun lima indikator/dimensi
untuk memberi bantuan dan pelayanan yang berkualitas menurut
kemudahan kepada masyarakat dalam Zeithaml, Parasuraman, dan Berry
mencapai tujuan. tersebut (Dwiyanto, 2008), yaitu:
Sedangkan menurut SK Tangibles yang berarti kualitas
MenPan No. 81/1993 (Dwiyanto, 2008) pelayanan publik berupa penampakan
pelayanan publik adalah segala bentuk fisik yang mencakup sarana prasarana
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan fisik, peralatan, dan fasilitas-fasilitas
oleh instansi pemerintah dan komunikasi yang dimiliki oleh penyedia
BUMN/BUMD dalam bentuk barang layanan.
dan jasa baik dalam upaya pemenuhan Reliability yang berarti kemampuan
kebutuhan masyarakat maupun dan kehandalan yang dimiliki oleh
ketentuan peraturan perundang- penyedia layanan untuk menyediakan
undangan. Beberapa pendapat pelayanan yang terpercaya.
tersebut dapat disimpulkan bahwa Responsiveness merupakan daya
pelayanan publik adalah segala bentuk tanggap atau kesanggupan untuk
kegiatan atau aktivitas yang diberikan membantu menyelenggarakan
kepada masyarakat baik berupa barang pelayanan secara cepat, tepat, dan
maupun jasa yang diselenggarakan oleh ikhlas.
penyedia layanan (pemerintah) untuk Assurance yang berarti pengetahuan,
memudahkan masyarakat dalam kesopanan dan keramahan para
memenuhi kebutuhan dan penyedia layanan dalam meyakinkan
dilaksanakan sesuai dengan tata cara pengguna layanan.
yang telah ditetapkan. Empathy merupakan kemampuan
penyedia layanan dalam memberikan
Kualitas Pelayanan Publik perhatian kepada pengguna pelayanan.
Kualitas pelayanan dapat Melalui indikator-indikator di
diartikan sebagai segala sesuatu yang atas para pengguna layanan dapat
bebas dari kekurangan/kerusakan, menilai bagaimana unit pelayanan

5
dapat memberikan suatu pelayanan Sasaran Posyandu Lansia
yang berkualitas. Keberhasilan meliputi beberapa kelompok di mana
pelaksanaan pelayanan publik yang ada sasaran langsung dan sasaran tidak
dapat dilihat apabila tercapainya langsung. Sasaran langsung yaitu
kepuasan masyarakat karena pralansia 45-59 tahun, lansia 60-69
pelayanan yang didapatkan sesuai tahun, dan lansia resiko tinggi yaitu usia
dengan harapan-harapan yang lebih dari 70 tahun. Sedangkan sasaran
masyarakat inginkan. yang tidak langsung adalah keluarga di
mana lansia berada, masyarakat di
Pelayanan Kesehatan lingkungan lansia, organisasi sosial yang
Pelayanan kesehatan adalah bergerak di dalam pembinaan
setiap upaya yang diselenggarakan kesehatan lansia, petugas kesehatan
sendiri atau bersama-sama dalam suatu yang melayani kesehatan lansia dan
organisasi untuk memelihara dan masyarakat luas (Departemen
meningkatkan kesehatan, mencegah Kesehatan RI, 2006).
dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, JENIS PENELITIAN
keluarga, kelompok, dan ataupun Penelitian ini menggunakan
masyarakat (Levevy dan Loomba dalam jenis penelitian deskriptif dan
Azwar, 1996). Berdasarkan pengertian pendekatan yang digunakan dalam
tersebut dapat diketahui bahwa penelitian ini adalah pendekatan
pelayanan kesehatan merupakan kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam
serangkaian kegiatan atau upaya yang penelitian ini digunakan untuk
ditujukan kepada masyarakat secara mendeskripsikan dan menganalisis
keseluruhan untuk menjaga kesehatan pelayanan kesehatan pada Pos
mulai dari mencegah penyakit, Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut
menyembuhkan penyakit, dan Usia di RW VI Kelurahan Klampis
pemulihan kesehatan. Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota
Surabaya.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Lansia LOKASI DAN FOKUS PENELITIAN
Pos Pelayanan Terpadu Lokasi dalam penelitian ini
(Posyandu) Lansia dalam Pedoman adalah Posyandu Lansia di RW VI
Pelaksanaan Posyandu Lansia (2010), Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan
posyandu lansia merupakan suatu Sukolilo Surabaya yang terletak di Jalan
wadah pelayanan kepada lanjut usia di Mleto I Nomor 44 Surabaya.
masyarakat yang proses pembentukan Fokus penelitian ini adalah
dan pelaksanaannya dilakukan oleh menekankan pada deskripsi atau
masyarakat bersama lembaga swadaya gambaran tentang pelayanan
masyarakat (LSM), lintas sektor kesehatan Posyandu Lansia di RW VI
pemerintah dan non-pemerintah, Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan
swasta, organisasi sosial dan lain-lain, Sukolilo Kota Surabaya, dilihat dari
dengan menitikberatkan pelayanan indikator pelayanan yang berkualitas
kesehatan pada upaya promotif dan menurut Zeithaml, Parasuraman, dan
preventif. Berry. Adapun indikator tersebut

6
mencakup tangibles (penampakan pelayanan kesehatan pada Posyandu
fisik), reliability (kemampuan), Lansia di RW VI Kelurahan Klampis
responsiveness (daya tanggap), Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota
assurance (kesopanan/keramahan), Surabaya, yaitu: wawancara
dan empathy (perhatian). terstruktur, observasi dan dokementasi

SUBJEK PENELITIAN TEKNIK ANALISIS DATA


Adapun informan yang Teknik analisis data yang
digunakan sebagai narasumber dalam digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini adalah sebagai berikut: analisis data kualitatif, mengikuti
Pertama, yaitu Petugas kesehatan dari konsep yang diberikan Miles dan
puskesmas sebagai pelaksana Huberman (dalam Sugiyono, 2011).
pelayanan kesehatan Posyandu Lansia Adapun tahapan analisis data kualitatif
di Puskesmas Klampis Ngasem tersebut adalah:
Kecamatan Sukolilo Surabaya (Ibu Pertama, pengumpulan data.
Mus’adah, S. Kep) untuk mendapatkan Pengumpulan data merupakan
informasi berkaitan dengan kegiatan untuk memperoleh data yang
pengelolaan atas penerapan pelayanan akurat dan relevan terhadap masalah
kesehatan Posyandu Lansia di RW VI penelitian. Data diperoleh melalui
Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan wawancara mendalam, observasi dan
Sukolilo Surabaya yang berada pada dokumentasi dengan para responden
wilayah binaan puskesmas. atau narasumber yang berkaitan
Kedua, yaitu kader-kader dengan penyelenggaraan pelayanan
posyandu lansia pemberi pelayanan kesehatan Posyandu Lansia di RW VI
kesehatan secara langsung kepada Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan
masyarakat (Ibu Rodiyah, Ibu Siti Sukolilo Surabaya.
Fatimah, dan Bapak Suwijono) untuk Kedua, reduksi data. Reduksi
mendapatkan informasi terkait dengan data berarti merangkum, memilih hal-
mekanisme pelayanan dan pelaksanaan hal yang pokok, memfokuskan pada
pemberian pelayanan kesehatan di hal-hal penting, dicari tema dan
posyandu lansia tersebut. polanya. Dalam penelitian ini, data
Ketiga, yaitu pengguna layanan yang diperlukan adalah data yang
dimana dalam hal ini adalah para lansia berkaitan dengan pelayanan kesehatan
berusia 45 tahun ke atas yang datang Posyandu Lansia di RW VI Kelurahan
ke Posyandu Lansia di RW VI Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo
Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Surabaya.
Kota Surabaya. Informasi yang Ketiga, penyajian data. Dalam
dibutuhkan berkaitan dengan respon penelitian ini penyajian data dilakukan
masyarakat karena masyarkat sebagai dalam bentuk teks yang bersifat naratif
kelompok sasaran dari penerapan maupun bagan mengenai pelayanan
pelayanan kesehatan posyandu lansia. kesehatan Posyandu Lansia di RW VI
Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Sukolilo Surabaya agar data hasil
Teknik pengumpulan data yang penelitian dapat lebih mudah untuk
digunakan dalam penelitian tentang dipahami.

7
Keempat, menarik kesimpulan pelayanan kepada masyarakat.
atau verifikasi. Kesimpulan dalam Penampakan fisik tersebut meliputi
penelitian ini berupa deskripsi atau fasilitas gedung atau tempat, alat-alat
gambaran secara singkat mengenai kesehatan, obat-obatan, dan sarana
pelayanan kesehatan Posyandu Lansia prasarana penunjang yang terdapat di
di RW VI Kelurahan Klampis Ngasem Posyandu Lansia RW VI Kelurahan
Kecamatan Sukolilo Surabaya. Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo
Surabaya atau lebih dikenal dengan
PEMBAHASAN ANALISIS PELAYANAN nama Posyandu Lansia Mleto.
KESEHATAN POS PELAYANAN Berdasarkan dokumen Posyandu Lansia
TERPADU (POSYANDU) LANJUT USIA Mleto diketahui bahwa sarana
DI RW VI KELURAHAN KLAMPIS prasarana yang berada di Posyandu
NGASEM KECAMATAN SUKOLILO Lansia tersebut belum cukup memadai
KOTA SURABAYA karena jumlahnya yang terbatas.
Posyandu Lansia di RW VI Para penyedia layanan tidak
Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan menganggap keterbatasan fasilitas
Sukolilo Kota Surabaya merupakan yang ada di Posyandu Lansia Mleto
suatu wadah pelayanan kesehatan sebagai suatu penghambat yang berarti
yang berada pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan pelayanan
sehingga lebih mudah dijangkau oleh kesehatan. Peralatan kesehatan yang
masyarakat sekitar. Keberadaan dari ada sejauh ini mampu menangani
Posyandu Lansia yang lebih dikenal semua lansia yang datang untuk
dengan nama Posyandu Lansia Mleto mendapatkan pelayanan kesehatan
tersebut dapat membantu masyarakat yang dibutuhkan. Kondisi dari sarana
khususnya yang berusia lanjut di prasarana juga dipastikan dalam
wilayah RW VI Kelurahan Klampis keadaan yang baik dan layak pakai
Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota sehingga manfaatnya benar-benar
Surabaya untuk lebih menjaga dapat dirasakan oleh masyarakat
kesehatannya dan untuk mengetahui khususnya lansia yang datang ke
lebih awal penyakit yang diderita Posyandu Lansia Mleto.
(deteksi dini) atau ancaman masalah Mengenai kondisi gedung
kesehatan yang dihadapi oleh para berdasarkan pengamatan yang
lansia. dilakukan oleh penulis, diketahui dalam
Penyelenggaraan pelayanan keadaan yang baik, bersih, dan memiliki
kesehatan yang dilakukan oleh sirkulasi udara yang bagus karena
Posyandu Lansia Mleto dapat dilihat disana disediakan kipas angin dengan
atau dinilai dari indikator dimensi jumlah yang cukup. Penyelenggaraan
pelayanan yang berkualitas menurut Posyandu Lansia Mleto terletak di Balai
Zeithaml, Parasuraman, dan Berry RW VI Kelurahan Klampis Ngasem
(Dwiyanto, 2008), sebagai berikut: Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya.
Gedung tersebut bersifat permanen
Tangibles (penampakan fisik) digunakan untuk melaksanakan
Tangibles merupakan kegiatan Posyandu Lansia Mleto. Hal ini
penampakan fisik yang disediakan dan berarti kegiatan posyandu lansia selalu
digunakan dalam penyelenggaraan diselenggarakan di tempat tersebut

8
dan tidak berpindah-pindah. Tempat Pelayanan kesehatan di
penyelenggaraan Posyandu Lansia Posyandu Lansia Mleto cenderung
Mleto juga dilengkapi dengan dapur mengarah pada upaya penyuluhan
untuk lebih memudahkan pengolahan mengenai kesehatan dan pencegahan
atau pembuatan makanan tambahan penyakit sehingga obat-obatan yang
yang akan diberikan kepada para lansia. disediakan mencakup vitamin seperti
Suasana dan kebersihan dari B12, B Kompleks, dan kalsium yang
gedung sangat diperhatikan karena merupakan vitamin untuk kesehatan
para penyedia layanan menyadari tulang. Berdasarkan hasil wawancara
bahwa hal tersebut dapat berpengaruh dengan para lansia yang berkunjung di
terhadap kenyamanan dan kepuasan Posyandu Lansia Mleto diketahui
para lansia sebagai pengguna layanan. bahwa vitamin-vitamin yang diberikan
Sehingga walaupun tempatnya tidak dirasakan sangat bermanfaat bagi para
terlalu besar tetapi sudah cukup lansia. Sedangkan mengenai
nyaman untuk melaksanakan pengobatan yang tidak bisa ditangani
pelayanan kesehatan dan dapat atau diberikan di Posyandu Lansia
menampung para lansia yang datang ke Mleto, maka para lansia langsung
posyandu lansia tersebut. dianjurkan untuk datang ke puskesmas
Gedung Balai RW VI yang atau rumah sakit terdekat untuk
digunakan sebagai tempat pengobatan lebih lanjut.
penyelenggaraan pelayanan Posyandu
Lansia Mleto masih lebih besar dan Reliability (kemampuan/kehandalan)
lengkap jika dibandingkan dengan Reliability merupakan
posyandu-posyandu lansia lain yang kemampuan atau kehandalan yang
ada di wilayah kerja puskesmas. dimiliki oleh penyedia layanan untuk
Kebanyakan posyandu-posyandu lansia menyediakan pelayanan yang
lain yang ada di wilayah kerja terpercaya. Dalam hal ini realibilitas
puskesmas melakukan kegiatannya di mencakup kemampuan dan
rumah-rumah salah satu warga dan keterampilan yang dimiliki oleh
bersifat tidak tetap atau berpindah- penyedia layanan di Posyandu Lansia
pindah. Mleto, pelatihan dan penyuluhan
Hasil wawancara dengan para terkait kesehatan lansia yang diberikan
lansia yang berkunjung ke Posyandu kepada penyedia layanan, serta
Lansia Mleto menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya manusia
sebagian besar lansia menyatakan (SDM) dalam memberikan pelayanan
bahwa tempat yang digunakan sudah kesehatan.
cukup nyaman, tidak panas, dan Kemampuan dan keterampilan
kebersihannya terjaga. Memang pada yang dimiliki petugas kesehatan
saat pengunjung yang datang sedang maupun kader Posyandu Lansia Mleto
ramai, ada beberapa pengunjung yang diketahui sudah cukup baik. Para
harus menunggu di luar tetapi para penyedia layanan saling bekerjasama
kader berusaha membuat pengunjung dan berkoordinasi dalam memberikan
untuk tetap merasa nyaman dengan pelayanan kesehatan, dimana
menyediakan tempat duduk dan pengukuran tekanan darah,
memberi minuman. pemeriksaan gula darah, pemeriksaan

9
hemoglobin, dan konseling dilakukan Posyandu Lansia Mleto sehingga para
oleh petugas kesehatan dari puskesmas lansia juga dapat mengerti tentang
karena mereka lebih mengerti dan pentingnya kesehatan dan manfaat dari
memiliki ilmu yang lebih mumpuni keberadaan posyandu lansia itu
sehingga pemeriksaan dapat lebih sendiri.
akurat. Sedangkan kader-kader Selain kemampuan dan
posyandu lansia menangani bagian keterampilan yang dimiliki oleh
pengukuran tinggi badan, penimbangan penyedia layanan, ketersediaan dari
berat badan, pencatatan, pemberian sumber daya manusia juga merupakan
makanan tambahan, dan penyuluhan- unsur penting dalam proses pemberian
penyuluhan kesehatan yang dilakukan pelayanan. Posyandu Lansia Mleto
bersama-sama (kader dan petugas memiliki kader sebanyak 10 orang yang
kesehatan). bertugas untuk memberikan pelayanan
Para kader yang terdapat di kepada para lansia. Selain itu, Posyandu
Posyandu Lansia Mleto memang tidak Lansia Mleto juga memiliki instruktur
memiliki background pendidikan senam untuk memandu para lansia
bidang kesehatan, namun bukan ketika senam.
berarti para kader tersebut tidak Mengenai ketersediaan tenaga
memiliki kemampuan maupun kesehatan dari puskesmas diketahui
keterampilan dalam memberikan jumlahnya masih terbatas karena
pelayanan kesehatan kepada para petugas kesehatan dari puskesmas
lansia. Kemampuan dan keterampilan hanya berjumlah satu atau dua orang.
yang dimiliki para kader diperoleh dari Namun hal tersebut dapat diatasi
pelatihan dan penyuluhan kesehatan karena antara petugas kesehatan dan
yang diberikan kepada mereka, serta kader Posyandu Lansia Mleto berusaha
pengalaman mereka dalam menangani saling berkerjasama dengan baik dan
para lansia. saling berkoordinasi sesuai dengan
Kader Posyandu Lansia Mleto kapasitas serta kemampuan yang
telah mengikuti berbagai penyuluhan mereka miliki untuk memaksimalkan
dan pelatihan, seperti di antaranya pelaksanaan pelayanan kesehatan
seminar dari Dinkes Provinsi Jatim kepada para lansia. Sehingga
mengenai penilaian status gizi dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan di
menggunakan ukuran tinggi badan dan Posyandu Lansia Mleto masih dapat
berat badan, pelatihan tentang cara terselenggara dengan cukup baik.
penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan, penyuluhan Responsiveness (daya tanggap)
atau seminar mengenai Responsiveness merupakan
penanggulangan kanker secara dini dari daya tanggap atau kesanggupan untuk
Yayasan Peduli Kanker, pelatihan kader membantu menyelenggarakan
TBC dari Dinkes Prov Jatim, dan pelayanan secara cepat, tepat, dan
seminar analisa situasi TBC dari Dinkes ikhlas. Responsivitas mencakup
Kota Surabaya. Kemudian hasil dari kecepatan dan ketepatan, tanggapan
penyuluhan tersebut oleh para kader petugas kesehatan maupun kader
akan dibagi dan diterapkan kepada Posyandu Lansia Mleto dalam
para lansia yang berkunjung di menangani keluhan dari para lansia,

10
serta, mekanisme pelayanan kesehatan prinsipnya saja. Hal tersebut
di Posyandu Lansia Mleto. dikarenakan keterbatasan tempat yang
Berdasarkan hasil wawancara digunakan untuk kegiatan posyandu
dan observasi yang dilakukan oleh lansia.
penulis diketahui bahwa kesanggupan Adapun mekanisme dari
penyedia layanan Posyandu Lansia pelayanan kesehatan Posyandu Lansia
Mleto untuk menyelenggarakan Mleto sesuai dengan Pedoman PPLU
pelayanan sudah bagus. Hal tersebut (2010), adalah Meja 1 yaitu
terlihat dari bagaimana petugas pendaftaran dengan mencatat data diri
kesehatan maupun kader singkat para lansia di buku register
memperlakukan para lansia dengan yang dilakukan oleh kader. Meja 2 yaitu
sabar dan telaten dalam mendengarkan melakukan pengukuran tinggi badan
keluhan maupun menjawab berbagai dan penimbangan berat badan oleh
pertanyaan dari para lansia. Dalam kader, serta tekanan darah oleh
memberikan pelayanan kesehatan, petugas kesehatan dari puskesmas.
efisiensi waktu juga diperhatikan oleh Meja 3 yaitu pencatatan atau pengisian
petugas kesehatan maupun kader Kartu Menuju Sehat (KMS). Meja 4
karena kebanyakan lansia sering yaitu penyuluhan kesehatan
mengeluh apabila mengantri terlalu perorangan atau kelompok
lama. Para kader menyediakan nomor berdasarkan KMS dan pemberian
antrian dan minuman sehingga para makanan tambahan. Meja 5 yaitu
lansia dapat lebih tertib ketika pelayanan medis oleh petugas
mengantri. kesehatan dari puskesmas meliputi
Daya tanggap merupakan pemeriksaan dan pengobatan ringan.
kesanggupan dari penyedia layanan Pelaksanaan mekanisme
untuk menyediakan pelayanan yang pelayanan kesehatan yang ada di
cepat dan tepat. Hal ini berkaitan erat Posyandu Lansia Mleto sudah cukup
dengan mekanisme pelayanan yang baik. Hal tersebut didukung oleh hasil
tidak berbelit-belit sehingga pengguna wawancara dengan lansia yang
layanan dapat lebih cepat memperoleh berkunjung ke Posyandu Lansia Mleto,
pelayanan yang dibutuhkan. yang menyatakan bahwa pelayanan
Mekanisme pelayanan kesehatan yang diberikan tidak berbelit-belit dan
posyandu lansia yang baik adalah tidak terkesan lambat. Selain itu
pelayanan dengan menggunakan pelayanan yang diberikan juga tidak
sistem pelayanan 5 Meja, sebagaimana dipungut biaya. Hanya terkadang
yang telah disebutkan dalam Pedoman terdapat tarikan sebesar seribu rupiah
PPLU (2010). Dalam pengertiannya untuk mengisi kas, namun hal tersebut
sistem 5 Meja memang dikenal dengan tidaklah dipaksakan sehingga dirasa
kegiatan pelayanan kesehatan yang wajar dan tidak menjadi persoalan
terbagi dalam lima meja. Akan tetapi untuk para lansia.
pada pelaksanaannya pelayanan 5 Meja Tidak dapat dipungkiri,
di Posyandu Lansia Mleto tidak walaupun pelaksanaan mekanisme
dilaksanakan dengan menggunakan pelayanan kesehatan sudah cukup
lima meja sebagaimana mestinya, bagus tetapi masih terdapat
melainkan hanya menerapkan prinsip- kekurangan dalam proses pelayanan

11
yang diberikan yaitu tidak terdapat memperlakukan para lansia karena
pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) mereka telah cukup berpengalaman.
yang merupakan kartu pegangan dari Selain itu untuk menciptakan suasana
lansia. Hal tersebut dikarenakan para kekeluargaan, para kader mengajak
lansia memiliki watak yang cenderung para lansia berdoa bersama-sama
pelupa sehingga KMS yang di bawa sebelum memulai kegiatan dan
sering hilang atau tidak dibawa saat menyanyikan Hymne Lansia pada saat
melakukan pemeriksaan, kurang teliti acara hendak selesai.
bila diminta untuk mengsi KMS, dan Selain keramahan dan
sering mengeluh kalau disuruh untuk kesopanan, penampilan dari para
mengisi KMS. Sehingga petugas penyedia layanan juga tidak luput dari
kesehatan maupun kader mengambil perhatian. Berdasarkan hasil
alternatif lain yaitu dengan melakukan wawancara dengan lansia yang
pencatatan sendiri di buku catatan berkunjung ke posyandu, diketahui
posyandu lansia terkait dengan hasil bahwa penampilan petugas kesehatan
pemeriksaan kesehatan para lansia. maupun kader sudah cukup baik, rapi,
sedap dipandang mata dan tidak terlalu
Assurance (kesopanan/keramahan) mencolok sehingga tidak menimbulkan
Assurance merupakan penilaian negatif atau
pengetahuan, kesopanan dan ketidaknyamanan dari para lansia yang
keramahan para penyedia layanan berkunjung ke Posyandu Lansia Mleto.
dalam memberi pelayanan kepada Selanjutnya mengenai
pengguna layanan agar lebih merasa kedisiplinan dari petugas kesehatan
nyaman. Assurance tidak hanya maupun kader, sudah terlihat cukup
mencakup keramahan atau kesopanan bagus karena petugas selalu datang
yang dimiliki oleh penyedia layanan tepat waktu dan melakukan pelayanan
Posyandu Lansia Mleto tetapi juga sesuai dengan prosedur. Para penyedia
meliputi penampilan dan kedisiplinan pelayanan selalu datang lebih awal
dari penyedia layanan. untuk mempersiapkan segala sesuatu
Keramahan dan kesopanan yang yang diperlukan dalam proses
ditunjukkan oleh petugas kesehatan pelayanan. Sehingga sebelum para
maupun kader Posyandu Lansia Mleto lansia datang berkunjung, petugas
dalam memberikan pelayanan sudah kesehatan maupun kader sudah berada
sangat bagus. Hal tersebut terbukti dari disana dan siap melaksanakan
hasil wawancara dengan para lansia pelayanan.
yang menunjukan bahwa sikap petugas
kesehatan maupun kader yang murah Empathy (perhatian)
senyum, sabar dalam menghadapi Empathy merupakan
lansia, sering menyisipkan candaan kemampuan penyedia layanan dalam
agar tidak terkesan kaku, tutur kata memberikan perhatian kepada
yang diucapkan sopan dan mudah pengguna pelayanan. Selain bentuk
dipahami oleh para lansia. perhatian atau kepedulian dari petugas
Penyedia pelayanan di kesehatan maupun kader Posyandu
Posyandu Lansia Mleto pandai Lansia Mleto kepada para lansia,
menempatkan diri dan mengerti cara empati juga mencakup bentuk

12
sosialisasi yang dilakukan oleh petugas KESIMPULAN
kesehatan maupun kader untuk Berdasarkan uraian analisis
menarik minat kunjungan lansia ke mengenai pelayanan kesehatan pada
Posyandu Lansia Mleto. Posyandu Lansia di RW VI Kelurahan
Perhatian dan kepedulian yang Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo
ditunjukkan oleh petugas kesehatan Kota Surabaya, maka hasil dari
maupun kader Posyandu Lansia Mleto penelitian ini dapat dilihat melalui
kepada para lansia sudah sangat baik. indikator atau dimensi pelayanan yang
Hal tersebut terbukti dari hasil berkualitas menurut Zeithaml,
wawancara dengan para lansia yang Parasuraman, dan Berry (Dwiyanto,
telah dijelaskan sebelumnya 2008), yaitu: Tangibles (penampakan
menunjukkan bahwa petugas fisik) yang menunjukkan bahwa sarana
kesehatan maupun kader sudah sangat prasarana di posyandu lansia yang
sabar dalam menghadapi para lansia, meliputi peralatan kesehatan dan
menanggapi keluhan-keluhan ataupun kondisi gedung sudah mampu
pertanyaan dari para lansia dengan menciptakan kenyamanan bagi para
baik, membantu para lansia yang lansia yang datang berkunjung.
merasa kesulitan berjalan, dan sering Meskipun belum bisa dikatakan
mengajak para lansia bercanda untuk memadai, akan tetapi sarana prasarana
mengurangi kebosanan. Petugas yang ada dipastikan dalam kondisi baik,
kesehatan maupun kader selalu bersih, dan dapat berfungsi
berusaha untuk memahami karakter sebagaimana mestinya sehingga
lansia yang berbeda-beda dan manfaatnya dapat dirasakan langsung
memberikan perhatian lebih kepada oleh para lansia. Mengenai reliability
mereka. Menu makanan tambahan (kemampuan dan keterampilan) yang
yang disediakan oleh Posyandu Lansia ditunjukkan oleh para kader dan
Mleto juga dibuat selalu berbeda agar petugas kesehatan sudah cukup baik.
para lansia tidak jenuh dan selalu Para penyedia layanan posyandu lansia
tertarik untuk datang ke Posyandu saling bekerjasama dan berkoordinasi
Lansia tersebut. dalam memberikan pelayanan
Selanjutnya mengenai sosialisasi kesehatan yang baik kepada para lansia
yang dilakukan kader Posyandu Lansia sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
memang cenderung masih bersifat Mereka juga telah memahami
konvensional karena mereka berada di bagaimana cara menghadapi dan
lingkungan masyarakat yang masih menangani para lansia dengan baik.
mengedepankan silahturahmi. Selanjutnya responsiveness (daya
Sosialisasi dilakukan dari mulut ke tanggap) yang ditunjukkan oleh
mulut, pada saat ada kegiatan penyedia layanan posyandu lansia juga
pengajian, dan sebisa mungkin sudah bagus. Para penyedia layanan
menyempatkan diri untuk berkunjung menanggapi keluhan-keluhan maupun
dari rumah ke rumah lansia yang pertanyaan dari para lansia dengan
berada di wilayah RW VI Kelurahan penuh kesabaran. Dalam memberikan
Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo pelayanan kesehatan, efisiensi waktu
Kota Surabaya. juga sangat diperhatikan oleh penyedia
layanan demi kenyamanan dan

13
kepuasan dari para lansia. Mekanisme lansia. Meskipun masih ditemui
pelayanan kesehatan di posyandu beberapa kekurangan dalam proses
lansia dengan menerapkan prinsip- pelayanan kesehatan yang telah
prinsip dari sistem pelayanan 5 Meja berlangsung, akan tetapi hal tersebut
sehingga tidak rumit, sangat terjangkau masih dapat ditangani dengan baik oleh
dan mudah dipahami oleh para lansia. para penyedia layanan.
Assurance (kesopanan atau
keramahan) sudah ditunjukkan dengan SARAN
baik oleh penyedia layanan posyandu Berdasarkan uraian yang telah
lansia. Hal tersebut dapat dilihat dari dijelaskan mengenai pelayanan
sikap mereka yang penuh kesabaran kesehatan pada Posyandu Lansia di RW
dalam menghadapi lansia. murah VI Kelurahan Klampis Ngasem
senyum, tutur kata yang diucapkan Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya,
sopan, penampilan rapi, kedisiplinan maka dapat dikemukakan beberapa
waktu yang selalu diperhatikan dan saran yang diharapkan dapat
selalu menyambut para lansia yang bermanfaat bagi Posyandu Lansia di
berkunjung dengan salam sehingga RW VI Kelurahan Klampis Ngasem
para lansia merasa lebih dihargai. Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya,
Selanjutnya mengenai empathy yaitu:
(perhatian), menunjukkan bahwa Pada jumlah petugas kesehatan
perhatian dan kepedulian yang dari puskesmas seharusnya ada
diberikan oleh para penyedia layanan penambahan agar pelayanan kesehatan
kepada lansia sudah cukup besar. Hal dapat dilakukan dengan lebih cepat dan
tersebut dilihat dari sikap petugas tepat. Selanjutnya lebih meningkatkan
kesehatan mapun kader yang sangat intensitas dalam pemberian
sabar dalam menghadapi para lansia penyuluhan kepada para lansia agar
yang memiliki karakter berbeda-beda, dapat pula meningkatkan kesadaran
menanggapi keluhan-keluhan ataupun para lansia akan pentingnya menjaga
pertanyaan dari para lansia dengan kesehatan.
baik, membantu para lansia yang Kemudian mengenai pengisian
merasa kesulitan berjalan, dan sering Kartu Menuju Sehat seharusnya tetap
mengajak para lansia bercanda untuk dilaksanakan agar para lansia maupun
mengurangi kebosanan. Bentuk keluarganya dapat selalu memantau
perhatian lainnya adalah ketika ada perkembangan kesehatan dari lansia
lansia yang tidak datang berkunjung tersebut selama melakukan kunjungan
maka para kader berusaha ke posyandu lansia. Serta sosialisasi
menyempatkan diri untuk berkunjung harus lebih ditingkatkan agar minat
ke rumah lansia. para lansia untuk berkunjung ke
Jadi secara garis besar dapat posyandu lansia semakin meningkat.
disimpulkan bahwa Posyandu Lansia di
RW VI Kelurahan Klampis Ngasem
Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
telah berupaya semaksimal mungkin
untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang baik kepada para

14
DAFTAR PUSTAKA

Arief. 2007. Pemasaran Jasa Kualitas Pelayanan. Malang: Banyumedia Publishing.


Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Bina Rupa
Aksara
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas Kesehatan II. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut
untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Bina Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesehatan.
Dwiyanto, Agus (editor). 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ismawati, Cahyo. 2010. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Desa Siaga.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Jawa Pos. 2012. Jumlah Lansia Lebih Banyak dari Balita, Pemkot Gelontorkan Program
Pemberdayaan Lanjut Usia. Edisi 29 Agustus 2012.
Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia. Jakarta:
Komisi Nasional Lanjut Usia.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan.
Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Moleong, Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Napitupulu, Paimin. 2007. Pelayanan Publik dan Customer Satisfaction. Bandung: PT.
Alumni.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, Dan
Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan
Kepemerintahan yang Baik). Bandung: PT Refika Aditama.
Silalahi, Gabriel. 2003. Metodologi Penelitian dan Studi Kasus. Cetakan Pertama.
Sidoarjo: CV. Citra Media.
Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2007. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, dan
Implementasi. Cetakan Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
http://komnaslansia.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=65. Diakses
pada tanggal 8 Januari 2013.
http://sp2010.bps.go.id/index.php. Diakses pada tanggal 6 Januari 2013.
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=336&wid=0. Diakses pada tanggal 6
Januari 2013.
http://surabaya-ehealth.org. Diakses pada tanggal 7 Januari 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai