Anda di halaman 1dari 14

DASAR-DASAR EKOWISATA

RESUME JURNAL

KONSERVASI HUTAN MANGROVE SEBAGAI WISATA PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Gde Raka Angga Kartika, S.Pi., MP

Ni Putu Putri Wijayanti, S.Pt., M.Pt

Oleh :

I Gede Dwian Julihartadi

16135321049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

2018
KONSERVASI HUTAN MANGROVE SEBAGAI WISATA PENDIDIKAN

Indonesia adalah negara maritim dan memiliki hutan mangrove terbesar dan
memiliki kekayaan hayati yang paling banyak. Luas ekosistem mangrove di Indonesia
mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, atau sekitar 27% dari luas
mangrove di dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir
Sumatera, Kalimantan dan Papua. Luas penyebaran mangrove terus mengalami
penurunan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi sekitar 3,24 juta hektar pada
tahun 1987, dan tersisa seluas 2,50 juta hektar pada tahun 1993. Kecenderungan
penurunan tersebut mengindentifikasikan bahwa terjadi degradasi hutan mangrove
yang cukup nyata, yaitu sekitar 200 ribu hektar/tahun. (DepHut,2003).

Disepanjang Pantai Timur Surabaya hutan mangrove diambang kepunahan


dikarenakan adanya desakan kepentingan pengembangan kawasan industri,
pemukiman dan budaya perikanan payau. Hal ini dipicu oleh belum ditetapkannya
Rencana Tata Ruang Wilayah Regional Pesisir Pantai (Kompas, 2004). Hal ini dapat
dilihat dengan tidak adanya "GREEN BELT" (Sabuk Hijau) disepanjang Pantai Utara
dan Timur Surabaya. Berdasarkan Ketetapan Pemerintah tentang Ekosistem Pantai
tentang sabuk hijau yaitu berjarak 400 meter dari garis pantai dan 10 meter dari muara
sungai.

Mangrove merupakan suatu komunitas tumbuhan yang membentuk komunitas


didaerah pasang surut, hutan mangrove atau yang sering disebut hutan bakau
merupakan sebagian wilayah ekosistem pantai yang mempunyai karakter unik dan khas
dan memiliki potensi kekayaan hayati. Saat ini mangrove yang tersisa hanyalah berupa
komunitas - komunitas mangrove yang ada di sekitar muara - muara sungai dengan
ketebalan 10 -100 meter, didominasi oleh Avicennia marina diikuti oleh jeni
Rhizophora mucronata, Sonnerati alba dan Sonneratia caseolaris yang semuanya
memiliki manfaat sendiri misalnya : sebagai sumber makanan, tempat hidup, tempat
memijah, serta sebagai penangkal banjir dan tsunami (Pratikno,2002).
Fungsi lain dari mangrove ialah sebagai wisata serta mempunyai beberapa
konsep atau tatanan sehingga tempat ini layak dijadikan sebagai wisata pendidikan:

1. Mempunyai Lembaga
Supaya mempermudah dalam pengembangan mangrove dibidang wisata
pendidikan.
2. Adanya jalan sebagai sarana mengelilingi mangrove
Jalan terbuat dari kayu sepanjang panjang mangrove karena hanya dengan jalan
kaki kita dapat mengelilingi mangrove.
3. Tatanan mangrove tanpa merubah zonasi dari mangrove itu sendiri.

Zonasi mangrove tidak dapat dirubah karena pohan mangrove memiliki akar
khusus yang cocok sesuai dengan zonasi tersebut.

4. Tidak adanya pedagang liar yang berada di kawasan wisata

Kawasan ini bebas dari pedagang liar karena akan mengangu keindahan dan
nilai estetika.

Dalam mendukung program mangrove sebagai wisata pendidikan terdapat 3


(tiga) aspek yaitu : aspek teknis (jenis mangrove, pola & teknik penanaman mangrove),
aspek sosial (jumlah & kepadatan penduduk, peran serta dan kesadaran masyarakat
dalam pengelolaan hutan mangrove), aspek kelembagaan (dukungan Pemerintah Kota
Surabaya, dukungan Peraturan Perundangan, Partisipasi LSM & kalangan Perguruan
Tinggi) dengan tujuan untuk membentuk suatu kepedulian masyarakat dan unsur
pendidikan dalam upaya rehabilitasi mangrove.
15 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

KONSERVASI HUTAN MANGROVE SEBAGAI WISATA


PENDIDIKAN

Tri Wijayanti
Jurusan Teknik Lingkungan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Kampus UPN, Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294
Email : progditlupn@yahoo.com

ABSTRAK

Peningkatan pembangunan fasilitas fisik dan sarana utilitas kota di Surabaya secara tidak langsung
mengakibatkan pada berkurangnya ruang terbuka hijau di Surabaya. Untuk menindak lanjuti
berkurangnya Ruang Terbuka Hijau maka perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menyusun strategi pengembangan dan pengelolahan hutan mangrove di Pantai Timur Surabaya melalui
konsep wisata pendidikan berdasarkan tinjauan 3 (tiga) aspek yaitu : aspek teknis (jenis mangrove, pola
& teknik penanaman mangrove), aspek sosial (jumlah&kepadatan penduduk, peran serta dan kesadaran
masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove), aspek kelembagaan (dukungan Pemerintah Kota
Surabaya, dukungan Peraturan Perundangan, Partisipasi LSM & kalangan Perguruan Tinggi) dengan
tujuan untuk membentuk suatu kepedulian masyarakat dan unsur pendidikan dalam upaya rehabilitasi
mangrove. Pengumpulan data menggunakan metode observasi (pengamatan) langsung, kuisioner
penelitian dan metode dokumentasi sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis korelatif dan
analisis SWOT.

Kata kunci: mangrove, konsep wisata pendidikan

ABSTRACT

The increasing of physical facilities and town utilities development in Surabaya, indirectly, affects the
decreasing of green opened area in Surabaya. In order to solve the decreasing of Green Opened Area,
there should be done a research. The purpose of this research is arranging management and
improvement strategy of mangrove forest in Surabaya East Coast through educational tourism which is
according to 3 aspects, they are : technique aspect ( kind of mangrove, pattern and technique of
mangrove plant ), social aspect (number and population society, participation and awarness of society in
managing mangrove forest ), institutional aspect ( support of Surabaya town goverment, support of
constitutional law, participation of LSM and University elements ). In order to make attention from
society and educational element in mangrove rehabilitation program. Data collection in this research
uses direct observation, Quitionare research, and documentation method. While the analysis which is
used are corelatif and SWOT analysis.

Keywords: mangrove, education tourism concept


Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Wisata Pendidikan (Tri Wijayanti) 16

PENDAHULUAN Ketetapan Pemerintah tentang


Ekosistem Pantai tentang sabuk hijau
Ekosistem wilayah pantai berkarakter
yaitu berjarak 400 meter dari garis
unik dan khas karena merupakan
pantai dan 10 meter dari muara sungai.
pertemuan antara ekosistem daratan dan
Kenyataan yang ada disepanjang Pantai
ekosistem lautan. Ekosistem wilayah itu
Timur dan Utara Surabaya tidak ditemui
memiliki arti strategis karena memiliki
adanya sabuk hijau sepanjang itu, hanya
potensi kekayaan hayati baik dari segi
10 - 20 meter dari garis pantai bahkan
biologi, ekonomi bahkan pariwisata. hal
pada muara sungai hampir tidak
itu mengakibatkan berbagai pihak ingin
ditemukan mangrove.
memanfaatkan secara maksimal potensi
Berdasarkan permasalahan
tersebut.
yang ada diperlukan suatu solusi untuk
Indonesia merupakan salah satu
memecahkan permasalahan tersebut.
negara yang memiliki hutan mangrove
Peran serta masyarakat, pemerintah dan
terbesar dan memiliki kekayaan hayati
pendidikan sangat diperlukan. Potensi
yang paling banyak. Luas ekosistem
yang ada didalam ekosistem hutan
mangrove di Indonesia mencapai 75%
mangrove sangat banyak yang dapat
dari total mangrove di Asia Tenggara,
digali. Salah satu hal yang dapat
atau sekitar 27% dari luas mangrove di
dikembangkan yaitu merehabilitasi
dunia. Kekhasan ekosistem mangrove
hutan mangrove melalui konsep
Indonesia adalah memiliki keragaman
pendidikan wisata pedidikan.
jenis yang yang tertinggi di dunia.
Sebaran mangrove di Indonesia
terutama di wilayah pesisir Sumatera, TINJAUAN PUSTAKA
Kalimantan dan Papua. Luas
Pengertian Mangrove
penyebaran mangrove terus mengalami Mangrove adalah suatu komunitas
penurunan dari 4,25 juta hektar pada tumbuhan atau suatu individu jenis
tahun 1982 menjadi sekitar 3,24 juta tumbuhan yang membentuk komunitas
hektar pada tahun 1987, dan tersisa tersebut didaerah pasang surut, hutan
seluas 2,50 juta hektar pada tahun 1993. mangrove atau yang sering disebut
Kecenderungan penurunan tersebut hutan bakau merupakan sebagian
mengindentifikasikan bahwa terjadi wilayah ekosistem pantai yang
degradasi hutan mangrove yang cukup mempunyai karakter unik dan khas dan
nyata, yaitu sekitar 200 ribu memiliki potensi kekayaan hayati.
hektar/tahun. (DepHut,2003). Ekosistem mangrove adalah suatu
Hutan mangrove disepanjang sistem yang terdiri atas lingkungan
Pantai Timur Surabaya diambang biotik dan abiotik yang saling
kepunahan. Terancamnya keberadaan berinteraksi di dalam suatu habitat
hutan mangrove disebabkan adanya mangrove.
desakan kepentingan pengembangan
kawasan industri, pemukiman dan
Keanekaragaman Jenis Mangrove
budaya perikanan payau. Hal ini dipicu
oleh belum ditetapkannya Rencana Tata Hutan mangrove juga menyediakan
Ruang Wilayah Regional Pesisir Pantai habitat alami yang unik bagi berbagai
(Kompas, 2004).Hal ini dapat dilihat macam flora dan fauna laut serta air
dengan tidak adanya "GREEN BELT" payau. Dalam dua dekade ini
(Sabuk Hijau) disepanjang Pantai Utara keberadaan ekosistem mangrove
dan Timur Surabaya. Berdasarkan mengalami penurunan kualitas secara
17 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

drastis. Saat ini mangrove yang tersisa 4. Pencegah Banjir


hanyalah berupa komunitas - komunitas Kawasan Pamurbaya adalah daerah
mangrove yang ada di sekitar muara - lahan basah yang berfungsi sebagai
muara sungai dengan ketebalan 10 -100 daeran antrian air (retention time zone)
meter, didominasi oleh Avicennia sehingga air hujan yang akan mengalir
marina diikuti oleh jeni Rhizophora ke laut terlebih dahulu akan
mucronata, Sonnerati alba dan menggenangi daerah pantai timur, untuk
Sonneratia caseolaris yang semuanya menunggu giliran mengalir ke laut.
memiliki manfaat sendiri, misalkan Apabila kawasan Pamurbaya
pohon Avicennia memiliki kemampuan peruntukannya menjadi pemukiman,
dalam mengakumulasi (menyerap dan maka lahan antrian akan hilang
menyimpan dalam organ daun, akar dan sehingga saat musim hujan tiba air
batang) logam berat pencemar, sehingga hujan yang akan mengalir ke laut harus
keberadaan mangrove dapat berperan antri di tengah - tengah kota dan
untuk menyaring dan mereduksi tingkat menyebakan banjir.(Arisandi dkk, 2001)
pencemaran diperairan laut dan manfaat
ekonomis seperti hasil kayu serta 5. Bioakumulator Logam Berat
bermanfaat sebagai pelindung bagi Tingginya kandungan logam berat
lingkungan ekosistem daratan dan Cu, Cd dan Zn di dalam akar mangrove
lautan. menunjukkan bahwa tumbuhan ini
dapat mengakumulasi logam berat
Manfaat Mangrove didalam jaringan tubuhnya. (Arisandi
Mangrove atau yang sering disebut dkk, 2001)
bakau memiliki beberapa manfaat bagi
kehidupan sekitarnya yaitu : 6. Mengurangi resiko bahaya tsunami
1. Pemeliharaan Keakeragaman Fauna Tentu kita belum lupa kerusakan
Hutan mangrove menyokong fatal dan tewasnya ratusan ribu orang di
kehidupan hewan karena memberikan Aceh dan Sumatra Utara akibat
sumber makanan dan tempat untuk gelombang Tsunami. Andai saja
hidup. Jenis - jenis biota yang dijumpai masyarakat serta pemerintah memahami
di Pamurbaya antara lain : Reptilia, ikan dan menyadari arti penting mangrove
dan hewan makrobentos. (Arisandi dkk, untuk meminimalisasi dasyatnya
2001) hantaman gelombang lautan yang
menerjang daratan, tentunya ekosistem
2. Tempat Pemijahan
mangrove tidak akan dibiarkan punah
Lingkungan mangrove memiliki
seperti saat ini.
produktifitas tinggi, menyediakan
Ekosistem mangrove juga
sumber energi berupa zat - zat makanan
merupakan perlindungan pantai secara
karena itu mangrove merupakan tempat
almi untuk menguragi resiko terhadap
berteduh dan mencari makan.
bahaya Tsunami. Hasil penelitian yang
(Arisandi dkk, 2001)
dilakukan di Teluk Grajagan,
3. Habitat Penting Bagi Burung Banyuwangi, Jawa Timur, menunjukkan
Beberapa jenis burung membutuhkan bahwa dengan adanya ekosistem
ekosistem mangrove sebagai tempat mangrove telah terjadi reduksi tinggi
mencari makan dan bersarang. gelombang sebesar 0,7340 dan
(Arisandi dkk, 2001) perubahan energi gelombang sebasar
(E) = 19635,26 joule. (Pratikno,2002)
Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Wisata Pendidikan (Tri Wijayanti) 18

Konservasi Hutan Mangrove. pendapatan daerah apabila tempat


Ruang lingkup konservasi hutan tersebut sukses menjadi kawasan wisata
mangrove meliputi usaha perlindungan, mangrove.
pelestarian alam dalam bentuk Bagi kegiatan ekonomi, mata
penyisihan areal sebagai kawasan suaka pencaharian penduduk akan bertambah
alam baik untuk perairan laut, pesisir sehingga meningkatkan taraf hidup
dan hutan mangrove. ekonomi masyarakat pesisir, dan
Konservasi hutan mangrove mempunyai tidaklah mustahil bila mereka akan
tujuan sebagai berikut : berganti profesi dari menjadi petani
a. Melestarikan vegetasi dengan habitat tambak udang yang selama ini terus
hutan mangrove dengan tipe - tipe membuka lahan mangrove untuk
ekosistem. tambak menjadi penyedia jasa
b. Melindungi jenis – jenis biota dengan pariwisata mangrove di kawasan hutan
habitatnya yang terancam punah. mangrove pantai pesisir Surabaya
c. Mengelola areal bagi pembiakan Timur.
jenis – jenis biota yang bernilai
ekonomi. Konsep mangrove sebagai tempat
d. Melindungi unsur – unsur yang wisata
mempunyai nilai sejarah dan budaya. Mangrove sebagai wisata
e. Mengelola areal yang bernilai estetis mempunyai beberapa konsep atau
dan memanfaatkan areal tersebut bagi tatanan sehingga tempat iti layak
usaha rekreasi, turisme, pendidikan, dijadikan sebagai wisata pendidikan:
penelitian dan lain –lain 1. Mempunyai Lembaga
Agar lembaga tersebut dapat
Fungsi Mangrove Sebagai Tempat berjalan dengan baik maka diperlukan
Wisata seksi – seksi kerja, sebagai berikut :
Mangrove sebagai tempat a. Seksi Penelitian : Melaksanakan
wisata selain mempynyai fungsi sebagai survey dan penelitian
tempat wisata atau rekreasi juga flora dan fauna yang
mempunyai fungsi lain antara lain : berkaitan dengan
1. Areal perlindungan berlangsungnya mangrove.
fungsi ekosistem dan penyangga b. Seksi Pelatihan : Menyusun dan
kehidupan melaksanakan
lingkungan kegiatan pelatihan
2. Sarana untuk menciptakan baik yang
kebersihan, kesehatan, keserasian dan merupakan kegiatan
keindahan rutin maupun
3. Terdapat perlindungan plasma permintaan pihak –
nutfah. pihak yang
4. Sarana untuk mempengaruhi dan berrkepentingan
memperbaiki iklim mikro. c. Seksi Informasi : Menyebarluaskan
5. Pengatur tata air. informasi mangrove
Semuanya hanya bertujuan melalui media cetak
untuk pelestrian lingkungan terhadap dan elektronik.
hutan mangrove yang banyak sekali d. Seksi Ekowisata : Melakukan pe-
manfaat dan kegunaannya dan dapat manduan wisata,
memberikan masukan tambahan pem-buatan
19 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

spesimen dan 1. Kecamatan Rungkut


pembuatan buku 2. Kecamatan Gunung Anyar
e. Seksi Pendidikan Lingkungan : Me-
laksanakan event,
Variabel Penelitian
kelas dilapangan
Variabel adalah konsep yang
dan penanaman
memiliki beberapa macam nilai.
partisipasif bagi
Variabel yang digunakan dalam
kalangan sekolah,
penelitian dilatar belakangi oleh :
universitas dan
1. Kondisi fisik dasar hutan mangrove
masyarakat umum
di Pantai Timur Surabaya
yang ingin menge-
2. Kondisi habibat mangrove di Pantai
tahui lebih jauh
Timur Surabaya.
tentang mangrove.
f. Seksi Manajemen : Mengorganisir
Variabel yang dimaksud meliputi :
dan mendukung
1. aspek teknis yang mempengaruhi
semua kegiatan
pengelolaan hutan mangrove
proyek
meliputi :
(www.JICA.or.id/mangrove/htm)
a. Jenis tanaman mangrove
b. Pola penanaman mangrove
2. Adanya jalan sebagai sarana
c. Teknik penanaman mangrove
mengelilingi mangrove. Jalan terbuat
2. Aspek social pengelolaan hutan
dari kayu sepanjang panjang mangrove
mangrove meliputi :
karena hanya dengan jalan kaki kita
a. Jumlah penduduk dan kepadatan
dapat mengelilingi mangrove
penduduk
3. Tatanan mangrove tanpa merubah
b. Peran serta masyarakat dalam
zonasi dari mangrove itu sendiri.
pengelolaan mangrove
Zonasi mangrove tidak dapat dirubah
c. Kesadaran masyarakat dalam
karena pohan mangrove memiliki akar
pengelolaan dan memelihara
khusus yang cocok sesuai dengan zonasi
hutan mangrove.
tersebut.
3. Aspek kelembagaan yang
4. Tidak adanya pedagang liar yang
mempengaruhi pengelolaan hutan
berada di kawasan wisata.
mangrove meliputi :
Kawasan ini bebas dari pedagang liar
a. Dukungan Peraturan pemerintah
karena akan mengangu keindahan dan
b. Dukungan Pemerintah Surabaya
nilai estetika. Jika ada pedagang liar
c. Partisipasi LSM dan kalangan
yang berada dikawasan wisata
Perguruan Tinggi
dikhawatirkan akan membuag bekas
bungkus makanan.
Uji Validitas Instrumen
Instrumen utama yang akan
METODE PENELITIAN
dipakai dalam penelitian ini adalah
Lokasi Penelitian kuisioner atau daftar pertanyaan
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan terhadap responden. Kuisioner
Pantai Timur Surabaya . Penelitian penelitian dibuat mengacu terhadap
difokuskan pada hutan mangrove Pantai variabel penelitian yang telah ditentukan
Timur Surabaya dengan 2 kecamatan: sebelumnya.
Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Wisata Pendidikan (Tri Wijayanti) 20

Validitas didefinisikan sebagai


 N   ∑ σ 2item 
ukuran seberapa kuat suatu alat tes α=   1 − 2 
 N -1   σ total 
melakukan fungsi ukuranya. Semakin 
tinggi suatu validitas variabel maka tes dengan
tersebut akan mengenai sasarannya α = Cronbach’s alpha
(valid). Uji validitas penelitian harus N = jumlah pertanyaan
diukur untuk menjamin didapatnya data σ = variance dari pertanyaan
yang benar-benar valid. Rumus yang σ = variance dari skor
dipergunakan dalam menghitung
korelasi Pengukuran reliabilitas teknik α
N(∑xy) - (∑x∑y) cronbach. Koefisien ini bervariasi dari
rxy = ___________________________ 0-1. Suatu variabel dikatakan reliabel
{ [ (N∑x² - (∑x²) ] [ N∑y² - (∑y²)] }½ bila variabel tersebut mempunyai
dengan : koefisien α cronbach ≥ 0,50. Jika
x = bobot nilai tiap item kurang dari persyaratan tersebut
y = nilai total variabel akan dikeluarkan dari model.
xy = bobot nilai tiap item dikalikan
skor total Teknik Analisis
N = jumlah responden Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik
Untuk mengetahui apakah nilai secara deskriptif yang didapat melalui
korelasi tersebut signifikan atau tidak hasil dari jawaban responden tentang
maka harus di cek melalui tabel faktor-faktor yang menyebabkan
signifikansi nilai r product moment. berkurangnya luas kawasan hutan
Nilai korelasi yang signifikan adalah mangrove di Pantai Timur Surabaya.
nilai r yang di dapat dari perhitungan
lebih besar dari nilai r product moment HASIL PEMBAHASAN
di tabel signifikansi. Kemudian nilai
korelasi harus dikoreksi dengan rumus : Analisis Umum Hutan Mangrove di
Kawasan Pantai Timur Surabaya
r. pq =
(r.tp )(SD. y ) − (SD.x ) Pertambahan penduduk yang demikian
[(SDx) + (SDy )2 − 2(r.tp )(SD.x)(SD. y )]1 / 2 cepat dan luas kawasan yang terbangun
terutama di kawasan Pantai Timur
hasil yang diperoleh untuk Surabaya mengakibatkan adanya
mengetahui apakah melampui angka perubahan tata guna lahan dan
kritik taraf significan (0,05) atau tidak. pemanfaatan sumber daya alam secara
berlebihan. Hutan mangrove di kawasan
Pantai Timur Surabaya dengan cepat
Uji Reliabilitas Instrumen menjadi semakin menipis dan berakibat
Reliabilitas dapat didefinisikan pada menurunnya kualitas lingkungan
sebagai indeks yang menunjukkan kawasan tersebut.
sejauh mana alat ukur dapat dipercaya Ketebalan hutan mangrove sekarang
atau dapat diandalkan. yang hanya mencapai ± 10 meter
Rumus yang digunakan dalam menunjukkan bahwa luasan hutan
menghitung reliabilitas adalah : mangrove sangat tidak memadai. Hal ini
jika dihubungkan dengan Peraturan
Daerah Propinsi Jawa Timur No.11
21 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

tahun 1991. Menurut Perda tersebut jenis Avecennia marina.


hutan mangrove diisyaratkan berjarak b. Terdapat luasan tertentu ditebang
minimal 338 meter (130 X rata sehingga yang ada hanya batang –
perbedaan air pasang tertinggi dan batang gundul setinggi 0,5 – 1 m
terendah tahunan dimana di Pantai dari permukaan air.
Timur Surabaya, rata – rata perbedaan c. Fauna yang ditemui adalah Kuntul
tersebut adalah 2,6 meter) dari garis putih kecil (Egretta alba), Cerek
pantai pasang surut terendah menuju melayu (Charadius peronir),
kearah daratan, jarak tersebut sulit Trinil hijau (Tringa ochropus),
direalisasikan secara serentak karena Dara Laut jambul putih (Sterna
dibelakang hutan mangrove yang tipis bengalensis).
tersebut terdapat tambak – tambak yang 2. Pertambakan di Gunung Anyar
produktif sehingga diperlukan Tambak
pelaksanaan secara bertahap dengan a. Banyak terdapat tambak non
dibarengi usaha pemantapan kesadaran produktif didaerah perumahan
petani tambak di lokasi sekitarnya. yang ditumbuhi vegetasi perdu
Berdasarkan hasil observasi dan beluntas (Pluchea indica).
(pengamatan langsung) di lapangan b. Tambak produktif terkesan panas
teridentifikasi beberapa aktifitas yang karena pematangnya sangat jarang
berpotensi untuk merusak mangrove ditanami pohon mangrove.
menjadi tambak dan pemukiman adalah
1. Alih guna lahan hutan mangrove Pola Penanaman Mangrove pada
menjadi tambak dan pemukiman di Kawasan Pantai Timur Surabaya
hampir semua areal hutan mangrove Pola penanaman mangrove
2. Terjadinya pencemaran akibat dikawasan Pantai Timur Surabaya
menumpuknya sampah dimuara akan mengacu pada system zone, dimana
menutupi penetrasi matahari pada masing – masing zone berbeda
matahari dan mempersulit jenis pohon penyusun – penyusunnya.
pengambilan 0 2 oleh daun, hal Pola penanaman mangrove di kawasan
tersebut akan mengakibatkan Pantai Timur Surabaya adalah seperti
kematian tanaman mangrove dewasa. terlihat pada tabel 1
Penutupan sampah khususnya Tabel 1 Pola penanaman mangrove
sampah khususnya oleh sampah di Pantai Timur Surabaya
plastik juga akan mematikan No Zonasi
Dominasi
Keterangan
kecambah (bibit mangrove). Jenis
1 Zona Avecennia . Jenis pionir
3. Terjadinya penebangan liar Api – marina . Zona paling
mangrove oleh masyarakat di api Sonneratia luar
beberapa bagian hutan mangrove dan praparat alba . Tumbuh
fauna di kawasan hutan mangrove. pada lumpur
Hasil Pengamatan Biro KLH hutan muda
(dangkal)
mangrove dan fauna di kawasan Pantai
Timur Surabaya di beberapa Lokasi 2 Zona Rhizophora . Jenis pionir
adalah sebagai berikut : Bakau sp . Di belakang
1. Garis pantai Gunung Anyar tambak zona api – api
sampai dengan Medokan Ayu . Tumbuh
dalam lumpur
a. Ketebalan hutan mangrove
dalam
±5-10 m dan didominasi oleh
Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Wisata Pendidikan (Tri Wijayanti) 22

3 Zona Xylocarpus . Jenis sebanyak 113.764 rumah tangga,


Nyirih granatum peralihan dari meningkat dibanding tahun 2005 yang
dungun payau ke
darat
mencapai 113.045 rumah tangga.
. Tumbuh Peningkatan jumlah rumah tangga akan
pada tanah liat menyebabkan peningkatan kebutuhan
berpasir perumahan. Jika 1 rumah tangga
. Di belakang membutuhkan 1 rumah, maka periode
zona bakau
2005 – 2006 terjadi peningkatan
4 Zona Bruguiera . Tumbuh
Tancang cylindric pada tanah liat kebutuhan sebesar 719 rumah baru di
sukun berpasir Kawasan Pantai Timur Surabaya. Salah
. Di belakang satu areal yang selama ini
zona nyirih dikembangkan sebagai pemukiman baru
5 Zona Nypa . Termasuk
adalah bekas reklamasi hutan mangrove
Nypa tructicans suku palma
. Zona paling di Kawasan Pantai Timur Surabaya.
dalam wilayah
perairan sungai Analisis Aspek Kelembagaan
. Dipengaruhi Analisis kelembagaan yang harus
air tawar dilakukan adalah analisis korelasi antara
Sumber : Biro KLH – Sekretariat daerah luas lahan hutan mangrove dan tindakan
lingkungan hidup, 2001 pemerintah dalam merehabilitasi hutan
Analisis Aspek Sosial mangrove.
Pertumbuhan jumlah penduduk di 2 Tabel 3. Hubungan Upaya
(dua) kecamatan yang termasuk dalam Pemerintah dan Luas Hutan
Kawasan Pantai Timur Surabaya dapat Mangrove
dilihat pada Tabel 2 Tahun Luas Lahan (Ha)
Tabel 2 Jumlah penduduk Kawasan 2003 952
Pantai Timur Surabaya. 2004 1052
Jumlah Penduduk 2005 1152
Keca-
matan 2006 1352
2003 2004 2005 2006
Rungkut 150.105 150.813 153.001 155.278
Gunung 55.055 56.027 56.840 57.653
Luas Lahan (Ha)

1700
Anyar 1400
Luas Lahan (Ha)

TOTAL 441.631 445.628 452.182 458.652 1100 Linear (Luas Lahan


Sumber: Badan Pusat Statistik Surabaya, 2006 800 (Ha))
500
Berdasarkan Tabel 2 terjadi 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
peningkatan penduduk di Kawasan
Pantai Timur Surabaya selama periode
Grafik 1. Hubungan antara luas
2004-2006. Rata – rata pertumbuhan
lahan mangrove dengan upaya
penduduk dikawasan pantai timur
pemerintah dalam merehabilitasi
surabaya adalah 1,43% per tahun. Jika
hutan mangrove
rasio jumlah penduduk rumah tangga di
Berdasarkan Grafik 1 dapat dilihat
Surabaya mencapai 1 : 3,66 atau 1 : 4,
bahwa luas lahan mangrove terus
yang artinya 1 keluarga terdiri atas 4
meningkat sebesar 10,5 % karena
orang (BPS, 2004), maka pada akhir
pemerintah terus berupaya untuk
tahun 2006 jumlah rumah tangga di
merehabilitasi hutan mangrove.
Kawasan Pantai Timur Surabaya
23 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

Analisa Deskriptif Tabel 8. Masyarakat setempat turut


A. Deskripsi pendapat responden serta secara aktif dalam penghijauan
tentang kondisi hutan mangrove di kembali
Pamurbaya Frequency Percent
Tabel 4 Keberadaan hutan mangrove di Sangat tidak setuju 3 10.00
Pamurbaya sebagai kawasan konservasi Tidak setuju 19 63.33
alam Setuju 8 26.67
Frequency Percent Sangat setuju 0 0
Sangat tidak setuju 3 10.00 Total 30 100.00
Tidak setuju 14 46.67 Sumber : data primer
setuju 13 43.33
Sangat setuju 0 0 Tabel 9. Pemeliharaan dan pengelo-
Total 30 100.00 laan hutan mangrove selama ini telah
Sumber : data primer melibatkan peran serta masyarakat
setempat.
Tabel 5. Perlunya dilakukan peng- Frequency Percent
hijauan kembali di kawasan tersebut
Sangat tidak setuju 2 6.67
Frequency Percent Tidak setuju 21 70.00
Sangat tidak setuju 1 3.33 Setuju 7 23.33
Tidak setuju 3 10.00 Sangat setuju 0 0
Setuju 18 60.00 Total 30 100.00
Sangat setuju 8 26.67 Sumber : data primer
Total 30 100.00
Sumber : data primer C. Kebijakan Pemerimtah dan
Tabel 6. Hutan mangrove kawasan Peraturan Perundangan
pamurbaya dapat dijadikan tempat Tabel 10. Dinas – dinas terkait telah
wisata yang memadai melaksanakan tugas sebagaimana
Frequency Percent mestinya
Sangat tidak setuju 0 0 Frequency Percent
Tidak setuju 9 30,00 Sangat tidak setuju 0 0
setuju 20 66.67 Tidak setuju 16 53.33
Sangat setuju 1 3.33 Setuju 12 40.00
Total 30 100.00 Sangat setuju 2 6.67
Sumber : data primer Total 30 100.00
B. Deskripsi pendapat responden Sumber : data primer
tentang peran serta dan kesadaran
mereka dalam memelihara hutan Tabel 11. Peraturan Perundangan
mangrove dalam Pengelolaan hutan mangrove
Tabel 7. Masyarakat selama ini turut Frequency Percent
serta dalam memelihara hutan Sangat tidak setuju 0 0
mangrove Tidak setuju 10 33.33
Frequency Percent Setuju 19 63.33
Sangat tidak setuju 0 0 Sangat setuju 1 3.33
Tidak setuju 15 50.00 Total 30 100.00
Setuju 14 46.67 Sumber : data primer
Sangat setuju 1 3.33
Total 30 100.00
Sumber : data primer
Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Wisata Pendidikan (Tri Wijayanti) 24

D. Partisipasi LSM dan Perguruan kembali hutan mangrove,


Tinggi penghentian proses pencemaran
Tabel 12. LSM Lingkungan Hidup pantai dan penghentian reklamasi
memberikan perhatian yang serius hutan mangrove nenjadi areal
terhadap penanganan hutan pertambakan dan pemukiman.
mangrove 2. Terdapat 5 (lima) faktor yang
Frequency Percent memiliki konstribusi positif
Sangat tidak setuju 1 3.33 terhadap program penanganan dan
Tidak setuju 17 56.67 pemeliharaan hutan mangrove di
Setuju 11 36.67 kawasan Pantai Timur Surabaya
Sangat setuju 1 3.33 selama ini. Kelima faktor tersebut
Total 30 100.00 adalah kondisi umum hutan
Sumber : data primer mangrove, pelaksanaan kebijakan
pemerintah, dukungan peraturan
Tabel 13. Perguruan Tinggi berperan perundangan, peran serta
aktif dalam penanganan dan masyarakat serta dukungan LSM
pengelolaan hutan mangrove dan perguruan Tinggi.
Frequency Percent
3. Dengan kondisi hutan mangrove
Sangat tidak setuju 0 0.00
yang ada dan mengacu pada 3 aspek
Tidak setuju 12 40.00
Setuju 18 60.00
yang ada maka perlu dilakukan
Sangat setuju 0 0 konservasi hutan mangrove salah
Total 30 100.00 satunya dengan konsep wisata
Sumber : data primer pendidikan tentunya dengan adanya
dukungan dari pemerintah
Tabel 14. Pengelolaan dan pemeli- setempat,masyarakat sekitar
haraan hutan mangrove melibatkan mangrove serta kalangan Perguruan
LSM dan Perguruan Tinggi Tinggi dan LSM.
Frequency Percent 4. Wisata pendidikan akan berhasil
Sangat tidak setuju 0 0.00 jika penanaman mangrove terus
Tidak setuju 20 66.67 dilakukan.
Setuju 10 33.33
Sangat setuju 0 0
Total 30 100.00
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : data primer Ancok, D., 1989, Teknik Penyusunan
Skala Pengukur, Pusat
KESIMPULAN Penelitian Kependudukan
Berdasarkan data dan pembahasan Universitas Gajah Mada,
hasil penelitian, maka dapat dirumuskan Yogyakarta
kesimpulan sebagai berikut : Anonim, 2003, Rencana Desain Tata
1. Hasil analisis aspek teknis Ruang Kota Surabaya,
menunjukkan terjadinya BAPPEKO, Surabaya
pengurangan panjang lahan Anonim, 2005, Study Perencanaan
mangrove di Kawasan Pantai Timur Konservasi di Pantai
Surabaya dalam beberapa tahun Madura, BAPEDAL,
terakhir. Oleh karena itu perlu Surabaya
dilakukan lamgkah – langkah nyata Anonim, 2005, Surabaya Dalam
dalam penanganandan pemeliharaan Angka, BPS, Surabaya
hutan mangrove seperti penghijauan
25 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus

Anonim, 2005, Surabaya Dalam Indrawadi, 2006, Rehabilitasi Hutan


Angka, Dinas Perikanan Mangrove Berbasis
Kelautan Peternakan Pertanian Masyarakat,
dan Kehutanan, Surabaya URL:http://www.ubh.ac.id
Anonim, 2007, Lembaga Pengkajian Khazali, M., Noor, Y., Suryadiputra, N.,
dan Pengembangan 1999, Panduan Pengenalan
Mangrove, Mangrove di Indonesia,
URL:http://www.imred.org Wetlands International
Anonim, 2007, Mengenal Memelihara Indonesia Programme, Jakarta
dan Melestarikan Ekosistem Kountour, R., 2003, Metode Penelitian
Bakau, Untuk Penulisan Skripsi dan
URL:http://www.cofish.net Tesis, PPM, Jakarta
Arisandi, P., 1998, Panduan Mastra, R, 1999, Penggunaan Citra
Pengenalan Mangrove Untuk Memantau
Pantai Timur Surabaya Perubahan dan Kerusakan
Mangrove Sang Pelindung, Kawasan Pantai,
Ecoton, Surabaya URL:http://sim.nilim.go.jp
Arisandi, P., 2001, Mangrove Jenis Siahaya, A., 2004, Penyusunan
Api-Api (Avicennia Marina) Strategi Pengelolaan Ruang
Alternatif Pengendalian Terbuka Hijau di Kawasan
Pencemaran Logam Berat PAMURBAYA, Tesis
Pesisir, Mahasiswa Teknik
URL:http://www.terranet.or.id Lingkungan ITS, Surabaya
Arisandi, P, 2004, Mangrove Pantai Sudarmadji, 2001, Rehabilitasi Hutan
Timur Surabaya Terancam Mangrove Dengan
Punah, Pendekatan Pemberdayaan
URL:http://www.terranet.or.id Masyarakat Pesisir,
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, P., Sitepu, URL:http://unej.ac.id.
M., 2002, Pengelolaan Sudjana, 2002, Metoda Statistika,
Sumber Daya Wilayah Tarsito, Bandung
Pesisir dan Laut Secara
Terpadu, PT Pradnya Wijayanti, T., Malviana, A., 2005,
Paramita, Jakarta Upaya Penanganan Hutan
Husein, 2005, Melirik Kembali Mangrove Pantai Timur
Mangrove, Surabaya Melalui Strategi
URL:http://www.duamata.blog Studi Visualisasi Obyek,
.spot Karya Ilmiah Mahasiswa
Teknik Lingkungan UPN
”veteran” Jawa Timur,
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai