Anda di halaman 1dari 3

Ekologi Dasar

Nama / NIM :
Firsty Vanezza Gabriela 2031711022
Nadhifah Raniah 2031711026
Faktor Antropogenik
Habitat adalah tempat yang sangat rentan terhadap suatu perubahan karena bersifat
dinamis. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh alam maupun perbuatan manusia yang
berlebihan. Polutan menjadi salah satu faktor penyebab adanya perubahan ke arah negatif
terhadap suatu habitat, karena adanya peristiwa akumulasi bahan polutan ke dalam suatu
habitat yang dapat memengaruhi kehidupan di dalamnya, sehingga secara umum disebut
dengan faktor antropogenik. Berdasarkan kajian tersebut, resume ini hanya berfokus pada 3
ekosistem, yaitu ekosistem air tawar, ekosistem air laut, dan ekosistem estuari. Persamaan
faktor antropogenik dalam ketiga ekosistem tersebut adalah adanya aktivitas yang berasal
dari manusia yang beragam.

 Ekosistem air laut merupakan ekosistem akuatik yang banyak mengandung garam,
dalam artian memiliki tingkat salinitas yang sangat tinggi. Selain itu, ekosistem air laut
memiliki bagian kedalaman air laut yang berbeda-beda (zona) , sehingga semakin dalam
suhunya semakin rendah karena sinar matahari tidak mencapai dasar laut. Air laut didominasi
oleh NaCl berkisar 75%. Pencemaran semakin marak terjadi di laut yang didukung dengan
peristiwa pemanasan global, yaitu meningkatnya kadar CO2 dan CH4 di udara, hujan asam,
dan kandungan logam berat pada atmosfer seperti tembaga dan timah. Proses pemanasan
global dapat memengaruhi suhu yang cukup serius, hal tersebut berdampak pada biota laut
seperti telur penyu yang dapat menentukan jenis kelamin penyu itu sendiri berdasarkan suhu
udara. Selain itu, penyebab lainnya adalah adanya tumpahan minyak yang berasal dari kapal
tanker yang mengandung hidrokarbon. Hidrokarbon tersebut berpotensi menyebabkan letal
secara langsung pada organisme filter-feeder seperti kelompok Bivalvia dan menyebabkan
letal secara tidak langsung pada organisme yang memakan kelompok Bivalvia, seperti
burung laut dan mamalia laut. Adapun pengaruh yang terjadi akibat tumpahan hidrokarbon
terhadap burung laut yaitu:

Letak Tumpahan Hidrokarbon Efek yang Ditimbulkan


Bulu burung 1. Mengurangi daya apung
2. Peningkatan aktivitas renang dan laju
metabolisme
3. Penyumbatan kelenjar nasal
Usus 1. Mengurangi penyerapan usus
Darah 1. Anemia hemolitik (kerusakan sel
darah merah)
2. Hipoksia
3. Gangguan fungsi korteks adrenal
4. Reproduksi terganggu
5. Kerusakan kelenjar hidung
6. Akumulasi garam
7. Gagal ginjal
Telur 1. Perkembangan embrio terganggu;
kematian atau efek teratogenik
Ekologi Dasar

 Ekosistem Estuari
Adapun beberapa hal yang menyebabkan adaptasi pada biota di ekosistem estuari adalah
polusi, perubahan garis pantai dan pariwisata, invasi, serta energi pesisir.
Polusi
Endapan limbah padat yang terjadi di Santa Monica Bay di Los Angeles, di mana
hasilnya adalah terjadi penurunan keanekaragaman dan ledakan populasi pada komunitas
landak laut. Akumulasi deposit agrokimia (seperti nitrat, fosfat, dan DDT) dan industri
limbah (termasuk hidrokarbon dan logam berat) turun dari sungai ke muara dan pantai di
dekatnya yang menyebabkan eutrofikasi dan kemungkinan toksisitas. Beberapa spesies
pesisir melakukan detoksifikasi logam berat dengan memasukkannya ke dalam kompleks
yang tidak reaktif seperti metallothioneins.
Masalah terburuk saat ini adalah aliran sungai yang tercemar, air limbah yang tidak
diolah, dan tidak terdegradasinya limbah plastik. Deforestasi di daratan juga menjadi masalah
karena sering memungkinkan terjadinya erosi dan meningkatkan muatan sedimen sungai
yang mengarah ke peningkatan deposisi lepas pantai. Daerah pantai yang penting hilang
sepenuhnya terutama terumbu karang, lahan basah, dan bakau hutan.
Perubahan garis pantai dan pariwisata
Masalah lain pada zona pesisir adalah kecenderungan manusia untuk mengubah dan
"mengelola" garis pantai, untuk mengurangi erosi tebing, menstabilkan bukit pasir,
mengeringkan lahan basah, atau mengubah gerakan deposito di sepanjang garis pantai.
Praktik manajemen ini dapat mempengaruhi keseimbangan proses daur ulang dimana
organisme secara normal mendaur ulang nutrisi kembali ke landa terutama dari lumpur dan
lahan basah. Melindungi garis pantai untuk mencegah erosi atau banjir biasanya lebih sensitif
terhadap lingkungan dan melibatkan manipulasi agen alami. Selain itu hal tersebut juga dapat
menghancurkan perkembangbiakan beberapa spesies air dan zona penting yang relatif
terlindungi.
Invasi
Ada beberapa kasus garis pantai yang terpengaruh oleh invasi spesies non-asli (NIS). Di
Inggris spesies teritip baru telah diperkenalkan yang menyebar di sekitar garis pantai di
Southampton Water dan mengalahkan beberapa teritip asli. Selain itu, kepiting Cina
(Eriocheir sinensis) juga menyerang banyak sungai di Eropa. Setidaknya di Amerika Utara
400 NIS telah direkam di sepanjang pantai Pasifik dan Atlantik, dari yang mungkin 15%
digolongkan sebagai spesies pengganggu.
Energi pesisir
Masalah lain yaitu penggunaan kekuatan gelombang dan daya pasang surut sebagai
sumber energi terbarukan untuk masa depan. Perangkat gelombang-energi terutama pada
tahap pengujian dan sangat terbatas. Sebagian kecil pembangkit listrik pasang surut sekarang
telah ada, namun perkembangan ini pasti akan berdampak pada lingkungan pesisir dan biota,
terutama pada spesies sesil dekat batas lingkungan atau tingkat trofik yang lebih tinggi.
Ekologi Dasar

 Ekosistem air tawar


Adapun biota di air tawar melakukan adaptasi sesuai dengan sumber pencemarannya
maupun peristiwa oleh alam. Sumber tersebut dapat melalui limbah dan polusi, pengasaman,
bendungan dan sistem irigasi, serta invasi.
Limbah dan polusi dapat menyebabkan suatu organisme air tawar dapat mengalami
adaptasi terhadap suatu pencemaran, karena organisme tersebut sangat peka terhadap
kehadiran polutan. Adanya limbah pada perairan tawar dapat menurunkan tingkat BOD
(Biologycal Oxygen Demand) sehingga organisme seperti fungi, bakteri, dan cacing tubificid
– toleran terhadap kadar oksigen yang rendah – membutuhkan waktu yang lama untuk
pemulihan. Akan tetapi, biota yang terpapar limbah penambangan hampir semuanya
mengalami kematian, dalam artian tidak mampu mengalami adaptasi. Limbah yang berasal
dari aktivitas pertanian seperti penggunaan pestisida dapat menyebabkan efek racun dan juga
memiliki efek estrogenik, yang menyebabkan seksual disfungsi pada banyak organisme yaitu
kesuburan ikan jantan menurun.
Pengasaman dapat terjadi akibat adanya aktivitas industri yang menghasilkan Sulfur
dalam bentuk SOx maupun Nitrogen dalam bentuk N2O. Hal tersebut dapat memengaruhi
biota air tawar dalam bentuk adaptasi, yaitu:
1. Terjadinya pengurangan fekunditas dan peningkatan mortalitas, yang ditandai dengan
efek fisiologis yang berbeda pada keseimbangan ion dan asam-basa dengan implikasi
perilaku knock-on. Hewan menunjukkan penurunan berat badan di perairan asam;
khususnya untuk ikan dan amfibi, dan yang terakhir penyebab utamanya adalah
2. Berkurangnya tingkat penangkapan mangsa.
3. Hujan asam melarutkan mineral dari sedimen sungai atau danau. Dari jumlah
tersebut, aluminium adalah yang paling penting, yang dilarutkan di bawah pH 4,5. Di
banyak danau yang diasamkan, kematian ikan sekarang jelas disebabkan oleh
keracunan aluminium, mempengaruhi produksi lendir dan menyumbat insang ikan
(lendir memiliki koefisien difusi oksigen yang sama dengan air). Produksi lendir
pada hewan air tawar lain, seperti cacing pipih, siput, dan annelida, juga sangat
terpengaruh, yang menyebabkan kematian. Aluminium yang dimobilisasi juga
menyebabkan pengendapan fosfat dan karenanya terjadi efek oligotrofikasiyang
menyebabkan berkurangnya pertumbuhan alga.
4. Pembentukan kutikula pada serangga dan crustacea (di mana serapan kalsium sangat
dipengaruhi), sehingga mengurangi kemampuan osmoregulasi hewan berikutnya.
5. Telur salmon gagal menetas pada pH yang rendah.
Bendungan dan sistem irigasi dapat menyebabkan ikan mengalami penyakit “gas
bubble” pada beberapa jenis ikan yang sedang melakukan migrasi. Hal tersebut dikarenakan
air yang mengalir di bawah bendungan bagian atas akan mengalami kejenuhan hingga 140%.
Invasi terhadap suatu spesies di tempat tertentu dapat memengaruhi spesies lokal, karena
spesies yang didatangkan tersebut bersifat invasif, sehingga spesies invasif tersebut dapat
menguasai wilayah spesies lokal dalam jangka waktu tertentu.

Anda mungkin juga menyukai