Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976

Vol. 3 No. 2 Juli 2016

PENERAPAN ASAS PERLINDUNGAN YANG SEIMBANG MENURUT


KUHPERDATA DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA
UNTUK WAKTU TERTENTU DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Gios Adhyaksa
Fakultas Hukum Universitas Kuningan, Madyaprawira@gmail.com

Abstract

The role of law in social life is as something that protects, giving a sense of security, peace
and order to achieve peace and justice to everyone. If the person's social life events promise to
another person or two people promise to carry out something, then timbulah an agreement.
Similarly, in the field of employment, the person doing the job that ended their contrac.so in
the form of the agreement in the form of a series of words that contain promises or ability that
is spoken or written agreement occurred write .from legal relationship between two people or
more commonly called engagement. Engagement publishing agreement between two people .
agreement also called agreement, for two or more people agreed . engagement is a
relationship between two or more persons, which obliges the parties to meet the demands, and
vice versa. The first condition and the second condition is referred to as the subjective
condition, because it involves one or both parties, while the third condition and a fourth
condition referred to as the objective conditions because it concerns the object of the
agreement. Non-fulfillment of the subjective requirement could result in the cancellation of an
agreement by one party. This means that even if the agreement has been signed then one of the
parties objected to the process of the treaty can apply for cancellation of the contents of the
agreement to the Court, whereas if the objective conditions are not met then the agreement is
null and void, meaning that the contents of the agreement will not result in any of the two
parties for the agreement is legally considered never existed, because in the contract of work
agreement also apply the terms of the subjective and objective conditions, the company must
pay attention to the work force and meet the requirements as contained in the provisions of
law No. 13 Year 2003 on manpower.

Keywords: agreements, protection of labor.

77
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

Abstrak

Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang melindungi, memberi
rasa aman, tentram dan tertib untuk mencapai kedamaian dan keadilan setiap orang. Apabila
dalam pergaulan hidup terjadi peristiwa seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang
berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal, maka timbulah suatu perjanjian. Demikian juga di
bidang pekerjaan, orang melakukan pekerjaan sehingga berakhir adanya perikatan.Jadi dalam
bentuknya perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau
kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.Dari perjanjian tertulis tersebut terjadi hubungan
hukum antara dua orang atau lebih yang lazim disebut perikatan. Perjanjian menerbitkan
perikatan antara dua orang atau lebih.Suatu perjanjian dinamakan juga persetujuan, karena dua
orang atau lebih itu sepakat untuk melakukan sesuatu.Suatu perikatan adalah suatu hubungan
antara dua orang atau lebih, yang mewajibkan pihak yang satu untuk memenuhi tuntutan,
demikian juga sebaliknya. Syarat pertama dan syarat kedua disebut sebagai syarat subjektif,
karena menyangkut orang atau para pihak, sedangkan syarat ketiga dan syarat keempat disebut
sebagai syarat objektif karena menyangkut objek perjanjian. Tidak terpenuhinya syarat
subjektif berakibat dapat dibatalkannya sebuah perjanjian oleh salah satu pihak. Artinya
sekalipun perjanjian telah ditandatangani maka salah satu pihak yang merasa keberatan atas
proses perjanjian itu dapat mengajukan pembatalan isi perjanjian ke Pengadilan, sedangkan
apabila syarat objektif tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut batal demi hukum, artinya isi
perjanjian itu tidak membawa akibat apapun terhadap kedua belah pihak karena secara hukum
perjanjian itu dianggap tidak pernah ada, karena dalam perjanjian pemborongan pekerjaan
juga berlaku syarat-syarat subjektif dan syarat objektif, maka perusahaan pengguna tenaga
kerja harus memperhatikan dan memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang terdapat dalam
ketentuan UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Kata kunci : perjanjian,perlindungan,tenaga kerja.

A. Pendahuluan berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal,


Peranan hukum di dalam pergaulan maka timbulah suatu perjanjian. Demikian
hidup adalah sebagai sesuatu yang juga di bidang pekerjaan, orang melakukan
melindungi, memberi rasa aman, tentram pekerjaan sehingga berakhir adanya
dan tertib untuk mencapai kedamaian dan perikatan.Jadi dalam bentuknya perjanjian
keadilan setiap orang.1) Apabila dalam itu berupa suatu rangkaian perkataan yang
pergaulan hidup terjadi peristiwa seseorang mengandung janji-janji atau kesanggupan
berjanji kepada orang lain atau dua orang yang diucapkan atau ditulis.Dari perjanjian
tertulis tersebut terjadi hubungan hukum
1)
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata antara dua orang atau lebih yang lazim
Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986, disebut perikatan.
hlm. 40.

78
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

Perjanjian menerbitkan perikatan antara Hukum seharusnya memberikan


dua orang atau lebih.Suatu perjanjian keadilan, karena keadilan itulah tujuan dari
dinamakan juga persetujuan, karena dua hukum.Jadi, sudah semestinya bila hukum
orang atau lebih itu sepakat untuk yang mengatur perjanjian untuk waktu
melakukan sesuatu.Suatu perikatan adalah tertentu memberikan rasa keadilan kepada
suatu hubungan antara dua orang atau lebih, para pihak.Dalam hubungan ini, maka isi
yang mewajibkan pihak yang satu untuk atau klausul-klausul perjanjian untuk waktu
memenuhi tuntutan, demikian juga tertentu antara majikan dengan karyawan
2)
sebaliknya . tidak dapat didasarkan hanya kepada asas
Guna mewujudkan suatu perjanjian kebebasan berkontrak saja. Menyerahkan
yang telah disepakati bersama, para pihak perbuatan perjanjian untuk waktu tertentu
yang terikat dalam perjanjian dapat kepada mekanisme asas kebebasan
melaksanakan isi perjanjian sebagaimana berkontrak semata-mata, hanya akan
mestinya. Dilaksanakannya prestasi dalam menciptakan ketidakseimbangan dan
perjanjian maka apa yang diharapkan ketidakselarasan hubungan antara majikan
sebagai maksud dan tujuan diadakannya dan buruh/karyawan. Kiranya perlu ada
perjanjian akan tercipta dengan baik tanpa pembatasan-pembatasan yang dilakukan
ada pihak yang dirugikan yang dapat negara terhadap asas kebebasan
4)
menuntut atas kerugian yang dideritanya. berkontrak .
Pasal 1365 KUHPerdata menyebutkan Dalam perkembangannya, kebebasan
bahwa “Tiap perbuatan melanggar hukum berkontrak hanya bisa mencapai tujuan bila
yang membawa kerugian kepada orang lain, para pihak mempunyai posisi yang
mewujudkan orang yang karena salahnya seimbang. Jika salah satu pihak lemah maka
menerbitkan kerugian itu, mengganti pihak yang memiliki posisi lebih kuat dapat
kerugian tersebut.” memaksakan kehendaknya untuk menekan
Demikian pula dalam perjanjian kerja, pihak lain demi keuntungan dirinya sendiri.
seorang buruh mengadakan perjanjian kerja Syarat-syarat atau ketentuan dalam
dengan perusahaan atau majikan dengan kontrak/perjanjian untuk waktu tertentu
mengikatkan dirinya dalam perjanjian itu yang semacam itu akhirnya akan melanggar
dengan maksud untuk memperoleh aturan-aturan yang adil dan layak.
upah.Buruh mengetahui bahwa untuk Keadaan tersebut di atas bisa berlaku
memperoleh haknya itu harus memberikan dalam hubungan perjanjian antara majikan
sesuatu kepada majikan berupa pengerahan dengan buruh yang kemudian menimbulkan
jasa-jasanya sebagaimana kewajiban yang hal-hal yang negatif dalam arti pihak yang
harus dipenuhi dan tidak boleh dilalaikan3). mempunyai posisi yang kuat dapat
memaksakan kehendaknya kepada pihak

2) 4)
Subekti, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditya Bakti, Budiman Sinaga, Perjanjian Ketenagakerjaan,
Bandung, 1997, hlm.1. Mengenal Perjanjian Ketenagakerjaan,
3)
G. Kartasapoetra, dkk, Pokok-pokok Hukum www.wordpress.com, diakses tanggal 08 september
Perburuhan, Armico, Bandung, 1985, hlm. 73. 2015 Jam 22:23 WIB.

79
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

yang lemah, dan pihak yang kuat mendapat berimbas terhadap kemajuan dunia usaha di
keuntungan dari tindakannya tersebut. Azas Indonesia.
kebebasan berkontrak ini terkandung dalam
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata: B. Metode Penelitian
Untuk dapat mengetahui dan membahas
“Semua perjanjian yang dibuat secara suatu permasalahan maka diperlukan adanya
sah berlaku sebagai undang-undang bagi pendekatan dengan mempergunakan
mereka yang membuatnya”. metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah.
Metode penelitian yang akan digunakan
Dengan menekankan pada perkataan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
semua, maka Pasal tersebut seolah-olah
berisikan suatu pernyataan kepada a. Data dan Sumbernya
masyarakat diperbolehkan membuat Dalam malakukan penelitian ini,
perjanjian yang berupa dan berisi tentang metode penelitian merupakan unsur yang
apa saja dan diperolehkan pula membuat sangat penting oleh karena itu langkah-
undang-undang sendiri, asalkan tidak langkah penelitiannya sebagai berikut:
bertentangan dengan undang-undang, 1. Spesifikasi Penelitian
ketertiban umum, dan kesusilaan. Lebih Spesifikasi dalam penelitian ini adalah
tegasnya para pihak yang membuat termasuk penelitian yang bersifat
perjanjian dapat menciptakan suatu deskriptif analitis, sebagaimana
ketentuan sendiri untuk kepentingan mereka dinyatakan dalam Buku Panduan
sesuai dengan apa yang dikehendaki. Penulisan Hukum (Tugas Akhir) S1,
Sementara itu dalam Undang-undang Fakultas Hukum Universitas Pasundan
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Bandung1.
Ketenagakerjaan merupakan salah satu 2. Metode Pendekatan
solusi dalam perlindungan buruh maupun Metode yang digunakan dalam
majikan tentang hak dan kewajiban masing- penelitian ini adalah metode pendekatan
masing pihak. Undang-undang Nomor 13 yuridis normatif yaitu penelitian
Tahun 2003 sangat berarti dalam mengatur terhadap masalah dengan melihat dari
hak dan kewajiban baik para tenaga kerja segi peraturan-peraturan yang
maupun para pengusaha di dalam berlaku.Salah satu kegunaan dari
melaksanakan suatu mekanisme proses penelitian hukum adalah untuk
produksi. Tidak kalah pentingnya adalah
perlindungan tenaga kerja yang bertujuan 1
Elli Ruslina dkk, Panduan Penyusunan Penulisan
agar bisa menjamin hak-hak dasar Hukum (Tugas Akhir) SI, Fakultas Hukum
pekerja/buruh dan menjamin kesempatan Universitas Pasundan Bandung, 2004, hlm.
15.Deskriptif analitis adalah dimana penelitian ini
serta perlakuan tanpa diskriminasi. Hal ini diharapkan dapat memperoleh gambaran yang
merupakan esensi dari disusunya undang- jelas, rinci dan sistematis. Sedangkan dikatakan
Analitis karena data yang diperoleh akan
undang ketenagakerjaan yaitu mewujudkan dianalisis untuk pemecahan terhadap
kesejahteraan para pekerja/buruh yang akan permasalahan sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.

80
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

mengetahui apakah dan bagaimanakah sekunder, seperti kamus hukum,


hukum mengatur suatu hal serta ensiklopedia, dan lain-lain.3
bagaimana aturan hukum tersebut
diterapkan2. Metode ini menggunakan C. Hasil Penelitian dan Analisis
sumber-sumber data, yang terdiri dari : Metode Penelitian yang digunakan oleh
a. Bahan Hukum Primer : yaitu berupa penyusun dalam pembahasan penelitian ini
peraturan perundang-undangan adalah metode evaluative analisis, yaitu
(Kitab Undang-undang Hukum suatu metode mengumpulkan dan meyajikan
Perdata, Undang-Undang Nomor 13 data yang diperoleh untuk menganalisis
Tahun 2003 tentang keadaan yang sebenarnya dan selanjutnya
ketenagakerjaan; dilakukan analisa rasional berdasarkan
b. Bahan Hukum Sekunder : Bahan acuan yuridis melalui penelitian kepustakaan
hukum sekunder yang digunakan dan penelitian lapangan. metode penelitian
dalam penelitian ini adalah: hukum , menurut soerjono soekanto adalah
1) Buku-buku hukum; ‘’suatu kegiatan ilmiah ,yang didasarkan
2) Bahan-bahan kuliah penemuan pada metode, sistematika dan pemikiran
hukum; tertentu, yang bertujuan mempelajari satu
3) Artikel di jurnal hukum; atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan
4) Komentar-komentar atas menganalisanya.4
putusan pengadilan;
5) Karya dari kalangan hukum Kedudukan hukum tenaga kerja atas
yang ada hubungannya dengan perjanjian kerja waktu tertentu
penelitian ini. dihubungkan dengan Undang-undang
c. Bahan Hukum Tersier : Bahan Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
hukum tersier atau bahan hukum Ketenagakerjaan:
penunjang pada penelitian ini adalah
bahan hukum yang memberikan Kontrak kerja tenaga kerja tetap berlaku
petunjuk atau penjelasan bermakna ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang
terhadap bahan hukum primer dan Hukum Perdata, yang menyatakan bahwa
sebuah perjanjian sah apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya kesepakatan kedua belah
pihak;
2
Menurut Sunaryati Hartono, metode penelitian
hukum normatif memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya adalah mengetahui atau mengenal
apakah dan bagaimanakah hukum positifnya
3
mengenai suatu masalah tertentu, serta juga Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian
mencari asas hukum, teori hukum, dan sistem Hukum Normatif, Banyumedia Publishing,
hukum. Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Malang, Cetakan ke-3, 2007, hlm. 392.
4
Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Edisi Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum
Pertama, Alumni, Bandung, 1994, hlm. 140-141. .cet.2007, (Jakarta : UI Press,1984),hlm.5

81
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

2. Adanya kecakapan hukum untuk Menyadari akan pentingnya tenaga


melakukan/membuat kerja kontrak bagi perusahaan yang
perikatan/perjanjian; menggunakan tenaga kerja kontrak, baik
3. Adanya suatu hal atau obyek yang dalam pemborongan pekerjaan , perusahaan
diperjanjikan; dan diwajibkan menjamin perlindungan atau
4. Adanya suatu sebab yang jaminan terhadap hak-hak pekerja atau
diperbolehkan dan/atau tidak buruh. Perlindungan tersebut sangat
bertentangan dengan peraturan kompleks karena berkaitan dengan
perundang-undangan, ketertiban kesehatan kerja, keselamatan kerja, upah,
umum dan kesusilaan. kesejahteraan dan jamsostek.
Syarat pertama dan syarat kedua perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi :
disebut sebagai syarat subjektif, karena 1. Perlindungan ekonomis yaitu
menyangkut orang atau para pihak, perlindungan tenaga kerja dalam
sedangkan syarat ketiga dan syarat keempat bentuk penghasilan yang cukup,
disebut sebagai syarat objektif karena termasuk bila tenaga kerja tidak
menyangkut objek perjanjian. Tidak mampu bekerja di luar kehendaknya
terpenuhinya syarat subjektif berakibat dapat 2. Perlindungan sosial adalah
dibatalkannya sebuah perjanjian oleh salah perlindungan tenaga kerja dalam
satu pihak. Artinya sekalipun perjanjian bentuk jaminan kesehatan kerja dan
telah ditandatangani maka salah satu pihak kebebasan berserikat dan
yang merasa keberatan atas proses perjanjian perlindungan hak untuk
itu dapat mengajukan pembatalan isi berorganisasi
perjanjian ke Pengadilan, sedangkan apabila 3. Perlindungan teknis adalah
syarat objektif tidak terpenuhi maka perlindungan tenaga kerja dalam
perjanjian tersebut batal demi hukum, bentuk keamanan dan keselamatan
artinya isi perjanjian itu tidak membawa kerja.
akibat apapun terhadap kedua belah pihak Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang
karena secara hukum perjanjian itu dianggap Dasar 1945 menyatakan bahwa : “Setiap
tidak pernah ada, karena dalam perjanjian orang berhak untuk bekerja serta
pemborongan pekerjaan juga berlaku syarat- mendapatkan imbalan dan perlakuan yang
syarat subjektif dan syarat objektif, maka adil dan layak dalam hubungan kerja” Setiap
perusahaan pengguna tenaga kerja harus orang berhak untuk bekerja sebagaimana
memperhatikan dan memenuhi syarat-syarat sudah jelas diatur dalam Undang-Undang
sebagaimana yang terdapat dalam ketentuan Dasar 1945 diatas maka pemerintah harus
UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 berusaha keras agar setiap orang
tentang Ketenagakerjaan serta Peraturan mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI untuk mencapai kemakmuran. Perlindungan
Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat terhadap tenaga kerja kontrak lebih lanjut
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan diatur dalam Pasal 65 ayat (4) Undang-
kepada Perusahaan Lain. Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

82
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

Ketenaga kerjaan berbunyi : “Perlindungan harus disediakan oleh pemerintah agar


kerja dan syarat-syarat kerja bagi mempermudah setiap orang dalam mencari
pekerja/buruh pada perusahaan lain pekerjaan, hal tersebut bisa dilakukan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pemerintah dengan cara memberikan
sekurang-kurangnya sama dengan informasi baik melalui teknologi informasi
perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja yang pada saat ini semakin maju yaitu
pada perusahaan pemberi pekerjaan atau melalui media elektronik seperti
sesuai dengan peraturan perundang- menyediakan website yang berkaitan dengan
undangan yang berlaku.” Perlindungan hak- info lowongan pekerjaan. Implementasi
hak tenaga kerja kontrak berdasarkan dalam hal ini sebagian sudah terlaksana
perlindungan yang diatur dalam Undang- yaitu salah satunya sudah adanya website
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang yang berkaitan dengan lowongan 135
Ketenagakerjaan disamakan dengan pekerjaan yang dibuat oleh Dinas Tenaga
perlindungan hak-hak tenaga kerja lain. Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat.
Perlindungan tenaga kerja harus Masa selama bekerja (during employment)
diperhatikan mengenai beberapa fase pada masa ini peran pemerintah sangat
diantaranya masa sebelum kerja (pre- diperlukan karena berkaitan dengan
employment) yaitu mengenai pengadaan perlindungan tenaga kerja pada saat
tenaga kerja yang meliputi pengaturan melaksanakn pekerjaannya hal ini diatur
lowongan kerja, pengerahan dan dalam pasal 86 ayat (1) Undang-Undang
penempatan tenaga kerja merupakan hal Nomor 13 Tahun 2003 tentang
penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan Ketenagakerjaan yang berbunyi : “Setiap
tenaga kerja hal ini diatur dalam Pasal 36 pekerja/buruh mempunyai hak untuk
ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun memperoleh perlindungan atas keselamatan
2003 tentang Ketenagakerjaan yang dan kesehatan kerja.
berbunyi :
“Pelayanan penempatan tenaga kerja Peranan Pemerintah dalam Memberikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Jaminan Perlindungan Hukum Tenaga
bersifat terpadu dalam satu sistem Kerja kontrak :
penempatan tenaga kerja yang meliputi 1. Perlindungan Hak-Hak Dasar Tenaga
unsur-unsur : Kerja kontrak
a. Pencari kerja Tujuan pembangunan ketenagakerjaan
b. Lowongan pekerjaan adalah:
c. Informasi pasar kerja a. Melindungi hak warga negara untuk
d. Mekanisme antar kerja dan memperoleh pekerjaan, melindungi
e. Kelembagaan penempatan kerja. tenaga kerja dari resiko kerja dalam
Sudah jelas dalam peraturan diatas melakukan pekerjaan seperti
bahwa calon tenaga kerja berhak untuk Kecelakaan Kerja, Penyakit Akibat
memdapatkan fasilitas pencarian kerja, Kerja, kematian, hilangnya/
lowongan pekerjaan yang informasinya berkurangnya penghasilan,

83
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

melindungi tenaga kerja dari bentuk- PKWT yang telah disetujui tersebut
bentuk perlakuan yang buruk, tidak dilanggar oleh salah satu pihak maka pihak
layak dan tidak manusiawi, yang dirugikan dapat menuntut sesuai
diskriminasi serta exploitasi baik dengan ketentuan yang ada dalam PKWT.
fisik, mental, moral maupun sosial, Adanya interpretasi bahwa PKWT
serta melindungi segenap hak-hak dapat diperjanjikan dengan tidak didasarkan
tenaga kerja yang timbul dari pada jenis, sifat atau kegiatan sementara,
perikatan maupun dari malahirkan praktek perjanjian antara
perundangundangan. pekerja/buruh dengan pengusaha yang tidak
b. Mencerdaskan dan meningkatkan sesuai dengan tujuan pengaturan PKWT.
kemampuan keahlian dan Hal di atas bisa disebabkan salah
keterampilan tenaga kerja agar dapat satunya kaerena ketidaktahuan.
memenuhi tuntutan pasar kerja, Ketidaktahuan dari salah satu atau masing-
meningkatkan posisi tawar masing pihak pekerja/buruh dan pengusaha.
(bargaining position), serta Berdasarkan penelusuran lewat wawancara
meningkatnya penghasilan. di lapangan peneliti menemukan bahwa
c. Mensejahterakan dan menjamin pekerja/buruh ada bahkan relatif banyak
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang tidak mengetahui sepenuhnya tentang
untuk hidup layak, meliputi: tingkat isi atau kalusul dalam perjanjian serta
penghasilan/pengupahan, konsekuensi yang akan mereka terima ketika
kesejahteraan dan jaminan sosial bagi ada iktikad buruk dari pengusaha dan
diri dan keluarganya. ketidaktahuan pekerja/buruh juga
inkonsistensi dalam Pasal 56 ayat (2) dan 59
Penerapan asas perlindungan yang ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
seimbang dalam pelaksanaan perjanjian 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang
kerja waktu tertentu dalam prakteknya memungkinkan PKWT dengan tidak
di lapangan : berdsarkan jenis, sifat atau kegiatan yang
Pembuatan Perjanjian Kerja Waktu bersifat sementara dapat dilaksanakan.
Tertentu (PKWT) yang dibuat oleh
pengusaha pada hakekatnya bertujuan untuk Objek Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
melindungi pengusaha dan juga pekerja. Dihubungkan Dengan Undang-Undang
Dalam hal ini PKWT memiliki peranan yang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
cukup besar baik terhadap pengusaha Ketenagakerjaan
maupun pekerja. Hal ini dapat diketahui Perusahaan-perusahaan besar baik yang
karena PKWT tersebut merupakan suatu bergerak di bidang perbankan maupun yang
ketentuan hukum yang bersifat mengikat bergerak pada bidang lain yang memiliki
bagi pengusaha dan pekerja. Dalam PKWT sejumlah besar pekerja hendaknya
tersebut telah diatur ketentuan-ketentuan melakukan perekrutan pekerja secara
tentang hal-hal yang berhubungan dengan sungguh-sungguh. Dalam arti perekrutannya
buruh/pekerja dan pengusaha/majikan, jika haruslah sesuai dengan apa yang menjadi

84
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

dasar dalam perusahaan itu sendiri sehingga bagian pekerjaan untuk yang terkait yang
di kemudian hari tidak akan menimbulkan melaksanakan perjanjian kerja waktu
kerugian bagi pihak pekerja dan bagi tertentu pada bagian tertentu menggunakan
perusahaan itu sendiri. perusahaan pendor dari ousorching yang
Di samping itu agar perusahaan dalam artinya hanya diperlukan apabila perusahaan
melakukan proses produksinya tidak atau bank jabar tersebut masih
menemui kendala atau hambatan dalam membutuhkan tenaga dari pegawai
usahanya. Untuk itu, sebuah perusahaan outsorching tersebut dalam hal
diharapkan telah mempunyai kebijakan- pengangkatan sebagai pegawai tetap belum
kebijakan dan dasar penetapan yang kuat ada kejelasan dan ini akan ditinjau lagi atau
dalam mengatur hal ini, sehingga melihat dari kinerja pegawainya tersebut,
kemungkinan-kemungkinan yang buruk dan ketika ingin diangkat sebagai pegawai
tersebut tidak akan terjadi. tetap di bank jabar tersebut maka karyawan
PKWT tidak dapat diadakan untuk outsorcng harus ikut tes masuk yang
pekerjaan yang bersifat menetap yaitu diselenggarakan oleh bank dan harus dapat
pekerjaan yang sifatnya terus-menerus, tidak rekomendasi dari penilai atau atasan terkait.
terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan
merupakan bagian dari suatu proses D. Penutup
produksi dalam satu perusahaan atau
pekerjaan yang bukan musiman. Apabila Kesimpulan
pekerjaan itu tidak terus-menerus, terputus- 1. Kedudukan hukum pekerja di sebuah
putus, dibatasi waktu dan bukan merupakan perusahaan, sebenarnya lemah bagi
bagian dari suatu proses produksi, pekerja, hal ini disebabkan kontrak kerja
tergantung cuaca atau pekerjaan tersebut yang telah ditandatangani oleh pekerja
merupaka pekerjaan musiman yang tidak pada dasarnya telah membatasi hak-hak
termasuk pekerjaan tetap, sehingga dapat pekerja yang seharusnya mereka
dijadikan objek perjanjian kerja waktu dapatkan sebagaimana diatur dalam
tertentu. peraturan perundang-undangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan khususnya mengenai permasalahan
narasumber yaitu Ibu Fitri selaku bagian jamsostek.
sumberdaya manusia di Bank Jabar Cabang 2. Penerapan asas perlindungan yang
Kuningan, serta data sekunder yang berupa seimbang dalam pelaksanaan perjanjian
blanko Perjanjian Kerja perjanjian kerja kerja waktu tertentu di sebuah
untuk waktu tertentu di PT. sebuah perusahaan belum diterapkan secara
perusahaan dapat ditelaah bahwa dasar optimal, dikarenakan perjanjian kerja
penetapan pekerjaan yang dapat waktu tertentu yang diterapkan
digolongkan dalam Perjanjian Kerja Untuk perusahaan tidak sesuai dengan salah satu
Waktu Tertentu di PT. Bank jabar cabang klausul dalam perjanjian kerja,
kuningan adalah dari sifat pekerjaannya khususnya mengenai lamanya atau
adalah kontrak outsorching yaitu pada jangka waktu pekerjaan, yang tidak

85
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

mencantumkan jangka waktu pekerjaan 2. Untuk pengusaha atau perusahaan


yang sekali selesai atau sementara harus menyesuaikan surat perjanjian
sifatnya, serta dalam pelaksanaan kerja, khususnya perjanjian kerja
perjanjian kerja waktu tertentu, waktu tertentu dengan peraturan
pengusaha belum memberikan standar perundang-undangan yang berlaku.
tunjangan, baik Jamsostek, kesehatan dan Apalagi menyangkut hak-hak
keselamatan kerja maupun upah. pekerja secara umum yang diatur
3. Objek perjanjian kerja waktu tertentu di dalam peraturan perundang-
sebuah perusahaan dihubungkan dengan undangan. Karena kebanyakan dari
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 surat perjanjian kerja yang dibuat
tentang Ketenagakerjaan, yaitu oleh pengusaha tidak ada
berdasarkan penggolongan pekerjaan, mencantumkan hak-hak pekerja
bahwa operator dan maintenance yang sesuai dengan peraturan
digolongkan dalam pekerjaan waktu perundang-undangan yang berlaku
tertentu, sedangkan operator dan dengan hanya kewajiban saja yang
maintenance, pekerjaannya bersifat tetap, dituntut untuk dikerjakan, sehingga
sehingga penggolongan operator dan kondisi sosial ekonomi pun akan
maintenance bertentangan dengan dasar teratasi dengan baik.
penetapan pekerjaan, sebagaimana diatur 3. Dasar penetapan pekerjaan sehingga
dalam Pasal 59 ayat (1) dan ayat (2) digolongkan dalam perjanjian kerja
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. untuk waktu tertentu dari sebuah
perusahaan diharapkan dapat
Saran diperbaiki kembali dan untuk terus
1. Bagi Perusahaan yang menggunakan dilaksanakan. Mengingat dasar
kontrak PKWT terhadap pekerja harian penetapannya pekerjaan tersebut,
lepas atau musiman seharusnya sehingga jangan sampai dikemudian
menggunakan PKWTT setelah pekerja hari akan timbul masalah antara
diperpanjang kembali kontrak kerjanya 1 pekerja dan pengusaha terutama
(satu) kali dan berhak menjadi pekerja yang akan menghambat proses
tetap pada kontrak kerja berikutnya produksi.
sehingga pekerja akan mendapatkan hak-
haknya seperti pekerja pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya, Bhakti, Bandung, 1990.
Abdulwahab Bakri, Hukum Benda Dan Perikatan, Fakultas Hukum Universitas Islam
Bandung, 1996.

86
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016

Absori, Hukum Ekonomi Indonesia (Beberapa Aspek Pengembangan Pada Era Liberalisme
Perdagangan), Muhammadiyah University Press UMS, Surakarta, 2006.
A. Qirom Syamsudin Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya,
Liberty, Yogyakarta, 1985.
Budiono Kusumohamidjojo, Dasar-Dasar Merancang Kontrak, PT.Gramedia ,Jakarta, 1998.
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
1986.
Djumialdji, Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta, 1994.
G. Kartasapoetra, dkk, Pokok-pokok Hukum Perburuhan, Armico, Bandung, 1985.
Irawan dan M. Suparmoko, Ekonomi Pembangunan, Liberty, Yogyakarta, 1987.
J. Satrio, Hukum Perjanjian, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1992.
Koko Kosidin, Perjanjian Kerja, Perjanjian Perburuhan dan Peraturan Perusahaan, CV.
Mandar Maju, Bandung, 1999.
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Raja Grafindo, Persada,
Jakarta, 2000.
R. Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 1973.
Subekti, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditia Bakti, Bandung, 1997.
______, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, 1979.
______, Pokok-pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, 1984.
Sunarto, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Rajawali Pers, Jakarta, 1993.

Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 100/Men/VI/2004 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

87

Anda mungkin juga menyukai