Gios Adhyaksa
Fakultas Hukum Universitas Kuningan, Madyaprawira@gmail.com
Abstract
The role of law in social life is as something that protects, giving a sense of security, peace
and order to achieve peace and justice to everyone. If the person's social life events promise to
another person or two people promise to carry out something, then timbulah an agreement.
Similarly, in the field of employment, the person doing the job that ended their contrac.so in
the form of the agreement in the form of a series of words that contain promises or ability that
is spoken or written agreement occurred write .from legal relationship between two people or
more commonly called engagement. Engagement publishing agreement between two people .
agreement also called agreement, for two or more people agreed . engagement is a
relationship between two or more persons, which obliges the parties to meet the demands, and
vice versa. The first condition and the second condition is referred to as the subjective
condition, because it involves one or both parties, while the third condition and a fourth
condition referred to as the objective conditions because it concerns the object of the
agreement. Non-fulfillment of the subjective requirement could result in the cancellation of an
agreement by one party. This means that even if the agreement has been signed then one of the
parties objected to the process of the treaty can apply for cancellation of the contents of the
agreement to the Court, whereas if the objective conditions are not met then the agreement is
null and void, meaning that the contents of the agreement will not result in any of the two
parties for the agreement is legally considered never existed, because in the contract of work
agreement also apply the terms of the subjective and objective conditions, the company must
pay attention to the work force and meet the requirements as contained in the provisions of
law No. 13 Year 2003 on manpower.
77
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
Abstrak
Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang melindungi, memberi
rasa aman, tentram dan tertib untuk mencapai kedamaian dan keadilan setiap orang. Apabila
dalam pergaulan hidup terjadi peristiwa seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang
berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal, maka timbulah suatu perjanjian. Demikian juga di
bidang pekerjaan, orang melakukan pekerjaan sehingga berakhir adanya perikatan.Jadi dalam
bentuknya perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau
kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.Dari perjanjian tertulis tersebut terjadi hubungan
hukum antara dua orang atau lebih yang lazim disebut perikatan. Perjanjian menerbitkan
perikatan antara dua orang atau lebih.Suatu perjanjian dinamakan juga persetujuan, karena dua
orang atau lebih itu sepakat untuk melakukan sesuatu.Suatu perikatan adalah suatu hubungan
antara dua orang atau lebih, yang mewajibkan pihak yang satu untuk memenuhi tuntutan,
demikian juga sebaliknya. Syarat pertama dan syarat kedua disebut sebagai syarat subjektif,
karena menyangkut orang atau para pihak, sedangkan syarat ketiga dan syarat keempat disebut
sebagai syarat objektif karena menyangkut objek perjanjian. Tidak terpenuhinya syarat
subjektif berakibat dapat dibatalkannya sebuah perjanjian oleh salah satu pihak. Artinya
sekalipun perjanjian telah ditandatangani maka salah satu pihak yang merasa keberatan atas
proses perjanjian itu dapat mengajukan pembatalan isi perjanjian ke Pengadilan, sedangkan
apabila syarat objektif tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut batal demi hukum, artinya isi
perjanjian itu tidak membawa akibat apapun terhadap kedua belah pihak karena secara hukum
perjanjian itu dianggap tidak pernah ada, karena dalam perjanjian pemborongan pekerjaan
juga berlaku syarat-syarat subjektif dan syarat objektif, maka perusahaan pengguna tenaga
kerja harus memperhatikan dan memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang terdapat dalam
ketentuan UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
78
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
2) 4)
Subekti, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditya Bakti, Budiman Sinaga, Perjanjian Ketenagakerjaan,
Bandung, 1997, hlm.1. Mengenal Perjanjian Ketenagakerjaan,
3)
G. Kartasapoetra, dkk, Pokok-pokok Hukum www.wordpress.com, diakses tanggal 08 september
Perburuhan, Armico, Bandung, 1985, hlm. 73. 2015 Jam 22:23 WIB.
79
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
yang lemah, dan pihak yang kuat mendapat berimbas terhadap kemajuan dunia usaha di
keuntungan dari tindakannya tersebut. Azas Indonesia.
kebebasan berkontrak ini terkandung dalam
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata: B. Metode Penelitian
Untuk dapat mengetahui dan membahas
“Semua perjanjian yang dibuat secara suatu permasalahan maka diperlukan adanya
sah berlaku sebagai undang-undang bagi pendekatan dengan mempergunakan
mereka yang membuatnya”. metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah.
Metode penelitian yang akan digunakan
Dengan menekankan pada perkataan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
semua, maka Pasal tersebut seolah-olah
berisikan suatu pernyataan kepada a. Data dan Sumbernya
masyarakat diperbolehkan membuat Dalam malakukan penelitian ini,
perjanjian yang berupa dan berisi tentang metode penelitian merupakan unsur yang
apa saja dan diperolehkan pula membuat sangat penting oleh karena itu langkah-
undang-undang sendiri, asalkan tidak langkah penelitiannya sebagai berikut:
bertentangan dengan undang-undang, 1. Spesifikasi Penelitian
ketertiban umum, dan kesusilaan. Lebih Spesifikasi dalam penelitian ini adalah
tegasnya para pihak yang membuat termasuk penelitian yang bersifat
perjanjian dapat menciptakan suatu deskriptif analitis, sebagaimana
ketentuan sendiri untuk kepentingan mereka dinyatakan dalam Buku Panduan
sesuai dengan apa yang dikehendaki. Penulisan Hukum (Tugas Akhir) S1,
Sementara itu dalam Undang-undang Fakultas Hukum Universitas Pasundan
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Bandung1.
Ketenagakerjaan merupakan salah satu 2. Metode Pendekatan
solusi dalam perlindungan buruh maupun Metode yang digunakan dalam
majikan tentang hak dan kewajiban masing- penelitian ini adalah metode pendekatan
masing pihak. Undang-undang Nomor 13 yuridis normatif yaitu penelitian
Tahun 2003 sangat berarti dalam mengatur terhadap masalah dengan melihat dari
hak dan kewajiban baik para tenaga kerja segi peraturan-peraturan yang
maupun para pengusaha di dalam berlaku.Salah satu kegunaan dari
melaksanakan suatu mekanisme proses penelitian hukum adalah untuk
produksi. Tidak kalah pentingnya adalah
perlindungan tenaga kerja yang bertujuan 1
Elli Ruslina dkk, Panduan Penyusunan Penulisan
agar bisa menjamin hak-hak dasar Hukum (Tugas Akhir) SI, Fakultas Hukum
pekerja/buruh dan menjamin kesempatan Universitas Pasundan Bandung, 2004, hlm.
15.Deskriptif analitis adalah dimana penelitian ini
serta perlakuan tanpa diskriminasi. Hal ini diharapkan dapat memperoleh gambaran yang
merupakan esensi dari disusunya undang- jelas, rinci dan sistematis. Sedangkan dikatakan
Analitis karena data yang diperoleh akan
undang ketenagakerjaan yaitu mewujudkan dianalisis untuk pemecahan terhadap
kesejahteraan para pekerja/buruh yang akan permasalahan sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
80
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
81
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
82
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
83
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
melindungi tenaga kerja dari bentuk- PKWT yang telah disetujui tersebut
bentuk perlakuan yang buruk, tidak dilanggar oleh salah satu pihak maka pihak
layak dan tidak manusiawi, yang dirugikan dapat menuntut sesuai
diskriminasi serta exploitasi baik dengan ketentuan yang ada dalam PKWT.
fisik, mental, moral maupun sosial, Adanya interpretasi bahwa PKWT
serta melindungi segenap hak-hak dapat diperjanjikan dengan tidak didasarkan
tenaga kerja yang timbul dari pada jenis, sifat atau kegiatan sementara,
perikatan maupun dari malahirkan praktek perjanjian antara
perundangundangan. pekerja/buruh dengan pengusaha yang tidak
b. Mencerdaskan dan meningkatkan sesuai dengan tujuan pengaturan PKWT.
kemampuan keahlian dan Hal di atas bisa disebabkan salah
keterampilan tenaga kerja agar dapat satunya kaerena ketidaktahuan.
memenuhi tuntutan pasar kerja, Ketidaktahuan dari salah satu atau masing-
meningkatkan posisi tawar masing pihak pekerja/buruh dan pengusaha.
(bargaining position), serta Berdasarkan penelusuran lewat wawancara
meningkatnya penghasilan. di lapangan peneliti menemukan bahwa
c. Mensejahterakan dan menjamin pekerja/buruh ada bahkan relatif banyak
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang tidak mengetahui sepenuhnya tentang
untuk hidup layak, meliputi: tingkat isi atau kalusul dalam perjanjian serta
penghasilan/pengupahan, konsekuensi yang akan mereka terima ketika
kesejahteraan dan jaminan sosial bagi ada iktikad buruk dari pengusaha dan
diri dan keluarganya. ketidaktahuan pekerja/buruh juga
inkonsistensi dalam Pasal 56 ayat (2) dan 59
Penerapan asas perlindungan yang ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
seimbang dalam pelaksanaan perjanjian 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang
kerja waktu tertentu dalam prakteknya memungkinkan PKWT dengan tidak
di lapangan : berdsarkan jenis, sifat atau kegiatan yang
Pembuatan Perjanjian Kerja Waktu bersifat sementara dapat dilaksanakan.
Tertentu (PKWT) yang dibuat oleh
pengusaha pada hakekatnya bertujuan untuk Objek Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
melindungi pengusaha dan juga pekerja. Dihubungkan Dengan Undang-Undang
Dalam hal ini PKWT memiliki peranan yang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
cukup besar baik terhadap pengusaha Ketenagakerjaan
maupun pekerja. Hal ini dapat diketahui Perusahaan-perusahaan besar baik yang
karena PKWT tersebut merupakan suatu bergerak di bidang perbankan maupun yang
ketentuan hukum yang bersifat mengikat bergerak pada bidang lain yang memiliki
bagi pengusaha dan pekerja. Dalam PKWT sejumlah besar pekerja hendaknya
tersebut telah diatur ketentuan-ketentuan melakukan perekrutan pekerja secara
tentang hal-hal yang berhubungan dengan sungguh-sungguh. Dalam arti perekrutannya
buruh/pekerja dan pengusaha/majikan, jika haruslah sesuai dengan apa yang menjadi
84
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
dasar dalam perusahaan itu sendiri sehingga bagian pekerjaan untuk yang terkait yang
di kemudian hari tidak akan menimbulkan melaksanakan perjanjian kerja waktu
kerugian bagi pihak pekerja dan bagi tertentu pada bagian tertentu menggunakan
perusahaan itu sendiri. perusahaan pendor dari ousorching yang
Di samping itu agar perusahaan dalam artinya hanya diperlukan apabila perusahaan
melakukan proses produksinya tidak atau bank jabar tersebut masih
menemui kendala atau hambatan dalam membutuhkan tenaga dari pegawai
usahanya. Untuk itu, sebuah perusahaan outsorching tersebut dalam hal
diharapkan telah mempunyai kebijakan- pengangkatan sebagai pegawai tetap belum
kebijakan dan dasar penetapan yang kuat ada kejelasan dan ini akan ditinjau lagi atau
dalam mengatur hal ini, sehingga melihat dari kinerja pegawainya tersebut,
kemungkinan-kemungkinan yang buruk dan ketika ingin diangkat sebagai pegawai
tersebut tidak akan terjadi. tetap di bank jabar tersebut maka karyawan
PKWT tidak dapat diadakan untuk outsorcng harus ikut tes masuk yang
pekerjaan yang bersifat menetap yaitu diselenggarakan oleh bank dan harus dapat
pekerjaan yang sifatnya terus-menerus, tidak rekomendasi dari penilai atau atasan terkait.
terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan
merupakan bagian dari suatu proses D. Penutup
produksi dalam satu perusahaan atau
pekerjaan yang bukan musiman. Apabila Kesimpulan
pekerjaan itu tidak terus-menerus, terputus- 1. Kedudukan hukum pekerja di sebuah
putus, dibatasi waktu dan bukan merupakan perusahaan, sebenarnya lemah bagi
bagian dari suatu proses produksi, pekerja, hal ini disebabkan kontrak kerja
tergantung cuaca atau pekerjaan tersebut yang telah ditandatangani oleh pekerja
merupaka pekerjaan musiman yang tidak pada dasarnya telah membatasi hak-hak
termasuk pekerjaan tetap, sehingga dapat pekerja yang seharusnya mereka
dijadikan objek perjanjian kerja waktu dapatkan sebagaimana diatur dalam
tertentu. peraturan perundang-undangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan khususnya mengenai permasalahan
narasumber yaitu Ibu Fitri selaku bagian jamsostek.
sumberdaya manusia di Bank Jabar Cabang 2. Penerapan asas perlindungan yang
Kuningan, serta data sekunder yang berupa seimbang dalam pelaksanaan perjanjian
blanko Perjanjian Kerja perjanjian kerja kerja waktu tertentu di sebuah
untuk waktu tertentu di PT. sebuah perusahaan belum diterapkan secara
perusahaan dapat ditelaah bahwa dasar optimal, dikarenakan perjanjian kerja
penetapan pekerjaan yang dapat waktu tertentu yang diterapkan
digolongkan dalam Perjanjian Kerja Untuk perusahaan tidak sesuai dengan salah satu
Waktu Tertentu di PT. Bank jabar cabang klausul dalam perjanjian kerja,
kuningan adalah dari sifat pekerjaannya khususnya mengenai lamanya atau
adalah kontrak outsorching yaitu pada jangka waktu pekerjaan, yang tidak
85
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya, Bhakti, Bandung, 1990.
Abdulwahab Bakri, Hukum Benda Dan Perikatan, Fakultas Hukum Universitas Islam
Bandung, 1996.
86
Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976
Vol. 3 No. 2 Juli 2016
Absori, Hukum Ekonomi Indonesia (Beberapa Aspek Pengembangan Pada Era Liberalisme
Perdagangan), Muhammadiyah University Press UMS, Surakarta, 2006.
A. Qirom Syamsudin Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya,
Liberty, Yogyakarta, 1985.
Budiono Kusumohamidjojo, Dasar-Dasar Merancang Kontrak, PT.Gramedia ,Jakarta, 1998.
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
1986.
Djumialdji, Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta, 1994.
G. Kartasapoetra, dkk, Pokok-pokok Hukum Perburuhan, Armico, Bandung, 1985.
Irawan dan M. Suparmoko, Ekonomi Pembangunan, Liberty, Yogyakarta, 1987.
J. Satrio, Hukum Perjanjian, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1992.
Koko Kosidin, Perjanjian Kerja, Perjanjian Perburuhan dan Peraturan Perusahaan, CV.
Mandar Maju, Bandung, 1999.
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Raja Grafindo, Persada,
Jakarta, 2000.
R. Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 1973.
Subekti, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditia Bakti, Bandung, 1997.
______, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, 1979.
______, Pokok-pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, 1984.
Sunarto, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Rajawali Pers, Jakarta, 1993.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 100/Men/VI/2004 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
87