BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan
akademik yang peneliti lakukan selaku Kepala sekolah, masih ditemukan beberapa
Kurikulum 2013. Pertama; guru belum memahami benar seluk- beluk penyusunan
RPP berbasis Kurikulum 2013, maka secara otomatis rasa malas akan muncul
1
2
teknologi komputerisasi para guru pasti dalam menysun RPP berbasis Kurikulum
2013 akan memakan waktu yang cukup lama, dan pasti juga akan menjadi
dalam menyusun RPP berbasis Kurikulum 2013 copi paste utuh dari RPP orang
lain atau dari hasil MGMP tanpa adanya suatu pengembangan dan penyesuaian.
atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan jabarkan dalam
silabus (Mulyasa, 2007). Menurut Ginting (dalam Fadlillah, M., 2014) Rencana
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan
(RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Jadi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sesuai dengan
2013 terdiri dari 1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2) identitas
waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar
dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan
KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; 10) media pembelajaran,
berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; 11)
sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan 13) penilaian hasil
pembelajaran.
individual peserta didik; 2) Partisipasi aktif peserta didik; 3) Berpusat pada peserta
4
dan tindak lanjut RPP; 6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD,
dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
dan kondisi.
RPP berbasis Kurikulum 2013, maka Kepala sekolah harus melakukan pembinaan
development). Hal ini sesuai dengan amanat Permendiknas No.13 Tahun 2007
9) demokratis, 10) aktif, 11) humanis, 12) berksinambungan, dan 13) terpadu.
Teknik pendampingan ini diterapkan karena menurut Eric Parsloe (dalam Modul
Usaid Prioritas: Praktik yang Baik dalam Fasilitasi dan Pendampingan) teknik
saling percaya dan menghormati sehingga akan terwujud tiga hal yaitu:
dalam menyusun RPP berbasis Kurikulum 2013. Action Research (SAR) dengan
Kurikulum 2013.
B. Identifikasi Masalah
Kurikulum 2013
C. Rumusan Masalah
Kurikulum 2013.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
manfaat
ilmiah.
ilmiah.
lebih lengkap.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Pedagogik
dinilai dengan ukuran baik dan buruk. Sedangkan kualitatif adalah kemampuan
seseorang yang dapat dinilai dengan ukuran (terukur). Pengertian ini mengandung
makna bahwa kometensi itu dapat digunakan dalam dua konteks. Pertama, sebagai
9
10
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
yang dituntut oleh jabatan seseorang . Dalam pengertian ini kompetensi dititik
dimaksud dengan kompetensi guru ialah sejumlah kemampuan yang harus dimilki
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
pikir), sikap (daya kalbu), dan keterampilan (daya psikis) yang diwujudkan dalam
bentuk perbuatan
yaitu kemampuan kepribadian yang mantap berakhlak mulia, arif, dan berwibawa
serta menjadi teladan bagi anak didiknya. 3). Kompetensi social yaitu
11
peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik. 4). Kompetensi
utama yaitu kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang memuaskan sesuai
dengan penciri program study. 2). Kompetensi pendukung yaitu kemampuan yang
dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan ciri khas satuan pendidikan
Istilah pedagogik, berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu
Paedos yang berarti anak dan agogos yang berarti mengantar, membimbing,
pendidikan, anak didik, pendidik, dan sebagainya. Oleh sebab itu pedagogic
dipandang sebagai suatu proses atau aktifitas yang bertujuan agar tingkah laku
dan seperti apa cara mendidik sebaik-baiknya agar anak didik dapat menjadi anak
yang cerdas, kreatif, dan inovatif sehingga dapat tercapainya tujuan dari
pendidikan.
12
peserta didik yang meliputi : 1). Pemahaman terhadap peserta didik 2).
Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran 3). Evaluasi hasil belajar dan 4).
dimilikinya.
& Ali Idrus, pedagogik ialah ilmu yang mempeljari masalah membimbing anak
tugas hidupnya.
dialogis 6). Evaluasi hasil belajar dan 7). Pengembangan peserta didik untuk
Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28,
meliputi :
1. Pemahaman wawasan
Dengan pemahaman wawasan ini seorang guru dapat dengan baik melaksanakan
karnanya seorang guru harus memahami karakter pserta didik tersebut. Tujuan
didik mampu mencapai tujuan pembelajaran atau tidak. Dengan begitu guru akan
dengan mudah mengetahui minat dan potensi peserta didik dalam pelajaran yang
dipelajari.
3. Perancangan pembelajaran
yang harus di miliki guru. Kaufman mengatakan dalam buku Harjanto, bahwa
“perencanaan pengajaran adalah suatu proyek tentang apa yang diperlukan dalam
elemen:
c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan
f. Identifikasi strategi alternative yang mungkin alat atau tool untuk melengkapi
pembelajaran.
4. Pelaksanaan pembelajaran
a. Arsepsi, yang berfungsi untuk mengetahui sejauh mana kesiapan peserta didik
efektifitas, dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Seain itu digunakan untuk
a. Penilaian kelas, dilakukan untuk kemajuan dan hasil belajar peserta didik,
(Fachruddin Saudagar.2011)
banyak program inovatif yang muncul kaitannya dengan perubahan paradigma dan
cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun
itu.
ketika diupayakan melalui sebuah perencanan pembelajaran yang baik dan benar.
sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
membelajarkan siswa dan aktivitas belajar siswa tersebut dapat terjadi dengan
proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tidakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang. Hal senada juga dikemukakan oleh
keputusan yang diambil oleh guru bisa beragam mulai dari yang sederhana
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu mengacu pada silabus.
bahwa RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal
tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu sebelum
di suatu kawasan dengan di bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau
dinas pendidikan. Kerangka acuan pengembangan RPP adalah sebagai berikut: 1).
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. 2). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. 3). RPP disusun untuk setiap KD
20
yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. dan 4). Guru
1. RPP merupakan terjemahan dari ide kurikulum yang berdasarkan silabus yang
kondisi pada satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,
4. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik
C. Kurikulum 2013.
digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Selain itu penataan kurikulum pada
kurikulum 2013 dilakukan sebagai amanah dari UU No.20 tahun 2003 tentang
pendidikan nasional dan peraturan presiden N0. 5 tahun 2010 tentang rencana
dengan dua strategi utama, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan
pelajaran, hal tersebut sebagai akibat dari adanya perubahan proses pembelajaran
22
yang semula dari siswa diberi tahu menjadi siswa yang mencari tahu. Selain itu,
akan merubah pula proses penialaiayang semula berbasis output menjadi berbasis
sejalan dengan amanat UU no.20 tahun 2003 sebagai mana tersurat dalam
standar yang telah disepakati”. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan
hidup, kemajuan teknologi informasi, kovergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi
berbasis ilmu pengetahuan. 2). Kompetensi masa depan yang diantaranya meliputi
efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan
yang berbeda. 3). Fenomena sosial yang mengemuka, seperti perkelahian pelajar,
narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak
sosial (social unrest). 4). Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini
terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan
secara resmi pada tanggal 15 juli 2013. Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP,
sebagai berikut:
keliatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara kurikulum 2013 dengan
bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas.
Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan dikurikulum 2013 akan bernasip
D. Supervisi Akademik
Secara bahasa, kata supervisi berasal dari kata bahasa Inggris supervision
yang berarti pengawasan (Tim,2001). Kata ini berasal dari dua kata super dan
dari data hasil observasi yang dilaksanakan sebelumnya. 3). Menggunakan alat
yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk dapat melakukan
Secara gaya bahasa (etimologi) kata supervisi berasal dari kata super
dalam kedudukan, pangkat, jabatan dan kualias, keahlian sedang visi artinya
memandang, memantau dan menilai yang dilakukan oleh pejabat atasan terhadap
akademik bukan hanya membantu guru dalam memahami pendidikan dan apa
peran sekolah dalam mencapai tujuannya, tapi juga membantu guru dalam
mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan
bersahabat serta saling menghargai satu sama lainnya. Makna lain yang
program yang sudah ada dan direncanakan oleh sekolah agar masyarakat dapat
pendidikan. (Arikunto:2006).
baik pada orang tua, peserta didik dan sekolah serta berupaya menjadikan sekolah
27
adalah kegiatan berupa bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh supervisor,
yaitu pengawas sekolah dan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan
peningkatan prestasi belajar peserta didik yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu pendidikan.
guru sadar bahwa tugas yang dibebankan kepada dirinya bukan semata-mata
moral, sosial, religi sebagai bagian integral dan proses pembelajaran. Dengan kata
serta mencapai hasil belajar yang optimal sehingga peserta didik mampu
lanjut.
BAB III
METODE PENELITIAN
sekolah agar menjadi lebih produktif, efektif, dan efisien. Dengan bersandar pada
“diciplined inquiry (research) which seeks focused efforts to improve the quality
29
30
tersebut menunjuk pada dua kata kunci yang minimal salah satunya harus ada
dan penyimpulan data dari suatu jenis dan isi tindakan yang sengaja direncanakan
(Mills, 2003; Stringer, 2004; Glickman etr al., 2007; Hopkins, 2008). PTS adalah
tindakan nyata untuk memperbaiki situasi atau melakukan inovasi sekolah dalam
yang berpikir kritis, kreatif, inovatif, cakap dalam menyelesaikan masalah, dan
bernaluri kewirausahaan
29
31
B. Lokasi Penelitian
alasan memlihh lokasi tersebut karena penelitia adalah kepala SMA Negeri 1
Pujer.
C. Kehadiran Peneliti
penting yang tidak dapat diganti dengan cara lain (Wahid Murni.2008).
peneliti adalah mutlak, lebih-lebih dalam penelitian tindakan kelas (PTK) peneliti
selain sebagai pelaku tindakan juga bertugas sebagai pengamat aktifitas peserta
terprogram.
32
D. Waktu Penelitian
bulan Februari sampai dengan April 2018. adapun jadwal penelitian dapat dilihat
E. Subyek Penelitian
kelas X SMA Negeri 1 Pujer pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018.
F. Sumber data
Sumber Data dalam penelitian tindakan kelas (PTS) ini adalah Hasil
.
33
dengan lengkap.
RPP Kurikulum 2013 yang telah dibuat dan yang belum dibuat oleh guru
H. Desain Penelitian
refleksi. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut di atas adalah unsur
untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang
kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan
rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi (Suharsimi
..
sekolah sendiri .
agar sesuai dengan rencana awal yang mungkin saja masih bisa
75%.
ketercapaiannya 70%.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Siklus I
SKOR 148 156 158 149 158 149 148 148 143 139 142 142
66 70 71 67 71 67 66 66 64 62 63 63
PROSENTASE % % % % % % % % % % % %
KRITERIA C C B C B C C C C C C C
RATA2
PROSENTASE
66%
KRITERIA
RATA -RATA
C (Cukup)
Sumber Rekap Hasil supervisi Pada Siklus I ( Lampiran 4)
Dari data analisis hasil pelaksnaan supervisi pada siklus I dapat digambarakan
37
38
66%
B. 64%
Pembahasan
62%
60%
58%
56%
siklus I untuk tiap – tiap komponen dari 14 orang guru SMA Negeri pujer
71 atau kriteriaB
Kriteria C
39
kriteria C
10. Komponen Nada dan Suara dalam penyampaian materi diperoleh rata-rata
12. Komponen Gaya dan sikap Guru dalam pelaksanaan KBM dikels diperoleh
3. Nada dan suara guru dalam menyampaiakn materi masih kurang keras dan
4. Masih banyak guru yang kurang dapat membuat manajemen kelas sehingga
berdasarkan. Temuan hasil refleksi dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I ini
SIKLUS II
Akademik melalui kegiatan pedampinagn 3). Merancang alat pegumpul data dan
SKOR 197 206 184 192 192 185 161 206 206 181 157 158
PROSENTASE 88% 92% 82% 86% 86% 83% 72% 92% 92% 81% 70% 71%
KRITERIA A A B A A B B A A B B B
RATA2
PROSENTASE 83%
KRITERIA
RATA -RATA B (Baik)
Sumber Rekap Hasil supervisi Pada Siklus II ( Lampiran 5)
Dari data analisis hasil pelaksnaan supervisi pada siklus I dapat digambarakan
66%
64%
62%
60%
58%
56%
siklus I untuk tiap – tiap komponen dari 14 orang guru SMA Negeri pujer
4. Komponen Penguasaan materi diperoleh rata –rata sebesar 86% atau kriteria
86 atau kriteria A
Kriteria B
42
kriteria A
10. Komponen Nada dan Suara dalam penyampaian materi diperoleh rata-rata
12. Komponen Gaya dan sikap Guru dalam pelaksanaan KBM dikels diperoleh
B Pembahasan
Hasil pelaksanaan supervisi akademik yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
43
44
100%
80%
PROSENTASE
60%
40%
20%
0%
44
45
Dari data rekapituali hasi supervisi pada siklus I dan siklus 2 dapat
sebesar 15%
sebesar 16%
peningkatan sebesar 6%
46
sebesar 26%
10. Komponen Nada dan Suara dalam penyampaian materi pada siklus I
11. Komponen penggunaan bahasa dalam pelaksanaan KBM guru dikelas pada
12. Komponen Gaya dan sikap Guru dalam pelaksanaan KBM dikels pada siklus
BAB V
A. Kesimpulan
dapat meningkatkan kompetensi pendagogik guru,hal ini dapat dilihat dari rata –
rata prosentase hasil supervisi dari Siklus I rata rata prosentase kompetensi
pendagogik guru sebesar 66% atau dalam katagori cukup (C), sedngkan pada
siklus II meningkat menjadi sebesar 83% atau katagori baik (B) atau dapat
B. Saran
Kepada Guru SMK Negeri 1 Pujer Pada Umumnya dan Guru Kelas X
47
48
pendidikan formal, informal, maupun non formal atas keinginan sendiri atau
(in service training) berbagai kegiatan diklat, seminar, workshop dan lain-
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat.
(2009). Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG),
Pengawas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
49
50
Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok
IDIK4008/2SKS/MODUL 1-6. Jakarta : Universitas Terbuka