Anda di halaman 1dari 18

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
INKUBATOR ALAM sebagai solusi Penyediaan Inkubator Pada Daerah 3T

BIDANG KEGIATAN
PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh :
Ferdy Winanta Eka Saputra NIM 20130130134 angkatan 2013
Yusuf Susanto NIM 20130310140 angkatan 2013
Angga Ardinista NIM 20130130026 angkatan 2013
Dwi Verdi Firmansyah NIM 20130120140 angkatan 2013
Henry Yunanto D.C NIM 20130130029 angkatan 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2015

i
PENGESAHAN USULAN PKM-KARSA CIPTA

1. Judul Kegiatan : PACAR CANTIK (Parking Car Automatic and


Joystick)
2. Bidang Kegiatan : PKM-KC
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Dwi Verdi Firmansyah
b. NIM : 20130120118
c. Jurusan : Teknik Elektro
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
e. Alamat Rumah dan No. HP : Karang Tengah, Sleman, 089648335676
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rama Okta Wiyagi, S.T., M.Eng.
b. NIDN : 0517108602
c. Alamat Rumah dan No. HP : Perum. Titi Bumi Asri, Banyuraden, Sleman,
08562914502

6. Biaya Kegiatan Total


a. DIKTI : Rp. 11.847.100,00
7. Sumber Lain (Sebutkan) : Rp. -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 (lima) Bulan

Yogyakarta, 26 September 2015

Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan
dan Kerjasama Fakultas Teknik

(Slamet Riyadi, Ph.D.) (Dwi Verdi Firmansyah)


NIK. 19780809 200104 123 048 NIM. 20130120118

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pembimbing


Alumni dan Kerjasama

(Sri Atmaja P. Rosyidi, Ph. D.) (Rama Okta Wiyagi, S.T., M.Eng.)
NIK. 19780415 200004 123 046 NIDN. 0517108602

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
1.4 Luaran Yang Diharapkan .............................................................................. 2
1.5 Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
2.1 Bayi Prematur .........................................................................................................3
2.2 Inkubator...................................................................................................... 4
2.3 Solar collector ........................................................................................ 4
2.4 Sensor Suhu Tipe LM35DZ
2.5 Sensor DT Sense Humidity Tipe HH10D....................................................
2.6 Microcontroller Arduino Nano
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ............................................................... 6
3.1 Metode Pelaksanaan .................................................................................... 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 8
4.1 Anggaran Biaya ........................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping ....................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..................................................... 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas .......... 20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .............................................. 21
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan .............22

iii
RINGKASAN

Kelahiran bayi yang prematur adalah penyebab utama meninggalnya bayi yang baru
lahir dibawah usia 4 minggu dan penyebab kedua setelah pneumonia untuk anak dibawah
5 tahun. Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Angka
Kelahiran Bayi (AKB) di Indonesia adalah 34/1000 Kelahiran Hidup (KH). Apabila
dibandingkan dengan target dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun
2015, yaitu 17/1000 KH, ternyata AKB di Indonesia masih sangat tinggi. Ini memang
bukan gambaran yang baik karena masih terbilang tinggi bila dibandingkan degan negara-
negara di Asia Tenggara.
Terciptanya inovasi baru prototype INKUBATOR ALAM yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar perawatan bayi didaerah 3T (Tertinggal, Terluar,dan
Terdepan) dengan pemanfaatan energi panas matahari yang sangat potensial di daerah
tropis. Dalam pembuatan INKUBATOR ALAM ini menggunakan solar water heater
sebagai kolektor panas yang dikumpulkan dari enegi panas matahari untuk menaikkan
temperatur ruangan INKUBATOR ALAM yang disesuaikan dengan temperatur bayi.
Kemudian setelah implementasi alat terpenuhi dan langkah terakhir adalah prosedur
validasi alat berupa pengujian alat secara menyeluruh.

Dalam kegiatan ini diharapkan INKUBATOR ALAM menjadi alat yang mampu
membantu masyarakat di daerah 3T (Tertinggal,Terluar, Terdepan) bekerja menggunakan
energi bersih mandiri serta ramah lingkungan. Sekaligus menjadi solusi penyediaan
inkubator pada daerah 3T (Tertinggal, Terluar,Terdepan ).

Kata kunci : Solar water heater, Inkubator, Bayi prematur, Kebutuhan dasar bayi prematur

iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelahiran bayi yang prematur adalah penyebab utama meninggalnya bayi yang
baru lahir dibawah usia 4 minggu dan penyebab kedua setelah pneumonia untuk anak
dibawah 5 tahun. Menurut data statistik WHO tahun 2013, kurang lebih 1.5 juta bayi
terlahir prematur setiap tahunnya di dunia, jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya.
Indonesia berada dalam urutan ke 5 dari 10 negara dengan jumlah bayi prematur
terbanyak di dunia [1]. Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007, Angka Kelahiran Bayi (AKB) di Indonesia adalah 34/1000 Kelahiran
Hidup (KH). Apabila dibandingkan dengan target dalam Millenium Development Goals
(MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 17/1000 KH, ternyata AKB di Indonesia masih sangat
tinggi . Ini memang bukan gambaran yang baik karena masih terbilang tinggi bila
dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara [2]. Persoalan fasilitas yang
mendukung untuk pemenuhan kebutuhan bayi prematur menjadi hal yang sangat
penting seperti kebutuhan akan peralatan inkubator, namun beberapa daerah di
Indonesia hingga saat ini belum terjangkau pasokan listrik sebagai sumber energi utama
peralatan medis. Contohnya di Maluku, sekitar 400 desa belum teraliri listrik [3].
Sehingga alat pemenuhan kebutuhan bayi seperti inkubator belum dapat digunakan di
daerah tersebut. Selain itu harga dari sebuah inkubator di pasaran relatif mahal,
sehingga dapat menambah beban pengeluaran rumah sakit di daerah terpencil.
Hal ini yang menjadi dasar untuk menginovasikan INKUBATOR ALAM yang
dapat diaplikasikan pada daerah yang tertinggal, karena inkubator ini tidak memerlukan
energi listrik sebagai sumber energi utama, sumber energi yang digunakan inkubator
alam adalah energi panas matahari yang sangat melimpah di daerah tropis, sehingga
sangat cocok di aplikasikan di daerah terpencil yang tidak ada sumber listrik. Selain itu,
INKUBATOR ALAM ini sangat ramah lingkungan karena menggunakan energi
terbarukan sebagai sumber energinya dan juga biaya pembuatan INKUBATOR ALAM
ini sangat terjangkau oleh masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana membuat inkubator alami yang mandiri tanpa perlu menggunakan
energi listrik dan dapat diaplikasikan di daerah 3 T (Tertinggal, Terluar dan Terdepan)
dengan pemanfaatan energi panas matahari yang sangat potensial di daerah tropis.

1.3. Tujuan
Terciptanya inovasi baru prototype INKUBATOR ALAM yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar perawatan bayi di daerah 3T (Tertinggal, Terluar,
Terdepan) dengan pemanfaatan energi panas matahari yang sangat potensial di daerah
tropis.

1
1.4. Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan yaitu menghasilkan model desain INKUBATOR
ALAM dan didapatkan paten untuk alat tersebut sehingga menjadi alternatif dari
inkubator yang telah ada.

1.5. Manfaat
INKUBATOR ALAM menjadi alat yang mampu bekerja menggunakan energi
bersih dan mandiri. Sekaligus menjadi solusi penyediaan inkubator pada daerah 3T
(Tertinggal, Terluar dan Terdepan ).

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bayi Prematur

Bayi prematur adalah bayi yang lahir di usia kehamilan kurang dari 37 minggu,
dimana kelahiran bayi normal biasanya pada kurun waktu 37 sampai 41 minggu. Bayi
prematur memiliki berat badan yang kurang dari 2500 gram sehingga sangat rentan
terhadap suhu disekitarnya. Jika suhu ruangan terlalu dingin maka dapat menurunkan
suhu badan bayi prematur sehingga bayi dapat mengalami kedinginan, dimana suhu
normal bayi baru lahir (neonatus) sekitar 36,5-37,5 derajat celcius [4].
Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi yang dapat
hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000- 2500 gram atau tua
kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu [5].
Menurut usia kehamilannya maka prematur dibedakan menjadi beberapa, yaitu:
a. Usia kehamilan 32 – 36 minggu disebut persalinan prematur (preterm)
b. Usia kehamilan 28 – 32 minggu disebut persalinan sangat prematur
c. Usia kehamilan 20 – 27 minggu disebut persalinan ekstrim prematur
Menurut berat badan lahir, bayi prematur dibagi dalam kelompok:
a. Berat badan bayi 1500 – 2500 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR)
b. Berat badan bayi 1000 – 1500 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
c. Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Ekstrim Rendah (BBLER) [6].
Prematuritas dan berat badan lahir rendah merupakan suatu keadaan yang sangat
terkait dengan berbagai macam komplikasi yang dapat mengancam kehidupan bayi
baru lahir serta menimbulkan gangguan neurologi dan perkembangan berat badan [7].
Prematuritas merupakan penyumbang angka kematian bayi yang cukup tinggi.
Kelahiran dengan usia gestasi 32-36 minggu terjadi pada kurang lebih 5%, persalinan
dengan angka kematian neonatal 15%, sedangkan kelahiran dengan usia gestasi ≤ 32
minggu hanya terjadi sekitar 1% persalinan, namun angka kematiannya sangat tinggi
45% [8].

2.2 Inkubator

Inkubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan


keadaan temperatur tertentu. Inkubator banyak dijumpai pada rumah sakit dan
peternakan. Pada rumah sakit, inkubator berfungsi untuk menghangatkan bayi yang
baru lahir, atau bayi yang lahir prematur. Inkubator biasanya berbentuk ruangan atau
box (kotak) dengan ukuran tertentu. Inkubator yang ada saat ini, biasanya sudah di
setting pada temperatur tertentu dan tidak dapat diubah. Sehingga ketika pengguna
membutuhkan ruangan atau box dengan temperatur lain, maka pengguna harus
mengganti lampu atau elemen pemanas yang digunakan sebelumnya dengan elemen

3
pemanas lainnya [9]. Faktor –faktor yang perlu diperhatikan pada inkubator adalah suhu
inkubator dan suhu bayi. Untuk itu perlu dibuat suatu alat pengontrol suhu ruangan
inkubator, agar dapat mempertahankan suhu tubuh bayi dalam batas normal sekitar 31-
36ºC. Selain itu kondisi kelembaban pada inkubator bayi itu sendiri biasanya berkisar
antara 50%RH – 60% RH [10].

2.3. Solar Collector

Gambar 1. Solar collector


Solar collector merupakan alat yang digunakan sebagai pemanas air
menggunakan energi yang berasal dari energi panas matahari. Solar collector sendiri
dibagi ke dalam tiga jenis berdasarkan temperatur kerjanya, yaitu sollar collector
temperatur rendah, menengah dan tinngi. Solar collector temperatur rendah biasanya
bertipe unglazed flat plate collector (kolektor plat datar tanpa kaca dan memiliki
temperatur kerja 50 - 300 𝐶. Solar collector temperatur menengah adalah flat plate
collector (kolektor plat datar) dengan kotak terisolasi dan satu atau dua buah kaca
isolasi yang memiliki temperatur kerja 150 - 2000 𝐹 diatas temperatur ambient. Solar
collector temperatur tinggi adalah modifikasi solar collector temperatur menengah,
dengan berbagai jenis plat penyerap panas dan isolasi yang lebih baik, dan dapat
ditambahkan berbagai alat yang dapat meningkatkan kinerja dari solar collector seperti
solar tracker. Jenis-jenis solar collector temperatur tinggi diantaranya adalah
evacuated tube flat types (pipa plat datar pipa terevakuasi), parabolic dish refeletor
types (tipe reflektor parabola terbuka), parabolic trough types (tipe parabola beralur),
dan modified parabolic types (tipe parabola modifikasi [11].

2.4. Sensor suhu tipe LM35DZ

Sensor suhu berfungsi untuk menginformasikan sinyal keluaran sebagai umpan


balik pada kontroller. Sensor temperatur jenis ini merupakan sensor dalam bentuk
rangkaian terpadu yang memiliki kepresisian, dimana keluarannya linier dikalibrasi

4
dalam derajat celcius [12]. Sensor ini akan digunakan untuk mendeteksi suhu yang naik
di dalam ruangan inkubator bayi.

2.5. Sensor DT sense Humidity tipe HH10D

Sensor ini berfungsi untuk mengukur kelembaban nisbi udara disekitar sensor.
Modul sensor ini memiliki keluaran data digital yang telah terkalibrasi penuh sehingga
dapat langsung digunakan tanpa perhitungan tambahan [13]. Sensor ini akan digunakan
untuk mengukur kelembaban didalam ruangan inkubator bayi.

2.6. Microcontroller Arduino nano

Microcontroller merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai


masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus. Sederhananya, cara kerja microcontroller sebenarnya hanya
membaca dan menulis data [14]. Arduino Nano adalah board berbasis microkontroller
pada ATMega 328. Board ini memiliki 14 digital input / output (dimana 6 pin dapat
digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16MHz oscillator kristal, koneksi
USB, jack listrik tombol reset. Pin – pin ini berisi semua yang diperlukan untuk
mendukung mikrokontroller, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau
sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk menggunakannya
[15].

5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Pelaksanaan
Alur Pelaksanaan Program

Gambar 2. Diagram alir pelaksanaan

1. Studi Literatur
Studi literatur berisi tentang serangkaian kegiatan penelaahan sumber-sumber
yang benar dan terpercaya dalam pengumpulan materi sehingga menjadi acuan PKM
ini.
2. Survei Rumah Sakit
Dalam pembelajaran kasus ini, kami mengambil referensi kasus nyata yaitu
masalah krisis energi yang semakin meluas. Sekaligus belum meratanya pasokan listrik
khususnya di daerah 3T ( Terdepan, Terluar, Tertinggal).
3. Desain Modeling dan simulasi
Dalam tahap ini dilakukan proses pembuatan desain dengan menggunakan
software SolidWork 3D. Penggunaan desain tersebut diharapkan dapat membantu
perancangan desain dengan sebaik-baiknya yang nantinya sebagai langkah pembuatan
alat selanjutnya .

6
Gambar 3. Desain model INKUBATOR ALAM
4. Pembuatan Alat

Setelah desain model di setujui maka langkah selanjutnya pembuatan alat


INKUBATOR ALAM dengan bahan utama stainless steel dan fiber. Pembuatan alat
dilakukan di Lab Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4.1 Spesifikasi peralatan
Dalam perancangan ini terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan
dalam perancangan, antara lain :
Alat
1. Gerinda potong 4. Paku rivet
2. Mesin las 5. Mesin drill
3. Solder 6. dll
Bahan
1. Mata gerinda 5. PCB Bolong
2. Pipa hollow ½ in (Tembaga) 6. Resistor
3. Kaca 7.Elektroda las
4. Kabel
5. Pengujian alat

Setelah pembuatan alat selesai perlu dilakukan pengujian alat INKUBATOR


ALAM agar mengetahui bagaimana fungsi alat bekerja dengan maksimal. Pengujian
dilakukan di Mini Hospital Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

6. Evaluasi dan penyempurnaan

Tahap ini dilakukan setelah melihat hasil dari pengujian alat INKUBATOR
ALAM. Apabila pada alat ini menunjukkan hasil yang belum maksimal maka perlu
adanya evaluasi dan penyempurnaan alat agar bisa bekerja dengan maksimal.

7
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 . Anggaran Biaya


No. Jenis Pengeluaran Total Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 8.659.000,00
2. Bahan Habis Pakai 1.220.200,00
3. Perjalanan 730.000,00
4. Lain-lain 1.615.000,00
Jumlah (Rp) 12.224.200,00

1.2. Jadwal Kegiatan


Bulan Ke - Minggu ke - Penanggung
N Jenis
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 jawab
o Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perencanaan
rancangan
Ferdy,Henry
1. produk dan
& Angga
studi
literatur
Proses
administrasi
Ferdy, Yusuf
2. serta Survey
& Henry
alat dan
bahan
Yusuf,Ferdy,
Proses
3. Angga &
pembuatan
Verdi
Monitoring Henry,Angga
4.
dan uji coba & Verdi

Pembuatan
Ferdy
5. laporan
&Yusuf
akhir

8
Daftar Pustaka

[1] http://id.theasianparent.com/5-hal-penting-tentang-kelahiran-bayi-prematur/ diakses


pada tanggal 02 Oktober 2015 pukul 09.10 WIB
[2] Depkes RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Reskesdas).2010. Badan
Penelitian dan pengembangan.Jakarta
[3] http://www.beritasatu.com/nusantara/286615-pln-maluku-targetkan-setahun-terangi-100-
desa.html diakses pada tanggal 02 Oktober 2015 pukul 09.19 WIB
[4] Trisnantoro L, (penanggung jawab). 2013.Manual Rujukan Kehamilan, Persalinan dan
Bayi Baru Lahir. Buku.. Dinkes Kabupaten Sleman. Yogyakarta
[5] http://sheringtipshidupsehat.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-prematur-menurut-
ahli.html diakses pada tanggal 02 Oktober 2015 pukul 09.30 WIB
[6] Krisnadi, S. R, Effendi, S. J., & Pribadi, A. 2009. Prematuritas. Bandung: Refika
Aditama.
[7] http://docplayer.info/429762-Neonatus-atau-bayi-baru-lahir-bbl-gawat-darurat-neonatus-
pada-persalinan-preterm-m-sholeh-kosim.html diakses pada tanggal 02 Oktober 2015 pukul
09.42 WIB
[8] Rahmi, Yori. 2012. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi
Prematur di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012. Penelitian Keperawatan Anak.
Padang: Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
[9] http://ariebencolenk.blogspot.co.id/2012/03/inkubator-bayi.html diakses pada tanggal 02
Oktober 2015 pukul 09.54 WIB
[10] Pusponegoro, A. Adi, P. Kaban, R. 2012 Efektivitas Sistem Rujukan Maternal dan
Neonatal Di Jakarta Timur. Artikel, Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
[11] Santoso.B.L, Harjatmo.A & Wulung.A, 2008. Pembuatan Solar Collector Sistem Terbuka
Dengan Alat Kontrol Berbasiskan Mikrokontroller ATMega 8535.Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung. Bandung
[12] http://bsiswoyo.lecture.ub.ac.id/2012/06/belajar-elektronika-sensor-temperatur-tipe-
lm35/ diakses pada tanggal 02 Oktober 2015 pukul 11.09 WIB
[13] http://www.mikron123.com/index.php/vmchk/Sensor/DT-Sense-Humidity-
Sensor/Detailed-product-flyer.html diakses pada tanggal 02 Oktober 2015 pukul 11.17 WIB
[14] ] Iswanto, 2008, Design dan Implementasi Sistem Embedded Mikrokontroller
ATMEGA8535 dengan Bahasa Basic, Penerbit Gava Media, Yogyakarta.

9
10
11
12
13
14

Anda mungkin juga menyukai