Jumleni 19846 1 15 Jumle - PDF
Jumleni 19846 1 15 Jumle - PDF
JUMLENI
K11113720
iv
KATA PENGANTAR
1. Ibu Dr. Hj.A. Ummu Salma, SKM, M.Sc selaku pembimbing I dan bapak dr.
H. Mukhsen Sarake, Ms selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan fikiran untuk memberikan arahan kepada penulis dari awal
sehingga selesainya penulisan ini.
2. Ibu Rahma, SKM, M.Sc(PHC), Dr.Dra.Nurhaedar Jafar,Apt,M.Kes serta
bapak Indra Dwinata, MPH selaku penguji yang telah memberikan saran dan
kritik demi kesempurnaan penulisan penelitian
3. Ibu Dr. Masni, Apt,MSPH selaku Ketua Jurusan Kesehatan Reproduksi
beserta staf atas arahan dan perhatian yang selama ini,
4. Bapak Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, para
pembantu Dekan, Staf pengajar yang telah memberikan bantuan kepada
penulis selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
5. Bapak dr. Abd. Azis Amin, MARS selaku direktur BLUD Rs. Benyamin
Guluh Kab. Kolaka beserta Staf yang berkenan memberikan kesempatan dan
bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.
v
6. Dengan setulus hati teruntuk Almarhum ayahanda H. Lade T dan ibunda Hj.
Nabang atas segala cinta dan kasih sayang, saudaraku tercinta Jumbriah, ST,
M.Si, Muliadi, Hj. Jumhani, S.Pd serta kakak iparku Supratna dan H. Muh.
Nur Patte ponakanku Muh. Alif Al-aqzan dan Muh. Hidayatullah.
7. Tubel Angkatan 2013 Hj. Hasmawati, Nur Apriliana, Lili Nurindasari Kadir,
Ivet Riezky Djanggola, Seriani, Fitriani, Fatimah dan angkatan 2011-2014
yang telah banyak memberikan bantuannya dalam rangka penyelesaian skripsi
ini.
8. Kepada adik-adikku yang telah menjalin kebersamaan bersama penulis :
suryanita, zam-zam, muchlis, ema, emi, A.alfianto, Radisamad, Ustadz,
Accunk serta semua teman-teman yang tidak sempat penulis sebutkan.
9. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu memberikn bantuannya dalam rangka penyelsesaian skripsi ini.
Semoga segala bantuan, dukungan dan doa yang telah diberikan kepada
penulis di balas oleh-Nya dengan pahala yang melimpah. Amin Ya Rabbal
Alamin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
RINGKASAN…. ………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN
vii
B. Pola Variabel yang Diteliti …………………………………………..... 64
B. Pembahasan……………... …………………………………………...... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
ix
Tabel 5.8 Distibusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Responden
x
Kabupaten KolakaTahun 2014 ………………...………… 85
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner
2. Master Tabel
Kabupaten Kolaka
6. Surat izin pelitian dari Direktur BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh
Kabupaten Kolaka
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran
bayi hidup. Terlebih lagi, tingginya angka kematian ibu secara global
Peringkat pertama ditempati oleh Laos dengan 470 kematian ibu per
1
dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab
Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini 228 per
dapat mencapai target MDGs yang ditetapkan yaitu 102 per 100 000
menunjukkan peningkatan (dari 228 per 100 000 kelahiran hidup menjadi
359 per 100 000 kelahiran hidup). Angka Kematian Ibu (AKI) di Malaysia
2
(62 per 100.000 kelahiran hidup), Srilanka (58 per 100.000 kelahiran
Kematian Ibu masih tinggi, pelayanan kesehatan ibu masih kurang dan
ibu sudah baik. Hal ini pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya
hasil ini meningkat tajam dari hasil SDKI tahun 2007 yang hanya sebesar
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi
3
dukun dalam menolong persalinan dan berupaya meningkatkan peran
bidan. Hal ini bertujuan menempatkan peran bidan di desa sebagai ujung
tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). tertinggi
yang utama adalah keracunan kehamilan dan infeksi, kondisi ini akan lebih
diperparah lagi dengan keadaan status gizi yang buruk, faktor persalinan
yang terlalu muda, paritas tinggi, dan anemi pada ibu hamil, serta
masih dijumpai ibu melahirkan yang ditolong oleh dukun hal ini
kematian ibu pada tahun 2013 berjumlah 16 orang. Penyebab kematian ibu
4
preeklampsia, perdarahan 1 orang, dan lain-lain 1 orang (Profil Dinas
bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan
ketiga) atau bisa lebih awal terjadi sedangkan eklampsia bila ditemukan
koma.
5
mayoritas adalah bekerja sebesar 28 responden (63,64%), sebaliknya
bekeja berisiko sebesar 4,173 kali dibandingkan ibu hamil yang tidak
Kab. Kolaka, pada tahun 2014 sebanyak 398 pasien yang meliputi pasien
6
normal sebanyak 275 pasien (69,1%), preeklampsia sebanyak 120 pasien
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kab.Kolaka tahun2014.
2. Tujuan Khusus
7
c. Untuk mengetahui hubungan jarak kehamilan ibu terhadap kejadian
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
eklampsia
8
c. Penelitian ini dapat mengembangkan wawasan penelitian sebagai
diharapkan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
utama mortalitas dan morbilitas ibu dan janin selain perdarahan dan
10
yang menyumbangkan morbiditas dan mortalitas maternal terbesar
usia remaja, dan kehamilan pada wanita diatas usia 40 tahun,selain itu
(2009) adalah usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
kegemukan.
tanda lain. Kenaikan tekanan sistolik > 30 mmHg dari nilai normal
11
diagnosis hipertensi. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2
preeklampsia.
12
2. Klasifikasi Preeklamsia
ringannya, yaitu:
darah normal
3) Edema lokal pada kaki, jari tangan dan muka, atau edema
2. Edema generalisata
nyeri di epigastrium
7. Trombositopeni
13
3. Etiologi
hal yang bertalian dengan penyakit ini (Mochtar 2007). Adapun teori-
kerusakan endotel.
14
b. Peran faktor imunologis
c. Faktor genetik
sistem (RAAS).
15
4. Gejala – gejala preeklampsia
a. Hipertensi
pertama kali dalam trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin
bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat pada akhir trimester
atau dengan kenaikan 20 mmHg atau lebih, ini sudah dapat dibuat
kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi bila
diastolik sudah mencapai 100 mmHg atau lebih, ini sebuah indikasi
b. Oedema
badan serta pembengkakan pada kaki, jari - jari tangan, dan muka,
16
seberapa berarti untuk penentuan diagnosa preeklampsia. Kenaikan
pertambahan berat badan lebih dari 2,5 kg tiap minggu pada akhir
c. Proteinuria
17
darah ginjal.Karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup
serius.
a. Otak
(Wiknjosastro, 2006).
b. Mata
18
intraokuler dan merupakan indikasi untuk terminasi
Cunningham (2005).
2006).
c. Paru
19
cairan yang sangat banyak.Hal ini juga dapat berhubungan dengan
d. Hati
disebabkan oleh fosfa tase alkali tahan panas yang berasal dari
20
e. Ginjal
beberapa kali lipat dari nilai normal ibu tidak hamil atau berkisar
21
dapat menyebabkan oligouria ataupun anuria (Wiknjosastro,
22
atau +4 hanya bersifat prediktif positif untuk preeklampsia berat
f. Darah
23
berat dan eklampsia menunjukan terjadinya HELLP syndrome
Pernoll, 1987).
berbagai zat ini menurun kekisaran normal pada ibu tidak hamil.
24
penyebabnya. Pasien ini mengalami pergeseran cairan dari ruang
25
strukturmuskuloelastisitasnya dan atheroma akut berkembang pada
1987).
1. Primigravida.
sebelum hamil.
6. Obesitas.
sebelumnya
26
b. Penelitian retrospektif menyimpulkan berbagai faktor risiko untuk
2. Hipertensi kronis
3. Antiphospolipid sindrom
5. Kehamilan kembar
6. Nullipara
8. Diabetes melitus
(Prawirohardjo, 2011)
7. Patofisologi
27
koagulapati mengakibatkan trombosit dan faktor pembekuan darah
yang di keluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati dan
menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel darah merah.
otak, darah, paru- paru, hati/ liver, renal dan plasenta. Pada otak akan
28
pecah akan menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. Pada paru-
29
pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat
pengetahuan. ( Wordpress.com)
30
antioksidan yang cukup kuat.Peroksidase lemak beredar dalam aliran
peroksidase lemak.
(Desifebriana,2011)
8. a). DiagnosisPreeklampsia
31
b). Diagnosis eklampsia
koma.
vena
a. Diabetes militus
b. Perdarahan otak
9. a. Penanganan Preeklampsia
a) Sedativa ringan
1. Phenobarbital 3 x 30 mgr
32
2. Valium 3 x 10 mgr
b) Obat penunjang
1. Vitamin B kompleks
3. Zat besi
c). Nasehat
seminggu
33
Bidan yang mempunyai Polindes dapat merawat penderita
ataupun sinar
3. Dilakukan pemeriksaan :
rahim)
4. Pengobatan:
mgr
b. Menghindari kejang
1. Magnesium sulfat
34
b) Observasi : pernafasan tidak kurang 16
2. Valium
mgr/drips 20 tetes/menit
3. Kombinasi pengobatan :
a) Pethidine 50 mgr IM
b) Klorpromazin 50 mgr IM
merangsang deuresis
bulan
adekuat
35
Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan yang utama
a) Eklampsia
eklampsia.
terpasang.
1. Eklampsia gravidarum
2. Eklampsia parturientum
36
a) Kejadiaan sekitar 30% sampai 35%
3. Eklampsia puerperium
berakhir
37
b. Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
e. Mata melotot
f. Mulut berbuih
4. Tingkat koma
meningkat.
1. Komplikasi ibu
a. Menimbulkan sianosis
38
h. Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikterus
menimbulakan kematian
b. Solusio plasenta
c. Persalinan prematuritas
menentukan proteinuria.
1. Diet-makanan
39
2. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja
3. Pengawasan antenatal
memerlukan perhatian :
retina mata.
40
11. Sikap terhadap Kehamilannya
klinik, terdiri atas 133 ibu dengan preeklampsia berat hamil preterm,
preterm.
medikamentosa.
kehamilan diakhiri :
1. Ibu
41
e) Timbul onset persalinan, ketuban pecah, atau perdarahan
2. Janin
(IUGR)
d) Terjadinya oligohidramnion
3. Laboratorik
b. Perawatan Konservatif
1. Penyulit Ibu
operasi.
42
e) Kardiopulmonar : edemaparu kardiogenik atau
terkendalikan.
g) Penyulit janin
cerebral palsy.
1. Defenisi
2. Etiologi
sering disebut “the disease of theories”. Pada saat ini hipotesis utama
43
dimana jumlah trophoblast yang berlebihan dan dapat mengakibatkan
trimester satu dan trimester dua. Hal ini akan menyebabkan arteri
(Widjanarko, 2009).
3. Patofisiologi
sempitnya sehinnga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi
4. Faktor Predisposisi
44
5. Gejala
saat kemudian seluruh tubuh menjadi kaku karena kontraksi otot yang
2007).
Pada saat yang bersamaan rahang akan terbuka dan tertutup dengan
keras, demikian juga hal ini akan terjadi pada kelopak mata, otot–otot
wajah yang lain dan akhirnya seluruh otot mengalami kontraksi dan
penderita dapat tergigit oleh karena kejang otot – otot rahang.Fase ini
kontraksi otot menjadi semakin lemah dan jarang dan pada akhirnya
45
selanjutnya pernafasan kembali normal. Apabila tidak ditangani
berikutnya yang bervariasi dari kejang yang ringan sampai kejang yang
yang jarang, kejang yang terjadi hanya sekali namun dapat diikuti
(Prawirohardjo, 2006).
a. Hipertensi kronik
46
kronik dalam hal demikian tangani sebagian hipertensi karena
kehamilan.
b. Proteinuria
7. Klasifikasi
Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan
47
b. Stadium kejang kronik .
Otot badan jadi kaku, waja kaku, tangan mengeggam dan kaki
mulut terbuka dan menutup keluar ludah berbusa dan lidah dapat
d. Stadium koma
serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai
400 C
8. Pencegahan
akan jauh lebih buruk, padah umumnya eklampsi dapat dicegah atau
dengan:
48
a. Memberikan informasi dan edukuasi kepada masyarakat, bahwa
menghilang.
9. Penatalaksanaan Medis
1) Pengobatan antikonvulsan
49
Obat ini hanya dapat diberikan dirumah sakit dengan
antidotum.
2) Pengobatan antihipertensi
50
b) Pemberian hidralizin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 mg
IM setiap 2 jam
20 mg IV.
b. Pada persalinan
timbul
4) Jika anastesi umum tidak tersedia atau janin mati, aterm, terlalu
c. Perawatan postpartum
kejang terakhir
51
2) Teruskan terapi antihipertensi jika tekanan diastolik masih >
110 mmHg.
3) Pantau urin
10. Komplikasi
kadang terjadi pada retina: hal ini merupakan tanda gawat akan
52
e. Edema paru-paru, Zuspan (1978) hanya satu penderita dari 69
penentuan enzim-enzimnya.
(HELLP)
intravaskuler coagulation)
Umur pada ibu saat kehamilan merupakan salah satu faktor yang
53
wanita yang berusia di atas 35 tahun meliputi gastisional diabetes,
plasenta dan bayi yang lahir mati. Hal ini menunjukkan betapa usia
54
> 35 tahun merupakan kehamilan yang berisiko tinggi baik dari sisi
55
dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda
(duffus, 1994).
antibodies ini lebih banyak akibat respon yang terjadi pada kehamilan
pertama (sarwono,2007).
56
menyebabkan keadaan rahim tidak sehat lagi untuk kehamilan
kehamilan ganda dari 105 kasus kembar dua didapat 28,6% preeklampsia
dan satu kematian ibu karena eklampsia. Dari hasil pada kehamilan
57
(supperiomposedpreeklampsia), bahkan dapat timbul eklampsia dan
perdarahan otak.
(Bobak,2004).
berikutnya.
58
D. Kerangka Teori
Status Reproduksi
Status keluarga dalam 1. Umur
masyarakat 2. Paritas
1. Penghasilan 3. Jarak Kehamilan
2. Kepemilikan 4. Kehamilan Ganda
3. Pendidikan
4. pekerjaan
Akses Pelayanan
1. Jangkauan Yankes
2. Kualitas Yankes
3. Akses Informasi Komplikasi
Status masyarakat 1. Perdarahan
1. Kesejahteraan 2. Preeklampsi
2. Sumber daya Prilaku sehat 3. Eklampsia
1. Antenatal Care
2. Pertolongan
3. Penggunaan KB
Gambar 2.1
Kerangka Teori
(Mc.Carthy dan Maine)
59
BAB III
KERANGKA KONSEP
a. Umur Ibu
Umur ibu yang terlalu muda (<20 tahun ) dan terlalu tua (> 35
60
sedangkan ibu yang hamil pada usia yang terlalu tua mengalami
(Cunningham,2005)
b. Paritas
c. Jarak kehamilan
yang hamil dengan jarak kehamilan <2 tahun akan lebih berisiko
dialami oleh mereka. Risiko ini baru diketahui pada saat persalinan
61
melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah
pertama, usia ibu waktu melahirkan, dan status ekonomi ibu. jarak
(Ros, 2003)
d. Kehamilan ganda
62
kehamilan ganda umumnya sering mengalami berbagai keluhan
e. Riwayat hipertensi
f. Riwayat Preeklampsia
63
sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 12 (7,3%) mempunyai
Umur Ibu
Paritas
Jarak Kehamilan
Preeklampsia dan
Eklampsia
Kehamilan Ganda
Riwayat Hipertensi
Riwayat
Preeklampsia
Ketearangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
64
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif
1. Preeklampsia/eklampsia
proteinuria pada ibu hamil oleh adanya hasil diagnosa dokter yang
Eklampsia
preeklampsia
2. Umur Ibu
Umur dalam penelitian ini adalah ibu pada saat hamil yang
(Rozikhan, 2007)
Kriteria Obyektif
Umur Muda dan Tua :Jika yang tercatat dalam rekam medik
65
3. Paritas
Kriteria Obyektif
4. Jarak Kehamilan.
Kriteria Objektif
jarakkehamilan> 2 tahun.
66
5. Kehamilan ganda
rekaman medik.
Kriteria Obyektif
6. Riwayat hipertensi
Kriteria obyektif
hipertensi.
7. Riwayat preeklampsia.
67
mengalami preeklampsia, yang diperoleh melalui catatan yang
Kriteria Obyektif
preeklampsia.
D. Hipotesis Penelitian
68
a. Ada hubungan antara faktor umur ibu dengan kejadia
69
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu dari
B. Lokasi Penelitian
1. Profil instansi
adalah Rumah Sakit Type C yang merupakan pusat rujukan pasien yang
2. Letak Geografis
70
Lokasi ini sangat strategis karena terletak di pusat kota Kolaka sehingga
3. Lingkungan Fisik
Km2 dan wilayah perairan ± 15.000 Km2 yang terdiri dari 20 (dua
(satu) Ha.
banyak
5. Waktu penelitian
1.Populasi
Semua ibu hamil dan bersalin yang dirawat di BLUD Rumah Sakit
berjumlah 123orang.
71
2. Sampel
a. Unit Observasi
Unit observasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil, bersalin dan
post partum yang dirawat dan tercatat dalam rekam medik yang
b. Unit Analisis
eklampsia)
c. Besar Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu hamil, bersalin dan
post partum yang dirawat dan tercatat dalam rekam medic yang
(sugiyono,2009).
72
rekam medik yang diambil dimulai dari bagian rekam medik untuk
E. Instrumen Penelitian
medik.
1. Pengolahan Data
a. Coding
variable
b. Editing
format.
73
c. Entry Data
program SPSS.
d. Penyajian Data
Data yang telah diolah, disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
74
dihitung dengan manual atau kalkulator, maka digunakan rumus
X²= (O-E) ²
Keterangan :
X² : Statistik chi-square
φ=√(x^2 )/n
75
1. Informed Consent
akan disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
riset.
4. Etika Penelitian
76
BAB V
A. Hasil Penelitian
sebanyak 123 resonden, yang terdiri dari 120 kasus preeklampsia dan 3 kasus
eklampsia.
a. Agama
Tabel 5.1
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Agama
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsia/Eklampsia Total
Agama Eklampsia Preeklampsia
n % n % N %
Islam 1 33.3 120 100 121 98.4
Kristen 2 66.7 0 0 2 1.6
Total 3 100 120 100 123 100
Sumber : Data Sekunder
77
b. Pendidikan
Tabel 5.2
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsia/Eklampsia Total
Pendidikan Eklampsia Preeklampsia
n % n % N %
SD 1 33.3 19 15.8 20 1.3
SMP 0 0 34 28.3 34 27.6
SMA 0 0 49 40.8 49 39.8
DIII 2 6.7 6 5 6 6.5
SI 0 0 12 10 12 9.8
Total 3 100 120 100 123 100
Sumber :Data Sekunder
c. Pekerjaan
Tabel 5.3
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsia/Eklampsia Total
Pendidikan Eklampsia Preeklampsia
n % N % N %
PNS 2 66.7 8 6.7 10 8.1
IRT 0 0 111 92.5 111 90.2
Honorer 1 33.3 1 0.8 2 1.6
Total 3 100 120 100 123 100
Sumber :Data Sekunder
78
Tabel 5.3 menunjukkan dari 123 responden, berdasarkan
d. Tekanan Darah
Tabel 5.4
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Tekanan Preeklampsia/Eklampsia Total
Darah Eklampsia Preeklampsia
(mmHg) n % N % N %
≥160 3 100 25 20.8 28 22.8
<160 0 0 95 79.2 95 77.2
Total 3 100 120 100 123 100
Sumber : Data Sekunder
tekanan darah <160 mmHg (77.2%) dan tekanan darah ≥160 mmHg
(22.8%)
e. Keadaan Umum
Tabel 5.5
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Keadaan Umum
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsia/Eklampsia Total
Keadaan Eklampsi Preeklampsia
Umum n % n % N %
Sadar 0 0 120 100 120 97.6
Tidak Sadar 3 100 0 0 3 2.4
Total 3 100 120 100 123 100
Tabel 5.5 menunjukkan dari 123 responden, berdasarkan
79
f. Diagnosa
Tabel 5.6
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Diagnosa
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Diagnosa N %
Eklampsia 3 2.4
Preeklampsia 120 97.6
Total 123 100.0
Sumber :Data Sekunder
e. Analisis Univariat
a. Umur
Tabel 5.7
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsi/Eklampsia Total
Umur
(Tahun) Eklampsia Preeklampsia
n % N % N %
< 20 tahun 0 0 23 19.2 23 18.6
20-35 Tahun 0 0 68 56.7 70 56.9
> 35 Tahun 3 100 27 24.2 30 24.3
Total 3 100 120 100 123 100
Sumber :Data Sekunder
80
Tabel 5.7 menunjukkan dari 123 responden, berdasarkan umur
(56.9%)
b. Paritas
Tabel 5.8
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Responden
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsi/Eklampsia Total
Paritas Eklampsia Preeklampsia
n % n % N %
Primipara 0 0 17 14.2 17 13.8
Multipara 1 33.3 76 63.3 77 62.6
Grandemultipara 2 66.7 27 22.5 29 23.6
Total 3 100 120 100 123 100.0
Sumber :Data Sekunder
paritas yaitu kategori berisiko(1 dan >3) (37.4%), dan tidak berisiko
(2-3) (62.6%).
81
c. Jarak Kehamilan
Tabel 5.9
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Jarak Kehamilan
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsi/Eklampsia Total
Jarak Eklampsia Preeklampsia
Kehamilan n % n % N %
Terlalu Rapat 1 33.3 66 55 67 54.5
Ideal 2 66.7 54 45 56 45.5
Total 3 100 120 100 123 100.0
Sumber :Data Sekunder
(45.5%).
d. Kehamilan Ganda
Tabel 5.10
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Kehamilan Ganda
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsi/Eklampsia Total
Kehamilan Eklampsia Preeklampsia
Ganda n % n % N %
Gemelli 1 33.3 3 2.5 4 3.3
Tunggal 2 66.7 117 95.1 119 96.7
Total 3 100 120 100.0 123 100.0
Sumber :Data Sekunder
82
e. Riwayat Hipertensi
Tabel 5.11
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Hipertensi
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsi/Eklampsia Total
Riwayat Eklampsia Preeklampsia
Hipertensi n % n % N %
Ada Riwayat 3 100 36 30 39 31.7
Tidak Ada 0 0 84 70 84 68.3
Riwayat
Total 3 100 120 100.0 123 100.0
Sumber :Data Sekunder
riwayat hipertensi yaitu ada riwayat (31.7%), dan tidak ada riwayat
(68.3%).
f. Riwayat Preeklampsia
Tabel 5.12
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Preeklamsia
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsi/Eklampsia Total
Riwayat Eklampsia Preeklampsia
Hipertensi n % n % N %
Ada Riwayat 3 100 33 27.5 36 29.3
Tidak Ada 0 0 87 72.5 87 70.7
Riwayat
Total 3 100 120 100.0 123 100.0
Sumber :Data Sekunder
83
Tabel 5.12 menunjukkan dari 123 responden, berdasarkan
riwayat preeklampsia yaitu ada riwayat (29.3%), dan tidak ada riwayat
(70.7%).
g. Preeklampsia/eklampsia
Tabel 5.13
Distibusi Frekuensi Berdasarkan Preeklamsia
Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklamsia N %
Eklampsia 3 2.4
Preeklampsia 120 97.6
Total 123 100.0
Sumber :Data Sekunder
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Umur responden dengan Preeklampsia dan Eklampsia
Tabel 5.14
Hubungaan Umur Responden Dengan Preeklampsia dan
Eklampsia Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten KolakaTahun 2014
Preeklampsia
Umur Eklampsia Preeklampsia Total
n % N % N %
Umur Tua dan
Muda 3 100 50 41.7 53 43.1
Ideal 0 0 70 58.3 70 56.9
3 100 120 100 123 100
Total
Signifikan (p) : 0.154
84
Tabel 5.14menunjukkan bahwa umur muda dan tua dan
menderita eklampsia (100%) lebih besar dari umur yang ideal (0%).
Tabel 5.15
Hubungaan Paritas Responden Dengan Preeklampsia dan
Eklampsia Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten KolakaTahun 2014
Preeklampsia
Paritas Eklampsia Preeklampsia Total
n % N % N %
1 dan ≥ 4 2 66.7 44 36.7 46 37.4
2–3 1 33.3 76 63.3 77 62.6
3 100 120 100 123 100
Total
Signifikan (p) : 0.648
Sumber :Data Sekunder
85
preeklampsi/eklampsia di BLUD RS Benyamin Galuh Kabupaten
Tabel 5.16
Hubungaan Jarak Kehamilan Responden Dengan Preeklampsia
dan Eklampsia Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten KolakaTahun 2014
Preeklampsia/Eklampsia Total
Jarak Kehamilan Eklampsia Preeklampsia
n % N % N %
1 33.3 66 55 1 33.3
Terlalu Rapat
2 66.7 54 45 2 66.7
Ideal
3 100 120 100 3 100
Total
Signifikan (p) : 0.875
Sumber :Data Sekunder
(45%)
86
d. Hubungan Kehamilan Ganda dengan Preeklampsia dan Eklampsia
Tabel 5.17
Hubungaan Kehamilan Ganda Responden Dengan Preeklampsia
dan Eklampsia Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten KolakaTahun 2014
Preeklampsia/Eklampsia
Kehamilan
Ganda Eklampsia Preeklampsia Total
n % n % N %
1 33.3 3 2.5 4 3.3
Gemelli
2 66.7 117 95.1 119 96.7
Tunggal
3 100 120 100 123 100
Total
Signifikan (p) ; 0.185
Sumber :Data Sekunder
87
e. Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Preeklampsia dan Eklampsia
Tabel 5.18
Hubungaan Riwayat Hipertensi Dengan Preeklampsia dan
Eklampsia Di BLUD Rumah Sakit Benyamin Galuh
Kabupaten Kolaka Tahun 2014
Preeklampsia
Riwayat
Hipertensi Eklampsia Preeklampsia Total
n % n % N %
Ada Riwayat 3 100 36 30 39 31.7
Tidak Ada 0 0 84 70 84 68.3
Riwayat
120 97.6 3 2.4 123 100
Total
Signifikan (p) : 0.052
Sumber :Data Sekunder
riwayat (70%)
88
f. Hubungan Riwayat Preeklampsia dengan Preeklampsia dan Eklampsia
Tabel 5.19
Hubungaan Riwayat Preeklampsia Responden Dengan
Preeklampsia dan Eklmapsia Di BLUD Rumah
Sakit Benyamin Galuh Kabupaten Kolaka
Tahun 2014
Preeklampsia
Riwayat
Preeklampsia Eklampsia Preeklampsia Total
n % N % N %
Ada Riwayat 3 100 33 27.5 36 29.3
Tidak Ada 0 0 87 72.5 87 70.7
Riwayat
120 97.6 3 2.4 123 100
Total Koefesiensi phi : 0.246
Signifikan (p) : 0.037
Sumber :Data Sekunder
riwayat (72.5%)
B. Pembahasan
teori yang menjadi dasar penyusunan kerangka konsep dari penelitian ini,
89
beberapa faktor antara lain umur, paritas, jarak kehamilan, kehamilan ganda,
riwayat hipertensi dan riwayat preeklampsia. Salah satu syarat yang dituntut
1. Karakteristik Umum
(9.8%).
90
mengalami preeclampsia dan eklampsia berdasarkan agama, islam
(98.4%), (1.6%).
2. Karakteristik Khusus
usia 20-35 tahun. Ibu yang hamil berumur lanjut atau lebih dari 35
2006).
Wanita yang hamil pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari
berat badan lahir rendah, kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi dan
91
Keadaan alat reproduksi yang belum siap dengan anemia
Pada usia > 35 tahun kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai
tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan kondisi ibu dan
bahwa umur berisiko dan menderita eklampsia (100%) lebih besar dari
92
Hal ini menjelaskan bahwa ibu dengan umur tidak berisiko pun
kurang.
93
dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda
(duffus, 1994).
(hernandez-Di’az, 2009).
antibodies ini lebih banyak akibat respon yang terjadi pada kehamilan
pertama (sarwono,2007).
lebih besar dari paritas yang tidak berisiko (33.3%). Sedangkan paritas
94
Benyamin Galuh Kabupaten Kolaka, dengan nilai p= 0.648> nilai α=
0,05.
Hal ini menjelaskan bahwa ibu dengan paritas tidak berisiko pun
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nelly (2012)
pemulihan sebelum terisi lagi oleh janin, sebab pada waktu melahirkan
keadaan rahim tidak sehat lagi untuk kehamilan berikutnya pada jarak
95
dengan kejadian preeklampsi/eklampsia.Dari hasil tabulasi silang
(55%) lebih besar dibandingkan jarak kehamilan ideal (45%). Hasil uji
preeclampsia.
kejadian preeclampsia.
96
komplikasi yang dihubungkan dengan kehamilan, persalinan, dan
kelahiran serta masa nifas pada wanita yang mengandung lebih dari
Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan ganda lebih besar
97
peneliti mengasumsikan bahwa tingginya kejadian preeklampsi dan
kejadian preeklampsia.
perdarahan otak.
98
(70%). Hasil uji continuity correction, menunjukkan tidak ada
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nelly (2012)
berikutnya
99
eklampsia (100%).Sedangkan ada riwayat preeklampsia dan
100
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Menganjurkan ibu untuk tidak bersalin lebih dari 3 kali untuk mencegah
101
5. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
102
DAFTAR PUSTAKA
2. Nim : K11113720
1. No. responden :
2. Nama ibu :
3. Umur :
4. Agama :
5. Alamat :
6. Pendidikan terakhir :
7. Status pekerjaan :
C. Data Khusus
9. Keadaan umum ibu saat masuk ruang tindakan/ saat di rawat di Rumah Sakit?
10. Paritas
1. Ya 2. Tidak
Berapa jarak antara kehamilan ibu sebelumnya dengan keadaan kehamilan yang
hipertensi……………….............
/ORDER=ANALYSIS.
Frequency Table
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Page | 1
Umur responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Paritas responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jarak kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kehamilan ganda
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Page | 2
Riwayat hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Riwayat preeklampsia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Preeklampsia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Eklampsi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Page | 3
Sistol TD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Diastol TD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Diagnosa
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
CROSSTABS
/TABLES=Umur Paritas Jarak_Kehamilan Kehamilan_Ganda Riwayat_Hipertensi Riwayat_P
reeklampsia BY Preeklampsia Eklampsia
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ PHI
/CELLS=COUNT ROW COLUMN TOTAL
Crosstabs
Page | 4
Case Processing Summary
Cases
Umur responden *
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
Preeklampsia
Paritas responden *
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
Preeklampsia
Jarak kehamilan *
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
Preeklampsia
Kehamilan ganda *
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
Preeklampsia
Riwayat hipertensi *
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
Preeklampsia
Riwayat preeklampsia *
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
Preeklampsia
Riwayat preeklampsia *
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
Eklampsi
Page | 5
Riwayat preeclampsia * Preeklampsia/Eklampsia
Crosstab
Preeklampsia
% within Riwayat
8.3% 91.7% 100.0%
preeclampsia
% within Riwayat
.0% 100.0% 100.0%
preeclampsia
% within Riwayat
2.4% 97.6% 100.0%
preeclampsia
Symmetric Measures
Page | 6
Riwayat hipertensi * Preeklampsia/Eklampsia
Crosstab
Preeklampsi/Eklampsi
Tidak
Eklampsia Eklampsia Total
% within Riwayat
7.7% 92.3% 100.0%
hipertensi
% within Riwayat
.0% 100.0% 100.0%
hipertensi
% within Riwayat
2.4% 97.6% 100.0%
hipertensi
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .95.
Page | 7
Symmetric Measures
Preeklampsia/ Eklampsia
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .10.
Page | 8
Symmetric Measures
Preeklampsia/ Eklampsia
Ideal Count 2 54 56
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.37.
Page | 9
Symmetric Measures
Preeklampsia/Eklampsia
% within Paritas
4.3% 95.7% 100.0%
responden
% within Paritas
1.3% 98.7% 100.0%
responden
% within Paritas
2.4% 97.6% 100.0%
responden
Page | 10
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.12.
Symmetric Measures
Preeklampsia/ Eklampsia
Page | 11
ChiSquare Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.29.
Symmetric Measures
Page | 12
RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama : Jumleni
Tempat / Tanggal Lahir : Atula, 07 September 1987
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Drs. H. Abd. Silondae No. 68 Atula
Kec. Ladongi, Kab. Kolaka Timur
Email : jumleni87@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. Lulus Sekolah Dasar Tahun 1999 di SD Negeri 1 Atula Kab. Kolaka
2. Lulus Sekolah Lanjutan Pertama Tahun 2002 di SMP Negeri 2 Ladongi
Kab. Kolaka
3. Lulus Sekolah Menengah Atas Tahun 2005 di SMA Negeri 1 Ladongi
kab. Kolaka
4. Lulus Diploma III Kebidanan Tahun 2008 di Politeknik Kendari
5. Lulus FKM Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2015 di Makassar
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Bidan PTT Puskesmas Lambandia Tahun 2009
2. Staff Puskesmas Ladongi Welala Tahun 2010 – sekarang