Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum KI-2221

Energetika Kimia
Percobaan E-3
DIAGRAM TERNER
SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN

Nama : Hanu Fiorena Sekarsari


NIM : 10517043
Kelompok :4
Tanggal Percobaan : 27 Maret 2019
Tanggal Pengumpulan: 4 April 2019
Asisten : Amelia (20518027)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
PERCOBAAN E-3
DIAGRAM TERNER : SISTEM ZAT TIGA KOMPONEN

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kurva pelarutan air pada sistem campuran aseton-kloroform
2. Menentukan massa jenis air, aseton, dan kloroform
3. Menggambarkan diagram terner dari sistem aseton-kloroform-air

II. DASAR TEORI


Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit disebut sebagai zat terlarut atau solut dan zat yang
jumlahnya lebih banyak disebut sebagai zat pelarut atau solven. Proses
pencampuran zat terlarut dan zat pelarut disebut sebagai pelarutan. Kelarutan dari
suatu zat dalam pelarut adalah banyaknya zat yang dapat larut secara maksimum
dalam suatu pelarut.
Sistem zat adalah suatu zat yang dapat diisolasikan dari zat-zat lain dalam
suatu bejana inert, yang menjadi pusat perhatian dalam mengamati pengaruh
perubahan temperatur, tekanan serta konsentrasi zat tersebut. Sedangkan
komponen adalah yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut dan pelarut dalam
senyawa biner. Banyaknya komponen dalam sistem adalah jumlah minimum
spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan komposisi semua fasa yang ada
dalam sistem.

III. METODOLOGI
a. Alat dan Bahan
 Alat :  Bahan :
- Erlenmeyer 250 mL bertutup - Aseton
- Buret 50 mL - Aqua dm
- Klem dan Statif - Kloroform
- Botol Semprot 500 mL
- Piknometer 25 mL
- Timbangan
b. Prosedur Kerja
Pada percobaan ini, dibuat campuran kloroform-aseton dengan
komposisi tertentu pada labu erlenmeyer tertutup. Aseton dan kloroform
ditambahkan dengan menggunakan buret 50 mL. Setelah labu digoyangkan
agar campuran menjadi menjadi homogen, campuran dititrasi dengan air
hingga campuran menjadi keruh. Setelah itu, volume titran dicatat.
Sebelumnya, dilakukan pengukuran massa piknometer kosong serta yang
telah diisi air, aseton, dan kloroform.

IV. DATA PENGAMATAN


𝑔
 𝑇𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 = 26℃  𝜌𝑎𝑖𝑟 (26℃) = 0,9968 𝑚𝐿
Tabel 1 Data pengamatan pengukuran massa
Benda Massa (g)
Piknometer kosong 18,54
Piknometer + air 44,28
Piknometer + kloroform 56,57
Piknometer + aseton 38,99

Tabel 2 Data pengamatan volume tiap komponen


Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
𝑉𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 (𝑚𝐿) 2 4 6 8 10 12 14 16 18
𝑉𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 (𝑚𝐿) 18 16 14 12 10 8 6 4 2
𝑉𝑎𝑖𝑟 (𝑚𝐿) 0,4 1,2 1,65 1,8 1,9 2,15 3,15 4,1 8

V. PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Volume Piknometer
𝑤𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑎𝑖𝑟 − 𝑤𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 44,28g − 18,54g
𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = = = 25,8226 𝑚𝐿
𝜌𝑎𝑖𝑟 (24℃) 0,9968 𝑔 /𝑚𝐿

2. Penentuan Densitas Komponen

𝑤𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 − 𝑤𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 56,57g − 18,54g


𝜌𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 = = = 1,4727 𝑔/𝑚𝐿
𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 25,8226 𝑚𝐿
Dengan perhitungan serupa, maka dapat diketahui densitas aseton. Berikut
data densitas tiap komponen dalam sistem

Tabel 3 Data pengamatan densitas tiap komponen


Komponen 𝜌 (𝑔/𝑚𝐿)
Air 0,9968
Kloroform 1,4727
Aseton 0,7919

3. Penentuan mol komponen


𝒈 𝒈
 𝑀𝑟𝑎𝑖𝑟 = 18,015 𝒎𝒐𝒍  𝑀𝑟𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 = 119,378 𝒎𝒐𝒍
𝒈
 𝑀𝑟𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 = 58,080 𝒎𝒐𝒍
𝑔
𝜌𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 × 𝑉𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 0,7919 𝑚𝐿 × 18𝑚𝐿
𝑛 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 = = 𝑔 = 0,027269 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 58,080
𝑚𝑜𝑙
Dengan cara yang sama, akan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4 Data mol komponen dalam sistem pada tiap komposisi


Labu Aseton (mol) Kloroform (mol) Air (mol) Mol total
1 0,027269 0,222056 0,022133 0,271458
2 0,054539 0,197383 0,066398 0,31832
3 0,081808 0,17271 0,091297 0,345815
4 0,109077 0,148037 0,099597 0,356711
5 0,136346 0,123364 0,10513 0,364841
6 0,163616 0,098692 0,118963 0,38127
7 0,190885 0,074019 0,174295 0,439198
8 0,218154 0,049346 0,22686 0,49436
9 0,245424 0,024673 0,442653 0,71275

4. Penentuan persentase fraksi mol komponen


𝑚𝑜𝑙𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑢 1
%𝑥𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑢 1 = × 100 = 10,045495%
𝑚𝑜𝑙𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Kloroform
Labu Aseton(%) (%) Air (%)
1 10,04549 81,80125 8,153258
2 17,13327 62,00782 20,85891
3 23,65651 49,9429 26,40058
4 30,57853 41,50058 27,92089
5 37,37146 33,8132 28,81534
6 42,9133 25,88493 31,20177
7 43,46213 16,85313 39,68474
8 44,12864 9,981752 45,88961
9 34,43334 3,461648 62,10501
Dengan cara yang sama, akan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5 Data persentasr fraksi mol komponen pada tiap komposisi


Labu Aseton(%) Kloroform (%) Air (%)
1 10,04549 81,80125 8,153258
2 17,13327 62,00782 20,85891
3 23,65651 49,9429 26,40058
4 30,57853 41,50058 27,92089
5 37,37146 33,8132 28,81534
6 42,9133 25,88493 31,20177
7 43,46213 16,85313 39,68474
8 44,12864 9,981752 45,88961
9 34,43334 3,461648 62,10501

5. Pembuatan diagram terner


VI. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, diperoleh massa jenis air, aseton, dan kloroform berturut-
𝑔 𝑔 𝑔
turut adalah 0,9968𝑚𝐿, 0,7917𝑚𝐿, dan 1,4727𝑚𝐿. Dari data pengamatan yang
diperoleh, diketahui bahwa semakin banyak aseton, maka semakin banyak pula
air yang dibutuhkan untuk membuat sistem berada dalam kesetimbangan tiga
fasa (ditandai dengan kekeruhan campuran). Diagram terner pada sistem
kloroform-air-aseton dapat dilihat pada

VII. DAFTAR PUSTAKA

Atkins, Pieter. 2006.Physical Chemistry. W.H Freeman Company. New York.


Sack, Oliver. 2013. Handbook of Chemistry and Physics. CRC Press LCC. New
York.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Komsep Inti. Edisi Ketiga Jilid I.
Erlangga. Jakarta
VIII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai