1
ISSN 2086-6755
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan kontekstual
dengan mengintensifkan scaffolding pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Donggo
Kabupaten Bima pada pokok bahasan kubus dan balok. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VIIIA SMP Negeri 2 Donggo Kabupaten Bima pada semester genap tahun ajaran
2014/2015 yang berjumlah 30 orang terdiri dari 8 perempuan dan 22 laki-laki. Penelitian
ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar pada akhir siklus I, siklus II, dan data
hasil observasi pada setiap pertemua. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan
analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan skor rata-rata aspek kognitif siswa yaitu sebesar 61,63 dengan standar deviasi
19,86 yang termasuk kategori rendah pada siklus I menjadi 84,17 dengar standar deviasi
10,60 termasuk kategori tinggi pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek
distribusi frekuensi aktifitas siswa 35,56% pada siklus I meningkat menjadi 80% dengan
kategori baik. Ketuntasan klasikal Pada siklus I belum terpenuhi yaitu 26,67% meningkat
pada siklus II yaitu 86,67%, sehingga ketuntasan klasikal terpenuhi. Dengan demikian,
penggunaan pendekatan kontekstual dengan mengintensifkan scaffolding dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII.A SMP Negeri 2 Donggo
Kabupaten Bima.
ABSTRACT
This research is a classroom action research that aims to improve the learning
outcomes of mathematics through contextual approach to intensify scaffolding on VIII A
grade students of SMP Negeri 2 Donggo Bima at the subject math of cubes and blocks. The
subjects were VIIIA grade students of SMP Negeri 2 Donggo Bima in the second semester
*Korespondensi:
email: zein.alhusain@gmail.com 30
Nurhusain, dkk (2016)
of academic year 2014/2015 with 30 students consisted of 8 girls and 22 boys. This
research was conducted with two-cycles namely cycle I and cycle II. The data were
collected by using achievement test at the end of both cycles and the observation data of
each meeting. The data were analyzed by using quantitative and qualitative analysis. The
results of this research showed that there was an increase in the mean score of students'
cognitive aspects in the amount of 61.63 with a standard deviation at 19.86 which
included as the lower category in the first cycle, those became 84.17 with standard
deviation at 10.60 in the second cycle. Based on the analysis of the frequency distribution
aspects of the student activity was 35.56% in the first cycle and increased to 80% with
“good” category. The classical completeness in cycle I have not been fulfilled yet which
gained 26.67% and it increased in the second cycle with 86.67%, so the classical
completeness met. Thus, the use of a contextual approach by intensifying the scaffolding
can improve the learning outcomes of VIIIA students in SMP Negeri 2 Donggo Bima.
31
Implementasi Pendekatan Kontekstual Dengan Mengintensifkan Scaffolding
32
Nurhusain, dkk (2016)
33
Implementasi Pendekatan Kontekstual Dengan Mengintensifkan Scaffolding
telah direncanakan sesuai RPP yang dibuat terhadap pembelajaran kontekstul dengan
seperti langkah-langkah berikut: (1) mengintensifkan scaffolding.
Menyajikan materi pembelajaran dimulai Tahap refleksi. Refleksi dilakukan
dengan guru menyampaikan tujuan terhadap hasil observasi dan evaluasi yang
pembelajaran dan memotivasi untuk dilaksanakan pada akhir siklus I untuk
belajar sekaligus menyajikan informasi memperbaiki dan menyempurnakan
atau materi, (2) Memberikan penjelasan tindakan yang akan dilaksanakan pada
secara singkat tentang materi yang pelaksanaan siklus II.
dihubungkan dengan kehidupan nyata Pelaksanaan Siklus II sama halnya
siswa, (3) Membagi siswa dalam beberapa pada Siklus I yang terdiri atas empat
kelompok belajar yang telah ditentukan, tahapan. Namun dalam pelaksanaannya,
(4) Mengarahkan siswa untuk membentuk setiap tahapan pada Siklus II mengalami
kelompok, (5) Membagikan LKS kepada perbaikan sesuai hasil refleksi pada Siklus
setiap kelompok, (6) Mengarahkan siswa I. Secara khusus tahap refleksi pada Siklus
mengerjakan soal yang ada secara II, hasil refleksi dianalisis untuk
individu, (7) Menentukan Zona of mengetahui hasil penerapan pembelajaran
Proximal Development (ZPD) untuk kontekstual dengan mengintensifkan
masing-masing siswa sebelum scaffolding memenuhi kriteria
memberikan scaffolding, (8) Memberi keberhasilan penelitian atau belum.
scaffolding perindividu, (9) Meminta Penelitian berakhir jika kriteria
siswa untuk membuat kesimpulan. keberhasilan terpenuhi dan akan tetap
Tahap observasi dan evaluasi. dilanjutkan ke siklus berikutnya jika
Observasi dilakukan pada setiap kegiatan kriteria keberhasilan belum terpenuhi.
pembelajaran terhadap aktivitas siswa dan
kemampuan guru mengelola pembelajaran Data, Sumber data, Instrumen, dan
di kelas, termasuk hal-hal penting yang Prosedur Pengambilan Data
ditemukan dalam pelaksanaan
Adapun data, sumber data, instrumen,
pembelajaran. Sedangkan evaluasi
dan prosedur pengambilan data pada
dilakukan pada akhir siklus untuk
penelitian ini dicantumkan pada Tabel 1
mengetahui hasil belajar dan respon siswa
berikut
Sumber
No. Data Instrument Prosedur pengambilan data
data
1. Skor siklus I Siswa Soal tes siklus I Memberikan tes pada akhir
tindakan/siklus I
2. Skor siklus II Siswa Soal tes siklus II Memberikan tes pada akhir
tindakan/siklus II
3. Aktivitas siswa Siswa Lembar observasi Mengobservasi aktivitas
siswa yang dilakukan oleh
seorang pengamat pada setiap
tindakan
34
Nurhusain, dkk (2016)
35
Implementasi Pendekatan Kontekstual Dengan Mengintensifkan Scaffolding
Interval
Kategori Frekuensi
Persentase kontekstual dengan mengintensifkan
Skor (%)
scaffolding belum dikatakan berhasil,
80 - 89 Sedang 7 23,33
90 – Tinggi 1 3,34 karena belum mencapai standar ketuntasan
100 Sangat belajar yang ditetapkan di SMP Negeri 2
Tinggi Donggo Bima yaitu secara klasikal 85%
Jumlah 30 100 harus berada pada kategori tuntas.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II
Dengan melihat Tabel 3 skor rata-rata dilanjutkan dengan berdasarkan hasil
hasil belajar matematika siswa kelas VIII A refleksi pada siklus I dengan menerapkan
SMP Negeri 2 Donggo Bima adalah 61,63 pendekatan kontekstual dengan
dari skor ideal yang mungkin dicapai mengintensifkan scaffolding selama empat
siswa yaitu 100 berada pada interval 0-54. kali pertemuan. Tindakan-tindakan pada
Dengan demikian dapat disimpulkan siklus II lebih dikembangkan dan diadakan
bahwa hasil belajar matematika siswa perbaikan pada hasil refleksi pada siklus I.
kelas VIIIA SMP Negeri 2 Donggo Bima Berdasarkan hasil analisis deskriptif
setelah diterapkan pendekatan kontekstual terhadap skor hasil belajar matematika
dengan mengintensifkan scaffolding pada siswa setelah diterapkan pendekatan
siklus I berada pada kategori rendah. kontekstual dengan mengintensifkan
Untuk melihat ketuntasan hasil belajar scaffolding pada pokok bahasan kubus dan
matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri balok selama berlangsungnya siklus II
2 Donggo Bima pada siklus I dapat dilihat terdapat pada Tabel 5 sebagai berikut:
pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 5. Statistik skor penguasaan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan siswa pada tes siklus II
Persentase Ketuntasan Hasil
Belajar Matematika Siswa Statistik Nilai statistik
pada Siklus I Subjek 30
Skor Ideal 100
Persentase Skor Tertinggi 100
Skor Kategori Frekuensi
(%) Skor Terendah 55
0-74 Tidak 22 73,33 Rentang Skor 45
tuntas Skor rata-rata 84,17
75- Tuntas 8 26,67 Standar Deviasi 10,60
100 Median 84
Jumlah 30 100 Variansi 112,35
Modus 100
Berdasarkan hasil analisis distribusi
frekuensi persentase ketuntasan hasil Berdasarkan Tabel 5 di atas
belajar pada Tabel 4, terdapat 22 siswa menunjukan bahwa skor rata-rata hasil
(73,33%) berada pada kategori tidak tuntas belajar matematika siswa pada siklus II
dan terdapat 8 siswa (26,67%) berada pada adalah 84,17 dengan standar deviasi 10,60.
kategori tuntas. Ini berarti nilai tes hasil belajar yang
Berdasarkan persentase diperoleh siswa pada siklus II berpusat di
ketuntasan belajar di atas, maka pada 84,17 dengan standar deviasi 10,60, hal ini
siklus I dapat disimpulkan bahwa menunjukan bahwa ukuran standar
pembelajaran dengan pendekatan penyimpangan data dari rata-ratanya
36
Nurhusain, dkk (2016)
sebesar 10,60. Median dari data di atas Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan
adalah 84 hal ini menunjukan bahwa 50 Persentase Ketuntasan Hasil
siswa memperoleh skor dibawah 84 dan Belajar Matematika Siswa
pada Siklus II
50 % siswa memperoleh skor diatas 84.
Modus dari data di atas adalah 100 berarti Persentase
skor terbanyak yang diperoleh siswa Skor Kategori Frekuensi
(%)
adalah 100. 0-74 Tidak 4 13,33
Jika skor hasil belajar matematika tuntas
siswa tersebut dikelompokkan ke dalam 75-100 Tuntas 26 86,67
lima kategori, maka diperoleh distribusi Jumlah 30 100
frekuensi dan persentase seperti disajikan
Dengan melihat Tabel 7 diatas
pada Tabel 6 berikut:
menunjukan bahwa persentase ketuntasan
Tabel 6. Statistik Frekuensi dan
Persentase Skor Hasil hasil belajar siswa pada siklus II
Belajar Matematika Untuk memenuhi syarat ketuntasan klasikal yaitu
Siklus II 85%. Berdasarkan hasil analisis distribusi
frekuensi persentase ketuntasan hasil
Interval Persentase
Kategori Frekuensi belajar pada Tabel 6, terdapat 4 siswa
Skor (%)
Sangat (13,33%) berada pada kategori tidak tuntas
0-54 Rendah 0 0 dan terdapat 26 siswa 86,67%) berada
55-64 Rendah 1 3,33 pada kategori tuntas.
65-79 Sedang 9 30 Berdasarkan persentase
80-89 Tinggi 10 33,33
ketuntasan belajar di atas, maka pada
90-100 Sangat 10 33,34
Tinggi siklus II dapat disimpulkan bahwa
Jumlah 30 100 pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dengan mengintensifkan
Dengan melihat Tabel 6 skor rata-rata scaffolding dikatakan telah berhasil,
hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA karena telah mencapai standar ketuntasan
SMP Negeri 2 Donggo Bima pada siklus II belajar yang ditetapkan di SMP Negeri 2
adalah 84,17 dari skor ideal yang mungkin Donggo Bima yaitu secara klasikal
dicapai siswa yaitu 100 berada pada 90- minimal 85% berada pada kategori tuntas.
100. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar matematika siswa b. Analisis Kualitatif
kelas VIIIA SMP Negeri 2 Donggo Bima
Data tentang aktivitas siswa kelas
setelah diterapkan pendekatan kontekstual
VIIIA SMP Negeri 2 Donggo Bima dalam
dengan mengintensifkan scaffolding pada
mengikuti pembelajaran matematika
siklus II berada pada kategori tinggi.
diperoleh melalui lembar observasi.
Untuk melihat ketuntasan hasil belajar
Adapun deskripsi tentang aktivitas siswa
matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri
selama mengikuti proses pembelajaran
2 Donggo Bima pada siklus II dapat dilihat
pada siklus I diperoleh bahwa secara
pada Tabel 7 berikut ini:
umum siswa masih cenderung pasif dalam
proses pembelajaran. Sedangkan di sisi
lain, frekuensi siswa yang melakukan
37
Implementasi Pendekatan Kontekstual Dengan Mengintensifkan Scaffolding
aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan memperketat pengawasan kepada siswa
proses pembelajaran masih tinggi. yang sering melakukan kegiatan yang
Sedangkan deskripsi tentang aktivitas kurang positif di dalam kelas dan
siswa selama mengikuti proses memberikan sanksi, seperti mengerjakan
pembelajaran pada siklus II diperoleh soal di papan tulis; (3) Mengubah setting
bahwa secara umum siswa lebih aktif tempat duduk dan jarak bangku antara
dalam proses pembelajaran. Sedangkan di setiap kelompok agar kejadian-kejadian
sisi lain, frekuensi siswa yang melakukan yang kurang positif dapat diminimalisir;
aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan dan (4) Memperjelas materi dalam bentuk
proses pembelajaran telah menurun atau perbaikan dan umpan balik terhadap kasus
rendah. LKS yang dianggap sulit dengan lebih
mengintensifkan scaffolding.
c. Refleksi Pelaksanaan tindakan sebagai
perbaikan dari pelaksanaan siklus I
Pembelajaran pada siklus I secara
memberikan dampak yang positif terhadap
umum siswa belum mampu menemukan
aktivitas siswa. Secara umum hasilnya
masalah-masalah kontekstual yang
semakin sesuai dengan yang diharapkan,
berkaitan dengan materi yang diajarkan
dan dapat dikatakan bahwa seluruh
dan belum mampu mengkonstruksi
kegiatan pada siklus II ini mengalami
sendiri pengetahuannya. Pada pertemuan
peningkatan dibandingkan dengan Siklus
kedua hingga akhir siklus I, antusias siswa
I. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan
untuk menyelesaikan soal secara individu
siswa memperhatikan pelajaran yang
mulai tampak, walaupun masih ada siswa
diberikan, keaktifan siswa untuk bertanya
yang pasif. Selain itu, masih terdapat
kepada guru dan memberi tanggapan
beberapa siswa yang tidak mampu
tentang materi yang dibahas, kehadiran
mencapai kemandirian, sehingga guru
siswa, dan keaktifan siswa yang berani
kembali ke sistem dukungan untuk
tampil semakin meningkat.
membantu memperoleh kemajuan. Karena
hasil yang diperoleh pada siklus I belum PEMBAHASAN
menujukkan hasil yang optimum dan
sistem pembelejaran yang digunakan Berdasarkan skor rata-rata data awal
belum terserap dengan baik pada siswa ke siklus I ke siklus II, diketahui
maka perlu dilanjutkan pada siklus II. mengalami peningkatan. Skor rata-rata
Setelah merefleksi hasil pelaksanaan data awal sebesar 60,58, siklus I sebesar
siklus I, diperoleh suatu gambaran 61,63 dengan standar deviasi 19,86 dan
tindakan yang akan dilaksanakan pada skor rata-rata siklus II sebesar 84,17
siklus II ini, sebagai perbaikan dari dengan standar deviasi 10,60.
tindakan yang telah dilakukan pada siklus Kecenderungan peningkatan skor rata-rata
I. Adapun tindakan yang dilakukan antara siswa dari siklus I ke siklus II
lain: (1) Guru memberikan penguatan menunjukkan bahwa proses pembelajaran
materi pokok dan memberikan motivasi menggunakan pendekatan kontekstual
yang lebih kepada siswa, agar mereka dengan mengintesifkan scaffolding
dapat secara mandiri mengkonstruksi berpengaruh terhadap kemampuan
sendiri pengetahuannya; (2) Lebih akademik.
38
Nurhusain, dkk (2016)
39
Implementasi Pendekatan Kontekstual Dengan Mengintensifkan Scaffolding
40
Nurhusain, dkk (2016)
41