PENDAHULUAN
Salah satu tugas dari filsafat pendidikan Islam adalah memberikan arah bagi
tercapainya tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam yang akan dicapai
harus direncanakan atau di programkan melalui kurikulum. Oleh karena itu
kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan pada
lembaga pendidikan islam. Dengan demikian akan menjadi jelas dan terencana
tentang bagaimana dan apa yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar.
2. Asas Sosiologis.
Sekolah berfungsi mempersiapkan anak didiknya agar dapat
berperan aktif dalam masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat
dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dengan demikian dalam konteks ini
sekolah tidak hanya berfungsi untuk mewariskan kebudayaan dan nilai-
nilai suatu masyarakat, akan tetapi sekolah juga berfungsi untuk
mempersiapkan anak didik dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
kurikulum bukan hanya berisi berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi
bermuatan segala sesuatu leh karena itu, kurikulum bukan hanya berisi
berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu yang
dibutuhkan masyarakat.
Kenapa kurikulum harus berubah? demikian pertanyaan yang kerapkali
dilontarkan orang, ketika menanggapi terjadinya perubahan kurikulum
yang terjadi di Indonesia. Jawabannya pun sangat beragam, bergantung
pada persepsi dan tingkat pemahamannya masing-masing. Sepanjang
sejarahnya, di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan hingga
ada kesan di masyarakat bahwa “ganti menteri, ganti
kurikulum”.Perubahan kurikulum pada dasarnya memang dibutuhkan
manakala kurikulum yang berlaku (current curriculum) dipandang sudah
tidak efektif dan tidak relevan lagi dengan tuntutan dan perkembangan
jaman dan setiap perubahan akan mengandung resiko dan konsekuensi
tertentu.
3. Asas Organisatoris
Asas ini memberikan dasar-dasar dalam bentuk bagaimana bahan
itu disusun, dan bagaimana penentuan luas dan urutan mata pelajaran.
4. Asas Psikologis
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mendidik anak
didik sesuai dengan yang diharapakn dalam tujuan pendidikan. Secara
psikologis, anak didik memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik
perbedaan bakat, minat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan
tahapa perkembangannya. Dengan alasan itulah kurikulum harus
memperhatikan kondisi psikologis, perkembangan dan psikologi belajar
anak.
Pemahaman tentang anak bagi seorang pengembang kurikulum
sangatlah penting. Kesalahan persepsi dan kedangkalan pemahaman
tentang anak dapat menyebabkan kesalahan arah dan kesalahan praktek
pendidikan.
Jadi, Landasan psikologis pengembangan kurikulum menuntut agar
dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum
sehingga nantinya pada saat pelaksanaan kurikulum apa yang menjadi
10 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
2.2.2 Dasar Pengelolaan Peserta Didik
Dasar hukum pengelolaan peserta didik diantaranya :
1. Pertumbuhan Undang-Undang Dasar 1945 alenia keempat
yang mengamanatkan tentang mencerdaskan kehidupan
bangsa.
2. Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1
sampai ayat 5.
3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang menyatakan :
Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (pasal
5 ayat 1).
Setiap warga Negara yang berusia 7-15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar (pasal 6 ayat 1).
Masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan (pasal 8).
Warga Negara yang berlainan fisik atau mental
berhak memperoleh pendidikan luar biasa (pasal 8).
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya (pasal 12
ayat 16).
11 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
Tujuan umum pengelolaan peserta didik adalah mengatur
kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang
proses belajar mengajar disekolah, lebih lanjut proses belajar
mengajar disekolah berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan (Ali Imron.2003)
Tujuan khusus pengelolaan peserta didik adalah sebagai berikut:
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor
peserta didik.
Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum
(kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan
peserta didik.
Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta
didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang
lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
12 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
peserta didik demikian patut disalurkan, oleh karena itu, ia
juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta
didik secara keseluruhan.
Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan
kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik
sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan ini sangat penting
karena dengan demikian ia juga akan ikut memikirkan
kesejahteraan teman sebayanya.
13 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif ini lebih
diarahkan agar peserta didik senang. Asumsi dari pendekatan ini
adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat
belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri
mereka sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan
ini juga menekankan perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan
menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.
Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil
jalan tengahnya, atau sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam
pendekatan padu demikian, peserta didik diminta untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu pihak,
tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain
yang dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya. Di satu
pihak siswa diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas berat yang
berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain juga disediakan iklim
yang kondusif untuk menyelesaikan tugasnya. Atau, jika
dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan,
iklim yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah
dalam rangka mendisiplinkan peserta didik dan penyelesaian tugas-
tugas peserta didik.
14 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah
mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik
para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan,
berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah
diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk
yang lainnya.
3. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah
diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang
mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak
perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta
didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara
mereka melainkan justru mempersatukan dan saling
memahami dan menghargai.
4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang
sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta
didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat
ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik
sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan
terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari
peserta didik sendiri.
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan
memacu kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian
demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya
ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke
masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan
peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan
melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.
6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu
diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah
fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah
lebih-lebih di masa depan.
15 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
7. Aktifitas peserta didik hendaknya mempertimbangkan hal-
hal sbb :
Atas dasar penelusuran minat dan kemampuan, serta
pola jenis karir dalam masyarakat.
Aktivitas pengelolaan dilakukan/dilaksanakan
secara demokratis
Peserta didik dipandang sebagai orang-orang yang
memiliki potensi
Pembinaan dilakukan secara berkesinambungan
Tidak menambah biaya beban bagi orang tua
Pengelolaan dilaksanakan secara terpadu
Kegiatan dilaksakan atas azas kerjasama
Perlu adanya deskripsi, pembagian tugas yang jelas
Setiap saat dievaluasi secara komprehensif
16 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
b. Pembinaan dan pengembangan peserta didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik
dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam
pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang
akan datang. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam
pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya
melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler
dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang
telah ditentukan dalam kurikulum yang pelaksanaannya
dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam
bentuk proses belajar mengajar dengan nama mata pelajaran
atau bidang studi yang ada di sekolah dan bersifat wajib.
Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan
yang dilaksanakan diluar kelas dan ketentuan yang ada
didalam kurikulum.Kegiatan ini biasanya terbentuk
berdasarkan bakat dan minat peserta didik.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta
didik diukur melalui proses penilaian yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan (guru). Ukuran yang sering digunakan
adalah naik kelas dan tidak naik kelas bagi peserta didik yang
belum mencapai tingkat akhir sebuah lembaga pendidikan
(sekolah).
17 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung
jawab lembaga dalam perkembangan peserta didik di sebuah
lembaga.
18 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.
19 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit anak didik
adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada seorang
pendidik (Yusrina, 2006).
Dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah individu atau manusia
yang secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan potensi dirinya
(jasmani dan rohani) melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tersedia
pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan tertentu.
Menurut Hendayat Soetopo dan Wanty Soemato (1982) pengelolaan
peserta didik merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktvitas
yang berkaitan dengan peserta didik diantaranya, yaitu mulai masuknya
peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik dari suatu sekolah atau
suatu lembaga.
Pengelolaan peserta didik adalah suatu pencatatan siswa dari proses
penerimaan hingga siswa tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena
pindah sekolah atau sebab lain.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
20 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
tentang “Pengelolaan Peserta Didik”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami maupun pembaca, dan kami juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Apabila ada terdapat kesalahan dalam pembahasan, mohon untuk pembaca
agar dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba
Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
21 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
http://www.warna-sahabat.com/2014/06/contoh-makalah-pengelolaan-
peserta.html. diakses pada tanggal 17 oktober 2017
http://aanhendroanto.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-ruang-lingkup-
manajemen.html. diakses pada tanggal 17 oktober 2017
https://solehhamdani.wordpress.com/sosiologi/manajemen-peserta-
didik.html. diakses pada tanggal 18 oktober 2017
http://manajemensekolah24.blogspot.com/2012/10/manajemen-peserta-
didik.html. diakses pada tanggal 18 oktober 2017
Kunandar. 2015. Penilaian Auntentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
22 | E s e n s i K u r i k u l u m d a l a m P e r s p e k t i f F i l s a f a t
Pendidikan Islam