Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistic (kebahasaan) dan pendekataan terminologik (peristilahan). Kata
“akhlak” (akhlaq) berasal dari bahasa arab merupakan bentuk jamak dari “khuluq” yang
menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata tersebut
mengandung segi persesuaian dengan kata “khalq” yang berarti kejadian. Ibnu ‘athir
menjelaskan bahwa khuluq adalah gambaran batin manusia yang sebenarnya (yaitu jiwa
dan sifat-sifat batiniah), sedangkan khalq merupakan gambaran bentuk jasmaninya (raut
muka, warna kulit, tinggi rendah badan, dan sebagainya).
Akhlak dapat diartikan sebagai ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk,
antara yang terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan
batin. Maksud dari akhlak itu sendiri adalah adanya hubungan antara khaliq dan makhluk
dan antara makhluk dengan makhluk. Kita harus membiasakan diri berakhlak terpuji
dalam kehidupan sehari-hari agar semuanya berjalan sesuai dengan perintah dan larangan
dari Allah Swt.
Dalam pandangan lain diterangkan bahwa keadaan jiwalah sebagai sumber akhlak
sehingga menimbulkan perbuatan yang gambang dilakukan sebagaimana dipaparkan oleh
beberapa ulama berikut ini:
1. Muhammad bin ‘ilan Ash-Shadieqy lebih menekankan bahwa hanya perbuatan baik
saja yang disebut akhlak.
2. Ibnu Miskawaih menekankan seluruh perbuatan manusia yang disebut akhlak.
3. Abu bakar jabir Al-Jazairy mengatakan bahwa perbuatan baik dan buruk yang di
sebutnya akhlak.
4. Iman Al-Ghazali menekankan bahwa akhlak adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwa
manusia, yang dapat dinilai dari aspek baik atau buruk berdasarkan norma agama dan
ilmu pengetahuan.
Di samping istilah “akhlak”, kita juga mengenal istilah “etika” dan “moral”.ketiga
istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk dari sikap dan perbuatan manusia.
Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Akhlak standarnya adalah al-quran
dan sunnah. Sedangkan etika standarnya pertimbangan akal pikiran dan moral standarnya
adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.
1. Etika
Perkataan etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan. Di
dalam kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari
filsafa yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk). Etika menurut ki hajar
dewantara adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam
hidup manusia semuanya.
2. Moral
Perkataan moral berasal dari bahasa latin mores yaitu adat kebiasaan. Di dalam
kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moraladalah baiek buruk perbuatan

1
dan perkataan. Moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikaan batasan
terhadap aktivitas manusia dengan nilai atau hokum baik dan buruk. Perbedaan antara
moral dan etika yaitu etika lebih banyak bersifat teoritis sedangkan moral lebih
banyak bersifatpraktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum,
sedangkan moral secara local. Moral menyatakan ukuran, sedangkan etika
menjelaskan ukuran itu.
3. Kesusilaan
Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Susila
berasal dari bahasa sansekerta, yaitu su dan sila. Su yang berarti baik, bagus dan sila
berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Di dalam kamus umum bahasa
Indonesia dikatakan susila berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya dan kesusilaan
sama dengan kesopanan. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan
hidup yang lebih baik. orang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan
orang yang asusila adalah orang yang berkelakuan buruk.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapatlah dimengerti bahwa akhlak adalah
tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut
benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan
mudahdan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angankan lagi.

B. Macam-macam Akhlak
Kita telah mengetahui bahwa akhlak islam merupakan system moral yang
berdasarkan islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan Allah kepada Nabi
dan Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya. Secara garis besar akhlak dapat
digolongkan dalam dua kategori yaitu sebagai berikut:
1. Akhlak Al-Karimah
Akhlak Al-Karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun dilihat
dari segi hubungan manusia dengan tuhan dan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Akhlak kepada Allah
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain
Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu yang jangankan
manusia, malaikat pun tidak akan menjangkau hakikatnya.
b. Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan mengahrgai, menghormati,
menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa
dirinya itu sebagai pencipta dan amanah Allah yang harus
dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya menghindari
minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur
dan hindarikan perbuatan yang tercela.
c. Akhlak terhadap sesame manusia

2
Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional
dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu ia perlu bekerjasama
dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak
yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita
dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan
dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.
2. Akhlak Al-Mazmumah
Akhlak Al-Mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan
dari akhlak yang baik sebagaimana tersebut diatas. Dalam ajaran islam tetap
membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar dan
dapat diketahui cara-cara menjauhinya.
Berdasarkan petunjuk ajaran islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di
antaranya:
a. Berbohong ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai
dengan yang sebenarnya.
b. Takabur (sombong) ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi,mulia,
melebihi orang lain.pendek kata merasa dirinya lebih hebat.
c. Bakhil atau kikir ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang
dimiliknya itu untuk orang lain.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak manusia


Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhhlak antara lain:
1. Insting (naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh
kehendak yang dimotori oleh insting seseorang (dalam bahasa arab gharizah). Insting
merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa
insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku
antara lain adalah:
a. Naluri makan
Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorong oleh orang lain.
b. Naluri berjodoh
Dalam al-quran diterangkan yang artinya “dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak,
harta yang banyak”.
c. Naluri keibuan
Tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada
orang tuanya.
d. Naluri berjuang
Tabiat manusia untuk mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan.
e. Naluri bertuhan

3
Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.naluri manusia itu
merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajari terlebih
dahulu.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang meliputi tubuh yang hidup, tanah, dan udara.
Lingkungan adalah sesuatu yang melingkupi manusia dalam arti yang seluas-luasnya.
Aspek-aspek lingkungan yaitu negeri, lautan, dan masyarakat.
Lingkungan dibagi dua macam:
a. Lingkungan alam
Faktor yang ada disekitar manusia yang ikut mempengaruhi dan menentukan
tingkah laku seseorang. Contoh seseorang dilahirkan dan dibesarkan dalam
lingkungan alam tanah besar akan mencetak wataknya yang keras, kuat dan tidak
mudah menyerah.
b. Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya
manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling
mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya akhlak orang tua
dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak
sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh
guru-guru disekolah.
Dapat dibagi menjadi beberapa faktor:
1. Lingkungan dalam rumah tangga, lingkungan ini sangatmempengaruhi akhlak
anak karena lingkungan yang pertama sekali yang dimasuki adalah
lingkungan ini. Anggota keluarga seperti ayah, ibu, kakak, adik, dan lain-lain.
2. Lingkungan sekolah, setelah anak memasuki usia sekolah maka ia akan
dihadapkan pada lingkungan baru, suasana baru, materi pelajaran yang baru.
3. Lingkungan yang bersifat umum ini adalah lingkungan masyarakat luas. Bila
seseorang yang hidup dalam masyarakat yang tertib dan teratur maka ia akan
ikut menjadi tertib dan teratur.

Dewasa ini banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas dalam hal ini
perlu perbaikan dalam :

o Meningkatkan keharmonisan keluarga.


o Membina lingkungan sosial yang sehat.
o Menyeleksi media masa.
o Memberikan tauladan yang baik.
3. Tabiat (adat kebiasaan)
Kebiasaan adalah perbuatan yang terus diulang-ulang sehingga mudah dikerjakan,
seperti berjalan, berpakaian, berpidato dan lain-lain. Kesukaan hati terhadap sesuatu
pekerjaan, penerimaan kesukaan itu yaitu akhirnya menerapkan perbuatan yang

4
diulang-ulang. Abu bakar zikir berpendapat: perbuatan manusia, apabila dikerjakan
secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.
a. Fungsi kebiasaan
1. Memudahkan perbuatan.
Contoh: berjalan itu adalah latihan yang berat. Semua kita belajar berjalan.
Dalam berbicara kita menghabiskan waktu yang cukup lama untuk
mempelajarinya dengan menggunakan kerongkongan, lidah, langit-langit, dan
bibir.
2. Menghemat waktu dan perhatian.
Perbuatan yang diulang-ulang atau kebiasaan akan dapat dilakukan dalam
waktu yang lebih singkat dan tidak terfokus dalam perhatian yang banyak.
b. Perubahan kebiasaan
1. Berniat sungguh-sungguh.
2. Jangan menyalahkan diri bila ada perbuatan yang baru.
3. Carilah waktu yang tepat untuk meluruskan niatmu.
4. Pendidikan
Pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan perilaku akhlak
seseorang. Sebelumnya kita belum banyak tahu perhitungan, setelah memasuki
jenjang pendidikan sedikit banyak mengetahui.kemudian dengan bekal ilmu tersebut
kita dapat memiliki wawasan luas dan diterapkan dalam tingkah laku dan tenaga
pendidik harus propesional dalam bidangnya, agar dapat member wawasan materi,
mengarahkan dan membimbing anak didiknya dengan baik.
Lingkungan sekolah dalam dunia pendidikan merupakan tempat bertemunya semua
watak. Ada anak yang nakal berperilaku baik dan sopan dalam berbahasa dan
sifatnya, pandai dala berbicara, dan berinteraksi sesamanya.
5. Keturunan
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak
keturunan).sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya.
Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.

D. Aspek-aspek yang mempengaruhi pembentukan akhlak


Setiap perilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan manusia
timbul dari kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar kejiwaan,
namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti bersumber dari
kejiwaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan pendidikan
pada umumnya ada tiga aliran, yaitu:
1. Aliran nativisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap diri seseorang adalah
faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, dan

5
akal. Jika seseorang telah memiliki bawaan kepada yang baik maka dengan
sendirinya orang tersebut lebih baik. aliran ini begitu yakin terhadap potensi batin dan
tampak kurang menghargai peranan pembinaan dan pendidikan.
2. Aliran empirisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap pembentukan diris
eseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial termasuk pembinaan dan
pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada
anak itu baik, maka baiklah anak. Demikian jika sebaliknya. Aliaran ini begitu
percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan penjajahan.
3. Aliran konvergensi
Menurut aliran ini faktor yang paling mempengaruhi pembentukan akhlak yakni
faktor internal (pembawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial). Fitrah dan
kecenderungan kea rah yang lebih baik yang dibina secra intensif secara metode.

Anda mungkin juga menyukai