Anda di halaman 1dari 3

5.

Peraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh Perusahaan,
yang di dalamnya memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan (UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Sebuah Peraturan Perusahaan baru dikatakan sah dan
mengikat Perusahaan dan Karyawan apabila telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Pengesahan itu dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk,
yaitu kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota
(untuk perusahaan yang terdapat dalam satu Kabupaten/Kota) dan kepala instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan tingkat Provinsi (untuk Perusahaan yang
terdapat dalam lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota).
Kewajiban membuat Peraturan Perusahaan berlaku terhadap Perusahaan yang memiliki
paling sedikit 10 orang Karyawan. Kewajiban itu tidak berlaku apabila Perusahaan telah
memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB), yaitu perjanjian antara Serikat Pekerja dan
Perusahaan yang di dalamnya mengatur syarat-syarat kerja, serta hak dan kewajiban kedua
belah pihak.
Selain mengatur syarat-syarat kerja yang belum diatur dalam peraturan perundang-undangan,
Peraturan Perusahaan juga merinci lebih lanjut ketentuan-ketentuan umum yang terdapat
dalam peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan. Dalam hal Peraturan Perusahaan
mengatur kembali (menegaskan) ketentuan peraturan perundang-undangan, maka ketentuan
itu kondisinya harus lebih baik dari peraturan perundang-undangan. Peraturan Perusahaan
sekurang-kurangnya memuat :

1. Hak dan kewajiban Perusahaan.


2. Hak dan kewajiban Karyawan.
3. Syarat kerja.
4. Tata tertib perusahaan.
5. Jangka waktu berlakunya Peraturan Perusahaan.

Tujuan dan manfaat pembuatan peraturan perusahaan adalah :

1. Dengan peraturan perusahaan yang masa berlakunya dua tahun dan setiap dua tahun
harus diajukan perstujuannya kepada departemen tenaga kerja;
2. Dengan adanya peraturan perusahaan minimal akan diperoleh kepastian adanya hak dan
kewajiban pekerja dan pengusaha;
3. Peraturan perusahaan akan mendorong terbentuknya kesepakatan kerja bersama sesuai
dengan maksud permen no. 2 tahun 1978 diatas;
4. Setelah peraturan disyahkan oleh departemen tenaga kerja maka perusahaan wajib
memberitahukan isi peraturan perusahaan; dan
5. Pada perusahaan yang telah mempunyai kesepakatan kerja bersama tidak dapat
menggantinya dengan peratuean perusahaan.

Pengusaha yang mempekerjakan paling sedikit 10 (sepuluh) orang pekerja/buruh wajib


membuat peraturan perusahaan. Peraturan perusahaan mulai berlaku setelah mendapat
pengesahan dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Pejabat yang ditunjuk dan
peraturan perusahaan berlaku untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun serta wajib
diperbaharui setelah habis masa berlakunya.
Namun, kewajiban pembuatan Peraturan Perusahaan tidak berlaku apabila perusahaan telah
memiliki perjanjian kerja bersama. Adapun ketentuan di dalam Peraturan Perusahaan tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta tidak boleh
lebih rendah dari peraturan perundang-undangan terlebih Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan. Peraturan Perusahaan harus disahkan oleh pejabat yang berwenang.
Yang dimaksud sebagai pejabat yang berwenang adalah sebagai berikut (“Pejabat”).
Dalam satu Perusahaan hanya boleh dibuat satu Peraturan Perusahaan yang berlaku bagi
seluruh Karyawan. Jika Perusahaan memiliki cabang, maka selain Peraturan Perusahaan
induk yang berlaku bagi semua Karyawan, Perusahaan juga dapat membuat Peraturan
Perusahaan turunan yang berlaku khusus bagi Karyawan di masing-masing cabang
Perusahaan sesuai dengan kondisi masing-masing Perusahaan cabang. Dalam hal beberapa
perusahaan tergabung dalam satu grup, dan masing-masing Perusahaan merupakan badan
hukum yang berdiri sendiri-sendiri, maka Peraturan Perusahaan harus dibuat oleh masing-
masing Perusahaan itu sebagai badan hukum.
Menyusun Draf Peraturan Perusahaan
Tugas penyusunan Peraturan Perusahaan merupakan tanggung jawab dari Perusahaan.
Sebelum disahkan oleh Menteri, penyusunan itu dilakukan oleh Perusahaan dengan
memperhatikan saran dan pertimbangan dari Karyawan terhadap draf Peraturan Perusahaan.
Karena masukan dari Karyawan itu bersifat “saran” dan “pertimbangan”, maka pembuatan
Peraturan Perusahaan tidak dapat diperselisihkan – bila terjadi perbedaan pendapat antara
Karyawan dan Perusahaan. Karena sifatnya saran dan pertimbangan, maka Karyawan dapat
juga untuk tidak memberikan saran dan pertimbangan tersebut meskipun telah diminta oleh
Perusahaan.
Pemilihan wakil Karyawan dalam rangka memberikan saran dan pertimbangannya harus
dilakukan dengan tujuan untuk mewakili kepentingan para Karyawan. Pemilihan itu
dilakukan secara demokratis, yaitu dipilih oleh Karyawan sendiri terhadap Karyawan yang
mewakili setiap unit kerja di dalam Perusahaan. Apabila di dalam Perusahaan telah terbentuk
Serikat Pekerja, maka saran dan pertimbangan tersebut diberikan oleh pengurus Serikat
Pekerja.
Untuk memperoleh saran dan pertimbangan dari wakil Karyawan, pertama-tama Perusahaan
harus menyampaikan naskah rancangan Peraturan Perusahaan itu kepada wakil Karyawan
– atau Serikat Pekerja. Saran dan pertimbangan tersebut harus sudah diterima kembali oleh
Perusahaan dalam waktu 14 hari kerja sejak tanggal diterimanya naskah rancangan Peraturan
Perusahaan oleh wakil Karyawan. Jika dalam waktu 14 hari kerja itu wakil Karyawan tidak
memberikan saran dan pertimbangannya, maka Perusahaan sudah dapat mengajukan
pengesahan Peraturan Perusahaan itu tanpa saran dan pertimbangan dari Karyawan – dengan
disertai bukti bahwa Perusahaan telah meminta saran dan pertimbangan dari wakil Karyawan
namun Karyawan tidak memberikannya.
Pengesahan Menteri
Permohonan pengesahan Peraturan Perusahaan diajukan kepada Menteri melalui pejabat
yang ditunjuk. Pengajuan permohonan itu dilakukan dengan melengkapi:

1. Permohonan tertulis yang memuat keterangan mengenai Perusahaan.


2. Naskah Peraturan Perusahaan dalam rangkap 3 yang telah ditandatangani oleh
Perusahaan.
3. Bukti telah dimintakan saran dan pertimbangan dari wakil Karyawan.

Setelah Pejabat yang ditunjuk meneliti kelengkapan dokumen-dokumen tersebut, dan dalam
naskah Peraturan Perusahaan juga tidak terdapat materi yang bertentangan dengan peraturan
perundangan-undangan, selanjutnya Pejabat yang ditunjuk wajib mengesahkan Peraturan
Perusahaan. Pengesahan itu dilakukan dengan menerbitkan Surat Keputusan dalam waktu
paling lama 30 hari kerja sejak tanggal diterimanya permohonan pengesahan.
Sebaliknya, Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi, maka Pejabat yang ditunjuk akan
mengembalikan secara tertulis permohonan pengesahan Peraturan Perusahaan kepada
Perusahaan yang bersangkutan dalam waktu paling lama 7 hari kerja sejak diterimanya
pengajuan permohonan pengesahan. Pengembalian itu disertai dengan catatan-catatan tentang
kelengkapan yang perlu diperbaiki. Perusahaan wajib menyampaikan Peraturan Perusahaan
yang telah dilengkapi atau diperbaiki kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dalam waktu paling lama 14 hari sejak tanggal diterimanya pengembalian
Peraturan Perusahaan. Jika Perusahaan tidak memenuhinya sesuai waktu yang telah
ditentukan, maka Perusahaan dapat dinyatakan tidak mengajukan permohonan pengesahan
Peraturan Perusahaan – sehingga dapat dianggap belum memiliki Peraturan Perusahaan.
Masa Berlakunya Peraturan Perusahaan
Masa berlakunya Peraturan Perusahaan paling lama adalah 2 tahun, dan setelahnya wajib
diperbaharui kembali. Selama masa berlakunya peraturan perusahaan, apabila Serikat Pekerja
menghendaki untuk diadakannya perundingan Perjanjian Kerja Bersama, maka Perusahaan
wajib melayaninya. Namun jika perundingan itu tidak mencapai kesepakatan, maka Peraturan
Perusahaan tetap berlaku sampai habis jangka waktunya.

Sumber dari berbagai sumber.

Anda mungkin juga menyukai