Anda di halaman 1dari 10

BAB 5

TEORI PENGUKURAN
(MEASUREMENT THEORY)

Pengukuran merupakan bagian penting dari penelitian ilmiah. Pengukuran dilakukan,


seperti yang ditunjukkan dalam akuntansi, karena data kuantitatif dapat memberikan
informasi yang lebih banyak daripada data kualitatif dalam banyak kasus.

 IMPORTANCE OF MEASUREMENT

Campbell, sebagai yang pertama menangani masalah pengukuran, mendefinisikan


pengukuran sebagai 'penugasan untuk mewakili sifat-sifat sistem material selain angka,
berdasarkan undang-undang yang mengatur sifat-sifat ini.
Definisi Campbell membutuhkan angka untuk ditugaskan ke properti sesuai
dengan hukum yang mengatur properti, sedangkan definisi Steven hanya mensyaratkan
bahwa penugasan dilakukan 'sesuai aturan'.
Ketika koresponden antara model formal dan mitra empirisnya dekat dan ketat,
kita menemukan diri kita mampu menemukan kebenaran tentang hal-hal fakta dengan
memeriksa model itu sendiri.
Di bawah pandangan, proses pengukuran mirip dengan pendekatan perumusan
teori dan pengujian yang disebutkan sebelumnya.
Sebuah pernyataan, yang diekspresikan secara matematis diajukan. Aturan
semantik (operasi) dirancang untuk menghubungkan simbol pernyataan ke objek atau
peristiwa tertentu. Ketika ditunjukkan bahwa hubungan dalam pernyataan matematis
berkorelasi dengan hubungan objek atau peristiwa, maka pengukuran aspek yang
diberikan objek atau peristiwa telah dilakukan.

 SKALA (SCALES)

Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Skala dibuat ketika skala semantik
digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematis kepada objek atau skala.

Skala ini menunjukkan informasi apa yang direpresentasikan oleh angka-angka,


sehingga memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang digunakan
bergantung kepada peraturan semantic yang digunakan. Menurut Stevents, skala dapat
digambarkan secara umum sebagai nominal, ordinal, interval atau rasio. Klasifikasi ini
memeriksa struktur kelompok matematika. Struktur matematika ditentukan dengan
mempertimbangkan jenis transformasi yang meninggalkan struktur invariant, yaitu tidak
berubah.

Skala Nominal
Dalam skala nominal, angka atau nomor hanya digunakan sebagai tanda. Seperti
pemberian nomer pada pemain sepak bola.

Dalam pengukuran, seperti yang kita gunakan, istilah angka yang digunakan
mengacu pada jumlah atau tingkat kepemilikan dari suatu objek, dan bukan
menunjukkan kepada objek itu sendiri. Sedangkan dalam skala nominal, angka
menunjukkan kepada objek atau kelompok dari objek.

Skala Ordinal
Dalam skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya dengan
pertanyaan dengan properti yang diberikan. Sebagai contoh, investor melihat 3
kemungkinan jenis investasi untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3
berdasarkan nilai bersihnya saat ini.

Kelemahan dalam skala ordinal adalah adalah interval antar nomor tidak
memberitahukan apa-apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
tidak dapat menunjukan jarak tertentu antar obyek.

Skala Interval.
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala ordinal. Tidak hanya
memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skalanya diketahui
dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan
thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, missal ruangan A dan
B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka
selain kita dapat mengatakan bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita juga
mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.
Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.

Skala Rasio.
Skala rasio adalah skala yang:
 Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian
 Interval antar objek diketahui dan sama
 Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek terakhir
diketahui.

Skala ratio memiliki karakter: peringkat nilai karakterisitik dari obyek, jarak
antara obyek sama dan diketahui, titik nol alami. Contohnya pengukuran panjang.
Ketika panjang A adalah 10 meter dan panjang B adalah 20 m, kita tak hanya bisa
mengatakan bahwa B 10 meter lebih panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih
panjang dari A.

 PENGGUNAAN SKALA YANG DIPERBOLEHKAN


Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka
sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang
digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal
tersebut tidak berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga
variabel-variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan
menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda
tersebut tidak memberikan informasi yang sama.

 TIPE-TIPE PENGUKURAN (TYPES OF MEASUREMENT)

Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan pengujian.
Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang perbedaan
jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis: fundamental dan
turunan. Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi teori-
teori empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang lebih jauh,
pengukuran fiat, yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan atas pengukuran
fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell.

1. Pengukuran Fundamental (fundamental measurement)


Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa diterapkan
pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran
variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume
merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-
tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang berbeda
(jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.

2. Pengukuran Turunan (Derived measurements)


Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang
bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran
kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi,
contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan
pengurangan pendapatan dengan beban.

3. Pengukuran Formal (Fiat measurements)


Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang
dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa diamati dengan pasti
(variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung
hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara
untuk mengukur konsep keuntungan secara langsung. Kita mengasumsikan variabel
pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan
bagaimanapun bisa digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.
Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha
menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya.

 KEANDALAN DAN KETEPATAN (REALIABILITY AND ACCURACY)

Apa yang dimaksud dengan Keandalan dan Ketepatan dari kegiatan pengukuran? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak ada
pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Kita dapat mengukur
jumlah kursi di ruangan tertentu dan dengan benar. Untuk semua pengukuran
mengandung kesalahan atau error.

Sumber kesalahan :
1. Operasi Pengukuran tidak tetap
Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri dari satu set
operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan secara tepat dan karenanya dapat
diinterpretasikan salah oleh pengukur.

2. Pengukur
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau menerapkan atau
membaca instrumen dengan tidak benar.

3. Instrumen
Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti penggaris atau termometer
atau barometer, yang mungkin cacat.

4. Lingkungan
Pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi hasil.

5. Atribut yang tidak jelas


Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan suatu
konsep yang tidak dapat diukur secara langsung.

6. Resiko dan Ketidakpastian


Hal ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset nyata.

Jika semua pengukuran kecuali menghitung secara inheren mengakibatkan


kesalahan, maka yang kita butuhkan adalah untuk menetapkan batas kesalahan yang
diterima. Jika pengukuran masih dalam batas-batas ini maka dapat dianggap benar dan
adil dalam hal akuntansi.

Pengukuran yang dapat diandalkan


Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan,
dan beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut harus mampu untuk
dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan keandalan menggabungkan dua
aspek: ketepatan dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan
mewakili sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai
peristiwa. Aspek mempengaruhi ketepatan pengukuran.
Istilah ‘presisi’ sering digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin merujuk
ke nomor, dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua,
berkaitan dengan operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat
penyempurnaan dari operasi atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara operasi
pengukuran yang digunakan berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu.

Arti terakhir ini pada dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan dua
istilah, kita dapat mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan dengan
ketepatan di mana suatu properti tertentu diukur dengan menggunakan satu perangkat
operasi.

Pengukuran yang akurat


Konsistensi hasil, presisi dan kehandalan tidak selalu menyebabkan akurasi. Meskipun
prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat tepat,
namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya adalah akurasi
berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran menuju ‘nilai sejati ' dari atribut
pengukuran.

Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara
akurat dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai sebenarnya.

Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan informasi yang berguna. Oleh karena
itu akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan pragmatis dari ‘kegunaan’, tetapi
akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan standar kuantitatif yang harus
diterapkan.

 PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI.


Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal
dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang terjadi di pasar
modal. Laba berasal dari perbandingan dari beban dan pendapatan, juga perubahan
modal dalam satu periode akuntansi. Modal dapat dinilai dan dihitung dengan berbagai
cara, contoh : historical cost, operasional, keuangan, atau nilai wajar. Sejarah
menunjukkan pada kita bahwa konsep perhitungan atas modal dan laba telah berubah
dan berkembang dari waktu ke waktu dan menghasilkan beberapa konsep perhitungan
yang fundamental. Yang terkini, standar pelaporan keuangan internasional telah
membuat konsep lebih tepat yaitu konsep “nilai wajar”. Beberapa pengamat beragumen
dan mengkritik konsep “nilai wajar” ini. Bahwa konsep ini merubah konsep alokasi ke
pendekatan penilaian, di mana akan menunjukkan perbedaan tergantung atas situasi dan
interpretasi yang subjektif. Perubahan ini lebih fokus pada penilaian “Balance Sheet”,
mengalihkan akuntansi dari perhitungan alokasi laba yang sederhana dan lebih
menekankan pada relevasi pada realita komersil dan pengambilan keputusan oleh
investor dibandingkan kebenarannya.
Oleh Belkaoui (2000) mengemukakan empat atribut yang diukur dan dua unit
ukuran yang digunakan. Empat atribut dari semua kelompok aset dan hutang yang
mungkin diukur adalah:
1. Kos historis (historical cost)
2. Kos pengganti (replacement cost)
3. Nilai buku yang dapat direalisasikan.
4. Kapitalisasi atau nilai tunai atas aliran kas harapan.

Dua unit ukuran (unit of measure) yang mungkin digunakan adalah:


1. Unit uang
2. Unit daya beli umum

Setiap alternatif tersebut menghasilkan laporan keuangan yang berbeda, yang


memberi makna dan relevansi berbeda bagi pemakainya. Belkaoui mengevaluasi
alternatif ini dengan menggunakan contoh sederhana untuk mempertinggi kejelasan
konseptual dan komparabilitas di antara berbagai pendekatan. Evaluasi tersebut
menyoroti sifat perbedaan dan dasar perbandingan hasil berbagai alternatif tersebut.
Belkaoui membandingkan model-model tersebut berdasarkan kriteria:

1. Kesalahan waktu, yakni kriteria untuk menentukan apakah atribut atau


elemen-elemen laporan keuangan yang seharusnya diukur dalam akuntansi
keuangan dan pelaporan adalah jenis atribut yang terhindar dari kesalahan
waktu (timing errors). Penyebabnya adalah perubahan dalam nilai yang
terjadi dilaporkan pada periode tertentu tetapi dicatat dan dilaporkan pada
periode lain. Atribut yang disukai adalah atribut yang mengakui perubahan
dalam nilai pada periode yang sama dengan terjadinya perubahan. Secara
ideal, laba dapat didistribusikan pada keseluruhan aktivitas bisnis.
2. Kesalahan unit pengukuran (measuring unit errors) adalah criteria untuk
menentukan apakah unit ukuran yang seharusnya diterapkan untuk atribut-
atribut elemen-elemen laporan keuangan seharusnya adalah jenis unit ukuran
yang menghindari kesalahan unit pengukuran. Kesalahan unit pengukuran
terjadi ketika laporan keuangan tidak dinyatakan dalam unit daya beli umum.
Unit pengukuran yang lebih disukai adalah unit pengukuran yang mengakui
perubahan tingkat harga umum dalam laporan keuangan.
3. Kemampuan ditafsirkan (interpretability) untuk mengevaluasi apakah
laporan keuangan yang dihasilkan seharusnya dapat dipahami baik dari segi
makna maupun penggunaan. Agar model akuntansi dapat diinterpretasikan,
model tersebut harus diletakkan dalam laporan “jika maka ...” untuk
menyampaikan kepada pemakai pemahaman makna sebagaimana
menunjukkan salah satu kegunaannya. Karena ada dua kemungkinan unit
ukuran, interpretasi model akuntansi–menurut definisinya–, akan berupa
salah satu berikut:
a. Jika model akuntansi mengukur berbagai atribut dalam unit uang, maka
hasilnya dapat dinyatakan dalam jumlah dolar (number of dollar atau
NOD);
b. Jika model akuntansi mengukur biaya historis dalam unit daya beli
umum, maka hasilnya tetap dinyatakan dalam NOD;
c. Jika model akuntansi mengukur nilai sekarang dalam unit daya beli
umum, maka hasilnya dinyatakan dalam kemampuan memiliki barang
(command of goods atau COG)
d. Relevansi (relevance) model akuntansi. Dengan kata lain, hasil laporan
keuangan seharusnya berguna. Dari sudut pandang normatif, COG
dianggap sebagai atribut yang paling relevan karena mengekspresikan
perubahan tingkat harga umum.

 MASALAH PENGUKURAN BAGI AUDITOR

Fokus pengukuran laba telah bergeser dari pendapatan dan beban yang cocok untuk
menilai perubahan nilai wajar aktiva bersih, misalnya pengakuan kerugian penurunan
nilai. Auditor harus menentukan apakah manajemen telah membuat penilaian yang tepat
dan masuk akal. Adanya berbagai alternatif metode penilaian atas aset yang
menimbulkan masalah tersendiri bagi auditor. Terdapat banyak cara penilaian aset yang
dapat diterima oleh auditor jika memenuhi persyaratan :
1. metode penilaian diaplikasikan secara tepat dan konsisten,
2. menggunakan asumsi yang beralasan,
3. data yang digunakan untuk penilaian tersebut valid.

Pada prakteknya, Auditor kadang menerima tekanan dari manager perusahaan


yang audit untuk menerima metode penilaian atas aset perusahaan tersebut jika tidak
maka auditee akan mencari auditor yang lain. Masalah lain yang muncul adalah audit
atas biaya historical seperti standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas persediaan
ditetapkan secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses produksi yang
dipengaruhi oleh kondisi yang berubah-ubah.

Pengukuran menurut SFAC No.5


SFAC No.5: “Recoqnition and Measurement in Financial Statements of Business
Enterprises“ (Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis)

SFAC No.5 menyarankan agar laporan arus kas menggantikan laporan atas perubahan
posisi keuangan dan memberikan dorongan untuk mewajibkan laporan arus kas
Menurut SFAC No.5 sebuah set lengkap dari laporan keuangan dalam satu periode
harus menggambarkan:
1. Posisi keuangan pada akhir periode.
2. Penerimaan selama suatu periode.
3. Comprehensive income untuk periode tersebut.
4. Arus kas selama periode tersebut.
5. Investasi oleh dan distribusi kepada pemilik selama periode tersebut.

Laporan atas posisi keuangan harus menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban,
dan ekuitas sebuah entitas dan hubungan mereka dengan satu sama lain untuk suatu
waktu. Laporan ini juga harus menggambarkan struktur sumber daya yang dimiliki
entitas-kelompok besar dan jumlah aset-dan struktur pembiayaannya-kelompok besar
dan jumlah kewajiban serta ekuitasnya.
Penerimaan adalah ukuran kinerja entitas selama satu periode. Penerimaan mengukur
tingkat dimana aliran masuk dari aset (pendapatan dan untung) melebihi aset yang
keluar. Konsep penerimaan yang ada dalam SFAC No.5 serupa dengan pendapatan
bersih untuk satu periode yang ditentukan dengan pendekatan transaksi. Diharapkan
bahwa konsep penerimaan akan berlanjut menjadi subjek untuk proses perubahan
gradual yang telah terkarakterisasi dalam pengembangannya.

SFAC No. 5 mendefinisikan comprehensive income sebagai sebuah ukuran yang luas
dari efek transaksi dan kejadian lain pada sebuah entitas. Hal ini terdiri dari seluruh
perubahan ekuitas yang diakui dari sebuah entitas selama satu periode dari transaksi
kecuali yang berasal dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.

Laporan arus kas harus merefleksikan baik secara langsung maupun tidak langsung
penerimaan kas sebuah entitas, diklasifikasikan berdasar sumber utama dan pembayaran
kasnya yang diklasifikasikan berdasar penggunaan utamanya selama suatu periode.
Laporan tersebut harus memasukkan informasi aliran kas mengenai operasi,
pembiayaan, dan aktivitas investasi.

Laporan mengenai investasi oleh dan distribusi kepada pemilik mencerminkan transaski
modal sebuah entitas selama satu periode. Yaitu, mencerminkan dimana dan dengan
cara apa ekuitas dari entitas meningkat atau menurun dari transaksi dengan pemilik.

Sebagai tambahan atas permasalahan comprehensive income, SFAC No.5 menunjuk


pada permasalahan pengukuran tertentu yang berhubungan erat dengan pengakuan.

Anda mungkin juga menyukai