Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG

KOTA Tangerang sebagai daerah terdepan di Propinsi Banten, sejak 30


tahun terakhir tumbuh pesat perekonomiannya. Kemajuan hebat itu terjadi
di sektor perindustrian, perdagangan, usaha jasa, dan perumahan.
Ini dimungkinkan dengan geografis kota ini yang berbatasan langsung
dengan Ibukota Negara DKI Jakarta, kota yang menjadi daerah perlintasan
manusia, barang dan jasa Pulau Sumatera-Pulau Jawa, serta kota yang
sebagian wilayahnya berdiri Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Bahkan dengan Kota Tangerang menjadi bagian dari rencana
pengembangan terintegrrasi Megapolitan Jabodetabekjur (Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur), maka sangat dimungkinkan
pertumbuhan kota ini nantinya akan mengungguli perkembangan kota-
kota besar ibukota propinsi di Nusantara.
Sebutan Kota Tangerang sendiri berasal dari Bahasa Sunda Tangeran
(Tetengger) yang berarti tanda. Asal kata ini menunjuk dibangunnya tugu
di batas wilayah kekuasaan Kesultanan Banten dengan Penjajah Belanda
oleh Pangeran Soegiri, anak Sultan Ageng Tirtayasa pada masa kesultanan
itu. Lama kelamaan kata-kata Tangeran berubah diucapkan menjadi
Tangerang.
Tugu batas disebutkan berada di sebelah barat Sungai Cisadane, yang saat
ini diperkirakan berada di Kampung Gerendeng yaitu di Jalan Oto
Iskandar Dinata, Kelurahan Gerendeng, Kecamatan Tangerang, Kota
Tangerang.
Kota Tangerang memiliki luas wilayah 183,78 Km2, termasuk 19,69 Km2
Bandara Internasiional Soekarno-Hatta, terletak di 106036’-136042’ Bujur
Timur dan 606’-6013’ Lintang Selatan.
Di kota ini terdapat 3 daerah aliran sungai (DAS), yaitu DAS Cisadane,
DAS Cirarab, dan DAS Angke. Juga terdapat 47 sungai kecil yang
berfungsi sebagai saluran irigasi dan pembuangan, serta terdapat pula 6
situ yang 3 di antaranya kini dikembangkan kelompok masyarakat
menjadi kawasan wisata air.
Daerah kota ini di sebelah Timur berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Curug, Tangerang Selatan dan
Pondok Aren, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cikupa, dan
sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga dan Sepatan.
Kota ini terdiri dari 13 wilayah kecamatan dengan 104 wilayah kelurahan.
Ke-13 kecamatan, yaitu Kecamatan Ciledug (8,769 Km2), Kecamatan
Larangan (9,397 Km2), Kecamatan Karang Tengah (10,474 Km2), Kecamatan
Cipondoh (17,91 Km2), Kecamatan Pinang (21,59 Km2), Kecamatan
Tangerang (15,785 Km2), Kecamatan Karawaci (13,475 Km2), Kecamatan
Jatiuwung (14,406 Km2), Kecamatan Cibodas (9,611 Km2)Kecamatan Priuk
(9,543 Km2), Kecamatan Batuceper (11,583 Km2), Kecamatan Neglasari
(16,077 Km2), dan Kecamatan Benda (5,919 Km2).
Di bidang pemerintahan, Kota Tangerang berdiri tahun 1993 dengan
diterbitkannya UU No. 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Tangerang. Sebelumnya Kota Tangerang adalah Ibukota
Kabupaten Tangerang sebagai Kota Administratif (Kotif) Tangerang. Lalu
sebutan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang berubah menjadi Kota
Tangerang sesuai UU Otonomi Daerah.
Kota Tangerang pun telah menjelma menjadi kota miniatur Indonesia
karena di kota ini tinggal harmonis berragam suku daerah yang ada di
Indonesia, termasuk suku-suku bangsa dunia. Sebagian besar
penduduknya beragama Islam, tetapi banyak pula penduduk beragama
Kristen, Budha, dan Hindu.
Hingga tahun 2009 diperkirakan jumlah penduduk Kota Tangerang
mencapai lebih dari 1,6 juta, dengan laju pertambahan penduduknya 3,2
persen per tahunnya. Sesuai sensus penduduk tahun 2005, tercatat jumlah
penduduk Kota Tangeang 1.466.577 jiwa dengan 368.656 keluarga.
Mata pencarian penduduk kota ini adalah pegawai pemerintahan, pegawai
swasta, kalangan bisnis, pedagang, pekerja pabrik, guru, dan sedikit yang
bertani. Sebagian penduduk kota inipun menjadi penduduk komuter
dimana penduduk Kota Tangerang setiap hari bekerja di segala lapangan
pekerjaan di DKI Jakarta.
Untuk memenuhi fasilitas perkotaan, Pemerintah Kota Tangerang terus
memenuhi dengan membangun kelengkapan fasilitas dasar warga
kotanya, di antaranya membangun secara terus-menerus fasilitas jalan
hingga mencapai 1.000 km lebih, 400-an sekolah, 25 puskesmas, 1.000
posyandu, dan pusat-pusat kesehatan lainnya, melengkapi sarana
perkantoran pemerintahan mulai dari kantor kelurahan sampai kantor
pusat pemerintahan.
Tumbuh pula 2.239 industri besar-kecil, puluhan ribu usaha perdagangan
dan usaha jasa, 140-an perumahan baru, 9 pasar tradisional, dan belasan
pusat perbelanjaan skala besar.
Semua hal di atas memang telah dikomitmenkan Walikota Tangerang H.
Wahidin Halim dan Wakil Walikota Tangerang H. Arief R Wismansyah
bersama DPRD Kota Tangerang, dengan sasaran yang ingin dicapai adalah
terciptanya kenyamanan dan kesehatan hidup masyarakat, terciptanya
iklim usaha dan investasi yang menguntungkan, serta terwujud
pemerintahan yang memberi pelayanan prima. ***

Ilustrasi dan foto:


==============
1. Tabel tentang Pemanfaatan Ruang Kota Tangerang
2. Tabel Jumlah Penduduk per Kecamatan

TANGERANG CITY OVERVIEW

CITY Tangerang as the leading region in Banten Province, since last 30


years the economy grew rapidly. Great progress had occurred in the
industrial sector, trade, business services, and housing.
This is made possible with the geographical borders of this city directly
with the State Capital of Jakarta, the city became a crossing area of human,
goods and services Sumatra-Java and in a part of this city stands the
Soekarno Hatta International Airport.
Even with the Tangerang City became part of the integrated development
plan Megapolitan Jabodetabekjur (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi and Cianjur), it is very possible future growth of this city will
outperform growth cities in the provincial capital in Indonesia.
Tangerang own term derived from the Sundanese Tangeran (Tetengger)
which means the sign. Origin of this word refers monument built in the
border territory of the Sultanate of Banten with Dutch Colonial by Prince
Soegiri, son of Sultan Agung Tirtayasa in the sultanate. Over time the
words spoken into Tangeran change Tangerang.
Monument mentioned limits to the west of Cisadane River, which is
currently estimated to be in the Gerendeng Village in Jl. Oto Iskandar
Dinata, Gerendeng Sub District, Tangerang district, Tangerang.
Tangerang City has an area of 183.78 km2, 19.69 km2 including
International Airport Soekarno-Hatta, situated in 106036'-136042 'East
Longitude and 606'-6013' South Latitude.
In this city there are 3 major watersheds (DAS), the DAS Cisadane, Cirarab
DAS, and DAS Angke. There are also 47 small river that serves as the
irrigation and drainage channels, and there are 6 there are 3 of which are
now developed societies into water tourism.
These urban areas in the eastern borders of Jakarta, adjacent to the south
Curug District, South Tangerang and Pondok Aren, bordering the western
side Cikupa District, and the North with the Dragon Bay District and
Sepatan.
This city consists of 13 districts with 104 village areas. The 13 districts are
the Ciledug district (8.769 km2), Larangan District (9.397 km2), Karang
Tengah District (10.474 km2), Cipondoh District (17.91 km2), Pinang
District (21.59 km2), Tangerang District (15.785 km2), Karawaci District
(13.475 km2), Jatiuwung District (14.406 km2), Cibodas District (9.611 km2),
Periuk District (9.543 km2), Batuceper District (11.583 km2), Neglasari
District (16.077 km2), and Benda District (5.919 Km2).
In the field of governance, Tangerang City, founded in 1993 with the
publication of Law No. 2 Year 1993 on the Formation of the Level II
Regional Municipality of Tangerang. Previously the city of Tangerang
Tangerang is a Capital District as the City Administrative (Kotif)
Tangerang. Then as the Level II Regional Municipality of Tangerang
changed to Tangerang City to match the Regional Autonomy Law.
Tangerang City had been transformed into a miniature city in Indonesia
because in this city live in harmony many tribes in Indonesia, including
tribes of the world. Most of this people is Muslim, but many residents are
Christians, Buddhists, and Hindus.
Until the year 2009, the population of the city of Tangerang reached more
than 1.6 million, with the population increase rate of 3.2 percent per year.
According to census 2005, recorded a population of 1,466,577 Tangerang
Citiy inhabitants with 368,656 families.
Livelihood in this town are government employees, private employees,
businesses, merchants, factory workers, teachers, and a bit of farming.
Some of city residents as commuters where the resident population of
Tangerang City worked in all areas of work in Jakarta.
To meet the urban facilities, Tangerang City Government continues to meet
with the completeness of basic facilities to build his city residents, among
them the building continuously until it reaches the roads over 1000 km, 400
of the schools, 25 health centers, 1000 posyandu, and centers and other
health , complete office facilities ranging from office administration to the
village administration office.
Grow too large, 2239 small industries, tens of thousands of businesses and
business services trade, the housing 140 new, 9 traditional markets, and
dozens of large-scale shopping centers.
All of the above it has comitted by Mayor of Tangerang City, H. Wahidin
Halim and Deputy Mayor of Tangerang H. Arief R Wismansyah with
DPRD Tangerang Municipality, with a target to be achieved a the creation
of comfort and health of the community life, business climate and a
profitable investment, and the government realized that by giving excellent
service. ***

Illustrations and photos:


==============

1. Table of Tangerang City Space Utilization


2. Table Total Population per District

Anda mungkin juga menyukai