Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL KEGIATAN MIPA RESEARCH CLASS

STUDENTS SCIENTIFIC CENTER

Judul:
“Sintesis Nanoenkapsulasi 𝜷-caroten Ekstrak Labu Kuning Untuk
Optimalisasi Insulin sebagai Zat Anti-Diabetes”

BIDANG PENELITIAN
(Non Pendidikan)

Diusulkan Oleh:
Ilham Nurkholis Majid /43048080/2018
Siti Marfu’ah /4301417011/2017
Nur Alfiyatur Rahmah /4311418054/2018

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
ABSTRAK………………………………………………………………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................1
1.1. Permasalahan yang akan diteliti........................................................................2
1.2. Tujuan Khusus ..................................................................................................2
1.3. Urgensi Penelitian.............................................................................................2
1.4. Kontribusi Penelitian ........................................................................................2
1.5. Luaran yang Diharapkan...................................................................................2
1.6. Manfaat Penelitian ............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3
2.2. Diabetes Mellitus ..............................................................................................3
2.2. Labu Kuning .....................................................................................................4
2.3. Nanoenkapsulasi ...............................................................................................4
BAB 3. METODE PENELITIAN ...........................................................................4
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................................4
3.2. Alat dan Bahan Penelitian.................................................................................5
3.3. Alur Penelitian ..................................................................................................5
3.4. Prosedur Penelitian ...........................................................................................6
3.4.1. Identifikasi β-caroten dalam Labu Kuning ....................................................6
3.4.2. Uji β-caroten dalam Biji Labu Kuning Optimalisasi Prankeas......................8
3.4.3. Identifikasi Sintesis Insulin dalam Prankeas sebagai Zat Penurun Gula
Darah......................................................................................................................10
3.4.4. Sintesis Nanoenkapsulasi Labu Kuning.......................................................11
3.5. Luaran Penelitian ............................................................................................12
3.6. Indikator Keberhasilan....................................................................................12
3.7. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................12
3.8. Analisis Data ...................................................................................................12
3.9. Cara Penafsiran ...............................................................................................12
3.10. Simpulan Penelitian ......................................................................................13
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .....................................................14
4.1. Anggaran Biaya...............................................................................................14
4.2. Jadwal Kegiatan ..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16
LAMPIRAN – LAMPIRAN..................................................................................18
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, Dosen Pendamping ...................................18
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan...........................................................21
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ..................23

ii
Abstrak

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai


dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat gangguan sekresi
insulin dan atau meningkatnya resistensi insulin. Labu kuning [Cucurbita moschata
Durch) mempunyai efek antidiabetik yang mengandung flavonoid, -carotene, vitamin
C, dan vitamin E. Penurunan insulin dalam darah disebabkan oleh berkurangnya kerja
sel pankreas dalam memproduksi insulin. -carotene memiliki peranan yang sangat
penting dalam menjaga perbaikan sel pankreas untuk sintesis insulin, sehingga
diperlukan tubuh untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah. Teknik
Nanoenkapsulasi dalam penelitian ini. Struktur nanoenkapsulasi dibuat melalui
matriks kitosan. Penggunaan nanoenlapsulasi diharapkan dapat memperbaiki
kelarutan dalam air dan mempertahankan stabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan meningkatkan daya guna labu kuning dan menciptakan inovasi baru
sebagai obat anti-diabetes melalui teknologi nanoenkapsulasi -carotene sebagai upaya
optimalisas sintesis insulin dalam pankreas. Penelitian ini dilakukan melalui empat
tahapan, tahap yang pertama dilakukan identifikasi -carotene dalam labu kuning
melalui metode analisis laboratorium digunakan sample penelitian jonjot yang diukur
melalui metode gross. Hasil diperoleh teridentifikasi kadar beta-karoten sebesar
38+1,1 mg/kgBB pada pelarut petroleum eter [PE) dan 7,8+14 mg/kgBB pada pelarut
etanol [ET). Tahap kedua dilakukan uji beta-karoten biji labu kuning terhadap
optimalisasi pankreas dengan sample tikus putih diabetes . Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pretest postest randomized controlled gruop design.
Penelitian ini diperoleh hasil positif dengan pemberian 450 mg/kgBB ekstrak biji
sedangkan dengan pemberian 270 mg/kgBB ekstrak biji labu kuning kurang
maksimal. Tahap ketiga identifikasi sintesis insulin dalam pankreas untuk mengetahui
pengaruh insulin terhadap penurunan kadar gula darah dengan sample tikus putih
jantan Rattus norvegicus strain wistar. Metode yang digunakan yaitu post test only
with control group. Penelitian ini diperoleh hasil penurunan glukosa positif dengan
pemberian 400 mg/kgBB yaitu dari 587,3 mg/dL menjadi 150,2 mg/dL. Sedangkan
dengan pemberian 100 mg/kg terjadi penurunan menjadi 265,6 mg/dL. Tahap ke-
empat dilakukan sintesis nanoenkapsulasi labu kuning dengan bahan dasar matriks
kitosan. Metode yang digunakan yaitu gelasi kitosan sebagai enkapsulat. Hasil yang
diperoleh yaitu meningkatnya kerja -carotene dalam sintesis insulin. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa -carotene dalam nanoenkapsulasi dapat
meningkatkan produksi insulin dengan dalam pankreas dengan optimal.

Kata kunci: Diabetes mellitus, Insulin, -carotene, Cucurbita moschata Durch,


Nanoenkapsulasi.

iii
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat yang terus mengalami
peningkatan jumlah penderitanya dari tahun ketahun adalah penyakit diabetes
mellitus (Damayanti et al, 2014; Sari et al, 2017). Diabetes mellitus merupakan salah
satu masalah kesehatan dengan porsi cukup besar dalam arti cukup serius. diabetes
mellitus adalah hiperglikemia kronis yang ditandai dengan berbagai kelainan
metabolisme sebagai akibat dari kelainan hormon yang menghasilkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, saraf dan pembuluh darah. Komplikasi diabetes
mellitus menyebabkan gangguan bahkan cacat fisik terhadap penderita (Wong et al,
2013; Rahmawati, 2013).
Menurut WHO (World Health Organization) Indonesia merupakan negara
urutan ke 4 terbanyak jumlah penderita diabetes mellitusnya setelah AS, India, dan
cina (Perkeni, 2014). Menurut estimasi International Diabetes Federation (IDF),
terdapat 81 juta orang dengan DM di negara kawasan Asia Tenggara. Jumlah ini
diperkirakan akan meningkat dari 7,0% pada kelompok usia 20-79 tahun di tahun
2010 menjadi 8,4% pada tahun 2030 (WHO, 2014). WHO memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030. IDF memperkirakan terjadi kenaikan jumlah penyandang
DM dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Data dari WHO
dan IDF tersebut menunjukkan perbedaan angka prevalensi. Namun, laporan
keduanya menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3
kali lipat pada tahun 2030 (Depkes, 2014).
Berdasarkan penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa labu kuning
berpotensi sebagai obat antidiabetes. Hasil penelitian banyak dilakukan pada daun,
buah dan biji tanaman labu kuning dapat menurunkan glukosa darah (Sharma et al,
2013; Pashazadeh et al, 2013; Jin et al, 2013). Labu kuning (Cucurbita moschata )
memiliki beberapa kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, beta karoten, protein,
lemak, mineral, petida, polisakarida, sterol asam para, aminobenzoic, vitamin A,
vitamin C, serat, air, oleat, linoleat (±30%), dan asam palmitat (±15%) dan
phytosterol (Kim et al., 2012;Suwanto, 2015).
Penelitian mengenai isolasi senyawa bioaktif dan efek farmakologis yang
berkaitan dengan aktivitas antidiabetes dari labu kuning masih sedikit dilakukan.
Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji nanoenkapsulation labu kuning
(Cucurbita moschata) untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes. Penelitian
ini juga dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lanjutan dalam usaha penemuan dan
pengembangan obat tradisional sebagai obat antidiabetes yang relatif terjangkau dan
mudah didapat bagi penderita.
2

1.2. Permasalahan yang akan diteliti


Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana cara teknologi sintesis nanoenkapsulasi ß-karoten labu kuning
(Cucurbita moschata ) untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes?
2. Bagaimana aktivitas senyawa dari ß-karoten labu kuning (Cucurbita moschata )
untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes?
1.3. Tujuan Khusus
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian dalam program ini yaitu:
1. Mengetahui cara teknologi sintesis nanoenkapsulasi ß-karoten labu kuning
(Cucurbita moschata ) untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes.
2. Mengetahui aktivitas senyawa dari ß-karoten labu kuning (Cucurbita moschata )
untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes.
1.4. Urgensi Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat penting sebagai upaya dalam meminimalisir
kadar gula darah penderita diabetes mellitus yang banyak terjadi di seluruh Indonesia,
sehingga menyebabkan masih banyak korban meninggal akibat penyakit diabetes
mellitus. Pentingnya penelitian ini berfokus pada sintesis senyawa dari daun kersen
yang digunakan dalam sintesis nanoenkapsulasi ß-karoten labu kuning (Cucurbita
moschata ) untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes.
1.5. Kontribusi Penelitian
Kontribusi penelitian dalam program ini yaitu:
1. Menghasilkan protokol dalam sintesis nanoenkapsulasi ß-karoten labu kuning
(Cucurbita moschata ) untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes.
2. Mengetahui potensi nanoenkapsulasi ß-karoten labu kuning (Cucurbita moschata
) untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes.
1.6. Luaran yang Diharapkan
1. Publikasi artikel pada terindeks Scopus Q3 atau Oriental Journal of Chemistry.
2. Seminar pada Seminar Kimia Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia (SNKPK)
tahun 2019.
3. Draft Paten tentang nanoenkapsulasi ß-karoten labu kuning (Cucurbita moschata
) untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes.
1.7. Manfaat Penelitian
1. Memberikan alternatif dalam pemanfaatan labu kuning (Cucurbita moschata )
untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-diabetes.
2. Memberikan alternatif solusi untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus.
3. Memberikan informasi mengenai metode pembuatan nanoenkapsulasi ß-karoten
labu kuning (Cucurbita moschata ) untuk optimalisasi insulin sebagai zat anti-
diabetes.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan fungsi tubuh manusia yang ditandai
dengan menurunnya kerja metabolisme terhadap lemak, karbohidrat, dan protein
akibat meningkatya resistensi insulin atau tidak optimalnya kerja insulin sehingga
kadar glukosa dalam darah meningkat sebagai akibat dari tidak dapat masuknya
insulin ke dalam sel (Kosti & Kanakari, 2012).Insulin sendiri adalah hormone yang
dihasilkan oleh sel beta di prankeas,untuk mengubah glukosa menjadi
glikogen.Penumpukan glukosa dalam darah secara berkepanjangan akibat insulin
yang berubah struktur maupun tidak bekerja dengan baik, dapat merusak pembuluh
darah dan menimbulkan berbagai komplikasi (Suriani, 2012)
Diabetes mellitus dibagi menjadi dua tipe. Yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan diabetes mellitus tipe 2 atau Non-
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).Diabetes mellitus tipe 1 merupakan
akibat dari kekurangan insulin.Pada kondisi tesebut, terjadilah penambahan jumlah
kadar gula darah hasil dari peningkatan glukosa yang berasal dari asam amino dan
gliserol, pemecahan glukosa yang masih tersimpan berlangsung begitu cepat, dan
digunakannya glukosa sebagai perifer jaringan. Sedangkan diabetes mellitus tipe 2
ditandai dengan rusaknya sel beta prankeas akibat dari resistensi insulin.Pada keadaan
resistensi insulin, terjadilah hiperinsulinema, yaitu peningkatan produksi insulin oleh
kompensasinya.Apabila hal ini terus terjadi, sel beta akan mengalami penurunan
fungsi dan menyebabkan gula darah meningkat setelah satu jam makan maupun saat
berpuasa.Keadaan resistensi insulin ditunjukkan dalam gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan produksi insulin pada orang normal dan penderita


diabetes.(Penunjang, n.d.)
4

2.1 Curcubita moschata (Labu Kuning)


Curcubita moschata atau lebih dikenal dengan labu kuning atau waluh
merupakan salah satu komoditas pangan yang mudah didapat di Indonesia. Namun
sayang, pemanfaatan dari tanaman tersebut masih dalam jangkauan minoritas.Padahal
dalam labu kuning terdapat potensial gizi dan senyawa bioaktif yang sangat berguna
bagi kesehatan manusia.Misalnya, dalam jonjot labu kuning terdapat karetonoid
seperti sel betakaroten yang berperan sebagai anti oksidan dalam tuuh manusia.Beta
karoten adalah provitamin A, yang berfungsi sebagai sumber utama bagi vitamin A
pada proses pencernaan.Beta karoten mengalami penyerapan dalam sel hati.Di dalam
sel hati tersebut beta karoten diubah menjadi vitamin A yang selanjutnya digunakan
dalam proses metabolisme tubuh.Termasuk pada metabolism
karbohidrat,lemak,maupun protein.(Gumolung, 2017)
Pada pengujian yang dilakukan pada seekor tikus, ekstra labu kuning
memberikan dampak setelah 14 hari perlakuan.Kadar glukosa dalam tubuh tikus
menurun setelah dilakukan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) (Jurnal Labu
kuning.pdf, n.d.).Selain mengandung beta karoten yang dapat melindungi DNA dari
radikal bebas penghancur kode genetiknya, labu kuning juga mengandung flavonoid,
vitamin C dan vitamin E.Flavonoid sendiri berfungsi untuk menurunkan resistensi
insulin, meningkatkan sensivitas insulin, dan memperbaiki sel-sel beta yang telah
rusak.Vitamin C dapat mengurangi radikal bebas dan vitamin E dapat memperlambat
kerusakan oksidatif dan kematian sel.Kandungan zat dan vitamin dalam labu kuning
tersebut, semakin memperkuat hipotesa bahwa labu kuning memiliki kemampuan
sebagai anti diabetic.(Jurnal Labu kuning.pdf, n.d.).
2.3 Nanoenkapsulasi
Salah satu usaha untuk tetap menjaga kandungan beta karoten dalam labu
kunig adalah dengan nanoenskapsulasi.Nanoenskapsulasi sendiri telah banyak
digunakan di berbagai bidang farmasi dan kesehatan.Nanoenskapsulasi adalah cara
untuk melindungi zat dalam ukuran kecil dan mengacu pada kemasan
bioaktif.Keuntungannya sendiri adalah dapat meningkatkan rasa, warna, tekstur,
flavor dan stabilitas komponen didalamnya.Nanoenkapsulasi dapat membungkus
substansi isnti dalam skala nanometer atau 10-9 meter..Didalamnya terdiri atas zat
aktif yang diselubungi denga bahan yang berdiameter 1 sampai 1000 m.(et al .,
2007), 2010).
Didalam nanoenkapsulasi terdapat nano kapsul.Belakangan ini, nano kapsul
memang menjadi perhatian karena memiliki efisiensi pendistribusian bahan.Dimana
dalam nano kapsul ini memiliki uuran yang sangat kecil namun memiliki luas
permukaan yang lebih besar.Keberhasilan nano kapsul berdasar pada metode
pembuatan dan makromolekul yang kan diugunakan.
5

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini dilakukan selama 5
bulan.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan adalah Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini
adalah buah labu kuning umur panen 3-4. Bahan kimia yang digunakan adalah
petroleum eter, air suling , asam klorida (Merck), besi (III) klorida (Merck), biji Labu
Kuning (Cucurbita moschata Duchesne), citrate-buffer saline , etanol absolute 96%
(Merck), formalin 10 %, kapas (Pro medic), kertas saring, kloroform (Merck), larutan
Mayer Hematoxylin-Eosin, larutan iodium, liebermann-Burchard(Merck), Na CMC
0,5% (Bioworld), natrium hidroksida , natrium klorida 0,9 % dan 10 %(PT. Widatra
Bhakti), pakan standar, pakan tinggi kolesterol (Pakan standar 80%, pig oil 15%,
kuning telur bebek 5%), serbuk magnesium (Merck), streptozotocin (Bioworld USA),
dan tablet metformin..
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ayakan 3 buah, batang pengaduk
(Pyrex), blender (National), cawan porselin, corong kaca (Pyrex), erlenmeyer
(Pyrex), gelas kimia (Pyrex), gekas ukur (Pyrex), gegep kayu, glukometer (Accu
Chek), glukotest strip test(Accu Chek), jarum oral, kandang hewan uji, labu ukur
(Pyrex), labu alas bulat (Schott Duran), mortir dan stamper, pipet tetes, rotary
Vaccum Evaporator (Eyela), sentrifuge, spektofotometri UV-Vis
3.3. Alur Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen laboratorium
yang dilakukan secara bertahap untuk memperoleh gambaran target yang diinginkan
pada tiap tahapannya.
Tabel 3.1 Tahapan dan Target Penelitian
Tahap I Hasil di tahap I
Tahap ini merupakan tahap identifikasi. Dapat mengetahui bahwa dalam labu
Pada tahap ini diambil sample labu kuning terdapat senyawa 𝛽-caroten.
kuning untuk uji 𝛽-caroten.

Tahap II Hasil di tahap II


Tahap ini merupakan tahap uji 𝛽-caroten Dapat mengetahui bahwa 𝛽-caroten
dalam labu kuning sebagai zat perbaikan dalam labu kuning dapat memperbaiki sel
sel pankreas. pankreas untuk optimalisasi sintesis
insulin oleh pankreas.
Tahap III Hasil di tahap III
6

Tahap ini merupakan tahap identifikasi Dapat mengetahui bahwa insulin


sintesis insulin oleh pankreas sebaga zat disintesis oleh pankreas sebagai zat
penurun kadar gula dalam darah. penurun kadar gula darah.

Tahap IV Hasil di tahap IV


Tahap ini merupakan tahap sintesis Dapat mengetahui bahwa metode
teknologi nanoenkapsulasi sebagai media nanoenkapsulasi dapat meningkatkan
optimalisasi kerja 𝛽-caroten. kerja 𝛽-caroten dalam pankreas sebagai
zat pembangun insulin.
Target Hasil
Diperoleh hasil analisis pembuatan obat anti-diabetes ekstrak labu kuning berbasis
nanoenkapsulasi

3.4. Prosedur Penelitian


Dalam penelitian ini labu kuning digunakan sebagai sample utama penelitian,dan
proses penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan proses , berikut
merupakan diagram alir proses penelitian:

Identifikasi 𝜷-caroten
dalam Labu Kuning

Uji -caroten dalam Biji


Sintesis Nanoenkapsulasi
Labu Kuning Optimalisasi
Labu Kuning
Pankreas

Identifikasi Sintesis
Insulin dalam
Pankreas sebagai
Zat Penurun Kadar
Gula Darah

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian Umum

3.4.1. Identifikasi 𝜷-caroten dalam Labu Kuning


Dalam mengidentifikasi 𝛽-caroten dapat menggunakan metode ekstraksi,
kromatografi lapis tipis dan uraian spektrofotometer. Pada proses ini di gunakan
metode ekstraksi, dimana metode ini merupakan penyarian zat berkhasiat atau zat-zat
7

aktif dari bagian tanaman, hewan, dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut, zat
aktif yang terdapat pada tanaman, hewan atau beberapa jenis ikan pada umumnya
mengandung senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik (Ditjen POM,1979).
Dalam penelitian dilakukan dengan metode analisis laboratorium melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut, penentuan dan pengambilan sampel, prewparasi sample dan
analisis dengan spektrofotometer pada absorbansi 45 nm. Bahan utama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah buah labu kuning umur panen 3-4 bulan
Bagian buah yang digunakan untuk penelitian ini adalah kulit, daging, jonjot, dan biji.
Bahan kimia yang digunakan adalah petroleum eter, etanol, natrium hidroksida.

Preparasi Sampel
Buah labu kuning dibersihkan/dicuci dengan air, selanjutnya dipisahkan jonjot
buah kuning. Jonjot yang sudah dipisahkan kemudian dikeringkan dengan oven pada
suhu 60 - 70°C, setelah kering dihaluskan dengan menggunakan blender, selanjutnya
diayak sampai diperoleh partikel dengan ukuran 60 mesh dan diperoleh tepung labu
kuning.

Ekstraksi Karotenoid
Sampel yang telah dihaluskan ditambah dengan CaCO3, diekstrasi dengan
menggunakan pelarut petroleum eter (PE) dan etanol (ET), ekstrak pigmen yang
diperoleh disaring, dan residunya diekstraksi kembali dengan pelarut baru. Ekstrak
pigmen dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator dan kemudian
dikeringkan dengan oven dihasilkan ekstrak pigmen kering.

Kandungan Karotenoid Dan Beta Karoten


Kandungan total karotenoid diukur dengan menggunakan metode Gross.
Perbandingan hasil pengujian kandungan total karotenoid pada bagian buah labu
kuning dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 3.2. Perbandingan Kadar Karotenoid dan Beta Karoten Labu Kuning
Dalam berbagai Ekstrak
Bagian Kadar Karotenoid dan Beta Karoten
Buah μg/g
EPE EET
Ulangan Total Beta Ulangan Total Beta
Karoten Karoten Karoten Karoten
Jonjot 78,24 78.2±0.04 39,1±0.02 15.48 15,88±0.22 7,94±0.11
78,16 15.92
8

Data dalam Tabel 1, menunjukkan bahwa kandungan total karotenoid


tertinggi terdapat pada Ekstrak Jonjot dengan Petroleum Eter yakni 78,2 μg/g, hal ini
disebabkan oleh karena Petroleum Eter merupakan pelarut non polar yang dapat
melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat kurang polar yang berada pada dinding
sel seperti terpenoid.
Peran penting karotenoid adalah sebagai agen antioksidan dalam sistem
fotosintesis. Kandungan beta karoten diperoleh melalui ekuivalen dari karotenoid.
Kemampuan beta karoten untuk menginaktifkan radikal bebas bukan karena dapat
berubah menjadi Provitamin A, tetapi karena adanya ikatan rangkap yang banyak
pada struktur molekul [Gumolung, 2017].
Berdasarkan data penelitian di atas disimpulkan bahwa dalam ekstrak labu kuning
terdapat senyawa 𝛽-caroten yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penurun kadar
gula dalam darah.

3.4.2. Uji 𝜷-caroten dalam Biji Labu Kuning Optimalisasi Pankreas


Menurut Setiadi [2007], pankreas adalah suatu kelenjar majemuk yang terdiri
atas eksokrin dan endokrin, strukturnya sangat mirip dengan kelenjar air ludah yang
panjangnya sekitar 15 cm, lebar 15 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan
berat rata-ratanya sekitar 60-100 gr , terbentang pada vertebral limbalis I dan II
dibelakang lambung.

Gambar 3.2.2 Pankreas [Arisandi, 2004]

Dalam penelitian ini digunakan tikus putih sebagai sample penelitian. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan pretest
postest randomized controlled group design. Besar sampel ditentukan berdasarkan
jumlah kelompok yakni 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus,
sehingga besar sampel pada penelitian ini sebanyak 30 ekor, kontrol normal 5 ekor,
kontrol sakit (negatif) 5 ekor, kontrol positif 5 ekor, kelompok perlakuan yaitu
9

suspensi ekstrak etanol biji labu kuning dosis 270 mg/kg BB 5 ekor, suspensi ekstrak
etanol biji labu kuning dosis 360 mg/kg BB 5 ekor, dan suspensi ekstrak etanol biji
labu kuning dosis 450 mg/kg BB 5 ekor.

Alat Dan Bahan


Alat : Ayakan 40, batang pengaduk (Pyrex), blender (National), cawan porselin,
corong kaca (Pyrex), erlenmeyer (Pyrex), gelas kimia (Pyrex), gekas ukur (Pyrex),
gegep kayu, glukometer (Accu Chek), glukotest strip test(Accu Chek), jarum oral,
kandang hewan uji, labu ukur (Pyrex), labu alas bulat (Schott Duran), mortir dan
stamper, pipet tetes, rotary Vaccum Evaporator (Eyela), sentrifuge, spektofotometri
UV-Vis
Bahan : Air suling , asam klorida (Merck), besi (III) klorida (Merck), biji Labu
Kuning (Cucurbita moschata Duchesne), citrate-buffer saline , etanol absolute 96%
(Merck), formalin 10 %, kapas (Pro medic), kertas saring, kloroform (Merck), larutan
Mayer Hematoxylin-Eosin, larutan iodium, natrium hidroksida , natrium klorida 0,9
% dan 10 %, pakan tikus , serbuk magnesium (Merck), dan tablet metformin.

Populasi Dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian meliputi tikus putih jantan galur wistar yang diperoleh dari
Tikus Putih Semarang [TPS] sebanyak 30 ekor sedangkan biji labu kuning sebagai
sampel penelitian diperoleh dari Desa Sekaran, Gunung Pati,Semarang.

Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Labu Kuning


Pembuatan ekstrak etanol biji labu kuning dilakukan dengan metode maserasi, yaitu
simplisia biji labu kuning yang telah dijadikan serbuk, kemudian diayak
menggunakan ayakan mesh nomor 40, ditimbang 1000 gram lalu diekstraksi dengan
menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 5 L dengan cara maserasi selama 3 x 24
jam terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk. Ekstrak kemudian disaring
menggunakan kertas saring lalu diperoleh filtrat. Selanjutnya dievaporasi atau
memisahkan larutan menggunakan Rotary Vaccum Evaporator pada suhu 600C dan
didapat ekstrak pekat kemudian diuapkan dengan menggunakan waterbath dengan
suhu 600C hingga diperoleh ekstrak kental biji labu kuning.

Pembuatan Tikus Hiperkolesterolemia- Diabetes


Tikus diberikan pakan standar (80%), pig oil (15%), dan kuning telur bebek
(5%).
Pengukuran Kadar Glukosa Darah
Pengukuran kadar glukosa darah tikus menggunakan alat Accu Check.
10

Pembuatan Preparat Histopatologi Pankreas


Hewan uji dimatikan dengan cara dislokasi leher. Hewan yang telah mati
diletakkan di atas papan fiksasi dengan perut mengarah ke atas.Pemotongan
dilakukan pada bagian kulit perut secara menyilang sampai terlihat bagian organ
dalam perut tikus. Selanjutnya diambil organ pankreas tikus, lalu disimpan dalam
wadah khusus yang berisi formalin 10%.

Pembuatan Sediaan Histologi Pankreas


Setelah pankreas dikeluarkan dari tubuh tikus, dilakukan pembuatan preparat
pankreas dengan langkah sebagai berikut: Sampel pankreas yang telah diambil lalu di
fiksasi dengan larutan formalin 10% selama 3-4 jam.
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa dengan pemberian ekstrak
biji labu kuning pada sample memberikan hasil positif terhadap penurunan kadar
Glukosa tikus. Hasil penelitian menunjukkan: Terdapat senyawa alkaloid, flavonoid,
polifenol, saponin,dan tannin pada ekstrak etanol biji labu kuning; ekstrak etanol biji
labu kuning dosis 360 dan 450 mg/kgBB efektif menurunkan degenerasi jaringan
pankreas tikusdiabetes dan pemberian ekstrak etanol biji labu kuning dosis 270
mg/kgBB tidak memberikan efek maksimal jika dibandingkan dengan dosis 360
mg/kgBB dan dosis 450 mg/kgBB terhadap regenerasi sel organ pankreas tikus putih
jantan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak biji labu kuning dapat
memperbaiki sel pankreas yang rusak dan berpengaruh terhadap penurunan kadar
glukosa dalam darah.
3.4.3. Identifikasi Sintesis Insulin dalam Pankreas sebagai Zat Penurun
Kadar Gula Darah
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 mg. Insulin terdiri
atas dua rantai asam amino yang dihubungkan oleh ikatan disulfide disintesis sebagai
protein perkusor [pro insulin] yang mengalami pemisahan proteolitik untuk
membentuk insulin dan peptide c, keduanya di sekresikan oleh sel 𝛽 pankreas
[Mycek, 2001].
Penelitian ini dilakukan secara ekperimental laboratorium dengan desain post
test only with control group dengan menggunakan tikus putih jantan jenis Rattus
norvegicus strain wistar yang berusia dua bulan. Penelitian ini dibagi dalam empat
kelompok yang masing-masing terdiri dari 2 ekor tikus yaitu kelompok kontrol
negatif, kelompok DM [positif], kelompok tikus DM yang diberi terapi ekstrak
alkohol labu kuning 100 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB.
Hasil
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum
pemberian terapi ekstrak labu kuning dan setelah pemberian ekstrak labu kuning.
11

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan terjadinya peningkatan insulin dalam


pankreas dan penurunan kadar gula darah. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel
3.2.3 1.
Tabel 3.3 Kadar glukosa darah tikus kontrol, DM dan terapi ekstrak metanol
labu kuning.
Kelompok Rata-rata Kadar p-value terhadap
Perlakuan Glukosa Darah DM
[mg/dL]
Kontrol 87,4 ± 7,02 0,000
DM 587,3 ± 30,21 -
Terapi DM 265,6 ± 17,32 0,000
100mg/kgBB
Terapi DM 150,2 ± 6,12 0,000
400mg/kgBB

Berdasarkan tabel hasil penelitian tersebut terlihat bahwa kadar glukosa darah
kelompok tikus kontrol yaitu 87,4 ± 7,02 mg/dl. Kadar glukosa darah kelompok
DM mengalami kenaikan yaitu 587,3 ± 30,21. Kadar glukosa darah kelompok
tikus DM terapi 100mg/kgBB mengalami penurunan yaitu 265,6 ± 17,32. Kadar
glukosa darah kelompok DM terapi 400mg/kgBB mengalami penurunan lebih besar
dibandingkan pemberian 100mg/kgBB yaitu 150,2 ± 6,12.
Jadi, dapat disimpulkan pemberian ekstrak metanol labu kuning yang lebih
banyak dapat memberikan peningkatan insulin lebih besar dibandingkan pemberian
yang lebih sedikit dimana hal itu disebabkan oleh kualitas kerja pankreas dalam
menghasilkan banyak dan tidaknya insulin yang dihasilkan sebagai zat anti-diabetes.
3.4.4. Sintesis Nanoenkapsulasi Labu Kuning
Nanoenkapsulasi merupakan salah satu cara untuk mempertahankan
kestabilan suatu senyawa melalui proses penyalutan dalam bentuk nano partikel
(Mohanraj dan Chen, 2006). Nanoenkapsulasi dalam pangan dapat meningkatkan
rasa, tekstur, absorpsitas, mempertahankan warna, serta bioavailabilitas komponen
dan meningkatkan umur simpan (Greiner, 2009). Kitosan sebagai salah satu bahan
penyalut dalam proses nanoenkapsulasi bersifat tidak beracun, aman dalam produk
pangan, serta mudah untuk dipreparasi menjadi bentuk nanopartikel (Parize dkk.,
2008). Pembuatan nanoenkapsulat dapat dilakukan salah satunya melalui gelasi ionik
menggunakan kitosan dan sodium tripolyphosphate (STPP) yang membentuk lapisan
pelindung, kemudian direduksi ukuran partikelnya membentuk nano kitosan (Afandi,
2014). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh proses nanoenkapsulasi
12

dalam mempertahankan stabilitas pigmen karotenoid ekstrak labu kuning dari


pengaruh perlakuan panas dan cahaya, serta umur simpannya.
Alat yang digunakan dalam pembuatan sampel meliputi spinbar 4 cm, blender
tangan, sonikator, gelas kimia, dan timbangan analitik. Bahan baku yang digunakan
dalam pembuatan sampel yaitu ekstrak labu kuning, kitosan, tween 80, STPP, asam
asetat 95%, dan akuades.
3.5. Luaran Penelitian
Pada penelitian ini target luarannya adalah :
1. Produk yang dihasilkan dapat menjadi salah satu upaya penurunan kadar gula
darah.
2. Dapat dijadikan penelitian lebih lanjut untuk dikaji lebih jauh lagi dalam upaya
menginovasi produk ekstrak labu kuning.
3. Memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat banyak.
4. Menjadikan awalan untuk meningkatkan daya guna labu kuning.
5. Memberikan pengetahuan bahwa dalam labu kuning terdapat 𝛽-caroten
sebagai zat pembangun insulin dalam pankreas.
3.6. Indikator Keberhasilan
Tingkat keberhasilan penelitian ini ditentukan oleh :
a) Meningkatnya nilai guna labu kuning sebagai zat anti-diabetes.
b) Bertambahnya inovasi baru tentang cara penanggulangan penurunan kadar gula
darah.
c) Meningkatnya kreativitas Mahasiswa FMIPA UNNES.
d) Meningkatnya pemahaman bahwa labu kuning dapat dimanfaatkan sebagai zat
anti-diabetes.
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam penulisan proposal ini bersumber dari hasil
penelitian penulis yang didukung dengan referensi terkait sel 𝛽 ‒ 𝑐𝑎𝑟𝑜𝑡𝑒𝑛𝑒 dalam
labu kuning sebagai bahan pangan penghasil insulin anti-diabetes. Validitas dan
relevansi referensi yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
3.8. Analisis Data
Analisis data untuk mengetahui 𝛽-caroten dalam labu kuning sebagai zat untuk
memperbaiki sel pankreas dalam peningkatan sintesis insulin dilakukan dengan
menggunakan sampling tikus putih untuk menguji kadar gula darah dengan
pemberian ekstrak labu kuning. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan
terdapat hasil yang positif bahwa pemberian ekstrak labu kuning pada sample dapat
meningkatkan kerja pankreas untuk menyintesis insulin sebagai zat anti-diabetes
dengan metode nanoenkapsulasi ekstrak labu kuning.
3.9. Cara Penafsiran
13

Cara penafsiran dapat dilakukan dengan mengamati dan mengkaji setiap


percobaan lalu membandingkannya dengan permasalahan yang ada. Penafsiran ini
juga dilakukan pemahaman teori terkait diabetes melitis, nanoenkapsulasi, 𝛽-caroten
, dan sintesis insulin sebagai penunjang peneltian.
3.10. Simpulan Penelitian
Diabetes merupakan penyakit yang umum terjadi di Indonesia dimana perlu kita
tangani dan kita cegah penyebarannya khususnya dengan menghindari pola hidup
yang tidak sehat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang berkadar gula
rendah.
Labu Kuning dapat digunakan sebagai bahan pembuatan obat anti-diabetes.
Ekstraknya yang banyak mengandung senyawa beta dapat membantu memperbaiki
sel pankreas yang rusak sehingga dapat meningkatkan produksi insulin untuk
mecegah kadar gula yang tinggi.
Berdasarkan beberapa eksperimen dan penelitian – penelitian yang dilakukan
dapat di simpulkan bahwa 𝛽-caroten yang terdapat dalam labu kuning dapat
memperbaiki sel 𝛽 pada pankreas sehingga pankreas dapat menyintesis insulin
dengan optimal sebagai zat defisiensi anti- diabetes.
Penerapan metode nanoenkapsulasi dapat memberikan peningkatan hasil positif
ekstrak labu kuning sebagai obat anti-diabetes. Kandungan zat nya memudahkan
konsumen untuk mengkonsumsinya sehingga dapat mengoptimalkan zat obat untuk
segera bereaksi.
14

BAB4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya pada program penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Alat Penunjang 1.235.000
2 Bahan habis pakai 5.767.000
3 Perjalanan 150.000
4 Lain – lain: administrasi, publikasi, 3.150.000
lainnya.
Total Biaya Pengeluara 10.302.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan pada program penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5
1 Tahap Persiapan
2 Alat dan bahan
3 Identifikasi 𝛽-
caroten dalam Labu
Kuning

4 Uji -caroten dalam


Biji Labu Kuning
Optimalisasi
Pankreas

5 Identifikasi Sintesis
Insulin dalam
Pankreas sebagai Zat
Penurun Kadar Gula
Darah

6 Sintesis
Nanoenkapsulasi
Labu Kuning
15

7 Pembuatan Laporan
8 Penyusunan Laporan
akhir
16

DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, R. 2004. Anatomi dan Fisiologi Pankreas . Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Damayanti Sisca, Nursiswati, Kurniawam Titis. 2014. Dukungan Keluarga pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam Menjalankan Self- Management
Diabetes. Jurnal Keperawatan Padjajaran. 2: 43-50.
Depkes. 2014. Dari Penyakit Menular ke Tidak Menular. diakses tanggal 25 Maret
2019. http://www.pppl.depkes.go.id.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan., 1979. Farmakope
Indonesia,edisi III, Penerbit Departemen Kesehatan Republik Indonesia
,Jakarta.
Ferdiansyah, H. Heriyanto, Christofora Hanny Wijaya, dan Leenawaty Limantara.
2017. Pengaruh Metode Nanoenkapsulasi terhadap Stabilitas Pigmen
Karotenoid dan Umur Simpan Minyak dari Buah Merah (Pandanus conoideus
L) dalam Jurnal AGRITECH, Vol. 37 (4) :369-376.
Greiner, R. (2009). Current and projected applications of nanotechnology in the
food sector. Nutrire: rev. Soc. Bras. Alim. Nutr. J. Brazilian Soc. Food Nutr,
São Paulo. 34: 243–260.
Gumolung, Dokri. 2017. Analisis Beta Karoten dari Ekstrak Jonjot Buah Labu
Kuning (Cucurbita moschat) dalam Jurnal Fullerene Journal of Chemistry,
Vol. 2(2) : 68-71.
International Diabetes Federation. 2011. Types of Diabetes. [serial online]. Diakses
25 Maret 2019 dari http://www.idf.org/types-diabetes.
Jin Hui, Zhang Yong Jun, Jiang Jia Xin, Zhu Li Yun, Chen Ping, Li Jia, Yao Hui
Yuan. 2013. Studies on the extraction of pumpkin components and their
biological effects on blood of diabetic mice. Journal of Food and Drug
Analysis. 21: 184-189.
Kim, M.Y., E.J. Kim, Y.N. Kim. 2012. Comparison of the Chemical Compositions
and Nutritive Values of Various Pumpkin (Cucurbitaceae) Species and Parts.
Nutrition Research and Practice Journal. 6: 21- 27.
Kosti, M., & Kanakari, M. (2012). Education and diabetes mellitus. Health Science
Journal, 6(4), 654–662.
Mohanraj, V.J. dan Chen, Y. (2006). Nanoparticles a review. Tropical Journal of
Pharmaceutical Research Article 5: 561–573.
Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi: Ulasan berghambar Ed.2. Jakarta: Widya
Medika.
Parize, A.L., Tereza, C.R.S., Ines, M.C.B., Valfredo, T.F., Mauro, C.M.L.,
17

Adaiane, S., dan Elson, L. (2008). Microencapsulation of the natural urucum


pigment with chitosan by spray drying in different solvents. African Journal
of Biotechnology 7: 3107–3114.
Pashazadeh Mehrdad, Tayari Arvin and Mirzazadeh Jafar. 2013. Effect of ethanol-
extract of pumpkin (Cucurbita ficifolia) leaves on blood glucose, lipids and
lipoproteins in diabetic rats with alloxanmonohydrate. Annals of Biological
Research. 4: 58-64.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2014. Konsensus Pengelolaan
dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI.
Rahmawati Siti. 2013. Efektifitas Ekstrak Kulit Batang, Akar dan Daun Sirsak
(Anonna muricata L) Terhadap Kadar Glukosa Darah. Skripsi. Program Studi
Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta. p1-4.
Sari Rezmelia, Herawati Dahlia, Nurcahyanti Rizky, Wardani Pramudita Kusuma.
2017. Prevalensi periodontitis pada pasien diabetes mellitus (Studi
observasional di poliklinik penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito). Majalah
Kedokteran Gigi Indonesia. 3: 98-104.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sharma Ashok, Sharma K Ashish, Chand Tara, Khardiya Manoj, Yadav Chand
Kailash. 2013. Antidiabetic and Antihyperlipidemic Activity of Cucurbita
maxima Duchense (Pumpkin) Seeds on Streptozotocin Induced Diabetic Rats.
Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 1: 108-116.
Suriani, N. (2012). Gangguan Metabolisme Karbohidrat pada Diabetes Melitus.
Biokimia, 1–18.
Suwanto. 2015. Study Potential of Local Plant Pumpkin (Cucurbita moschata Duch)
as Traditional Medicinal Plants. The Proceeding of International Joint
Confrence. STIKES Karya Husada Kediri. p633-642.
Tandi, Joni. Rahmawati, Rini Isminarti, Jerry Lapangoyu.2018. Efek Ekstrak Biji
Labu Kuning Terhadap Glukosa, Kolesterol dan Gambaran Histopatologi
Pankreas Tikus Hiperkolesterolemia-Diabetes dalam Jurnal TALENTA
Conference Series: Tropical M.edicine (TM), Vol.1(3) : 44–151.
Wong Evelyn, Backholer Kathryn, Gearon Jessica, Poli Rosanne Freak, Stevenson
Christopher, Peeters Anna. 2013. Diabetes and risk of physical disability in
adults: a systematic review and meta-analysis. The Lancet Diabetes and
Endocrinology. 1: 106-114.
World Health Organization (WHO). (2014). Noncommunicable Diseases in the South
East Asia Region: Situation and Response 2013. [serial online].
http://www.searo.who.int/. diakses tanggal 25 Maret 2019.
18

LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, Dosen Pendamping
Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
Nama lengkap Ilham Nurkholis Majid
Jenis Kelamin L
Program studi Pendidikan kimia S1
NIM 4301418080
Tempat dan Tanggal Lahir Brebes, 12 Agustus 2000
Email nurkholizilham12@gmail.com
No. Telepon/ HP 082324103263

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


Status dalam
No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
Kegiatan
KIK (Kelompok Ilmiah
1 Anggota 2019, Semarang
Kimia)

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


Pihak Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
- - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan MRC.
Semarang, 30 Maret 2019
Ketua

(Ilham Nurkholis Majid)


19

Anggota 1
A. Identitas Diri
Nama lengkap Siti Marfu’ah
Jenis Kelamin P
Program studi Pendidikan kimia S1
NIM 4301417011
Tempat dan Tanggal Lahir Karanganyar, 1 Februari 1999
Email smarfuah663@gmail.com
No. Telepon/ HP 087700051027

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


Waktu dan
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan
Tempat
KIK (Kelompok Ilmiah
1 Anggota 2018, Semarang
Kimia)

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
- - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan MRC.

Semarang, 30 Maret 2019


Anggota,

(Siti Marfu’ah)
20

Anggota 2
A. Identitas Diri
Nama Lengkap Nur Alfiyatur Rahmah
Jenis Kelamin P
Program Studi Kimia
NIM 4311418054
Tempat dan Tanggal Lahir Pati, 17 Agustus 2000
E-mail Rahmahalfi21@gmail.com
Nomor Telepon/HP 082296431719

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
KIK (Kelompok Ilmiah
Anggota 2019, Semarang
Kimia)

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


Pihak Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
- - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan MRC.

Semarang, 30 Maret 2019


Anggota,

(Nur Alfiyatur Rahmah)


21

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

- Kandang tikus 3 80.000 240.000


- Alat suntik 1 ml 30 20.000 600.000
- Kertas saring 1 50.000 50.000
- Kertas saring 1 300.000 300.000
watman 1
- Baskom 3 15.000 45.000
SUB TOTAL (Rp) 1.235.000
Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- - Labu kuning 5 buah 12.000 60.000
- - CaCO3 2 kg 4.000 8.000
- - petroleum eter 3 kg 15.000 45.000
- Etanol 3 liter 40.000 120.000
- Asam klorida 2 liter 100.000 200.000
- FeCl3 1 liter 945.000 945.000
- citrate-buffer
1 liter 250.000 250.000
saline
- formalin 1liter 90.000 90.000
- kapas 1 kemasan 7.000 7.000
- natrium hidroksida 1 kg 42.000 42.000
- larutan Mayer
Hematoxylin- 1 liter 770.000 770.000
Eosin
- larutan iodium 1 liter 75.000 75.000
- natrium klorida 100 ml 15.000 15.000
- serbuk magnesium 1 gram 10.000 10.000
- tablet metformin 1 box 25.000 25.000
- kitosan 250 gram 250.000 250.000
- STTP 1 kg 15.000 15.000
- Asam asetat 250 ml 100.000 100.000
- Aquades 3 liter 50.000 150.000
- Sukrosa 1 kg 1.250.000 250.000
22

- Larutan Tween 80 1 liter 1.500.000 1.500.000


Tikus jantan galur
30 ekor 20.000 600.000
Sprague Dawley
- Pakan tikus 3 bungkus 80.000,00 240.000
SUB TOTAL (Rp) 5.767.000
- Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Perjalanan uji 3x 50.000 150.000
SUB TOTAL (Rp) 150.000
Material Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Banner dan kaki
1 buah 150.000 150.000
banner
- Biaya publikasi 1 artikel 2.500.000 2.500.000
- HKI 500.000 500.000
SUB TOTAL (Rp) 3.150.000
Total (Keseluruhan) 10.302.000
Sepuluh Juta Tiga Ratus Dua Ribu Rupiah
23

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Susunan


Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
N Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
o studi ilmu waktu(
Jam/
Minggu)
1 Ilham Pendidikan Pendidikan 6 jam/  Perizinan,
Nurkholis Kimia Kimia minggu sosialisasi
Majid program,
/43048080  penanggung
jawab
semua
kegiatan
yang
dilakukan
dalam
PKMP,
 mengkoordi
nir
pembagian
dan
pelaksanaan
tugas,
 membantu
pelaksanaan
program.
 Penanggung
jawab
bahan,
mempersiap
kan
perlengkapa
n yang
dibutuhkan
dalam
eksperimen.
24

2 Siti Marfu’ah Pendidikan Pendidikan 6 jam/  Sosialisasi


/4301417011 Kimia Kimia minggu program.ilm
iah,
 penanggungj
awab
Pengolahan
anggaran,
 Sosialisasi
program,
publikasi,
 Penanggung
jawab
pengolahan
bahan,
 sosialisasi
program,
 menyusun
laporan,
 publikasi
3 Nur Alfiyatur Kimia Kimia 6 jam/  Penanggung
Rahmah Minggu jawab
/4311418054 Pengolahan
bahan,
 sosialisasi
program,
 menyusun
laporan dan
publikasi

Anda mungkin juga menyukai