Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat akan plastik semakin meningkat.Sebagai kemasan,
plastik memiliki banyak keunggulan. Plastik cenderung lebih ringan dibanding dengan
bahan lain, tidak berkarat, mudah dibentuk, murah dantidak mudah pecah. Hampir
semua pusat perbelanjaan masih menggunakankantong plastik bagi konsumen.
Sebagai contoh, kantong belanja di hipermarket,supermarket, dan minimarket masih
berupa kantong plastik. Demikian pula ditoko-toko lain, seperti toko buku, bahkan di
pasar tradisional. Menurut Prasetyo(2008) plastik yang dikonsumsi masyarakat
Indonesia mencapai 1,5 juta ton atau tujuh kilogram per kapita. Plastik-plastik tersebut
kemudian hanya dibuang setelah sekali dipakai.Bahkan, sebagian plastik tersebut
dibuang di tanah begitu saja. Plastik yang beredar di pasaran pada umumnya berasal
dari polimer sintetis yang tidak dapatdiuraikan. Menumpuknya sampah plastik di
permukaan tanah menyebabkantertutupnya pori-pori tanah sehingga air tidak dapat
diserap ke dalam tanah.Dengan tidak terserapnya air ke dalam tanah, dalam jangka
panjang dapatmenyebabkan banjir. Bukan hanya di darat, di laut pun, sampah
plastik menyebabkan matinya ribuan hewan laut.Untuk mengatasi hal itu, hingga kini
plastik diolah dengan cara daurulang., plastik hasil daur ulang tersebut memiliki
kualitas yang tidak terlalu bagus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan polimer?
2. Apa yang dimasud dengan teknik polimerisasi?
3. Bagaimana sifat-sifat polimer?
4. Bagaimana penggolongan, jenis-jenis plastic, dan peranan
plastic pada bidang industri?

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan polimer.
2. Untuk mengetahui teknik polimerisasi
3. Mengetahui sifat-sifat polimer
4. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan, jenis-jenis
plastik, dan peranan plastic pada bidang industryi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Polimer


Pengertian polimer menurut asalkatanya. Kata Polimer berasal dari
bahasa yunani Polys dan Meros, Polys berarti banyak dann meros berarti
bagian. Polymer “Banyak Bagian”. Polimer adalah molekul besar yang
terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan
terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir
setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.
Polimer didefinisikan sebagai makromolekul yang dibangun oleh
pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan
monomer, yaitu bahan pembuat polimer. Akibatnya, molekul-molekul
polimer umumnya mempunyai massa molekul yang sangat besar. Hal inilah
yang menyebabkan polimer memperlihatkan sifat sangat berbeda dari
molekul-molekul biasa meskipun susunan molekulnya sama. Pada
umumnya polimer dikenal sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau
isolator. Kemajuan dalam riset polimer telah menemukan berbagai polimer
yang bersifat konduktif maupun semikonduktif. Bahan komposit diartikan
sebagai gabungan dari 2 material atau lebih yang berbeda sifatnya dan
akan membentuk sifat fisis yang baru. Komposit polimer-karbon terbentuk
dari gabungan polimer dengan karbon yang membentuk sebuah material
yang mempunyai sifat yang baru yaitu mempunyai resistansi tertentu dan
nilai resistansinya berubah apabila terkena gas. Polimer mempunyai
banyak variasi sifat, dan itulah mengapa polimer mempunyai banyak sekali
kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Di era modern, hampir setiap
bagian hidup manusia melibatkan polimer. Termasuk jenis polimer antara
lain plastik, elastomer, serat, cat dan bahan pelapis. Penggunaan polimer
dalam perkakas rumah tangga, alat transportasi, alat komunikasi dan alat
elektronika sangat besar cakupannya.
2.2 Sejarah Polimer
Polimer sebenarnya sudah ada dan digunakan manusia sejak
berabad-abad yang lalu. Polimer - polimer yang sudah digunakan itu adalah
jenis polimer alam seperti selulosa, pati, protein, wol, dan karet. Istilah
polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan dari Swedia, Berzelius
(1833). Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit – unit
berulang sederhana. Nama ini diturunkan dari bahasa Yunani Poly , yang
berarti “banyak” dan mer , yang berarti “bagian”. Sedangkan industri polimer
(polimer sintesis) baru dikembangkan beberapa puluh tahun terakhir ini.
Berkembangnya industri polimer ini diawali ketika Charles Goodyear
dari Amerika Serikat berhasil menemukan vulkanisasi pada tahun 1839.
Setelah itu berbagai modifikasi polimer pun mulai berkembang seperti:
- Pada tahun 1870 Modifikasi selulosa dengan asam nitrat
- Pada tahun 1907 Ditemukan damar fenolik
- Pada tahun 1930 Ditemukan Poli fenol etena atau Polistirena
- Pada tahun 1933 Ditemukan Polietena atau Polietilena di
laboratorium ICI di Winnington, Chesire
Sejak saat itu sejumlah terobosan baru banyak dilakukan untuk
menciptakan berbagai sistim polimer baru maupun pengembangan sistem
polimer yang telah ada. Hasilnya tampak sebagai produk industri polimer
yang begitu beragam sebagaimana yang terlihat sekarang ini. Hingga pada
tahun 1970 sudah terdapat lebih dari 25 produk polimer, dan pada tahun
1980 polimer mencapai 2 juta m3 tiap tahunnya, melebihi produksi kayu dan
baja. Dengan berkembangnya industri polimer, ternyata membawa
dampak positif terhadap jumlah pengangguran. Hal ini disebabkan karena
industri polimer menyerap banyak tenaga kerja. Karena sifatnya yang
karakteristik maka bahan polimer sangat disukai. Sifat-sifat polimer yang
karakteristik ini antara lain:
- Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah
dengan biaya murah.
- Ringan; maksudnya rasio bobot/volumenya kecil.
- Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif.
- Bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik.
- Berguna untuk bahan komponen khusus karena sifatnya yang elastis
dan plastis.
Berat molekulnya besar sehingga kestabilan dimensinya tinggi.
Berkembangnya industri polimer turut menentukan perkembangan ekonomi
suatu negara.Semakin besar penggunaan polimer, menunjukkan semakin
pesat perkembangan ekonomi suatu negara.

2.3 Sifat Mekanik dan Sifat Termal Polimer


2.3.1 Sifat Mekanik Polimer
1. Kekuatan (Strength). Kekuatan merupakan salah satu sifat mekanik
dari polimer. Ada beberapa macam kekuatan dalam polimer, diantaranya
yaitu sebagai berikut:
a. Kekuatan Tarik (Tensile Strength) Kekuatan tarik adalah tegangan
yang dibutuhkan untuk mematahkan suatu sampel. Kekuatan tarik
penting untuk polymer yang akan ditarik, contohnya fiber, harus
mempunyai kekuatan tarik yang baik.
b. Compressive strength adalah ketahanan terhadap tekanan. Beton
merupakan contoh material yang memiliki kekuatan tekan yang
bagus. Segala sesuatu yang harus menahan berat dari bawah harus
mempunyai kekuatan tekan yang bagus.
c. Flexural strength Flexural strength adalah ketahanan pada bending
(flexing). Polimer mempunyai flexural strength jika dia kuat saat
dibengkokkan.
d. Impact strength adalah ketahanan terhadap tegangan yang datang
secara tiba-tiba. Polimer mempunyai kekuatan impak jika dia kuat
saat dipukul dengan keras secara tiba-tiba seperti dengan palu.
2. Elongation
Elongasi merupakan salah satu jenis deformasi. Deformasi
merupakan perubahan ukuran yang terjadi saat material di beri gaya.%
Elongasi adalah panjang polimer setelah di beri gaya (L) dibagi dengan
panjang sampel sebelum diberi gaya (Lo) kemudian dikalikan 100
3. Modulus Modulus diukur dengan menghitung tegangan dibagi
dengan elongasi. Satuan modulus sama dengan satuan kekuatan (N/cm 2).
4. Ketangguhan (Toughness) Ketangguhan adalah pengukuran
sebenarnya dari energi yang dapat diserap olehsuatu material sebelum
material tersebut patah.

2.3.2 Sifat Termal Polimer


Sifat khas bahan polimer sangat berubah oleh perubahan
temperature. Hal ini disebabkan apabila temperatur berubah, pergerakan
molekul karena temperature akan mengubah struktur (terutama struktur
yang berdimensi besar). Selanjutnya, Karena panas, oksigen, dan air
bersama-sama memancing reaksi kimia pada molekul, terjadilah
depolimerisasi, oksidasi, hidrolisa, dan seterusnya pada temperature tinggi.
Sifat termal polimer adalah:
1. Koefisien pemuaian termal
Koefisien pemuaian panjang pada film dan serat sering
terjadi penyusutan karena panas, karena apabila temperature itu naik,
cara pengumpulan molekul berubah oleh pergerakan termal dari molekul.
2. Panas jenis
Panas jenis bahan polimer kira-kira 0,25-0,55 cal/g/oC yang lebih
besar dibandingkan dengan bahan logam, juga lebih besar dibandingkan
dengan keramik. Hal ini disebabkan karena panas jenis adalah panas yang
digunakan untuk pergerakan termal dari molekul-molekul dalam struktur-
strukturnya.
3. Koefisien hantaran termal
Koefisien hantaran termal adalah harga yang penting bagi
bahan polimer sehubungan dengan panas pencetakan dan
penggunaan produknya, mekanisme penghantaran panas pada bahan
polimer juga merupakan akibat dari propagasi panas dari pergerakan
molekul.
4. Titik tahan panas
Kalau temperature bahan polimer naik, maka pergerakan molekul
menjadi aktif ke titik transisi. Hal ini dapat menyebabkan modulus elastic
dan kekerasannya rendah. Sedangkan tegangan patahnya lebih 10 kecil
dan perpanjangannya lebih besar.

2.4 Klasifikasi Polimer


Polimer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1 Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya, polimer terbagi atas tiga kelompok, yaitu :
a. Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami. Polimer alam
adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme makhluk
hidup. Contoh sederhana polimer alam adalah karet alam, pati,
selulosa dan protein. Jumlahnya yang terbatas dan sifat polimer
alam yang kurang stabil saat pemanasan, mudah menyerap air, dan
sukar dibentuk menyebabkan penggunaan polimer menjadi terbatas.
Contoh polimer alam dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2Contoh Polimer Alam


NO Polimer Monomer Polimerisasi Contoh
1 Pati amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar,
umbi
2 Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu,
Kapas
3 Protein Asam Amino Kondensasi Susu, daging,
telur, wol, sutera
4 Asam Nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan
RNA (sel)
5 Karet Alam Isoprena Adisi Getah pohon karet
Sumber: Rangga, D, 2011
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet
alam biasanya cepat rusak, dan tidak elastis. Hal tersebut dapat terjadi
karena karet alam tidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah
serta tidak tahan lama diudara terbuka. Contoh lain, sutera dan wol
merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan
sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka
air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar
mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
- Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil
modifikasi polimer alam dan bahan kimia. Contoh: selulosa nitrat
(yang lebih dikenal dengan misnomer nitroselulosa) yang dipasarkan
di dengan nama “Celluloid” dan “guncotton”.
- Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui polimerisasi dari
monomer - monomer polimer. Polimer sintesis yang pertama kali
digunakan dalam skala komersial adalah dammar Fenol
formaldehida. Dikembangkan pada tahun 1900-an oleh kimiawan
kelahiran Belgia Leo Baekeland, yang dikenal secara komersial
sebagai bakelit. Sampai dekade 1920-an bakelit merupakan salah
satu jenis dari produk konsumsi yang dipakai secara luas.
- Karet atau elastomer adalah salah satu jenis polimer yang
memiliki perilaku khas yaitu memiliki daerah elastis non-linear yag
sangat besar. Perilaku tersebut ada kaitannya dengan struktur
molekul karet yang memiliki ikatan silang (cross link) antar rantai
molekul. Ikatan silang ini berfungsi sebagai ‘pengingat bentuk’
(shape memory) sehingga karet dapat kembali ke bentuk dan
dimensi asalnya pada saat mengalami deformasi dalam jumlah yang
sangat besar.
Perbedaan utama dari polimer alam dan polimer sintetik adalah,
mudah tidaknya sebuah polimer di degradasi atau dirombak oleh mikroba.
Polimer sintetik sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Sifat-sifat polimer
sintetik sangat ditentukan oleh struktur polimernya seperti; panjangnya
rantai; gaya antar molekul; percabangan; dan ikatan silang antar rantai
polimer. Pertambahan panjang rantai utama polimer diikuti dengan
meningkatnya gaya antar molekul monomer. Hal ini yang menyebabkan
meningkatnya kekuatan dan titik leleh sebuah polimer. Polimer yang
memiliki banyak cabang, kekuatannya menurun dan hal ini juga
menyebabkan titik lelehnya semakin rendah. Beberapa polimer memiliki
ikatan silang antar rantai, hal ini akan membuat polimer yang bersifat kaku
dan membentuk bahan yang keras. Makin banyak ikatan. silang makin kaku
polimer yang dihasilkan dan polimer akan semakin mudah patah. Jenis
polimer yang memiliki ikatan silang ini merupakan plastik termosetting .
Jenis plastik ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu hanya pada saat
pembuatannya. Jika plastik ini pecah atau rusak tidak dapat disambung
kembali. Pemanasan selanjutnya menyebabkan rusaknya atau
terbongkarnya ikatan silang antar rantai polimer, sehingga susunan molekul
polimer berubah atau rusak. Plastik jenis yang lain memiliki sifat sebagai
termoplastik, yaitu plastik yang dapat dipanaskan secara berulang-ulang.
Sifat ini disebabkan karena tidak adanya ikatan silang antar rantai
polimernya. Jika polimer ini rusak atau pecah, kita dapat menyambungnya
kembali dengan cara dipanaskan, contoh polimer termoplastik adalah
polietilen.

2. Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya Dibagi atas 3 kelompok


yaitu:
- Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang
berikatan satu sama lainnya membentuk rantai polimer yang
panjang. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut,
dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini
terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau
termoplastik seperti gelas). Contoh polietilena, poli(vinil klorida) atau
PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai PMMA, Lucite,
Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon
66.

- Polimer Berikatan Silang (Cross – linking), yaitu polimer yang


terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama
lain pada rantai utamanya. Jika sambungan silang terjadi ke
berbagai arah maka akan terbentuk sambung silang tiga dimensi
yang sering disebut polimer jaringan.

Adakalanya pembentukan sambungan silang dilakukan dengan


sengaja melalui proses industri untuk mengubah sifat polimer,
sebagaimana terjadi pada proses vulkanisasi karet. Banyak sistem polimer
yang sifatnya ditentukan oleh pembentukan jaringan tiga dimensi, seperti
misalnya bakelit yang merupakan damar mengeras, bahang fenol, metanal.
Dalam sistem polimer seperti itu pembentukan sambungan silang tiga
dimensi terjadi pada tahap akhir produksi. Proses ini memberikan sifat kaku
dan keras kepada polimer. Jika tahap akhir produksi
melibatkan penggunaan panas, polimer tergolong mengeras – bahang dan
polimer disebut dimatangkan. Akan tetapi, beberapa sistem polimer dapat
dimatangkan pada keadaan dingin dan karena itu tergolong polimer
mengeras – dingin. Polimer lurus (hanya mengandung sedikit sekali 14
sambungan silang, atau bahkan tidak ada sama sekali) dapat dilunakkan
dan dibentuk melalui pemanasan. Polimer seperti itu disebut
polimer lentur – bahang .

3. Berdasarkan Reaksi Polimerisasi Dibagi 2 yaitu :


- Poliadisi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi adisi. Reaksi adisi
atau reaksi rantai adalah reaksi penambahan (satu sama lain)
molekul-molekul monomer berikatan rangkap atau siklis biasanya
dengan adanya suatu pemicu berupa radikal bebas atau ion.

- Polikondensasi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi


kondensasi/reaksi bertahap. Mekanisme reaksi polimer kondensasi
identik dengan reaksi kondensasi senyawa bobot molekul rendah
yaitu: reaksi dua gugus aktif dari 2 molekul monomer yang berbeda
berinteraksi dengan melepaskan molekul kecil. Contohnya H2O. Bila
hasil polimer dan pereaksi (monomer) berbeda fase, reaksi akan
terus berlangsung sampai salah satu pereaksi habis. Contoh
terkenal dari polimerisasi kondensasi ini adalah pembentukan
protein dari asam amino.

4. Berdasarkan Jenis Monomer Dibagi atas dua kelompok :


- Homopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari penggabungan
monomer sejenis dengan unit berulang yang sama.
- Kopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari beberapa jenis
monomer yang berbeda. Kopolimer ini dibagi lagi atas empat
kelompok yaitu:
- Kopolimer acak. Dalam kopolimer acak, sejumlah kesatuan berulang
yang berbeda tersusun secara acak dalam rantai polimer.
-A - B - B - A - B - A - A - A - B - A -
- Kopolimer silang teratur. Dalam kopolimer silang teratur kesatuan
berulang yang berbeda berselang - seling secara teratur dalam
rantai polimer.
- Kopolimer blok. Dalam kopolimer blok kelompok suatu kesatuan
berulang berselang - seling dengan kelompok kesatuan berulang
lainnya dalam rantai polimer.
- Kopolimer cabang/Graft Copolimer. Yaitu kopolimer dengan rantai
utama terdiri dari satuan berulang yang sejenis dan rantai cabang
monomer yang sejenis.

5. Berdasarkan Sifat Termal Dibagi 2 yaitu :


- Termoplastik, Hal ini disebabkan karena polimer - polimer tersebut
tidak berikatan silang (linier atau bercabang) biasanya bisa larut
dalam beberapa pelarut.
- Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh jika
dipanaskan. Polimer - polimer termoset tidak bisa dibentuk dan tidak
dapat larut karena pengikatan silang, menyebabkan kenaikan berat
molekul yang besar.
Tipe Singkatan Kegunaan Khas

Alat listrik dan elektronik, bagian


Fenol- mobil, perekat plywood, utensil
PF
Formaldehid handle.
Sama seperti polimer PF, juga
Urea- UF bahan pelapis
Formaldehid
Konstruksi, bagian-bagian mobil,
Poliester tak lambung kapal, aksesoris kapal,
jenuh - saluran anti korosi, pipa, tangki,
dan peralatan bisnis

Bahan pelapis protektif, perekat,


Epoksi aplikasi-aplikasi listrik dan
elektronik, bahan lantai industri,
-
bahan pengaspalan jalan raya,
bahan panduan (komposit).

Sam aseperti polimer UF, bingkai


Melamin dekoratif, tutup meja, perkakas
MF
Formaldehid makan

6. Berdasarkan Aplikasinya Dibagi 3 kelompok yaitu :


- Polimer komersial, yaitu polimer yang di sintesis dengan biaya murah
dan diproduksi secara besar - besaran. Polimer komersial pada
prinsipnya terdiri dari 4 jenis polimer utama yaitu: Polietilena,
Polipropilena, Poli(vinil klorida), dan Polisterena. Polietilena dibagi
menjadi produk massa jenis rendah (< 0,94 g/cm3), dan produk
massa jenis tinggi (> 0,94 g/cm3). Perbedaan dalam massa jenis ini
timbul dari strukturnya yakni: polietilena massa jenis tinggi secara
esensial merupakan polimer linier dan polietilena massa jenis
rendah bercabang. Plastik - plastik komoditi mewakili sekitar 90%
dari seluruh produksi termoplastik dan sisanya terbagi diantara
kopolimer stirena butadiena, kopolimer
akrilonitril butadiena – stirena (ABS), poliamida dan poliester.
- Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul tetapi
harganya mahal. Konsumsi plastik teknik kimia hingga akhir tahun
1980-an mencapai kira - kira 1,5 x 109 kg/tahun di antaranya
poliamida, polikarbonat, asetal, poli(fenilena oksida) dan poliester
mewakili sekitar 99% dari pemasaran. Yang tidak diperhatikan
adalah bahan - bahan berkualitas teknik dari kopolimer
akrilonitril butadiena stirena, berbagai polimer terfluorinasi dan
sejumlah kopolimer serta bahan paduan polimer yang meningkat
jumlahnya. Ada banyak kesamaan dalam terutama dalam bidang
transportasi seperti (mobil, truk, pesawat udara), konstruksi
(perumahan, instalasi pipa ledeng, perangkat keras), barang
- barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin -
mesin industri dan barang - barang konsumsi. Selain polimer -
polimer yang telah diperlihatkan, kopolimer dan paduan polimer
teristimewa yang disesuaikan untuk memperbaiki sifat (mutu)
semakin bertambah jumlahnya. Pemasaran plastik - plastik teknik
tumbuh dengan cepat dengan proyeksi pemakaian yang meningkat
hingga 10% per tahun.
- Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat
spesifik yang unggul dan dibuat untuk keperluan khusus. Contoh:
alat-alat kesehatan seperti termometer/timbangan.

2.5 Manfaat dan Dampak Polimer


Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan
merupakan polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja,
plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat
listrik, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik. Setiap kita belanja
dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan
pembungkus plastik dan kantong plastik. Barang-barang tersebut
merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk
dalam bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Atau menyumbat
saluran air yang menyebabkan banjir. Sampah polimer sintetis jangan
dibakar, karena akan menghasilkan senyawa dioksin. Dioksin adalah suatu
senyawa gas yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik
(menyebabkan kanker). Plastik vinyl chloride tidak berbahaya, tetapi
monomer vinyl chloride sangat beracun dan karsinogenik yang
mengakibatkan cacat lahir. Plastik yang digunakan sebagai pembungkus
makanan, jika terkena panas dikhawatirkan monomernya akan terurai dan
akan menkontaminasi makanan. Hal yang perlu diperhatikan untuk
mengurangi pencemaran plastik adalah sebagai berikut:
1) Kurangi penggunaan plastik
2) Sampah plastik dipisahkan dengan sampah organik, sehingga dapat
didaur ulang
3) Jangan membuang sampah plastik sembarangan.
4) Sampah plastik jangan dibakar.
Kita hidup dalam era polimer, plastik, serat, elastomer, karet, protein,
selulosa semuanya ini merupakan istilah umum yang merupakan bagian
dari polimer. Dari contoh-contoh di atas dapat kita bayangkan bahwa
polimer mempunyai manfaat yang besar dalam semua bidang kehidupan.
Adapun manfaat dari polimer ini antara lain sebagai berikut:
a) Dalam bidang kedokteran: banyak diciptakan alat-alat kesehatan
seperti: termometer, botol infus, selang infus, jantung buatan dan alat
transfusi darah.
b) Dalam bidang pertanian: dengan adanya mekanisasi pertanian.
c) Dalam bidang teknik: diciptakan alat-alat ringan seperti
peralatan pesawat.
d) Dalam bidang otomotif: dibuat alat-alat pelengkap mobil.
e) Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang
harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik.
Dampak ini ternyata sangat signifikan. Sebagaimana yang diketahui,
plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi
barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 miliar kantong plastik
digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta
kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel
minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Konsumsi berlebih terhadap
plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena
bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi
( non-biodegradable ). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga
500 tahun hingga dapat terdekomposisi ( terurai ) dengan sempurna.
Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut
etilen. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang
tak dapat diperbarui.
Semakin banyak penggunaan plastik berarti semakin cepat
menghabiskan sumber daya alam tersebut. Fakta tentang bahan pembuat
plastik,( umumnya polimer polivinil ) terbuat dari: polychlorinated
biphenyl ( PCB ) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik
yang sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100
hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat antara lain:
a. Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
b. Racun - racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan
membunuh hewan - hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
c. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang
maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai
makanan.
d. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam
tanah.
e. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi
sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah
tanah yang mampu menyuburkan tanah.
f. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan
ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
g. Hewan - hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
h. Hewan - hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut
menganggap kantong - kantong plastik tersebut makanan dan
akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
i. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya
tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan
lainnya.
j. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai - sungai akan
mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran
sungai yang menyebabkan banjir.
BAB III
JENIS-JENIS INDUSTRI

3.1 PENGERTIAN PLASTIK

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-


sintetik. Plastik adalah polimer, rantai panjang atom mengikat satu sama
lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".
Plastik yang umum ,terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen,
nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. Mereka terbentuk dari
kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat.
Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk
menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak
dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain
dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi
panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan
adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan
plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri

3.2 Penggolongan Plastik


Plastik dapat digolongkan berdasarkan:
a. Sifat fisikanya
o Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-
ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh:
polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
o Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-
ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan
molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin,
urea-formaldehida
b. Kinerja dan penggunaanya
o Plastik komoditas
 sifat mekanik tidak terlalu bagus
 tidak tahan panas
 Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
 Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol
minuman
o Plastik teknik
 Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
 Sifat mekanik bagus
 Contohnya: PA, POM, PC, PBT
 Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
o Plastik teknik khusus
 Temperatur operasi di atas 150 °C
 Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
 Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
 Aplikasi: komponen pesawat
c. Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
o 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
o 5 ~ 11 Cair (bensin)
o 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
o 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
o 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
o 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)

d. Berdasarkan sumbernya
o Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
o Polimer sintetis:
 Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen,
polistiren
 Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
 Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan
dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara
radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
3.4 Industri Plastik
Berikut ini adalah jenis-jenis dari plastic PET (Poly Etylene
Therephtalate); HDPE (High Density Polyethylene); PVC (Poly Vinyl
Clhorida); LDPE (Low density polyethilene); PP (Polypropilene); PS
(Polystirene); O (Other).
1. PET – (PolyEthylene Terephthalate)

Tipe dan jenis plastik PET (PolyEthylene Terephthalate) memiliki titik


leleh atau lebur yang sangat tingi. Daur ulang plastik berjenis jenis dan tipe
PET dapat dibuat sebagai karpet dan juga pakaian berbahan polyester.
PET adalah singkatan dari polyethylene terephthalate – merupakan resin
polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas.
kepekatannya adalah sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh,
rumus molekulnya adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-CH2-O-)n atau C10H8O4.
PET dapat ditemukan pada botol air, botol soda, botol jus, botol minyak
goreng, tempat pindakas, kemasan makanan, botol dressing salad, dan
bahkan cangkir gerai kopi kenamaan yang ada di mana-mana itu. Di
berbagai tempat, disediakan tempat-tempat untuk mendaur-ulang plastik
jenis ini, bahkan mereka menjemputnya di tempat untuk kemudian setelah
terkumpul mereka bawa ke tempat daur-ulang.
Sifat-sifat PET dapat berwjud padatan amorf(transparan) atau
sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak transparan, tergantung
kepada proses dan riwayat termalnya:
 Densitas : ± 1.4 g/cm3, 1.370 g/cm3 (amorf), 1.455 g/cm3 (kristal).
 Modulus young :2800-3100 Mpa
 Tensile Strange : 55-75 Mpa
 Temperature Glass : 75oC
 Titik Leleh :260 oC
 Konduktivitas thermal : 0,24 W/(m.K)
 Kapasitas panas spesifik :1.0 KJ/(kg.K)
 Penyerapan Air (ASTM) :0.16
 Viscositas intrnsik : 0.629 dt/g
 Index refraksi : 1,57-1,58
 Batas elastisitas : 50-150%
PET mudah larut dalam asam sulfat,asam nitrat, trifluoro asetat,
fenol,meta kresol,dan tetrakloroetane. Bila dipanaskan pada suhu tinggi
dengan adanya air, PET aka terhidrolisa. PET unggul karena titik leleh yang
relatif tinggi, kestabilan dimensi baik, kekakuan-kekuatan mekanik-
ketahanan impact tinggi, serapan air-koefisien ekspansi termal rendah.
2. HDPE – (High Density PolyEthylene)

High Density Polyethylene (HDPE) adalah salah satu tipe dan jenis
plastik yang paling umum digunakan di Amerika Serikat. HDPE adalah High
Density Polyethylene – resin yang liat, kuat dan kaku yang berasal dari
minyak bumi, yang sering dibentuk dengan cara meniupnya. Rumus
molekulnya adalah (-CH2-CH2-)n. Kantong plastik, botol susu, botol
diterjen, botol lotion dan botol-botol alat kecantikan dan mandi, merupakan
beberapa contoh kegunaan jenis dan tipe plastik HDPE di kehidupan
sehari-hari. Daur ulang HDPE difungsikan untuk memproduksi produk
rumput dan taman, ember, alat-alat perkantoran dan suku cadang
kendaraan bermotor

3. Vinyl – PVC (PolyVinyl Chloride)

Vinyl tidak dibuat dengan bahan alami, namun tipe dan jenis plastik
ini dibuat oleh manusia. Vinyl adalah jenis dan tipe plastik yang dibuat dari
etilena yang biasa ditemukan dalam minyak mentah dan klorin yang biasa
ditemukan dalam garam biasa. Rumus molekulnya adalah (-CH2-CHCl-
)n. Vinyl merupakan jenis plastik yang sangat berbeda dengan plastik
lainnya. Vinyl dapat dengan mudah didaur ulang karena daya tahan nya.
Vinyil merupakan produk yang terbuat dari bahan yang memiliki jangka
hidup yang panjang. Tipe dan jenis plastik vinyl biasa digunakan untuk botol
minyak goreng, untuk pengepakan kemasan daging segar dan terkadang
tipe dan jenis plastik vinyl digunakan untuk produk-produk berbahaya
seperti botol alat pembersih kaca.
4. LDPE (Low Density PolyEthylene)

Low Density PolyEthylene (LDPE) adalah termoplastik yang terbuat


dari minyak bumi. Rumus molekulnya adalah (-CH2-CHCl-)n. Dia adalah
resin yang keras, kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya,
kemungkinan merupakan plastik yang paling tinggi mutunya. Tipe dan jenis
plastik LDPE biasa digunakan sebagai plastik roti, plastik makanan
beku (frozen plastic bags) dan wadah untuk mentega dan
margarin. Produsen biasa menggunakan LDPE untuk menciptakan
berbagai macam produk plastik, dari pasokan medis hingga pelapis kertas
(paper coatings).

5. PP (PolyPropylene)

Polypropylene merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk


ketika panas, rumus molekulnya adalah (-CHCH3-CH2-)n. Yang lentur,
keras dan resisten terhadap lemak. PolyPropylene (PP) adalah tipe dan
jenis plastik polimer termoplastik yang digunakan dalam berbagai macam
aplikasi termasuk kemasan dan pelabelan. Selain itu hasil daur ulang
PolyPropylene dapat diproduksi untuk berbagai macam produk tekstil
(misalnya tali dan karpet), alat tulis, peralatan laboratorium dan komponen
otomotif.
6. PS (PolyStyrene)

Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah dibentuk bila


dipanaskan, rumus molekulnya adalah (-CHC6H5-CH2-)n. Sangat kaku
dalam suhu ruangan. Tipe dan jenis plastik PolyStyrene (PS) digunakan
hanya untuk bahan-bahan eksklusif seperti stereofoam, gelas dan piring
plastik dan juga karton untuk telur. PolyStyrene adalah salah satu jenis dan
tipe plastik yang paling banyak digunakan. Skala penggunaan nya kini
sudah menjadi miliaran kilogram per tahun. Daur ulang
PolySyrene umumnya digunakan dalam pembuatan kemasan busa
pelindung, isolasi, kaset video, mainan, dan produksi meja kantor.

7. Others

Tipe dan jenis plastik ini merupakan kategori dari semua jenis
lainnya dari plastik. Tipe dan jenis plastik ini biasa digunakan sebagai galon
air mineral dan beberapa juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk botol jus.
Food 02 Mengenal Simbol Kode Jenis Plastik dan Bahayanya Di
kawasan Uni Eropadan Amerika Utara, benda berbahan plastik yang boleh
digunakan selalu ada gambar gelas dan garpu atau keterangan tertulis “for
fooduse”atau“forfoodcontact”.
Umumnya kegunaan plastic sangatlah banyak pada kehidupan
manusia. Dan pada bidang industry, plastic biasa digunakan untuk
kemasan minuman, selai, minyak goreng, sambal dan kecap serta
penampan plastik dalam kemasan biskuit. kantong plastik, film, automotif,
mainan mobil-mobilan, ember, digunakan untuk kemasan makanan beku
serta bahan pembuat garpu dan sendok plastik. Sedangkan EPS digunakan
untuk wadah makanan siap saji serta gelas kopi/teh/susu berbahan
styrofoam
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Industri PET
4.1.1 Reaksi Pembentukan PET

Polyethlene Terepthalate (PET) dapat diperoleh dengan 2 cara, yaitu


melelui reaksi ester exchanger antara dimethylterepthalate (DMT) dengan
ethylene glycol (EG) dan melalui reaksi esterifikasi langsung antara
terepthalate acid (TPA) dan ethylene glycol (EG).
a. Persiapan Monomer Bis-Hydroxyethyl Terephthalate
Dalam tahap prepolimerisasi DP meningkat dari 1,5-30. Pada akhir
tahap polikondensasi, dimana DP mencapai 100, viskositas polimer
meningkat sampai beberapa ribu poise dan pembatasan transfer mass
amenjadi penting. Kecepatan polikondensasi ditentukan oleh laju
pengambilan EG.

4.1.2 Uraian Proses Pembuatan PET

1. Transportasi TPA
TPA yang berasal dari kontainer buik dengan bantuan N2
bertekanan dikirim ke storage tank, kemudian menuju scale tank untuk
ditimbang, kemudian dimasukkan ke cyclone untuk dipisahkan TPA dan N2
pembawa. TPA turun kebawah masuk kedalam TPA Hoper, sedangkan N2
masuk ke Bag Filter dan sebagian TPA yang terbawa disaring dengan filter
Clothes.
2. Distribusi EG
EG ditransfer dengan menggunakan pompa menuju EG turun dan
masuk kedalam mixing vessel agar bercampur dengan TPA dan
membentuk slurry.
3. Persiapan Katalis Sb2O3
Sb2O3 memepunyai bentuk berupa serbuk kristal yang mudah larut
dalam EG panas, berfungsi untuk mempertahankan stabilitas thermal dari
reaksi pada proses polykondensasi.
4. Persiapan Zat Pemburam (Dulling Agent)
Persiapan TiO2 dibuat mencapai konsentrasi tertentu sesuai yang
diinginkan.
5. Proses Mixing
Semua bahan baku dari TPA hoper dari EG measuring dicampur
sedikit demi sedikit dalam tangki pencampuran dengan Anchor Agitator
dilengkapi pemecahan aliran secara konstan dengan kecepatan 50-60 rpm.
Kemudian slurry dimasukkan kedalam slurry tank yang dilengkapi dengan
pendingin.
6. Reaksi Esterifikasi
Semua bahan baku yang sudah berbentuk slurry dimasukkan
kedalam reaktor esterifikasi (reaktor jenis CSTR yang dilengkapi dengan
pengaduk, jacket, dan isolasi). Dengan kondisi temperatur 250 oC dan
tekanan 1 Kg/cm2G, recidence time 4 jam, fase cair, konversi 97,5 %.
Reaksi yang terjadi antara TPA dan EG membentuk BHET dan air.
Reaksi dikatakan selesai apabila H2O pada SPPLiter box mencapai 97,5%.
Hasil reaksi berupa uap air dan EG berlebih naik menuju kolom destilasi
yang tersambung dibagian atas reaktor. Uap air keluar dari bagian atas
kolom dan menuju kondenser, sedangkan EG yang terkondensasi dalam
kolom dikembalikan kedalam reaktor.
BHET dari bagian bawah reaktor diesterifikasi kemudian dikeluarkan
secara gravitasi dengan bantuan gas N2 sebagai pendorong.
7. Reaksi Polimerisasi
Merupakan tahap penggabungan molekul-molekul BHET menjadi
PET dengan bantuan katalis. Proses polimerisasi berlangsung pada
tekanan vakum dan perbedaan temperatur dengan menggunakan reaktor
CSTR yang dilengkapi jacket, pengaduk, dan isolasi
Temperatur awal reaktor 260oC, dengan adanya panas dari
doentherm dari pengadukan 44 rpm sehingga temperatur menjadi 300 oC.
BHET dalam reaktor sedikit demi sedikit berpolimerisasi membentuk PET
sedangkan uap EG yang dihasilkan akan terhisap oleh steam ejector
dengan tekanan MPS(Medium Preassure Steam) dan LPS ( Low Preassure
Steam), sedangkan air yang terbentuk ditampung di Hot Well. Steam
enjector menghisap uap Eg juga berfungsi memvakumkan reaktor
polikondensasi. EG yang sudah divakumkan dipisahkan dengan condensor
(pendingin air) dan eliminator sehingga EG yang telah dipisahkan turun
kembali dengan gaya gravitasi menuju primary EG receiver dan secondary
EG receiver lalu masuk kedalam tangki R-EG untuk direcovery dan dipakai
kembali sebagai bahan baku bersama EG murni pada R-Esterifikasi.
Pengambilan EG dengan memvakumkan, mengakibatkan
pembentukan rantai molekul, semakin panjang rantai molekul maka berat
molekul semakin tinggi, sehingga nilai viskositas intristik akan naik sesuai
dengan angka yang diinginkan.
8. Hasil Samping
Diethylene Glycol (DEG), merupakan hasil reaksi samping dari EG
berlebih dalam suasana asam. Pembentukan DEG sangat sulit dihilangkan,
namun jumlahnya dapat diperkecil dengan mengontrol temperatur atau
menambahkan katalis Tetra Ethylene Amonium Hidroksida (TEAH). Proses
polimerisasi berlangsung 2-3 jam diakhiri dengan kondisi suhu 300oC. PET
yang dihasilkan selanjutnya dialiri ketahap extrusi.
9. Tahap Ekstrusi
PET dalam bentuk lelehan yang dihasilkan dari reaktor polimerisasi
dimasukkan ke dalam die head. Disini terjadi proses perubahan fisik dari
lelehan menjadi strand 9serat dengan ukuran cukup besar). Dengan
bantuan N2 bertekanan tinggi lelehan PET ditekan melalui celah spineret
yang ada dalam die head pada temperatur 291 oC. Strand keluar dari die
head (lubang spineret) setelah mengalami pendinginan secara tiba-tiba
denga air pada suhu 17 oC.
Selanjutnya Strand masuk USG 9Under Strand Granulator) cutter
untuk dipotong kecil-kecil dengan ukuran 3x3x5 mm. Untuk mengurangi
kadar air chips PET disemprotkan dengan udara bertekanan 3 Kg/cm 2G.

4.2 Industri HDPE


4.3 Industri PVC

Anda mungkin juga menyukai