Anda di halaman 1dari 9

TUGAS LUKA BAKAR

( Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat pada luka bakar
dalam program PROGSUS S-I KEPERAWATAN)

OLEH:

NURIS SYARIFAH (718621127)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS WIRARAJA
2018
SOAL
1. Jelaskan derajat luka bakar
2. Bagaimana patofisiologi luka bakar?
3. Apa tanda kegawatan pada luka bakar yang sering terjadi?
4. Bagaimana perbedaan penanganan luka bakar masing-masing derajat luka
bakar?
5. Apa saja masalah keperawatan gawat darurat prioritas pada kasus luka
bakar dengan diameter luas? Jelaskan intervensi pada 1 masalah prioritas!
JAWABAN
1. Jelaskan derajat luka bakar
Klasifikasi Luka Bakar Menurut Wilson
a. Luka bakar derajat 1 :
1. )Kerusakan terbatas pada bagian superfisial epidermis.
2.) Kulit kering, hiperemis memberikan berupa eritema.
3. )Tidak dijumpai bula.
4.) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
5.) Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5 – 10 hari.
6. )Contohnya adalah luka bakar akibat sengatan matahari.
Gambar luka Bakar Derajat I

b. Luka bakar derajat II :


1.)Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi.
2.) Dijumpai bula.
3.)Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi di
atas permukaan kulit normal.
4.)Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
* Derajat II dibagi menjadi 2 (dua) :
a. Derajat II dangkal (superficial)
1) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
2) Apendises kulit, seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari.
b. Derajat II dalam (deep)
1) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
2) Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea sebagian masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang
tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu
bulan.
Gambar 2. Luka Bakar Derajat II

c. Luka bakar derajat III :


1) Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih
dalam.
2) Apendises kulit, seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea mengalami kerusakan.
3) Tidak dijumpai bula.
4) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Kering, letaknya
lebih rendah dibandingkan kulit sekitar akibat koagulasi protein pada
lapisan epidermis dan dermis (eskar).
5) Tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung
serabut saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian. Penyembuhan
terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan baik dari dasar
luka, tepi luka, maupun apendises kulit.
Gambar 3. Luka Bakar Derajat III

Tabel 1. Deskripsi Tradisional dan Klasifikasi Umum dari Luka Bakar.(5)

Nomenklatur
Nomenklatur Kedalaman Penemuan Klinis
Tradisional

Ketebalan
Derajat 1 Epidermis Erythema, nyeri
Dangkal

Ketebalan
Dermis dangkal Lepuh, cairan jernih,
sebagian — Derajat 2
(papillar) nyeri
dangkal

Kulit tampak pucat,


Ketebalan
Dermis dalam nyeri berkurang. Sulit
Sebagian — Derajat 2
(reticular) dibedakan dengan
dalam
derajat 3

Dermis dan jaringan Keras, eschar seperti


Seluruh
Derajat 3 atau 4 dibawahnya, mungkin kulit, cairan berwarna
Ketebalan
fascia, tulang, otot ungu, sensibilitas (-)

2. Bagaimana patofisiologi luka bakar?

Termal (panas) terjadi pada kerusakan kulit, penguapan meningkat,


menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah kapiler, sehingga terjadi ekstravasasi
cairan tubuh, ekstravasasi cairan tubuh menyebabkan tekanan onkotik menurun,
hal tersebut menyebabkan cairan ekstravaskular menurun, sehingga terjadi
hipovolemia dan hemokonsentrasi, karena volume cairan menurun, volume cairan
menurun menyebabkan gangguan sirkulasi makro sehingga terjadi gangguan
perfusi organ penting (otak).
PATHWAY:
Etiologi(thermal, air panas, api, kimia, asam, alkali, radiasi, elektrik dll.)

luka bakar

vaskular

pembuluh kapiler rusak

permeabilitas kapiler meningkat

cairan merembes dari


ruang intravaskular ke intersisial vasodilatasi

volume intravaskular turun

peningkatan tek. hidrostatik kapiler


hipovolemia
pertukaran elektrolit abnormal

SYOK perb. tingkat kesadaran, gelisah pucat dingin.


ketidak seimbangan elektrolit

Hipokalemia, Hiponatremia, Hipokalsemia

Kompensasi

penurunan sirkulasi, takikardi, takipneu KOMPLIKASI

3. Apa tanda kegawatan pada luka bakar yang sering terjadi?


1. Fase Akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita
mangalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (makanisme
bernafas) dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat
terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat
terjadi obstruksi saluran peenafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72
jam, pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama
penderita pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
2. Fase Sub Akut
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas.
Luka yang terjadi menyebabkan :
a. Proses inflamasi dan infeksi.
b. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang
atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau pada organ-
organ fungsional.
c. Keadaan hipermetabolisme.
3. Fase Lanjut
Fase ini akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
bakar dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang
muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik,
kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
4. Bagaimana perbedaan penanganan luka bakar masing-masing derajat
luka bakar?
A. Bantuan Pertama untuk Luka Bakar Derajat 1
1. Jika kulit tidak rusak, siram air dingin di atas area yang terbakar atau rendam
dengan air dingin (bukan air es). Lakukan hal tersebut untuk beberapa menit.
Jika luka bakar terjadi karena suatu lingkungan dingin, Jangan gunakan air.
Suatu handuk basah yang dingin dapat juga membantu mengurangi sakit.
2. Luka bakar dapat sangat menyakitkan, tenteramkan hati korban dan jaga ia agar
tetap tenang.
3. Setelah membilas atau merendam luka bakar untuk beberapa menit, tutup luka
bakar dengan suatu perban yang steril, tidak mudah lengket atau kain bersih.
4. Lindungi luka bakar dari gesekan dan tekanan.
5. Pemberian analgesik mungkin diperlukan untuk mengurangi sakit, mereka juga
bisa membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan.
6. Luka bakar ringan pada umumnya sembuh tanpa perawatan lebih lanjut.
B. Bantuan Pertama untuk Luka Bakar Derajat 2 dan 3
1. Jangan lepas atau tanggalkan pakaian yang terbakar; (kecuali jika pakaian itu
lepas dengan mudah), tetapi pastikan bahwa korban tidak kontak dengan bahan
atau material yang terbakar.
2. Pastikan bahwa korban masih bernafas. Jika nafasnya berhenti atau airway
korban terhalang kemudian buka airway dan jika perlu mulai resusitasi.
3. Jika korban bernafas, tutup luka bakar dengan suatu perban yang steril, lembab,
dingin atau kain bersih. Jangan menggunakan suatu selimut atau handuk; suatu
seprai yang mudah terbakar. Jangan gunakan obat salep dan hindari terjadinya
lepuh.
4. Jika jari tangan atau jari kaki telah dibakar, pisahkan mereka dengan pembalut
luka yang tidak mudah lengket steril, kering.
5. Angkat area yang terbakar dan lindungi dari tekanan ataugesekan.
6. Lakukan tindakan untuk mencegah syok. Letakkan korban pada tempat yang
datar, angkat kaki setinggi 12 inci, dan tutup korban dengan suatu mantel atau
selimut. Jangan tempatkan korban pada posisi syok bila dicurigai ada kepala,
leher, punggung, atau kaki yang luka atau jika posisi tersebut membuat korban
tidak nyaman.
7. Lanjutkan dengan memonitor tanda vital korban (nafas, denyut nadi, tekanan
darah).
5. Apa saja masalah keperawatan gawat darurat prioritas pada kasus luka
bakar dengan diameter luas? Jelaskan intervensi pada 1 masalah prioritas!

A. Defisit volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler dan


perpindahan cairan dari ruang intravaskular keruang intertitial.
Tujuan : Perbaikan keseimbangan cairan.

Kriteria hasil : Haluaran urine adekuat, tanda vital stabil (suhu, TD, RR,
N), membran mukosa lembab.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Awasi TTV. 1. Pedoman penggantian cairan.
2. Awasi haluaran urine. 2. Untuk menyakinkan rata- rata
haluaran urine 30 – 50 ml/jam.
3. Timbang BB setiap hari. 3. Penggantian cairan tergantung BB
pertama dan perubahan selanjutnya.
4. Ukur lingkaran ekstremitas yang 4. Memperkirakan luas odema/
terbakar tiap hari. perpindahan cairan.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Pasang kateter urine. 1. Memungkinkan ketat fungsi ginjal.
2. Berikan penggantian cairan IV 2. Menggantikan cairan/elektrolit yang
yang dihitung. hilang.
3. Awasi pemeriksaan laborator 3. Mengidentifikasi kehilangan darah.
4. Berrikan obat sesuai indikasi 4. Mungkin diindikasikan untuk
Mis : Diuretik, contoh manitol meningkatkan haluaran urine dan
(Osmitrol). mencegah nekrosis.
Untuk mengetahui cara memberikan cairan, menggunakan rumus Baxter dan
mengatahui luas luka bakar menggunkan metode rule of nine
1. Resusitasi cairan yang sering digunakan adalah cara Baxter.
Baxter dengan rumus :
4cc x kgBB x %luka bakar
Setengah dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama dan sisanya
diberikan selama 16 jam berikutnya. Cairan yang diberikan biasanya RL
karena terjadi defisit ion Na.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah cara Evans :
1. %luka bakar x kgBB menjadi NaCl per 24 jam
2. %luka bakar x kgBB menjadi ml plasma per 24 jam
Keduanya merupakan pengganti cairan yang hilang akibat edema.
Plasma diperlukan untuk mengganti plasma yang keluar dari pembuluh
darah dan meninggikan tekanan osmosis hingga mengurangi
perembesan keluar dan menarik kembali cairan yang telah keluar.
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan
2000cc glukosa 5% per 24jam.
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya dalam
16 jam berikutnya.
- Pasang kateter untuk memonitor produksi urin. Diharapkan produksi urin
½ - 1cc/KgBB/jam
- Pasang CVP pada luka bakar >/=40% dan pada penderita yang
mengalami kesulitan untuk mengukur tekanan darah.
2. Gambar Perhitungan Luas Luka Bakar
0 – 1 th 5 th
18 14

9 9 9 9

18 18 18 18

14 14 16 16

15 th Dewasa
10 9

9 9 9 9

18 18 18 18
.
18 18
18 18

Anda mungkin juga menyukai