Anda di halaman 1dari 22

rizkayuni01

TEORI BELAJAR PENGOLAHAN INFORMASI

rizkayuni

4 tahun yang lalu

Iklan

TUGAS MAKALAH

Psikologi belajar

Teori BELAJAR pengolahan informasi

DISUSUN OLEH

1. AMALIA ANGGRAENI (1113500163)

2. ERNI KURNIATI (1113500017)

3. FAHMI HIDAYATULLAH (1113500069)

4. INTAN RISKI MEYLANI (1113500135)

5. RIZKA YUNI PURWATI (1113500034)

KELAS 3C

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah PSIKOLOGI BELAJAR ini sebatas pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Ike Anggita Arumsari,S.Pd selaku
dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi “Teori Pengolaha
Informasi”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran serta usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Tegal, 30 September 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………. 2

A. Pengertian Model Pengolahan Informasi……………………………………………………. 2

B. Riset Tentang Otak………………………………………………………………………………….. 4


C. Penyebab Orang Mengingat atau Lupa………………………………………………………. 4

D. Cara Mengajar Strategi Memori……………………………………………………………….. 4

E. Faktor Yang Membuat Informasi bermakna………………………………………………. 5

F. Strategi Studi Untuk Membantu Siswa Belajar………………………………………….. 5.

G. Cara Strategi Pengajaran kognitifMembantu Siswa Belajar…………………………. 6

TEORI PENGOLAHAN INFORMASI…………………………………………………….. 6

KOMPONEN BELAJAR………………………………………………………………………… 13

TEORI PENGOLAHAN INFORMASI DAN APLIKASINYA DALAM


PEMBELAJARAN…………………………………………………………………………………..17

A. Sistem Memori Manusia……………………………………………………………………. 17

B. Komponen Belajar……………………………………………………………………………..17

C. Pembelajaran Berdasarkan Teori Pengolahan Imformasi…………………………18

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………………………….21

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi,


mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Psikologi kognitif
sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson,
1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi adalah pada derajat penekanan
pada soal belajar.

Teori pengolahan informasi tidak memperlukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama. Belajar
itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah
lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas (Anderson, 1980). Namun, demikian, penelitian pengolahan
informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar.
1.2 Rumusa Masalah :

a. Bagaimana konsep model pengolahan informasi ?

b. Jelaskan riset tentang otak !

c. Apa penyebab orang ingat dan lupa ?

d. Bagaimana cara mengajarkan strategi memori ?

e. Apa saja faktor-faktor yang membuat informasi bermakna !

f. Bagaimana Strategi Studi untuk Membantu Siswa Belajar ?

g. Bagaimana Cara Strategi Pengajaran Kognitif Membantu Siswa Belajar

h.Bagaimana konsep mengenai teori pengolahan informasi ?

i. Sebutkan dan jelaskan komponen belajar !

j. Teori pengolahan informasi dan aplikasinya dalam pembelajaran !

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pengolahan Informasi

Informasi terus memasuki pikiran kita melalui indera kita. Sebagian ada yang di simpan dalam ingatan
kita dalam waktu yang singkat dan kemudian di lupakan. Riset tentang memori manusia (lihat, misalnya,
Anderson, 2005; Ashcraft, 2006; Bransford, Brown & Cocking, 1999; Byrnes, 2001; Elias & Saucier, 2006;
Solso, 2001; Tulving & Craik, 2000) telah membantu pakar teori pembelajaran menjelaskan proses yang
menyebabkan informasi diingat (atau dilupakan). Proses ini, yang biasanya disebut model pengolahan
informasi Atkinson & Shiffrin. Ada tiga komponen utama memori ialah : Rekaman indera, memori kerja
atau jangka pendek, dan memori jangka panjang.

Rekaman indera adalah memori yang sangat pendek yang terkait dengan indera. Informasi yang diterima
indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat. Begitu diterima, informasi diolah oleh
pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental kita. Kegiatan ini disebut persepsi. Rekaman
indera menerima informasi dalam jumlah besar dan masing-masingindera (penglihatan, pendengaran,
sentuhan, penciuman, rasa) dan menahannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari
beberapa detik. Jika tidak ada yang terjadi pada informasi yang di tahan dalam rekaman indera
,informasi tersebut hilang dengan cepat. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian
akan terlupakan dengan cepat.

Begitu diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental kita.
Kegiatan ini disebut persepsi. Persepsi menegenai rangsangan bukanlah sesederhana penerimaan
rangsangan, sebaliknya hal itu melibatkan penafsiran pikiran dan di pengaruhi oleh keadaan pikiran kita,
pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan factor lain.

Memori kerja atau jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang menampung lima hingga sembilan
potongan informasi setiap saat. Informasi masuk ke memori kerja dari rekaman indera maupun memori
jangka panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan kembali informasi untuk menempatkannya ke
dalam memori kerja.

Memori jangka panjang adalah bagian sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan dalam
kurun waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya membantu siswa
menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada dalam memori jangka
panjang.

Ketiga bagian memori jangka panjang adalah rekaman episodik, yang menyimpan ingatan kita tentang
pengalaman pribadi; memori semantik, yang menyimpan fakta dan pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu. Skemata adalah jaringan gagasan-gagasan yang terkait untuk menuntut pemahaman
dan tindakan kita. Informasi yang masuk dengan tepat di dalam skema yang terbentuk dengan baik lebih
mudah dipelajari daripada informasi yang tidak dapat begitu diakomodasi.

Faktor yang meningkatkan memori jangka panjang, beberapa factor berperan dalam ingatan jangka
panjang. Tidak mengherankan, salah satu ialah sejauh mana siswa mempelajari bahan sejak awal
(Bahrick & Hall, 1991). Menarik dicatat bahwa dampak kemampuan pada ingatan tidak jelas (Semb &
Ellis, 1994). Siswa yang berkemampuan yang lebih tinggi mempunyai nilai yang lebih baik pada akhir
pelajaran tetapi sering melupakan yang telah mereka pelajari dengan persentase yang sama dengan
siswa yang berkemampuan lebih rendah.

Model pengelolaan Informasi lain, Ada beberapa teori-teori alternative menurut Atkinson & Shiffrin,
diantaranya teori tingkat pengolahan berpendapat bahwa pebelajar hanya akan mengingat hal-hal yang
mereka olah. Siswa mengolah informasi ketika mereka memanipulasinya, melihatnya dari sudut pandang
yang berbeda, dan menganilisisnya. Teori kode ganda lebih jauh mengusulkan pentingnya menggunakan
pengkodean visual maupun verbal untuk mempelajari potongan-potongan informasi.
2

B. Riset tentang Otak

Teknologi yang memungkinkan ilmuan mengamati otak yang sedang bekerja telah menghasilkan
kemajuan pesat di bidang ilmu otak. Temuan telah memperlihatkan cara otak tertentu mengolah jenis
informasi tertentu bersama bagian-bagian otak lain. Ketika orang memperoleh keahlian, fungsi otak
mereka menjadi lebih efisien. Perkembangan otak dini adalah proses menambah koneksi yang tidak
digunakan. Ilmu saraf menemukan banyak hal tentang otak yang sedang bekerja, tetapi riset ini belum
mempunyai penerapan langsung ke pengajaran.

C. Penyebab Orang Ingat atau Lupa

Teori gangguan membantu menjelaskan mengapa orang lupa. Teori tersebut berpendapat bahwa siswa
dapat melupakan informasi ketika bercampur dengan atau disingkirkan dengan informasi lain.

Teori gangguan menyatakan bahwa dua hal menyebabkan kelupaan: hambatan retroaktif, ketika
pembelajaran tugas kedua menyebabkan seseorang melupakan sesuatu yangtelah dipelajari
sebelumnya, dan hambatan proaktif, ketika pembelajaran sesuatu mengganggu ingatan terhadap hal-hal
yang dipelajari sesudahnya.Dampak keperdanaan dan keterkinian menyatakan bahwa orang paling
mampu mengingat informasi yang disajikan paling lebih awal dan paling akhir dari suatu rangkaian.

Otomatisasi diperoleh dengan melatih informasi atau kemampuan jauh melebihi jumlah yang
dibutuhkan untuk menempatkannya ke dalam memori jangka panjang sehingga penggunaan
kemampuan seperti itu hanya memerlukan upaya sedikit atau tanpa upaya mental. Latihan memperkuat
hubungan informasi yang baru dipelajari didalam memori. Latihan terdistribusi, yang melibatkan
pelatihan bagian-bagian tugas dalam pemeranan juga membantu siswa mengingat informasi.

D. Cara Mengajarkan Strategi Memori

Guru dapat membantu siswa mengingat fakta dengan menyajikan pelajaran secara terorganisasi dan
dengan mengajarkan siswa menggunakan strategi memori yang disebut mnemonik. Tiga jenis
pembelajaran verbal adalah pembelajaran kaitan- berpasangan adalah belajar menjawab satu anggota
pasangan katika diberi anggota lain.

Siswa dapat meningkatkan pembelajaran mereka tentang kaitan-berpasangan dengan menggunakan


teknik penggambaran seperti metode kata kunci. Pembelajaran serial adalah pengingatan kembali daftar
hal-hal berdasar urutan tertentu. Pembelajaran ingatan bebas adalah pengingatan kembali daftar hal-hal
berdasar urutan sembarangan. Strategi yang membantu adalah metode lokasi, metode kata Patokan,
sajak, dan strategi huruf pertama.

E. Faktor yang Membuat Informasi Bermakna

Ada beberapa factor yang membuat sebuah informasi bermakna. Terutama kita sebagai guru, harus
melakukan tugas terpenting, diantaranya; membuat informasi bermakna bagi siswa dengan menyajikan
secara jelas dan terorganisir; dengan menghubungkannya ke informasi yang sudah ada dalam pikiran
siswa; dan dengan memastikan siswa sudah benar-benar memahami konsep yang diajarkan dan dapat
menerapkan ke situasi baru.

Pembelajaran hafalan versus bermakna, pembelajaran hafalan (rote learning) merujuk pada pengingatan
fakta atau hubungan yang pada dasarnya adalah sembarangan. Sedangkan, pembelajaran bermakna
merupakan pengelolaan informasi baru ke dalam pikiran yang terkait dengan pengetahuan yang
dipelajari sebelumnya.

Teori skema, teori yang menyatakan bahwa informasi disimpan kedalam memori jangka panjang didalam
skemata (jaringan fakta-fakta dan konsep-konsep yang saling terkait), yang memberikan struktur untuk
memahami informasi baru.

F. Strategi Studi untuk Membantu Siswa Belajar

Riset tentang strategi studi atau strategi belajar yang efektif paling hanya membingungkan. Hanya
segelintir bentuk bentuk belajar terbukti senantiasa efektif dan lebih sedikit masih belum pernah efektif.
Riset tentang strategi studi yang paling umum diringkaskan kedalam bagian-bagian berikut :

Membuat catatan, menggarisbawahi dengan terarah dan selektif, merangkum, menulis untuk belajar,
membuat garis besar, dan memetakan dapat dengan efektif meningkatkan pembelajaran. Metode PQ4R
adalah contoh strategi yang terfokus pada pengorganisasian informasi yang bermakna.

G. Cara Strategi Pengajaran Kognitif Membantu Siswa Belajar

Membuat pembelajaran relevan dan mengaktifkan pengetahuan terdahulu, Organisator awal membantu
siswa mengolah informasi baru dengan mengaktifkan pengetahuan latar belakang. Analogi, elaborasi
informasi, skema organisasi, teknik bertanya, dan model konseptual adalah contoh lain strategi
pengajaran yang didasarkan pada teori pembelajaran kognitif.

Mengorganisasi Informasi, ada banyak cara pengorganisasian informasi dimana guru juga dapat
bertindak langsung dalam hal tersebut. Guru juga dapat membantu siswa memahami topic yang rumit
dengan menggunakan beberapa tekhnik atau model, diantaranya; Menggunakan teknik bertanya dan
menggunakan model konseptual (diagram yang memperihatkan bagaimana unsur-unsur proses
berkaitan satu sama lain).

TEORI PENGOLAHAN INFORMASI

Penelitian pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan pemberian urutan
operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam pelaksanaan tugas kognitif tertentu
( Anderson, 1980, hlm.13). Bidang lain yang termasuk dalam psikologi kognitif ialah sub ranah bahasa
perumpamaan, memori, persepsi, intelegensi buatan, dan perkembangan kognitif.

Istilah “pengolahan Informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu kearah studi
individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.

Teori pengolahan informasi berbeda dengan teori belajar yang khas dalam tiga hal :

1. Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau suatu rancangan penelitian tertentu.

2. Adanya perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif.

3. Derajat penekanannya pada soal belajar.

Prinsip Belajar

Dalam rancangan pengolahan informasi ada dua bidang yang penting secara khusus bagi belajar. Yang
pertama, penyelidikan mengenai proses orang memperoleh dan mengingat informasi. Yang kedua,
penelitian mengenai siasat yang dipakai orang dalam memecahkan masalah.

Asumsi Dasar

Asumsi yang mendasari teori pengolahan informasi:

Hakikat system memori manusia.

Sifat memori manusia

Dalam tahun 1960-an memori manusia mulai dipandang sebagai suatu struktur yang rumit dalam
mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan kita. Memori bukanlah sebuah gudang yang pasif,
tetapi suatu system yang ada organisasinya dan aktif. Cara bagaimana pengetahuan digambarkan dan
disimpan dalam memori.

Konsep multitahap

Ada tiga struktur memori dalam konsep ini :

• Pencatat pengindraan

• Penyimpanan jangka pendek

• Penyimpanan jangka panjang

Konsep keadaan

Bahwa informasi itu tidak berada dalam keadaan inaktif atau aktif. Keadaan aktif bersifat sementara dan
disebut memori jangka pendek atau memori kerja. Konseptualisasi memori jangka pendek sebagai
keadaan informasi yang aktif juga memungkinkan akomodasi proses yang secara kualitatif berbeda.
Termasuk dalam pengertian ini adalah pengaktifan proses otomatis dari keterampilan yang dipelajari
sampai derajat kemahiran yang tinggi maupun pengaktifan hal-hal yang menuntut perhatian selektif.

Representasi pengetahuan Perekaman informasi (informasi simpanan) bukanlah salinan masukan


stimulus yang sama benar dengan aslinya. Penyebabnya adalah :

• Isyarat-isyarat fisik yang diterima indera bukanlah representasi yang sempurna dari dunia

• Pengubahan (transformasi) atau penyandian kembali memperbesar kemungkinan informasi dapat


diingat kembali dengan mengorbankan rinciannya.

Ada dua bentuk informasi simpanan :

• Model dual-kode. Ciri esensial model ini adalah bahwa informasi bisa disimpan dalam memori jangka
panjang dalam bentuk visual atau verbal.

• Model jaringan verbal .Model ini berpendapat bahwa representasi akhir dari informasi ialah dalam
bentuk verbal dan bahwa citra itu disusun dari sandi-sandi verbal.

Ada tiga jenis umum model verbal :


1. Model jaringan semantik. Model ini menggunakan simpai-simpai untuk menggambarkan konsep dan
konsep superordinat dalam hubungan hirarki.

2. Model gugus. Model ini menggunakan gugus untuk melukiskan kata-kata yang dikelompokan dalam
memori di gugus-gugus tertentu.

3. Model proposional. Model ini menyebutkan proposisi kata-kata lepas sebagai balok-baloksebagai
penyusun memori.

Skema

Dual –kode dan model jaringan proposional atau semantik mendeskripsikan representasi butir-butir
pengetahuan khusus tertentu didalam memori. Akan tetapi, operasi kognitif itu rupanya dikendalikannya
oleh prganisasi pengetahuan yang lebih basar. Struktur pengetahuan ini disebut skema. Skema sebagai
struktur data yang merupakan kenyataan konsep-konsep generic yang mendasari obyek, kejadian, dan
tindakan.

Pentingnya skema adalah bahwa skema itu mencerminkan fungsi untuk memori jangka panjang selain
berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi. Fungsi tersebut ialah:

1. Memberikan suatu format tempat data baru bisa cocok dan dipahami

2. Sebagai pedoman untuk mengarahkan perhatian dan untuk melakukan pencarian yang tertuju pada
lingkungan

3. Mengisi kekurangan informasi yang diperoleh dari lingkungan

Asumsi dasar

Asumsi pokok yang mendasari teori-teori pengolahan informasi menyebutkan hakikat sistem memori
pada manusia dan representasi pengetahuan didalam memori. Penerapan dikelas atas penerapan teori
ini adalah berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang menyeleksi,
mengorganisasi dan mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpanannya untuk
dipelajari. Dengan demikian asumsi utama yang para ahli teori kognitif bersepakat bahwa belajar yang
berhasil tergantung lebih pada tindaka si belajar ketimbang pada hal-hal yang ada di lingkungan.

Komponen Pembelajaran

Dalam hal memperoleh informasi baru maka prosesnya yang esensial adalah :

1. Perhatian yang ditujukan pada stimulus


2. Pengkodean stimulus itu

3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival) kode dalam ikhtisar

Karena itu, pembelajaran untuk maksud fase penerimaan belajar itu pertama-tama harus mengarahkan
perhatian siswa ke informasi (stimulus) sesuai yang aka dipelajari, memudahkan peserta didik menerima
informasi yang cermat dan lengkap. Dengan kata lain, pertanyaan penting yang mula-mula harus dijawab
dalam pembelajaran ialah sudahkah informasi diterima di dalam memori kerja peserta didik.

Penerapan Dalam Pendidikan

Tidak seperti teori belajar yang lain, teori pengolahan informasi sebagai suatu bidang pengetahuan tidak
diterjemahkan secara langsung untuk keperluan pelaksanaan kurikulum. Penerapannya di kelas
cenderung menggunakan suatu konstruk tertentu, konsep, asas, atau kaidah dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Misalnya konsep skema dan penggunaan elaborasi telah dipakai dalam mengajarkan membaca.
Sedangkan hasil-hasil dari penelitian pemecahan masalah deiterapkan dalam pelajaran sains dan
matematika.

Soal-soal pelajaran dikelas oleh teori pengolahan informasi ialah yang ada kaitannya secara langsung
dengan proses kognitif. Dalam pengelolaan belajar di kelas, menurut teori ini harus dicari tahu
perbedaan antar individu, Kesiapan peserta didik untuk belajar, dan motivasi peserta didik mengikuti
pelajaran di kelas. Teori pengolahan informasi memberikan persepektif baru dalam pengelolaan
pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Terutama dalam hal proses kognitif dalam
pembelajaran, meliputi :

1. Mengajarkan pemecahan masalah

2. Konteks sosial untuk belajar.

Mengembangkan rencana pembelajaran di kelas. Arti penting rancagan pembelajaran dalam pengolahan
informasi ialah bahwa makna logis pengetahuan itu diubah menjadi makna psikologi. Makna logis ialah
hubungan antara lambang, konsep, dan aturan mengenai bidang ajaran. Makna psikologis ialah
hubungan antara lambag, konsep, dan aturan dengan struktur kognitif siswa. Berikut ini adalah strategi
pembelajaran dikelas yang dapat dikembangkan sesuai dengan teori ini :

Pemahaman Pengetahuan

Langkah 1 : Menyusun pengisayaratan guna membimbing peneriman peserta didik yang baru.

1. Pertayaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada pada peserta didik.
2. Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan tentang maksud
yang dapat mengarahkan perhatian pserta didik.

3. Bagaimana penegtahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan atau menambah
pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.

Langkah 2 : Memilih atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan memperlancar pengkodean
informasi.

1. Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat menghubungkan
pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.

2. Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat dipakai untuk menjelaskan
istilah, definisi, atau konsep baru.

3. Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar untuk gladi
sekunder.

4. Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam gladi sekunder
(yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa contoh citra asosiatif da sandi verbal yang dapat
diberikan kepada para peserta didik.

Langkah 3 : Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang telah dipelajari.
Meliputi :

1. Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan yang dapat
dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa dikontraskan dengan fonem dan dibandingkan
dengan istilah kata.

2. Pertanyaan inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru dalam pembelajaran.

Pemecahan masalah

Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan keterampilan


pemecahan masalah, yaitu :

Langkah 1 : Menganalisa sifat masalah, terdiri dari :

1. Masalah itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi, analisa sejarah dan
sebagainya)
2. Apa saja hal-hal yang diketahui dalam masalah dan kendala-kendala yang ada pada pemecahan
masalah itu.

3. Dalam mengembangkan siasat pemecahan masalah secara optimum, langkah-langkah apa yang
diperlukan ?

Langkah 2 : Menganalisa tingkah laku pemecaha masalah yang baru dalam pembelajran.

1. Pada unsur maslah mana pemecahan masalah yang belajar lazimnya perhatian dipusatkan, bagaimana
unsur – unsur yang berbeda dapat diperhatikan untuk memecahkan masalah.

2. Unsur-unsur yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecaha masalah.

3. Siasat umum apa yag secara khas dijalankan masalah yang baru yang tidak produktif ?

Langkah 3 : Menyajikan masalah pada peserta didik dan melaksanakan langkah-langkah yang sesuai
untuk membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah. Yaitu :

1. Membantu siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang beasal masalah tersebut.

2. Membantu siswa dalam merumuskan sub tujuan, membuat analisa sejarah, dan strategi yang cocok
untuk mengatasi masalah itu.

10

3. Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan strategi pemecahan
masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik , dorong siswa untuk
memvisualisaikan masalah itu.

4. Memberikan pengarahan kembali jika perlu.

Kekurangan dan Kelebihan teori pengolahan informasi

Sebagai sebuah teori, teori pengolahan informasi memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemhan teori
pengolahan informasi adalah :

1. Belajar bukan merupakan pokok yang diteliti, karena itu penerapan untuk pengajaran dikelas harus
ditarik secara tidak langsung.

2. Model komputer untuk proses kognitif mungkin atau mungkin juga tidak sahih.
Sedangkan kelebihan dari teori pengolahan informasi dapat dideskripsikan bahwa dari teori ini diketahui
pentingnya rancangan pembelajaran untuk proses-proses yang terjadi di dalam pengalihan informasi dari
signal masukan menjadi sandi yang bermakna.

KOMPONEN BELAJAR

Penerapan belajar dan penyerdeharnaan pemahaman atas temuan-temuan proses belajar di jelaskan
dalam tiga tahap :

1. Mengarahkan perhatian ke stimulus

2. Mengkode stimulus

3. Penyimpanan dan retrival informasi

Pengenalan pola

Bagian terpenting dari pengolahan informasi ialah hal mengenal isyarat-isyarat fisik pilihan. Proses
khusus ini disebut pengenala pola.

Proses dalam analisa ciri Pengenalan pola dibimbing oleh dua proses penting yang berlangsung bersama-
sama atau secara terpisah.

1. Pengolah jalan data (data driven processing), juga di sebut pengolah jalan kejadian (even-driven
processing dan pengolah bawah ke atas (bottom-up processing)

2. Pengolahan yang konseptual atau pengolahan atas-kebawah. Proses ini di bimbing oleh motif, tujuan,
dan juga konteks.

11

Peranan perhatian

Dalam cara bagaimana stimulus diolah penting adanya konsep perhatian, misalnya beberapa pengolaha
tidak memerlukan perhatian, pengolahan sepeti ini di sebut otomatik

Dalam megenali yang lain memerlukan usaha yang terkonsentrasi . tugas demikian disebut proses
deliberate karena memerukan pengawasan yang sadar
Pengkodean stimulus

Proses deteksi ciri menyebutkan stimulus yang datang, proses mengingatnya dis ebut pengkodean,
mengubah stimulus sehingga bisa disimpan dan di waktu belakang dapat diingat kembali dengan mudah

Metode pengkodean

Ada dua cara utama mengkodekan , yaitu :

1. Gladi primer merupakan cara pengulangan-pengulangan informasi yang ingin diingat-ingat .

2. Gladi elaborative merupakan mengubah informasi denga berbagai cara, informasi itu bisa :

a. Diubah sehingga ia berhubungan dengan informasi yang disimpan

b. Digantikan dengan lambang lain

c. Dilengkapi dengan infrmasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya

Penyimpanan dan Retrival informasi

Maksud proses pengkodean ialah untuk menyimpan iformasi guna disimpan di dalam memori jangka
panjang untuk mendapatkannya dan mengingat kembali, hal itu banyak bergantung pad abentuk
bagaimana informasi itu disimpan dan hubungan informasi itu dengan isi sebelumnya dari memori
jangka panjang.

12

Peranan gladi elaboratif

Gladi elaborative lebih efektif untuk mengingat kembali yang telah terjadi dalam jangka panjang.
Pengulangan atau repitisi membuat segera tersedianya satu butir informasi tertentu akan sedikit saja
bisa meningkatkan retensi jangka panjang. Alih-alih untuk meningkatkan ingatan kembali selanjutnya
perlu pengolahan secara aktif butir itu mlalui elaboratif, transformasi atau pengubahandan seterusnya

Sistem Mnemonik

Cara mnemunik untuk memudahkan mengingat kembali meliputi catatan, kartu pengingat, telepromptr,
dan akronim.
Hakikat Belajar yang kompleks

Proses kognitif yang kompleks yang diselidiki para ahli teori pngolah informasi ialah proses pemecahan
masalah. Suatu masalah bisa didefinisikan sebagai “suatu keadaan di situ seseorang dimint melakukan
tugas yang tidak ditemuinya diwaktu sebelumnya dan utuk itu instruksi yang datang dari luar tidak
menyebutkan secar khusus dan lengkap tentang bagaimana cara pemecahnnya

Jenis masalah

Merupakan pasangan dari studi-studi tentang proses pemecahan masalah ialah usaha untuk mengetahui
berbagai jenis masalah. Ke-empat jenis masalah itu ialah :

1. Induksi struktur merupakan masalah analogi dan masaah rangkaian

2. Tranformasi merupakan masalah memindahkan dan maslh menukarkan

3. Pengaturan merupakan kombinasi komponen-komponen yang memnuhi patokan yang ditentukan

4. Pengatura hibrida merupakan transformasi dri satu struktur ke struktur yang lain.

13

Proses Pemecahan Masalah

Menurut Resnick dan Glaser (1976), model menerapkan masalah penemuan atau masalah pengturan
hibrida ada 3 langkah umum :

1. Deteksi masalah

2. Pemeriksaan

3. Analisa tujuan

Suatu aneka komponen yang penting dalam model ialah penggunaan awal-awal analisa sarana-tujuan
dan bukan identifikasi anak tujuan. Secara inci, analisa saran-tujuan itu meliputi :

1. Asesmen perbedaan antara keadaan sekarang dan keadaan yang dikehendaki

2. Pencarian operator yang cocok untuk mengurangi adanya perbedaan itu

3. Penilaian atas hasil

Asas Pembelajaran
Dalam menurunkan asas pembelajaran dari penelitian pengolah informasi paling sedikit ada dua
kesulitan yang besar, yaitu :

1. Proses belajar merupakan banyak proses yang bayak harus diselidiki

2. Dominannya psikologi kognitif, dalam proses pembelajaran

Ada tiga perkembangan penting bagi pendidikan telah muncul dari penekanan pada soal pengolahan
informasi ini, yaitu :

1. Titik berat yang makin besar pada siasat pengolahan yang digunakan pada waktu siswa belajar

2. Kesadaran akan perlunya mengajar ketrampilan proses kognitif secara langsung

3. Di bidang pengembangan kurikulum

Pikiran manusia adalah pencipta makna. Sejak mikrodetik pertama ada melihat, mendengar, mencicipi,
atau merasakan sesuatu, anda memulai proses memutuskan benda apa itu. Dan bab ini akan membahas
semua pengelolaan informasi dan juga teori pembelajaran kognitif.

14

TEORI PENGOLAH INFORMASI DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

A. SISTEM MEMORI MANUSIA

Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat
penyimpan informasi dalam waktu yang lama. Jadi, memori adalah koleksi potongan-potongan kecil
informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan. Mulai tahun 1960-an memori manusia
dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan
(Naisser, 1967).

Memori merupakan suatu organisasi dan bukan merupakan gudang yang pasif, tetapi merupakan suatu
yang aktif memiliki data penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah data menjadi informasi
yang bermakna dan menyimpan informasi itu untuk digunakan di waktu kemudian. Memori merupakan
suatu system yang rumit degnan banyak tahapannya dan saling berinteraksi.

Sebagaian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur memori
yaitu sebagai berikut :
1. Pencatat penginderaan

2. Penyimpanan jangka pendek

3. Penyimpanan jangka panjang.

Dalam memori kerja atau memori jangka pendek informasi tersebut selanjutnya disandikan menjadi
wujud yang bermakna dan dikirim ke memori jangka panjang untuk disimpan secara tetap. Proses
penyandian informasi dan pengiriman ke memori jangka panjang merupakan fase inti dari belajar.
Asumsi pokok yang melandasi teori-teori pengolahan informasi adalah bahwa informasi adalah organizer
dan prosesor informasi yang aktif, dan rumit.

B. KOMPONEN BELAJAR

Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu sebagai berikut :

15

1. Perhatian ke Stimulus

Pengolahan system informasi dalam memori manusia di awali ketika isyarat fisik diterima pencatat
sensor melalui indera (Visual, audio, maupun kenestetik). Isyarat fisik ini, disimpan sebentar untuk diolah
dalam system memori.

2. Mengkode Stimulus

Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai memori
jangka panjang sebagai memori inaktif, maka diperlukan pengolahan lebih lanjut. Proses inilah yang
disebut dengan pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat disimpan sehingga pada waktu
lain dapat di munculkan kembali dengan mudah.

3. Penyimpanan dan Retrival

Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka panjang
untuk dapat diingat sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini, sangat bergantung pada bagaimana
informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu dengan informasi sebelumnya dari
memori jangka panjang.

C. PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI PENGOLAH INFORMASI


Penerapan teori pengolah informasi dalam pembelajaran berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu
suatu system yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi sandi informasi dan
keterampilan bagi penyimpannya untuk dipelajari. Para ahli teori kognitif berasumsi bahwa belajar yang
berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada dilingkungan.

Komponen belajar menurut teori pengolah informasi seperti dipaparkan bada bagain awal bahwa
komponen belajar adalah sebagai berikut :

1. Perhatian ditujukan pada stimulus

2. Pengkodean stimulus

3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).

Atas dasar komponen komponen belajar tersebut selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yang
dapat dilakukan adalah :

a. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus

System memori manusia dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan
diperhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan
perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:

16

1) Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang dipilih

2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu.

b. Memperlancar Mengkode

Selama belajar, fungsi pengkodean adalah untuk menyiapakn informasi baru untuk disimpan ke dalam
memori jangka panjang. Proses ini, menghendaki transformasi informasi menjadi kode ringan untuk
memudahkan mengingat kembali diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat
memudahkan pengkodean yaitu dengan memberkan pengisyarat, elaborasi, dan cara titian ingatan
(mneumonik) sebagai pembantu untuk menyusun sandi, ancangan ini disebut bantuan berbasis
pembelajaran.

Ancangan yang lain adalah untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya elaborasi yang dihasilkan
peserta didik, ancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Bantuan berbasis pembelajaran
misalnya penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit, ihtisar bab, pertanyaan ulangan, dan akronim
untuk belajar asosiasi yang sembarang sifatnya. Teknik yang kurang dikenal yang bisa memudahkan
pengkodean dari buku pelajaran ialah memberikan tanda petunjuk. Tanda-tanda petunjuk misalnya,
judul paragraph, priview, kata-kata petunjuk seperti “ayangnya, “yang penting” dan seterusnya.

Bantuan yang berbasis peserta didik, pengisarat baik visual maupun verbal yang berasal dari peserta
didik itu sendiri dapat membantunya memperoleh asosiasi yang sembarang saja sifatnyas misalnya
sebuah daftar, metode loci dan sebagainya.

Penerapan khusus pengisarat dari peserta didik disebut metode kata penting atau kata kunci untuk
belajar bahasa asing. Metode katas-kata penting berguna untuk informasi yang kurang inheren organisasi
atau asosiasinya, tetapi elaborasi oleh peserta didik dapat juga memudahkan pengkodean untuk materi-
materi pembelajaran, misalnya menggaris bawahi bacaan dan membuat catatan.

c. Memperlancar penyimpanan dan retrival

Siasat pengkodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali kelak. Irama
bunyi, akronim, sajak, kata-kata pokok, citra visual, semuanya memberikan pengisaratan untuk maksud
retrival bagi peserta didik dalam belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan elaborasi basis peserta
didik kedua memberikan sumbangan dalam mengingat kembali.

17

Proses pemunculan kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan dianalogikan dengan mekanisme
penelusuran. Norman dan Bobrow (dalam Degeng 1989) Mengemukakan dau tahap dalam
melaksanakan penelusuran. Tahapan pertama adalah untuk menetapkan informasi yang diinginkan (yang
ingin dimunculkan dari dalam ingatan). Tahapan kedua adalah untuk penelusuran yang sebenarnya, yaitu
mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan sebenarnya, yaitu yang mencakup tindakan
peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkati di dalamnya, sampai informasi
yang diinginkan didapatkan.

Asumsi yang dipakai dalam penelusuran informasi dalam ingatan adalah bahwa ingatan terdiri dari
struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusurannya bergerak secra hirarkis, dari informasi
yang paling umum dan inklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan
diperoleh.

18

BAB III

KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Pengolahan informasi
mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat
sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan yang bersangkutan karena itulah teori
ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi dalam diri peserta didik mengerti
kondisi dan faktor yang mempengaruhinya dan megetahui hal-hal yang dapat menghambat serta
memperlancar belajar peserta didik,sehingga dengan pengetahuan itu seorang guru akan lebih bijaksana
dan tepat. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.

Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya
orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi adalah pada
derajat penekanan pada soal belajar.

19

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, 1980. Cognitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman.

Ausubel, D.P. 1968, Education Psychology: A Cognitive View. New York: Holt, Renehart and Winston.

Karwono, Heni Mularsih,2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar.Jakarta:
Cerdas Jaya.

Sumber : Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta : PT.Indeks

Iklan

Kategori: Tak Berkategori

Tinggalkan sebuah Komentar

rizkayuni01

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.


Kembali ke atas

Iklan

Anda mungkin juga menyukai