Anda di halaman 1dari 96

Topik 3

Keseimbangan Cairan tubuh, Sistem


Urogenital, dan Sistem Pencernaan
IBD B8
Keseimbangan Cairan Tubuh
HG 2:
Alicia Nathasa
Amellia
Anggun Nanda
Hana Kristina T.
Hanna Christina G.
Distribusi Cairan Tubuh serta Komposisinya pada Berbagai
Kompartemen Cairan Tubuh

Dua Kompartemen Utama Cairan Tubuh

Cairan Intraseluler (CIS) / Intracellular Cairan Ekstraseluler (CES) / Extracellular


Fluid (ICF) Fluid (ECF)

▷Adalah cairan yang terdapat di dalam sel ▷Adalah cairan yang terdapat di luar sel.
(sitosol)
▷1/3 cairan di tubuh tersusun atas CES
▷2/3 dari kandungan cairan di tubuh adalah
CIS.
Kompartemen Utama Cairan Tubuh

CES

CIS

• CIS dan CES dibatasi oleh membran plasma sel


Pembagian CES/ECF
CES Mayor CES Minor

▷Adalah CES yang kandungannya banyak ▷Adalah CES yang kandungannya kurang
dalam tubuh (Hampir 100%). dari 1%.

▷Terdiri dari: ▷Terdiri dari:


○Plasma : Terdapat dalam pembuluh darah ○Limfe: Dikembalikan dari cairan interstitial
(20%) ke plasma melalui sistem limfe, untuk sistem
○Cairan Interstisial : Terdapat dalam ruang imun.
antar sel (80%) ○Cairan Trans-seluler: Disekresikan ke
rongga tubuh dan menjalani fungsi tertentu.
Sumber: Tortora G J, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology 13th edition. United States of America: John
Wiley & Sons Inc; 2012.
Cairan Trans-Seluler
Cairan Serebrospinal (Cerebrospinal Cairan Intraokular (Intraocular
Fluid – CSF) Fluid)

Sebagai bantalan otak dan tulang


belakang, mensirkulasi nutrisi, serta Mempertahankan bentuk dan
membuang zat sisa dari otak. memberikan nutrisi pada mata
.
Cairan Sinovial (Synovial Fluid) Terbagi atas:
▷Aqueous Humour (antara
Sebagai pelumas dan penyerap tekanan
pada persendian.
Kornea-Lensa)
▷Vitreous Humour (antara
Lensa-Retina)
Mekanisme Rroses Rerpindahan Zat antar
Berbagai Kompartemen Cairan Tubuh
▷Kompartmen dipisahkan oleh barier ▷Permeabel  Substansi dapat
(membran pembatas), dan zat yang akan menembus membran
pindah harus dapat menembus membran
tersebut
▷Tidak Permeabel  Substansi tidak
dapat menembus membran
Perpindahan substansi melalui
membran
▷Semipermeabel (Permeabel Selektif) 
▷Transport aktif  Membutuhkan energi Partikel tertentu dapat melaluinya tetapi
▷Transport pasif  Tidak membutuhkan partikel lain tidak dapat menembusnya.
energi.
Difusi
Hukum Fick (Fick’s Law of
Partikel substansi terlarut Diffusion):
selalu bergerak dan 1. Peningkatan perbedaan konsentrasi
substansi
cenderung menyebar dari
2. Peningkatan permeabilitas
konsentrasi tinggi ke 3. Peningkatan luas permukaan difusi

konsentrasi rendah  4. Berat molekul substansi


5. Jarak yang ditempuh untuk difusi
Konsentrasi substansi
partikel seimbang
Sumber: Sherwood, Lauralee. 2016. Human Physiology From Cells to Systems , Ninth Edition. USA : Cengage
Learning
Osmosis
▷Substansi larut dalam air  ▷Suatu larutan dipisahkan
membran semipermeabel dengan
Konsentrasi air dalam larutan < larutan yang bervolume sama
Konsentrasi air dalam larutan air namun berbeda konsentrasi zat
terlarut, maka terjadi perpindahan
murni air/zat pelarut dari larutan dengan
konsentrasi zat terlarut yang
rendah ke larutan dengan
Konsentrasi Zat Terlarut konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi.

Konsentrasi Air
Sumber: Tortora G J, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology 13th edition. United States of America: John
Wiley & Sons Inc; 2012.
Filtrasi
▷Filtrasi  Perbedaan tekanan antara dua ruang yang
dibatasi oleh membran

▷Cairan keluar dari yang bertekanan tinggi ke rendah

▷Cairan keluar ≈ Besar perbedaan tekanan ≈ Luas


permukaan membran ≈ Permeabilitas membran

▷Tekanan yang mempengaruhi  Tekanan hidrostatik


Transport Aktif
▷Transport aktif  Mengembalikan partikel yang telah
berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya
rendah ke tinggi

▷Membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan


konsentrasi

▷Ex: Pompa Na-K.


Sumber: Tortora G J, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology 13th edition. United States of America: John
Wiley & Sons Inc; 2012.
Edema dan Proses Terjadinya
▷ Edema (Sembab)  Pembengkakan jaringan lunak

▷ Dapat terjadi sebagai akibat dari akumulasi cairan


yang berlebihan di dalam jaringan lunak tubuh seperti
di bawah kulit.

▷ Merupakan gejala penyakit yang sering ditemui;


○ Penyakit ringan  Gigitan serangga dan alergi kulit
○ Penyakit parah  Gagal ginjal dan gagal jantung
Penyebab Edema

Peningkatan Tekanan Hidrosatik Obstruksi Limfatik


▷ Tekanan hidrostatik  Tekanan cairan yang ▷ Hambatan pada aliran cairan limfa seperti pada
mengalir di pembuluh darah
tumor ganas stadium lanjut, juga dapat
▷ Peningkatan tekanan hidrostatik memicu
hambatan pada cairan yang mengalir di dalam menyebabkan cairan cenderung berpindah ke
pembuluh darah, sehingga cairan cenderung ruang interstitial
berpindah ke ruang interstitial

Peradangan
Penurunan Tekanan Onkotik Plasma
▷ Tekanan onkotik  Tekanan mempertahankan ▷ Peradangan (akut/kronis) dapat menyebabkan
cairan tetap di pembuluh darah pelebaran pada celah antar sel sehingga cairan
▷ Dipengaruhi oleh albumin akan lebih banyak terkumpul di ruang interstitial
▷ Penurunan tekanan onkotik akibat gangguan
pembentukan albumin memicu cairan cenderung
untuk berpindah ke ruang interstitial
Keseimbangan Air dan Mekanisme Tubuh dalam
Menjaga Keseimbangan Air

Keseimbangan Cairan  Jumlah air dan zat terlarut


yang dibutuhkan berjumlah proporsional di berbagai
kompartemen
Water Gain and Water Loss

Pemasukan dan pengeluaran air dalam tubuh  ± 2500


ml/hari

Sumber air:
▷ Cairan yang tertelan
▷ Makanan
▷ Air yang dihasilkan oleh respirasi seluler

Air hilang melalui:


▷BAK dan BAB
▷Penguapan dari kulit
▷Menstruasi
Sumber: Tortora G J, Derricson B. Principles of anatomy and
phisiology. 13rd edition. 2008
Mekanisme Tubuh dalam Menjaga Keseimbangan Air

Sumber: Tortora G J, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology 13th edition. United States of
America: John Wiley & Sons Inc; 2012.
Keseimbangan Garam dan Mekanisme Tubuh
dalam Menjaga Keseimbangan Garam

Parameter pengaturan keseimbangan Ginjal menjaga keseimbangan


cairan:
dengan mengatur keluaran garam
1. Volume cairan ekstrasel
dan air dalam urine sesuai
2. Osmolaritas cairan ekstrasel
kebutuhan untuk
Ginjal mengatur volume cairan ekstrasel mengkompensasi asupan dan
dengan: kehilangan abnormal dari air dan
1. Mempertahankan keseimbangan garam
garam
2. Mengatur osmolaritas cairan ekstrasel 
Menjaga keseimbangan cairan
Cara Ginjal Mengontrol Jumlah Garam yang Diekskresi

1. Mengatur jumlah garam (Na+) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) / Glomerulus Filtration
Rate (GFR)

2. Mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal


▷ Jumlah Na+ yang direabsorbsi bergantung pada Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (mengontrol tekanan
darah), yang mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal dan collecting.

Retensi Na+ Retensi Air  Volume Plasma  Tekanan Darah Arteri 

▷ Sistem Atrial Natriuretic Peptide (ANP)/hormonatriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Hormon ini
disekresi oleh sel atrium jantung jika mengalami distensi peningkatan volume plasma.
Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume
darah kembali normal.
Sistem
Urogenital
1. Etik Ratnika Sari
2. Mazaya Intan Kusuma
3. Viesca Ayu Vandila
4. Zidni Taqiya Perdana
Organ – Organ Perkemihan
Ureter
1. Saluran muscular yang menjalar dari ginjal hingga ke
bagian posterior vesika urinaria.
2. Setiap ureter melewati otot polos major.
3. Pada jalan masuknya ureter ke vesika urinaria terdapat
katup vesiko ureterik untuk mencegah urin kembali ke
renal ketika vesika urinaria berkontraksi.
Vesika Urinaria (Kantung Kemih)
1. Organ berongga yang dibentuk oleh otot dan dapat
meregang serta berlipat-lipat.
2. Berfungsi sebagai tempat penampungan urin sementara.
3. Pada laki-laki, vesika urinaria terletak anterior terhadap
rectum,
4. Pada perempuan vesika urinaria terletak anterior
terhadap vagina dan inferior terhadap uterus
Uretra
1. Uretra adalah tubulus kecil yang menjalar dari
vesika urinaria hingga ke bagian luar (eksterna)
tubuh.
2. Uretra adalah bagian akhir dari sistem urinaria.
3. Berfungsi mentranspor urin keluar dari tubuh.
4. Perbedaan utama pada uretra laki-laki dan
perempuan adalah panjang dan strukturnya.
a. Pada laki-laki uretra dapat dibagi menjadi tiga
bagian: uretra pars prostatic, uretra pars
membranosa, dan uretra pars spongiosa
b. Pada perempuan uretra sangat pendek, hal ini
dapat dilihat dari orifisium uretra eksternal yang
berdekatan dengan dinding vagina bagian anterior.
2 Organ Genitalia Perempuan
1. Ovarium: Terdapat kelenjar eksokrin
untuk memproduksi ovum dan kelenjar
endokrin untuk memproduksi hormon
estrogen & progesteron.
2. Tuba Fallopi: Berfungsi menjadi
saluran spermatozoa dan ovum,
menangkap ovum, mengarahkan ovum
menuju uterus, dan termpat terjadinya
fertilisasi.
3. Uterus: Berfungsi untuk menahan ovum
yang telah dibuahi, berkontraksi
mendorong bayi dan plasenta keluar
saat kelahiran, dan memberikan
perlindungan nutrisi kepada janin.
4. Vagina: Berfungsi sebagai lintasan bagi
spermatozoa, saluran keluar bagi janin,
dan saluran keluar darah haid.
1. Labia Mayora: Lapisan kulit yang
dibawahnya terisi dengan jaringan
lemak dan ditumbuhi oleh rambut,
berfungsi sebagai pelindung.
2. Labia Minora: Terletak di sebelah
dalam labia mayora. Merupakan
lipatan kulit yang dibawahnya
terisi dengan jaringan vaskuler.
Berfungsi menambah pengamanan
pada lubang masuk vagina.
3. Klitoris: Organ erektil wanita yang
terdapat anterior pada bagian
pertemuan labia minora kanan dan
kiri. Jaringan klitoris kaya dengan
pembuluh darah dan saraf.
3 Organ Genitalia Pria
Organ internal

• Testis • Epididimis
Testis berjumlah dua buah berbentuk Epididimis yaitu saluran – saluran yang lebih
oval yang berisi tubulus seminiferus. besar dan berkelok – kelok. Sperma yang
Pada tubulus seminiferus ini terdiri dihasilkan oleh testis akan berkumpul di
dari atas dua jenis sel yaitu, sel epididimis. Epididimis terletak di belakang
sertoli atau penyokong dan sel yang testis. Terdiri atas sebuah tabung sempit yang
membawa sifat atau garis turunan sangat panjang dan meliku–liku di belakang
(spermatogenik). Berdiameter sekitar testis. Melalui tabung ini sperma berjalan dari
5cm pada orang dewasa. Saat melewati testis masuk ke dalam vas deferens.
masa pubertas, saluran khusus
berbentuk kuil di dalam testis mulai
membuat sel – sel sperma. Testis juga
memiliki fungsi lain yaitu membuat
hormone testosterone.
• Vas deferens (saluran sperma) • Uretra (saluran kencing)
Saluran yang menyalurkan dari testis menuju Uretra merupakan saluran untuk
ke vesikula seminalis (kantong sperma). Vas mengeluarkan air mani dan air seni.
deferens panjangnya kurang lebih 4,5 cm
dengan diameter kurang lebih 2,5 mm. Arah
• Kandung Kemih
vas deferens ini ke atas, kemudian melingkar
Kandung kencing merupakan tempat
di salah satu ujungnya berakhir pada kelenjar
penampungan sementara air yang
prostat. Vas deferens adalah sebuah saluran
berasal dari ginjal (air seni).
yang berjalan dari bagian bawah epididimis.
Naik di belakang testis, masuk ke tali mani
(funikulus spermatikus), dan mencapai rongga
abdomen melalui saluran inguinal, dan
akhirnya berjalan masuk ke dalam pelvis. Vas
deferens merupakan kelanjutan dari saluran
epididimis.
Organ eksternal

• Penis • Glans
Penis terdiri dari 3 bagian utama Glans adalah bagian depan atau kepala
yaitu dua yang besar di atas ialah penis. Glans banyak mengandung
corpora cavernosa berfungsi ketika pembuluh darah dan saraf. Kulit yang
ereksi dan satu bagian yang lebih kecil menutupi glans disebut foreskin
di bawah (corpus spongiosum) berfungsi (preputium).
sebagai saluran air seni ketika kencing
dan saluran untuk sperma ketika
ejakulasi. • Skrotum
Skrotum adalah sebuah kantung kulit yang
menggantung di bawah penis. Skrotum
berfungsi untuk melindungi testis.
Persarafan Sistem Urinaria Dan Sistem Genitalia

Sistem urinaria
1. Ginjal 3. Vesica Urinaria
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus Persarafan vesika urinaria
renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk berasal dari pleksus
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam
ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan hipogastrika inferior.
pembuluh darah yang masuk ginjal.

2. Ureter
4. Uretra
Persarafan ureter merupakan cabang dari mendapatkan persarafan dari
pleksus mesenterikus inferior, pleksus n.pudendus dan plexus
spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari prostaticus.
nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai
eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12,
nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus
mempunyai rantai aferen untuk ureter
Persarafan sistem urinaria dan sistem
genitalia
Sistem Genitalia (Reproduksi)
▷Sistem reproduksi dipersyarafi oleh saraf yang merupakan cabang
dari saraf yang keluar dari tulang belakang dengan koordinasi pada otak.
Jika terjadi kelainan ada saraf tersebut maka akan mengakibatkan
gangguan pada sistem reporduksi, misalnya disfungsi ereksi, dan
gangguan ejakulasi.
▷Ereksi adalah proses yang otonom atau tidak bisa dikontrol karena
melibatkan otot polos pembuluh darah dan jaringan erektil. Pada saat
kondisi flaccid, saraf otonom yang dominan adalah saraf simpatis.
▷Sumber sinyal syaraf sensoris yang paling penting untuk memulai aksi
seksual pria adalah glans penis. Glan penis mengandung sistem organ-
akhir sensorik yang sangat sensitif yang meneruskan modalitas sensasi
khusus yang disebut sensasi seksual kedalam sistem syaraf pusat.
Proses Pembentukan Urine
▷ Proses Filtrasi di Glomerulus

1. Untuk proses filtrasi, terdapat membran –


membran yang harus dilalui.
2. Membran filtrasi disusun oleh dua hal, yaitu
kapiler glomerulus dan sel podosit.
3. Zat yang bisa melewati membran filtrasi:
air, ion anorganik, dan zat terlarut kecil.
Zat yang tidak bisa melewati membran
filtrasi: hampir semua plasma protein, sel
darah, dan trombosit.
▷ Proses Reabsorpsi
1. Pengembalian air dan zat terlarut ke dalam aliran
darah.
2. Terjadi di sepanjang tubulus ginjal (Tubulus
Proksimal, Henle, dan Tubulus Distal).
3. Zat terlarut (Glukosa, asam amino, urea, Na, K,
HPO42-) direabsorpsi secara aktif dan pasif.
4. Protein yang berukuran kecil dan peptida juga
direabsorpsi dengan pinositosis.
5. Untuk direabsorpsi, substansi akan melewati satu
jalan dari dua pilihan yang ada, yaitu:
A. Paraseluler: pergerakan pasif melewati tight
junction antarsel tubulus.
B. Transeluler: menembus sel-sel tubulus, melalui
membrane apical (membrane yang berhubungan
langsung dengan cairan peritubular) dan membrane
basolateral (membrane yang berhubungan dengan
cairan interstisial).
▷ Berbagai macam zat terlarut direabsorbsi dengan
cara yang berbeda-beda.
▷ Reabsorbsi air terjadi dengan pembentukan
aquaporin dan penyerapan zat terlarut sehingga air
akan mengalami proses osmosis menuju kapiler
peritubular.
Ahmadien Hafidz
KELOMPOK 4 Phonatari Keumala P
Syifa Nur Hamidah
OUTLINE
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi bagian-bagian saluran pencernaan!
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi kelenjar-kelenjar pencernaan!
3. Pembuluh darah apakah yang memberikan vaskularisasi sistem pencernaan?
4. Bagaimanakah persarafan sistem pencernaan?
5. Jelaskan hubungan antara keseimbangan energi dengan pengaturan suhu tubuh
dan jelaskan refleks pengaturan suhu tubuh.
Terdapat 4 lapisan dinding saluran cerna, yaitu:

1. Mukosa: melapisi permukaan dalam saluran. Terdiri dari


lapisan epitel yang dapat mensekresi enzim dan
lender/mucus (sel goblet)
2. Submukosa: jaringan ikat yang mempengaruhi elastisitas
saluran, berisi pembuluh darah dan limfe.
3. Muscularis: terdiri dari dua lapisan otot polos yang dapat
berkontraksi untuk gerakan mendorong dan mencampur
4. Serosa: terdiri dari lapisan epitel squamous dan didukung
jaringan ikat. Mensekresi cairan serosa untuk menjaga
permukaan luar tetap licin dan menghindari gesekan dengan
organ lain

Saluran Sistem Pencernaan dan Fungsinya


1. Rongga mulut (oral cavity)

Rongga mulut memiliki beberapa struktur aksesoris:


- Bibir: membantu mengambil, mengarahkan, dan
menampung makanan di dalam mulut.
- Palatum: yaitu pemisah antara mulut dan saluran
hidung.
- Lidah: terdiri atas otot-otot volunter yang dapat
digerakkan secara sadar, membantu proses mengunyah
dan menelan, memiliki papila.
- Gigi: berfungsi untuk mengunyah, memotong, dan
mengoyak makanan.
- Kelenjar saliva: mensekresi saliva. 3 major salivary
glands: parotid gland, sublingual gland, dan
submandibular gland.
2. Faring-Esofagus
1. Faring
 Persimpangan antara saluran pencernaan dan saluran
pernapasan.
 Terdiri dari nasofaring, orofaring, larigofaring. Tapi
nasofaring tidak terlibat dalam proses pencernaan.
bagian faring yang langsung berhubungan dengan saluran
cerna adalah orofaring. Berfungsi sebagai jalur masuk
makanan dari mulut ke esophagus
2. Uvula berfungsi untuk menutup saluran dari hidung
3. Epiglotis: tertekan ke bawah menutupi glotis untuk
mencegah makanan masuk ke saluran napas
4. Esofagus: saluran berotot yang relatif lurus panjang
sekitar 20 cm. berfungsi menyalurkan makanan dari mulut
ke lambung dengan gerak peristaltik.
3. Lambung

1. Kelenjar gastrik menghasilkan getah lambung yang


terdiri dari pepsinogen, HCL, mukus. Dihasilkan
pada bagian mukosa lambung
2. Sel chief mensekresi pepsinogen
Lambung dibagi menjadi 3 bagian : 3. Sel parietal mensekresi HCl, berfungsi untuk
1. Fundus: mengandung kantung gas mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin,
2. Korpus (body): empat makanan disimpan sementara membunuh sebagian besar mikroorganisme, dan
3. Antrum: tempat pencampuran makanan karena memiliki memecah jaringan ikat pada daging
otot tebal yang dapat berkontraksi kuat. 4. Mukus sel mensekresi mukus/lender untuk
menghindari iritasi mukosa
4. Usus Halus

Terjadi proses penyerapan di usus halus Villi merupakan agian dari


- Duodenum: menghasilkan kelenjar mukus dan mukosa usus, memiliki lapisan
menerima sekresi pancreas dan empedu terluar sel epitel silindris. Setiap
- Jejunum: terdapat villi sel memiliki microvilli yang
- Ileum: terdapat villi yang lebih sedikit berfungsi menghasilkan enzim
daripada jejunum dan terdapat nodus limfe pada usus.
Secara garis besar, fungsi usus halus adalah:
1. Merupakan akhir proses pencernaan dengan dibantu oleh enzim
usus halus, enzim dari pankreas, dan empedu.
2. Absorpsi nutrien dari makanan: dinding usus halus memiliki vili
yang mengandung pembuluh darah, sehingga nutrisi yang sudah
diserap kemudian akan dialirkan bersama darah.
5. Usus Besar

Usus besar dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Usus besar memiliki beberapa fungsi, antara lain:
sekum, apendiks, kolon, dan rektum. 1. Absorpsi air (mencapai 80-90%) dan elektrolit dari
1. Sekum: kantung tertutup yang berada di kimus yang tersisa.
bawah katup ileosekal. 2. Mengubah kimus yang setengah cair menjadi
2. Apendiks: tabung buntu dan sempit yang padatan (atau semi padat), disebut feses.
menonjol dari sekum. berisi jaringan limfoid. 3. Memproduksi mukus.
3. Kolon: bagian usus besar yang membentang 4. Mengandung bakteri yang bermanfaat bagi manusia.
dari sekum hingga rektum. Kolon dibagi lagi Keberadaan bakteri ini disebabkan karena gerakan
menjadi 3 bagian, yaitu kolon asenden zat-zat sisa makanan di usus besar berlangsung
(naik), kolon transversa (mendatar), dan secara lambat. Selain itu, usus besar tidak
kolon desenden (menurun). memproduksi zat antibakteri, sehingga bakteri dapat
4. Rektum: panjang sekitar 12-13 cm. Rektum bertahan hidup dan terus berkembang di usus besar.
berujung pada saluran anal dan membuka di Manfaat bakteri: stimulasi motilitas kolon, memelihara
anus. integritas mukus pada kolon, menghasilkan zat yang
berguna bagi tubuh, seperti vitamin K, riboflavin, dan
tiamin.
6. Anus

Anus, merupakan lubang


tempat keluarnya feses.
KELENJAR-KELENJAR
PENCERNAAN
Kelenjar pencernaan adalah organ tubuh yang menghasilkan getah atau
kelenjar yang membantu dalam pencernaanmakanan. Kelenjar pencernaan terdiri
atas kelenjar ludah, kelenjar getah lambung, hati, pankreas,dan kelenjar usus
halus.
Rongga mulut
➢ Kelenjar Ludah
Ludah dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah. Kelenjar ludah tersebut
adalah kelenjar ludah parotis, kelenjar submandibularis , kelenjar sublingualis.
Ludah yang dihasilkan dialirkan melalui saluran ludah yang bermuara ke dalam
rongga mulut .Ludah mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin. Enzim
ptialin berfungsi mengubah amilum menjadi gula, yaitu maltosa dan glukosa.
KELENJAR-KELENJAR
PENCERNAAN
❖ Kelenjar Parotis
Letaknya di bawah depan dari telinga
diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os
mandibular, duktusnya duktus stensoni.
 Kelenjar Submandibular
Terletak di bawah rongga mulut
bagian belakang , duktusnya bernama
duktus wartoni, bermuara di rongga mulut
dengan dengan frenulum lingua.
❖ Kelenjar Sublingualis
Letaknya di bawah selaput lendir
dasar rongga mulut bermuara di dasar
rongga mulut.
KELENJAR-KELENJAR PENCERNAAN
Lambung
Selain pencernaan mekanik, pada lambung
terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan
senyawa kimia yang dihasilkan lambung.
Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung
adalah:
1) Asam HCl ,mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin. Sebagai disinfektan,
serta merangsang pengeluaran hormon
sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
2) Lipase , memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Namun lipase yang
dihasilkan sangat sedikit
3) Renin , mengendapkan protein pada
susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya
dimiliki oleh bayi.
4) Mukus , melindungi dinding lambung dari
kerusakan akibat asam HCl
KELENJAR-KELENJAR PENCERNAAN
Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada
usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang
dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan usus halus adalah:
1) Disakaridase, menguraikan disakarida menjadi monosakarida
2) Erepsinogen, erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton
menjadi asam amino.
3) Hormon Sekretin, merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke
usus halus,
4) Hormon CCK (Kolesistokinin), merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalamusus
halus.
KELENJAR-KELENJAR PENCERNAAN
Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dan terpenting dalam tubuh. /ati terdiri atas dua lobus. Setiap
lobus memiliki saluran untuk mengangkut cairan empedu, yakni duktus hepatikus. Hati mempunyai fungsi sebagai berikut:
Penawar racun
Tempat penyimpanan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen
Penghasil cairan empedu
Perombak eritrosit yang sudah tua
Penyintesis protein, albumin, globulin dan fibrinogen
Empedu (chole) adalah suatu cairan setengah kental berwarna kuning keemasan (kehijauan) pH-nya 7,6 – 8,6
rasanya pahit sekali. Berasal dari hasil perombakan sel-sel darah merah yang sudah rusak atau tua. Bahan-bahan yang
terkandung di dalam empedu, yaitu garam-garam (Na dari bahan asam glikolat dan asam taurokolat), pigmen
(bilirubin, urobilin, dan biliverdin), kolesterol, dan garam-garam mineral (klorida dan bikarbonat).
Empedu berfungsi mengurangi tegangan permukaan dari lemak, mengaktifkan lipase dalam usus,
memberi warna feses, menolong daya absorpsi lemak pada dinding usus dan menciptakan reaksi alkali pada usus
(klorida dan bikarbonat). Pengeluaran empedu di kontrol oleh hormon koleositokinin.
KELENJAR-KELENJAR PENCERNAAN
Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang besifat endokrin dan eksokrin. Bersifat endokrin karena
menghasilkan hormone insulin dan hormone glukogen yang dimasukkan ke darah. Bersifat eksokrin karena
menghasilkan enzim pencernaan. Keluarnya enzim dari pankreas karena dipengaruhi oleh enzim pankreozimin.
Pankreas menghasilkan enzim-enzim pencernaan sebagai berikut:
1) Tripsinogen, diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsin. Tripsin berfungsi mengubah polipeptida
menjadi peptida.
2) Kimotripsinogen, diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin yang berfungsi membantu tripsin.
3) Peptidase, berperan mengubah senyawa peptide menjadi asam amino.
4) Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
5) Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
6) Nuklease, berfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida.
7) NaHCO3 atau KHCO3 atau ion bikarbonat HCO3-, berfungsi menetralkan suasana
VASKULARISASI SISTEM
PENCERNAAN
1. Rongga Mulut
- Vaskularisasi Gigi  Arteri alveolaris superior dan arteri alveolaris inferior cabang arteria maxillaries
vena
- Vaskularisasi palatum  Arteri palatine major, cabang arteria palatine descendens, dan arteria palatina
minor
- Vaskularisasi lingua  cabang arteria carotiexterna profunda lingua

2. Faring
- Pasokan arteri ke faring berasal dari 4 cabang dari arteri karotis eksternal. Kontribusi utama dari arteri
faring asenden
- Cabang arteri palatina memasuki faring tepat diatas dari muskuluskonstriktor faring superior, yang
membantu pasokan untuk muskulus konstriktor faring superior dan palatum
3. Esofagus
- Dari bagian atas disuplai oleh caban-cabang arteria tiroidea inferior dan subclavia
- Dari bagian tengah disuplai oleh cabang-cabang segmental aorta dan arteri bronkialis
- Dari bagian subdiafragmatika disuplai oleh arteria gastrika sinistra dan frenika inferior

4. Gaster
Berasal dari arteri seliaka atau trunkus seliakus yang bercabang dan menyuplai kurvatura minor dan mayor

5. Usus Halus
- Usus halus divaskularisasi oleh arteria mesentrika superior yang dicabangkan dari aorta tepat dibawah arteri
seliaka kecuali duodenum
- Duodenum divaskularisasi oleh arteria gastroduodenalis dan cabangnya arteria pankreatikoduodenalis
superior

6. Usus Besar
- Usus besar bagian kanan divaskularisasi oleh arteria mesentrika superior
- Usus besar bagian kiri divaskularisasi oleh arteria mesentrika inferior
7. Rektum dan Anus
Rektum dan anus divaskularisasi oleh arteri dan vena hemoroidalis externa dan interna
8. Hati
- Hati mempunyai dua sumber suplai darah, yaitu: saluran cerna dan limfa melalui vena porta
hepatica
- Aorta melalui arteria hepatica
- Kasarnya, satu pertiga suplai darah pada hati merupakan arteria dari hepatica artery proper
- Sisanya adalah vena yang berasal dari hepatic portal vein, yang dimulai dari kapiler esofagus,
perut, usus halus, dan sebagian besar usus besar. Sel hati, disebut hepatocytes, menyesuaikan
level sirkulasi nutrien melalui absorpsi selektif dan sekresi.
- Darah meninggalkan hati kembali menuju sistem sirkulasi melalui vena hepatica. Vena ini
terbuka untuk inferior vena cava.
PERSARAFAN PADA SISTEM PENCERNAAN
SIMPATIS PARASIMPATIS
Memperlambat sekresi air Menstimulasi sekresi air
ludah ludah

Memperlambat kerja Menstimulasi kerja lambung


lambung

Memperlambat sekresi zat Menstimulasi zat – zat di


– zat di organ pencernaan organ pencernaan dan
dan gerak peristaltik pada gerak peristaltik pada
organ pencernaan organ pencernaan

Memperlambat sekresi Menstimulasi sekresi


pankreas eksokrin pankreas eksokrin
HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN ENERGI DENGAN PENGATURAN SUHU TUBUH
DAN JELASKAN REFLEKS PENGATURAN SUHU TUBUH.

Determinan suhu tubuh adalah keseimbangan antara produksi


panas dan pengeluaran panas. Panas merupakan suatu bentuk
energi. Keseimbangan energi ini dipertahankan oleh mekanisme
homeostatik, melalui pengaturan suhu tubuh.
(Sloane)
REFLEKS PENGATURAN SUHU TUBUH
Pusat termoregulator hipotalamus merupakan sekelompok saraf pada area preoptik dan
hipotalamus posterior yang berfungsi sebagai termostat. Termostat hipotalamus memiliki semacam
titik kontrol yang disesuaikan untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu tubuh turun sampai di
bawah atau naik sampai di atas titik ini, pusat akan memulai impuls untuk menahan panas atau
meningkatkan pengeluaran panas.
a. Termoreseptor perifer yang terletak dalam kulit, mendeteksi perubahan suhu kulit dan membran mukosa tertentu
serta mentransmisi informasi tersebut ke hipotalamus.
b. Termoreseptor sentral yang terletak di antara hipotalamus anterior, medulla spinalis, organ abdomen, dan struktur
internal lainnya, juga mendeteksi perubahan suhu darah.
Mekanisme penahanan panas
a. Vasokonstriksi pembuluh darah perifer, akibat stimulasi
simpatis, akan mengurangi aliran darah dan pengeluaran
panas melalui kulit, serta menahan darah hangat pada bagian
inti tubuh.
b. Peningkatan aktivitas muskular, seperti kontraksi otot
volunteer dan panggilan involunteer, akan meningkatkan
produksi panas.
c. Mekanisme hormon yang meliputi peningkatan produksi
epinefrin, norepinefrin, tiroksin, dan glukokortikoid,
meningkatkan metabolisme dan produksi panas.
Mekanisme pengeluaran panas

a. Vasodilatasi pembuluh darah perifer, akibat inhibisi saraf simpatis, menyebabkan peningkatan
aliran darah ke permukaan tubuh untuk memperbesar pengeluaran panas dan mengurangi tonus
otot sehingga produksi panas berkurang.
b. Peningkatan sekresi kelenjar keringat meningkatkan pengeluaran panas melalui evaporasi.
Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat stres fisiologis seperti reaksi
alergi, trauma jaringan, dehidrasi, lesi SSP, serta infeksi bakteri atau virus. Demam termasuk
pertahanan nonspesifik terhadap infeksi.
(Sloane)
Hanna g: Erepsinogen diaktifkan oleh apa sehingga menjadi erepsin?
Anggun: Fundus fungsinya apa?
Zidni: Mekanisme cegukan...
Kelompok 1

▷ Gerald
▷ Misbahul Fitri
▷ Yumna Nabila F.
▷ Fitroh Nurbayani H.
▷ Lila Andari
6.
Organ-organ Sistem
Pencernaan
Martini, Nath, Bartolomeuw. Fundamentals of Anatomy and Physiology- Ed 9th)
ORGAN FUNGSI

Lidah Pengunyahan makanan, membentuk bolus, mengecap rasa, memicu pencernaan trigliserida

Kelenjar Liur Melarutkan makanan, membersihkan mulut dan gigi, memicu pencernaan karbohidrat

Gigi Menghancurkan makanan menjadi partikel terkecil untuk ditelan

Pembentukan chyme, menghentikan kerja pepsin, mengatur pH di usus halus, pencernaan


Pankreas
karbohidrat, protein, trigliserida, dan asam nukleat

Hati Produksi bile, yang mengemulsi dan mengadsorpsi lemak di usus halus

Kantong Empedu Menyimpan dan mengatur konsentrasi bile dan

Idem fungsi lidah, kelenjar liur dan gigi. Selain itu, bibir dan pipi menjaga makanan diantara gigi
Mulut
selama pengunyahan. Kelenjar bukal memproses mulut membentuk air liur

Menerima bolus dari rongga mulut dan meneruskannya ke lambung melalui relaksasi esofageal
Esofagus
sphincter(atas) dan sekresi mucus
ORGAN FUNGSI

Mencampur kombinasi air liur,makanan, dan enzim lambung yang mengaktifkan pepsin,
memicu pencernaan protein, mematikan mikroba, menyerap vit.B12, kontraksi esofageal
Lambung
sphincter(bawah), meningkatkan motilitas perut, merelaksasi pyloric sphincter, dan
menggerakkan chyme ke usus halus

Memisahkan chyme dengan enzim pencernaan, gerakan peristaltik menuju illeocecal


sphincter, sekresi pencernaan usus halus, pankreas dan hati, menyelesaikan pencernaan
Usus Halus
karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat. Lipatan melingkar, vili dan mikrovili
menyerap 90% nutrisi

Pencampuran haustral, gerakan peristaltik menuju rektum, bakteri menghasilkan vitamin B


Usus Besar
& K, penyerapan air, ion dan vitamin, defekasi
7.
Proses Dasar Pencernaan
Proses Dasar Motilitas

Pencernaan Mencampur dan mendorong makanan

Sekresi
Pengeluaran air, asam, penyangga dan
enzim ke dalam lumen

Digesti
Pencernaan secara mekanik dan
kimiawi

Absorpsi
Penyerapan hasil pencernaan ke dalam
darah dan limfa
Motilitas
✘Kontraksi otot untuk mencampur dan mendorong makanan.
✘Kontraksi ini berupa tonus yang berfungsi:
-Mempertahankan tekanan saluran pencernaan.
-Mencegah ketegangan permanen setelah dinding saluran
melebar.

✗ Mempunyai dua gerakan yaitu:


1. Gerakan propulsif, mendorong maju isi saluran cerna.
2. Gerakan mencampur, mencampur makanan dengan getah
pencernaan, mempermudah penyerapan.
Sekresi
✘ Sekresi pencernaan terdiri dari sekresi air, garam
empedu, elektrolit, enzim.
✘ Sel-sel endokrin pada dinding saluran pencernaan
membantu mengontrolan motilitas pencernaan dan
sekresi kelenjar eksokrin.
Digesti
✘ Penguraian bentuk makanan yang kompleks menjadi
struktur-struktur kecil yang nantinya dapat diserap oleh
enzim pencernaan.
✘ Makanan yang dikonsumsi: karbohidrat, protein, dan
lemak.
✘ Digesti atau pencernaan ini dilakukan dengan proses
hidrolisis enzimatik.
✘ Caranya dengan proses kimiawi dan fisika.
Absopsi
✘ Sebagian besar terjadi di usus halus.
✘ Penyerapan zat makanan yang telah selesai dicerna.
✘ Zat makanan yang diserap bersama dengan air,
vitamin, dan elektrolit.
✘ Kemudian, nantinya akan ditranspor ke dalam darah
atau cairan limfe sesuai dengan zat tersebut.
8.
Fase-fase pada Proses
Pencernaan
Cephalic Phase
✘ Terjadi ketika kita memikirkan, melihat,
mencium, dan merasakan makanan.
✘ Fase ini mempersiapkan lambung
untuk menerima makanan.
✘ Sekresi saliva (kelenjar saliva) oleh
reflex terkondisikan akibat saraf
parasimpatetik.
✘ Saraf parasimpatetik berupa saraf
kranial vagus menstimulasi pleksus
saraf submukosa (pleksus Meissner)
dalam memicu sekresi kelenjar
lambung.
Cephalic Phase
✘ Sekresi cairan lambung oleh
kelenjar lambung juga diakibatkan
oleh hormon gastrin.
✘ Cairan lambung berupa HCl,
pepsinogen, mukus, faktor intrinsik,
dan hormon gastrin.
✘ Fase ini dapat diperkuat atau
dicegah oleh keadaan emosi kita.
Gastric Phase
✘ Fase ini dimulai pada saat makanan
mencapai lambung.
✘ Berlangsung selama 3-4 jam.
✘ Terdapat tiga respons dalam fase ini.
1. Local Response
✘ Dinding lambung melebar akibat
masuknya makanan. Hal ini
menyebabkan disekresikannya histamin
pada lapisan lamina propria
✘ Histamine menempel pada reseptor di
sel parietal. Kemudian, Sel parietal
mensekresikan lebih banyak asam.
Gastric Phase
2. Neural Response
✗ Stretch receptors dan chemoreceptors
menyebabkan stimulasi dari submukosal
(Meissner) dan myenteric (Auerbach)
pleksus.
✗ Myenteric pleksus yang terstimulasi akan
mengalami kontraksi kuat di muscularis
externa yang disebut mixing waves.
✗ Submukosal pleksus yang terstimulasi akan
memicu sekresi kelenjar lambung untuk
pencernaan.
Gastric Phase
3. Hormonal Response
✘ Adanya asam amino dan peptida
menstimulasi sekresi hormon gastrin
oleh sel G
Intestinal Phase
✘ Fase ini dimulai ketika chyme masuk ke
dalam duodenum.
✘ Fungsi dari fase ini adalah untuk
mengontrol kecepatan pengosongan
lambung untuk memastikan bahwa usus
siap mengabsorpsi sari makanan.
✘ Terdapat dua respons.
1. Neural Response
✘ Duodenum mulai melebar dan menstimulasi stretch
receptor dan chemoreceptors menstimulasi
terjadinya refleks enterogastric.
Intestinal Phase
2. Hormonal Response
✗ Cholecystokinin (CCK) dan Gastric inhibitory
peptide (GIP) disekresikan akibat oleh adanya lipid
dan karbohidrat di duodenum.
✗ Sekretin disekresi ketika pH duodenum kurang
dari 4,5. Hal ini berfungsi untuk memicu
pengeluaran ion bikarbonat dalam netralisasi
keasaman chyme.
✗ Sel G mensekresikan gastrin untuk mempercepat
proses gastric phase.
9.
Refleks Defekasi
Refleks Defekasi
Refleks intrinsik/resleks pendek (short reflex) : dimediasi oleh sistem saraf enterik lokal di dinding rektal.
Mekanismenya antara lain:
1. Feses masuk rektum, dinding meregang, memicu sinyal di plexus myenteric, hal ini memicu gelombang
peristalsis di kolon desenden, sigmoid, dan rektum. Feses terdorong makin mendekati anus
2. Gelombang peristalsis mendekati anus, sfingter anal internus relaksasi, perintahnya dari sinyal inhibitori
(penghambat) dari plexus myenteric
3. “Gerbang terakhir” yang harus dibuka secara sadar adalah sfingter anal external. Bila sfingter anal external
relaksasi bersamaan dengan yang internal, defekasi terjadi
Refleks ini lemah dan harus dibantu oleh :
Refleks Parasimpatis/refleks panjang (long reflex) : bersama segmen sakral medulla spinalis
→ ujung saraf dalam rektum di rangsang sinyal dihantarkan ke dalam medula spinalis secara refleks kembali ke kolon
descenden, sigmoid, rektum, dan anus melalui serat-serat saraf parasimpatis dalam nervus pelvikus.
Sinyal ini memperkuat gelombang peristaltik dan merelaksasikan sfingter ani internus.
Sinyal defekasi yang masuk ke dalam medula menimbulkan efek lain, yaitu:
• Mengambil napas yang dalam
• Penutupan glotis
• Kontraksi otot dinding abdomen yang mendorong feses ke bawah dan menyebabkan dasar
pelvis berelaksasi ke bawah dan menarik keluar cincin anus untuk mengeluarkan feses.
Refleks defekasi dapat diaktifkan secara sadar dengan cara

Mengambil napas Mengontraksikan otot


dalam abdomen

Mengeluarkan napas
Menaikan tekanan
dengan paksa dalam
intra-abdominal
keadaan glotis tertutup

Feses terdorong
ke dalam rektum.
10.
Keseimbangan Energi dan
Cara Mempertahankannya
Keseimbangan Energi

Keseimbangan energi adalah keadaan di
mana jumlah energi yang masuk (asupan
energi) sama dengan energi yang keluar
(output energi).
Masukan Energi = Pengeluaran
Energi

Keseimbangan energi netral Keseimbangan energi positif Keseimbangan energi negatif

• Jumlah energi dari makanan


• Jumlah energi dari makanan
• Jumlah energi dari makanan yang masuk > jumlah energi
yang masuk < jumlah energi
yang masuk = jumlah energi yang keluar dari kerja tubuh.
yang keluar dari kerja tubuh.
yang keluar dari kerja tubuh. • Energi yang tidak digunakan
• Energi simpanan digunakan
• Berat tubuh tidak berubah disimpan dalam tubuh → berat
tubuh → berat tubuh berkurang
tubuh bertambah
Perubahan Energi Nutrien
Menjadi Panas
≤50% untuk kerja
Berubah menjadi
tubuh internal dan
panas
eksternal

Mempertahankan
Energi Nutrien
suhu tubuh

50% hilang
sebagai panas
Referensi
1. Martini, F.H., Nath, J.L., Bartholomew, E.F.
Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th ed. San
Fransisco: Benjamin Cummings. 2012.
2. Sherwood, L. Human Physiology: From Cells to
Systems. 8th ed. California: Thomson Learning; 2012.
3. Hall JE . Guyton and Hall Textbook of Medical
Physiology. 13th ed. Elsevier : Philadelphia ; 2016
4. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy &
Physiology. 13th ed. Hoboken: John Wiley & Sons;
2012
5. Sloane, E. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Alih
Bahasa, James Veldman. Editor Bahasa Indonesia,
Palupi Widyastuti. Jakarta: EGC; 2003.
Referensi
6. Mader, Sylvia S. Understanding Human Anatomy and
Physiology. 7th Edition.
New York:The McGrawHill Companies. 2010
7. SIlverthorn, D.U. Human physiology: An integrated
approach. 3rd ed. San Francisco: Pearson Education.
2004.
8. Kuntarti. Keseimbangan cairan, elektrolit, asam dan basa.
Jakarta: Universitas Indonesia. Available from:
Dhttp://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication
/fluidbalance.pdf. [accessed 25 November 2017].

Anda mungkin juga menyukai