Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami sebagai mahasiswa D3 Teknik
Infrastruktur Sipil dapat merampungkan penyusunan Karya Tulis tentang Bahasa
Indonesia dan Identitas Bangsa.

Karya tulis ini semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan karya tulis ini.

Tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi ibu dosen dan para pembaca yang
ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki karya tulis ini.

Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga dari karya tulis ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada laporan selanjutnya.

Surabaya, September 2018


Penyusun

1
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
2.1 Sejarah Bahasa Indonesia .................................................................................. 5
2.2 Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara ......................................................... 8
2.3 “Kalah” Di Indonesia, Bahasa Indonesia Dihargai Negara Lain ..................... 10
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15

2
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam menggunakan Bahasa
Indonesia karena itu merupakan kewajiban bergaul di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selain itu kita harus memajukan kepribadian Indonesia di dalam maupun di
luar negeri. Bahasa Indonesia tentu saja memiliki karakter khusus karena dia berakar dari
tradisi etnik lokal yang kemudian dimodifikasi dan diadopsi menjadi bahasa persatuan
yang berfungsi sebagai perekat keberagaman etnik. Bahasa Indonesia bersifat fleksibel
dan ini tampak dalam berbagai dialek misalnya bahasa Indonesia dialek Betawi, dialek
Sulawesi Selatan, dialek Palembang, dialek Papua dll, dan menurut Ferdinand de
Saussure (1996: 80) hal ini adalah aspek parole dari bahasa. Bahasa Indonesia baku (ejaan
yang disempurnakan/EYD) dalam konteks Saussurian disebut sebagai aspek langue.
Langue-lah yang menjadi titik tekan kajian ilmu linguistik, langue merupakan fakta sosial
yang artinya dia menjadi milik kolektif sistem dan berada di atas fakta individu. Parole
adalah fakta individu. Sosialisasi Bahasa Indonesia baku secara massal dan
berkesinambungan.

Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional dengan identitas bangsa di


dalamnya, yang berfungsi sebagai alat komunikasi, mempunyai peran sebagai
penyampaian informasi..Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran
informasi yang disampaikan. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan
bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama.

Seiring dengan perkembangan zaman, khususnya di Indonesia semakin terlihat


pengaruh yang diberikan oleh bahasa asing dari dalam negeri maupun bahasa dari luar
negeri terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa
tersebut oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan
bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang.

3
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Sementara di negara lain, lebih mengapresiasi bahasa Indonesia sebagai bahasa


yang harus dipelajari di negasranya sendiri. Untuk itu maka makalah ini akan mencoba
mengkaji kasus “Kalah Di Indonesia, Bahasa Indonesia Dihargai Negara Lain” .

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang yang dijabarkan di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?


2. Apakah bahasa Indonesia masih dihargai oleh Indonesia sendiri dan negara
lain ?
3. Apakah ada dampak jika bahasa asing terhadap perkembangan bahasa
Indonesia ?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan memahami sejarah
perkembangan bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.

4
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia yang kini kita gunakan sebagai bahasa resmi di negara kita
berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang kita gunakan tersebut merupakan
bahasa Melayu tua yang sampai sekarang masih dapat kita selidiki sebagai peninggalan
masa lampau. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli, bahkan menghasilkan
penemuan bahwa bahasa Austronesia itu juga mempunyai hubungan kekeluargaan
dengan bahasa-bahasa yang dipergunakan di daratan Asia tenggara.

Bukan baru sekarang bahasa Indonesia atau bahasa Melayu itu digunakan sebagai
bahasa penghubung di beberapa negara Asia Tenggara. Sudah sejak dulu kala, bahasa
Indonesia atau bahasa Melayu itu dikenal oleh penduduk daerah yang bahasa sehari-
harinya bukan bahasa Indonesia atau Melayu. Hal tersebut dibuktikan oleh adanya
beberapa prasasti yang ditemukan di daerah-daerah yang bahasa sehari-hari penduduknya
bukan bahasa Indonesia atau Melayu. Tentu saja ada juga ditemukan di daerah yang
bahasa sehari-hari penduduknya sudah menggunakan bahasa Indonesia atau Melayu.
Sejarah perkembangan bahasa ini dapat dibuktikan dengan adanya prasasti Kedukan
Bukit (683 M), Talang Tuo (684 M), Kota Kapur (686 M), Karah Barahi (686 M).

Ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah
mempunyai kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasa-bahasa daerah di
Nusantara ini. Pigafetta yang mengikuti perjalanan Magelhaen mengelilingi dunia, ketika
kapalnya berlabuh di Tidore pada tahun 1521 menuliskan kata-kata Melayu. Itu
merupakan bukti yang jelas bahwa bahasa Melayu yang berasal dari bagian barat
Indonesia pada zaman itu pun sudah menyebar sampai ke bagian Indonesia yang berada
jauh di sebelah timur.

Demikian juga menurut Jan Huygen van Lischoten, pelaut Belanda yang 60 tahun
kemudian berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu bukan saja sangat
harum namanya tetapi juga dianggap bahasa yang terhormat di antara bahasa-bahasa
negeri timur. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan orang yang tidak dapat atau tidak

5
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

tahu Bahasa Indonesia, seperti orang yang tidak tahu dan tidak dapat berbahasa Prancis
di Negeri Belanda pada zaman itu. Berarti hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia sudah demikian terkenal dan terhormat pada masa itu.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa persatuan
atau bahasa nasional. Nama bahasa Indonesia tersebut sifatnya adalah politis, karena
setujuan dengan nama negara yang diidam-idamkan yaitu Bangsa Indonesia. Sifat politik
ditimbulkan karena keinginan agar bangsa Indonesia mempunyai semangat juang
bersama-sama dalam memperoleh kemerdekaan agar lebih merasa terikat dalam satu
ikatan: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa.

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diikrarkan melalui butir-butir Sumpah


pemuda sebagai berikut.

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah Indonesia.

Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.

Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.

Pada ketiga ikrar tersebut terdapat perbedaan ikrar antara ikrar ketiga dengan ikrar
pertama dan kedua yaitu pada kata mengaku dan menjunjung. Ikrar pertama dan kedua
menyatakan ”mengaku bertumpah darah yang satu dan mengaku berbangsa yang satu”.
Artinya, tanah air dan bangsa kami hanya satu yaitu Indonesia. Berbeda dengan
”menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ikrar ini menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang digunakan dalam mempersatukan bangsa Indonesia.
Tidak berarti bahwa, bahasa daerah dihapuskan. Bahasa daerah tetap harus dijaga dan
dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa. Jadi, sangatlah keliru jika ada warga daerah
yang malu menggunakan bahasa daerahnya dalam berkomunikasi.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diartikan sebagai bahasa yang


digunakan di dalam kegiatan berkomunikasi yang melibatkan banyak tokoh atau

6
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

masyarakat yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Itulah sebabnya bahasa
Indonesia memiliki fungsi dan kedudukan sebagai bahasa persatuan.

Pada zaman Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei 1918
bahasa Melayu memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa
Belanda yang berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama di dalam sidang Dewan
rakyat. Sayangnya, anggota bumiputra tidak banyak yang memanfaatkannya.

Masalah bahasa resmi muncul lagi dalam Kongres Bahasa Indonesia pertama di
Solo pada tahun 1938. Pada kongres itu ada dua hal hasil keputusan penting yaitu bahasa
Indonesia menjadi (1) bahasa resmi dan (2) bahasa pengantar dalam badan-badan
perwakilan dan perundang-undangan.

Demikianlah ”lahir”nya bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang tiba-tiba


jatuh dari langit, tetapi melalui perjuangan panjang disertai keinsafan, kebulatan tekad,
dan semangat untuk bersatu. Api perjuangan itu berkobar terus untuk mencapai Indonesia
merdeka yang sebelum itu harus berjuang melawan penjajah.

Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia dan Jepang tidak dapat
menggunakan bahasa lain selain bahasanya sendiri. Bahasa Belanda jatuh dari
kedudukannya sebagai bahasa resmi. Bahkan, dilarang untuk digunakan. Jepang
mengajarkan bahasa Jepang kepada orang Indonesia dan bermaksud menggunakan
bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa Belanda untuk digunakan oleh orang Indonesia.
Akan tetapi, usaha itu tidak dapat dilakukan secara cepat seperti waktu dia menduduki
Indonesia. Karena itu, untuk sementara Jepang memilih jalan yang praktis yaitu memakai
Indonesia yang sudah tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Satu hal yang perlu dicatat
bahwa selama zaman pendudukan Jepang 1942-1945 bahasa Indonesia dipakai sebagai
bahasa pengantar di semua tingkat pendidikan.

Demikianlah, Jepang terpaksa harus menumbuhkan dan mengembang-kan bahasa


Indonesia secepat-cepatnya agar pemerintahannya dapat berjalan dengan lancar. bagi
orang Indonesia hal itu merupakan keuntungan besar terutama bagi para pemimpin
pergerakan kemerdekaan. Dalam waktu yang pendek dan mendesak mereka harus beralih
dari bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia. Selain itu, semua pegawai negeri dan

7
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

masyarakat luas yang belum paham akan bahasa Indonesia, secara cepat dapat memahami
bahasa Indonesia.

Waktu Jepang menyerah, tampak bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa


persatuan makin kuat kedudukannya. Berkaitan dengan hal di atas, semua peristiwa
tersebut menyadarkan kita tentang arti bahasa nasional. Bahasa nasional identik dengan
bahasa nasional yang didasari oleh nasionalisme, tekad, dan semangat kebangsaan.
Bahasa nasional dapat terjadi meskipun eksistensi negara secara formal belum terwujud.
Sejarah bahasa Indonesia berjalan terus seiring dengan sejarah bangsa pemiliknya.

2.2 BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NEGARA


Selain kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan
sebagai bahasa negara, sesuai dengan ketentuan yang tertera di dalam Undang-Undang
Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Di dalam kedudukan sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai: (1) bahasa resmi negara; (2) bahasa pengantar di dalam
dunia pendidikan; (3) alat perhubungan dalam tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah; dan
(4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Salah satu fungsi bahasa Indonesia di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara
adalah pemakaiannya sebagai bahasa resmi kenegaraan. Di dalam hubungan dengan
fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan.

Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-surat yang dikeluarkan


oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya seperti Dewan Perwakilan Rakyat
dan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditulis di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato,
terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Hanya di
dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa, kadang-kadang
pidato resmi ditulis dan diucapkan di dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Demikian pula halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia oleh warga masyarakat kita
di dalam hubungan dengan upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata

8
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

lain, komunikasi timbal balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan


mempergunakan bahasa Indonesia.

Untuk melaksanakan fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan dengan sebaik-


baiknya, pemakai bahasa Indonesia di dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan
perlu senantiasa dibina dan dikembangkan, penguasaan Bahasa Indonesia perlu dijadikan
salah satu faktor yang menentukan di dalam pengembangan ketenagaan seperti
penerimaan karyawan baru, kenaikan pangkat baik sipil maupun militer, dan pemberian
tugas-tugas khusus baik di dalam maupun di luar negeri. Di samping itu, mutu
kebahasaan siaran radio dan televisi perlu pula senantiasa dibina dan ditingkatkan.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi pula


sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak
sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia kecuali di daerah-daerah bahasa
seperti daerah bahasa Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, dan Makasar. Di daerah-
daerah bahasa ini bahasa daerah yang bersangkutan dipakai sebagai bahasa pengantar
sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.

Sebagai alat perhubungan tingkat nasional, bahasa Indonesia dipakai sebagai alat
komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, alat perhubungan
antardaerah dan antarsuku, dan juga sebagai alat perhubungan dalam masyarakat yang
latar belakang sosial budaya dan bahasa yang sama. Dewasa ini orang sudah banyak
menggunakan bahasa Indonesia apapun masalah yang dibicarakan, apakah itu masalah
yang bersifat nasional maupun kedaerahan.

Sebagai alat pengembang kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi,


bahasa Indonesia adalah satu-satunya bahasa yang digunakan untuk membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional yang memiliki ciri-ciri dan identitas sendiri. Di
samping itu, bahasa Indonesia juga dipekai untuk memperluas ilmu pengetahuan dan
teknologi modern baik melalui penulisan buku-buku teks, penerjemahan, penyajian
pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan umum maupun melalui sarana-sarana lain di
luar lembaga pendidikan.

9
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa
terpenting di kawasan republik kita ini. Penting tidaknya suatu bahasa didasari oleh tiga
faktor, yaitu (1) jumlah penuturnya, (2) luas penyebarannya, dan (3) peranannya sebagai
sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya yang bernilai tinggi. Penutur suatu bahasa
yang berjumlah sedikit menutup kemungkinan bahasa tersebut memiliki peranan yang
penting. Artinya, jika ada dua bahasa yang satu jumlah penuturnya sedikit dan bahasa
yang satu memiliki jumlah penutur yang banyak, maka bahasa dengan jumlah penutur
sedikit akan kurang mendapat perhatian dari penutur lainnya.

Luas penyebaran suatu bahasa menunjukkan banyak hal. Pertama, bahasa tersebut
banyak disenangi oleh pengguna. kedua, bahasa tersebut mudah dipelajari dan enak
digunakan. Ketiga, masyarakat penggunanya adalah orang-orang yang memiliki wibawa,
prestasi dan prestise yang tinggi sehingga masyarakat dari luar bahasa itu berasal akan
merasa bangga jika menggunakan bahasa tersebut.

Sebuah bahasa menjadi sangat penting jika memiliki fungsi atau selalu digunakan
dalam penyebaran ilmu pengetahuan, sastra, dan teknologi. Hanya orang-orang terpelajar
yang selalu berusaha menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan baik sastra
maupun teknologi. Tidak dapat dibayangkan jika bahasa yang berfungsi sebagai
pengembang ilmu pengetahuan tersebut tidak ada.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mencintai dan menjunjung martabat
bangsa dan negara menjadi kewajiban yang harus selalu dilaksanakan. Bangga
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan satu cara menjaga
martabat bangsa dan negara dihadapan bangsa-bangsa lain.

2.3 “KALAH” DI INDONESIA, BAHASA INDONESIA DIHARGAI NEGARA


LAIN

Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional dengan identitas bangsa di


dalamnya, yang berfungsi sebagai alat komunikasi, mempunyai peran sebagai
penyampaian informasi..Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran
informasi yang disampaikan. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan
bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama.

10
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain adalah
bahasa asing. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film,
sinema, elektronik (sinetron) mulai bergeser digantikan dengan bahasa remaja.

Seiring dengan perkembangan zaman, khususnya di Indonesia semakin terlihat


pengaruh yang diberikan oleh bahasa asing dari dalam negeri maupun bahasa asing
terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa
tersebut oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan
bahasa Indonesia sebagai Identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang.

Untuk menghindari pemakaian bahasa asing dan bahasa asing yang sangat luas di
masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan munculnya bahasa tersebut
dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa
asing terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, diantaranya
sebagai berikut:

1. Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa asing.


Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau
generasi negeri ini kian tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang
lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam
memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa.
Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini
kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh
arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat
yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa
asing.
Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa asing
dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas
dari pemakaian bahasa asing.

2. Menurunnya derajat bahasa Indonesia

11
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Karena bahasa asing yang begitu mudah untuk digunakan berkomunikasi


dan hanya orang tertentu yang mengerti arti dari bahasa asing, maka remaja
lebih memilih untuk menggunakan bahasa asing sebagai bahasa sehari-hari.
Sehingga bahasa Indonesia semakin pudar bahkan dianggap kuno di mata
remaja dan juga menyebabkan turunnya derajat bahasa Indonesia.
3. Menyulitkan Pemakaian Bahasa Indonesia
Penggunaan bahasa asing dapat mempersulit penggunaan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita
diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan
dengan menggunakan bahasa asing. Karena, bahasa asing tidak masuk ke
dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang kita buat
tidak diperkenankan menggunakan bahasa asing. Jadi, ketika situasi kita
dalam situasi yang formal jangan menggunakan bahasa asing sebagai
komunikasi.
4. Menganggu pemahaman bahasa bagi orang lain
Bahasa asing dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar
kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti
akan maksud dari kata-kata asing tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan,
sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
memahaminya.
5. Menjadi salah satu penyebab punahnya bahasa Indonesia
Penggunaan bahasa asing yang semakin marak di kalangan remaja
merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan
pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman
sekarang. Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu saat bahasa Indonesia bisa
hilang karena tergeser oleh bahasa asing di masa yang akan datang.

Bahasa Indonesia yang mulai terpinggirkan di negeri sendiri ternyata justru


mendapatkan apresiasi di lebih dari 45 negara. Mantan Kepala Pusat Bahasa di
Departemen Pendidikan yang saat ini disebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

12
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Dendi Sugondo mengatakan perguruan tinggi di puluhan negara itu membuka


pembelajaran bahasa Indonesia. Hal itu bisa dipandang sebagai apresiasi karena mereka
mengadakan pembelajaran bahasa Indonesia tanpa rekomendasi dari pihak manapun

Menurut orang-orang di negara tersebut ada sesuatu yang berbeda dengan


Indonesia yang ingin mereka ketahui lebih dalam lagi. Mereka juga tertarik dengan
kondisi sosial, alam, dan kebudayaannya yang menurut mereka menarik untuk dipelajari.
Hal itulah yang mendorong mereka untuk belajar Bahasa Indonesia. Dengan menguasai
Bahasa Indonesia mereka bisa memahami kondisi social, ekonomi sampai sistem politik
yang ada.

Kondisi ini didukung dengan upaya pemerintah meningkatkan fasilitas


Pendidikan bahasa Indonesia di dalam negeri dan juga menyediakan sumber
pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang-orang di luar negeri, bukan tidak mungkin
bahasa Indonesia mendunia.

13
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Bahasa Indonesia yang kini kita gunakan sebagai bahasa resmi di negara kita
berasal dari bahasa Melayu. Bukan baru sekarang bahasa Indonesia atau bahasa Melayu
itu digunakan sebagai bahasa penghubung di beberapa negara Asia Tenggara. Ketika
bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah mempunyai
kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasa-bahasa daerah di Nusantara ini. Pada
tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa persatuan atau bahasa
nasional. Pada zaman Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei 1918
bahasa Melayu memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa
Belanda yang berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama di dalam sidang dewan rakyat.
Masalah bahasa resmi muncul lagi dalam Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo pada
tahun 1938. Demikianlah ”lahir”nya bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang tiba-
tiba jatuh dari langit, tetapi melalui perjuangan panjang disertai keinsafan, kebulatan
tekad, dan semangat untuk bersatu.

Seiring dengan perkembangan zaman, khususnya di Indonesia semakin terlihat


pengaruh yang diberikan oleh bahasa asing dari dalam negeri maupun bahasa asing
terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Dengan munculnya bahasa
tersebut dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh
bahasa asing terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa yaitu (1)
Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa asing. (2) Menurunnya
derajat bahasa Indonesia. (3) Menyulitkan Pemakaian Bahasa Indonesia. (4) Menganggu
pemahaman bahasa bagi orang lain. (5) Menjadi salah satu penyebab punahnya bahasa
Indonesia.

3.2 SARAN
Setelah mengkaji bahasa Indonesia Sebagai Identitas Bangsa Ini, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan karya ilmiah ini.

14
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Oemar. (1981). Bunga Rampai Sumpah Pemuda. Satu Bahasa, Bahasa
Indonesia. Jakarta: Mutiara.
Pramuki, Esti M.Pd. (2012). Modul 1 : Sejarah Perkembangan Bahasa
Indonesia.Jakarta: MKDU411
Sejarah, Guru. 2017. https://www.gurusejarah.com/2016/01/bahasa-indonesia-
sebagai-identitas.html, diakses 14 September 2018
Saussure, Ferdinand de. 1996. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

15

Anda mungkin juga menyukai