Anda di halaman 1dari 5

Proses Pengolahan Gula Pasir di Pabrik Gula Rajawali

Pada umumnya proses pengolahan tebu menjadi gula dibagi menjadi


beberapa tahap yang diantaranya adalah proses pemerahan (pengilingan),
pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan dan penyelesaian (sugar handling).
Secara garis besar, seluruh proses produksi berjalan seperti illustrasi dibawah
(Priadi, 2014)

Diagram Alir Proses Pengolahan Gula Tebu PT. PG Rajawali


 Proses Penggilingan
Setelah tebu dilakukan pengecekan awal di stasiun penerimaan, menunggu di
emplacement, dan penimbangan. Selanjutnya tebu akan dibongkar di Stasiun
Gilingan dimana awal proses pembuatan tebu mulai berlangsung. Gula digiling
untuk mendapatkan nira sebanyak-banyaknya dan mengurangi kemungkinan
sukrosa terbawa oleh ampas tebu.
Tebu diangkut ke meja tebu atau cane table lalu dicacah menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil, lalu tebu ditekan agar lebih mudah diperah saat setelah digiling.
Proses penggilingan dilakukan sebanyak 5 kali dan ampas sisanya dibasahi lagi
dengan nira sisa agar dapat ditarik sisa sukrosa yang terkandung didalamnya.
Ampas yang telah kering dibawa ke ketel dan digunakan sebagai bahan bakar ketel
uap. Nira mentah dibawa ke stasiun Pemurnian untuk proses selanjutnya.
 Proses Pemurnian
Setelah nira didapatkan dari proses pemerahan, nira selanjutnya dimurnikan untuk
menghilangkan zat sisa yang bukan gula atau kotoran yang terikut dalam nira
mentah. Proses pemurnian dilakukan dengan bantuan proses Sulfitasi (penambahan
gas SO2 dan Ca(OH)2 untuk mengendapkan kotoran sehingga mudah dipisahkan
dalam proses penapisan. Sisa limbah padat abu dan blotong pabrik dengan
komposisi tertentu diolah menjadi pupuk organik bio-kompos untuk memperbaiki
struktur tanah.

 Penguapan
Nira hasil pemurnian disebut sebagai “Nira Jernih” dan langkah selanjutnya yang
dilakukan dalam proses pengolahan gula adalah proses penguapan. Proses
penguapan ini dilakukan dalam bejana evaporator. Tujuannya dari penguapan ini
ialah untuk meningkatkan konsentrasi dari nira hingga konsentrasi jenuhnya.
 Kristalisasi
Proses kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan
kristaliasi dalam pan masak ( crystallizer ) nira kental terlebih dahulu direaksikan
dengan gas SO2 sebagai bleaching dan untuk menurunkan viskositas masakan
(nira). Dalam proses kristalisasi gula dikenal sistem masak ACD, ABCD, ataupun
ABC.
Tingkat masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental. Apabila
HK nira kental > 85 % maka dapat dilakukan empat tingkat masakan (ABCD). Dan
apabila HK nira kental < 85 % dilakukan tiga tingkat masakan (ACD). Pada saat ini
dengan kondisi bahan baku yang rendah pabrik gula menggunakan sistem masakan
ACD, dengan masakan A sebagai produk utama. Nira pekat hasil proses
sebelumnya diuapkan airnya hingga mendekati kondisi jenuh hingga terbentuk pola
kristal sukrosa. Setelah itu larutan dialirkan ke paling pendingin agar terjadi
penurunan suhu dan nilai kejenuhan semakin meningkat sehingga dapat mendorong
terbentuknya kristal sukrosa.
 Pemisahan
Proses ini memisahkan kristal gula padat dari larutan sirup dengan cara
melakukan sentrifugasi. Prosesnya terdiri dari putaran dindingan berisi saringan
sehingga kristal gula yang memiliki ukuran yang besar akan tetap berada didalam.
Sedangkan larutan sirup gula yang masih basah akan terlempar keluar saringan ke
dinding akibat gaya sentrifugal dan kemudian ditampung.
 Packing
Proses terakhir setelah gula didapatkan adalah gula dikeringkan dalam talang
goyang dan diberikan hembusan uap kering. Produk gula yang sudah mengalami
proses pengeringan ditampung dalam sugar bin dan dilakukan pengemasan atau
pengepakan. Berat gula dalam pengemasan masing-masing pabrik gula tidak sama,
ada yang 25 kg, atau bahkan 50 kg. Gula yang berada dalam sak plastik tidak boleh
langsung dijahit. Harus dibuka terlebih dahulu agar temperatur gula mengalami
penurunan suhu. Suhu gula dalam karung tidak boleh melebihi suhu kamar atau
30oC. Setelah gula dingin lalu dilanjutkan proses penjahitan. Gula yang dijahit
tanpa proses penurunan suhu dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
gula.
Daftar Pustaka
Priadi, R., 2014. Proses Produksi Gula Pasir di PT. Pabrik Gula Rajawali II Unit
PG.JatiTujuh Kabupaten Majalengka Jawa Barat, Majalengka: Manajemen
Industri - Fakultas Teknik, Universitas Majalengka.

Anda mungkin juga menyukai