Anda di halaman 1dari 8

(BUKU ASKEB KEHAMILAN FISIOLOGI &PATOLOGIS )

ANITA LOCKHART RN, MSN & Dr. LYNDON SAPUTRA

 SOLUSIO PLASENTA

Definisi

 Solusio plasenta mengacu kepada pelepasan premature plasenta yang tertanam dalam

dinding uterus

 Biasanya solusio plasenta terjadi sesudah kehamilan 20 hingga 24 minggu walaupun

dapat terjadi kemudian yaitu selama kala pertama atau kedua persalinan

 Solusio plasenta paling sering terjadi pada multigravida-biasanya ibu hamil yang

berusia 35 tahun atau dan merupakan penyebab perdarahan yang sering ditemukan

selama paruh kedua kehamilan

 Diagnosis solusio plasenta dipastikan jika terdapat perdarahan maternal yang hebat

dan dapat menyebakan kehamilan dan jumlah harus dihentikan

 Prognosis fetal bergantung pada usia kehamilan dan jumalah kehilangan darah

 Prognosis maternal cukup baik jika perdarahan dapat dikendalikan

 Klasifikasi solusio plasenta dibuat menurut derajat pelepasann plasenta dan intensitas

gejala maternal serta fetal (lihat derajat pelepasan plasenta pada solusio plasenta)

Fakta Penting Tentang Solusio Plasenta

 Solusio plasenta merupakan pelepasan plasenta premature dari dinding uterus

 Biasanya solusio plasenta terjadi sesudah kehamilan 20 hingga 24 minggu

 Paling sering terjadi pada multigravida

 Prognosis fetal bergantung pada usia kehamilan dan jumlah kehilangan darah

 Prognosis maternal cukup baik jika perdarahan dapat dikendalikan

 Klasifikasi solusio plasenta dibuat menurut derajat pelepasan plasenta


Patofisiologi

 Penyebab primertidak diketahui

 Factor risiko yang dapat menyebabkan solusio plasenta meliputi kehamilan kembar,

hidramnion, penggunaan kokain, penurunan aliran darah pada plasenta, trauma pada

abdomen, kadar asam folat serum yang rendah, penyakit vaskuler atau renal dan

hipertensi gestasional

 Pembuluh darah pada dasar plasenta akan mengalami rupture spontan akibat

kehilangan kelenturan atau perubahan abnormal pada vaskulatur uterus

 Pembesaran uterus yang membuat kontraksinya tidak cukup untuk menyekat

pembuluh darah yang rupture dan hipertensi turut menambah rumit situasi ini

 Sebagai konsekuensinya, perdarahan terus terjadi tanpa terkendali dengan

kemungkinan pelepasasn sebagai atau seluruh plasenta

 Perdarahan bisa eksternal atau internal (pada sekitar 80% pasien)jika bagian tepi

plasenta terlepas dari dinding uterus

 Perdarahan bisa internal atau tersembunyi/concealed(pada sekitar 20% kasus)

jika bagian tengah plasenta terlepas sementara bagian tepinya masih melekat

sehingga darah yang keluar terperangkap dibawahnya

 Ketika darah mengalir masuk ke dalam serebut otot, relaksasi total uterus tidak lagi

dimungkinkan sehingga tonus dan iritabilitas uterus mengalami peningkatan

 Jika perdarahan ke dalam serabut otot uterus sangat banyak, maka warna uterus akan

berubah menjadi biru atau unggu dan darah yang terkumpul didalam serabut otot

tersebut akan mencegah kontraksi uterus yang normal pada saat sesudah melahirkan

(couvelaire uterus atau apopleksia uteroplasenta).


Faktor Yang Turut Menyebabkan Solusio Plasenta

 Kehamilan kembar

 Hidramnion

 Penggunaan kokain

 Penurunan aliran darah pada plasenta

 Trauma pada abdomen

 Kadar asam folat serum yang rendah

 Penyakit vascular atau renal

 Hipertensi grstasional

Hasil Pemeriksaan

 Solusio plasenta yang ringan:

 Mula timbul terjadinya bersifat gradual dengan perdarahan ringan hingga berat

 Rasa tidak nyaman yang samar-samar pada abdomen bagian bawah

 Nyeri tekan yang tekan yang ringan hingga sedang pada abdomen serta iritabilitas

abdomen

 Bunyi denyut jantung janin(DJJ)yang kuat serta teratur

 Solusio plasenta yang sedang (sekitar 50% dari kasus pelepasan plasenta)

 Mula timbul gradual atau mendadak dengan keluarnya darah dari vagina yang

berwarna merah gelap

 Nyeri abdomen yang kontinyu

 Uterus yang terasa bnyeri kita disentuh tetapi tetap kencang pada saat antar

kontraksi

 Djj yang hamper tidak terdengaar atau tidak teratur serta menunjukan bradikardia

 Kemungkinan terdapat tanda syok


 Mula timbul persalinan biasanya terjadi dalan waktu 2 jam dan biasanya

berlansungdengan cepat

 Solusio plasenta yang berat (70% dari kasus pelepasan plasenta)

 rasa nyeri yang hebat dan tidak dapat diredakan dengan mula timbul yang

mendadak pada uterus (rasa nyeri ini dilukiskan sebagai rasa seperti dirobek atau

ditusuk pisau)

 Uterus yang terasa nyeri ketika disentuh dan teraba keras seperti papan

 Perdarahan pervaginam yang sedang

 Syok yang progresif cepat

 Tidak terdengarnya bunyi djj

Tanda dan gejala solusio plasenta

 Ringan: Mula timbul gradual, perdarahan ringan hingga berat, ketidak nyamanan

yang samar-samar pada abdomen bagian bawah, nyeri tekan yang ringan hingga

sedang pada abdomen serta iritabilitas abdomen, dan bunyi denyut jantung janin(DJJ)

yang kuat serta teratur.

 Sedang:Mula timbul gradual atau mendadak, perdarahn perdarahan per vaginam

dengan darah yang berwarna merah gelap, nyeri abdomen yang kontinyu, uterus

byang nyeri ketika disentuh tetapi tetap kencang pada saat antar kontraksi, djj yang

hampir tidak terdengar atau tidak teratur serta menunjukan bradikardia, kemungkinan

adanya tanda syok

 Berat: Mulu timbul mendadak rasa nyeri yang hebat dan tidak dapat direndakan

uterus: uterus terasa nyeri ketika disentuh dan teraba keras seperti papan : perdarah

pervaginam yang sedang: syok yang progresif cepat; tidak terdengarnya bunyi djj.
Hasil Tes Diagnostic

 Pemeriksaan dalam (VT)dalam kondisi double setup (persiapan untuk melahirkan

lewat seksio cesarean emergensi) dan pemeriksaan USG dapat menyingkirkan

kemungkinan diagnosis plasenta previa

 Penurunan kadar hemoglobin dan jumlah trombosit

 Pemeriksaan assay yang periodic terhadap produk pemecahan fibrin untuk memantau

progresivitas solusio plasenta dan mendeteksi kemungkinan koagulasi diseminata

intravascular(DIC)

Penatalaksanaan

 Memantau tanda vital maternal, frekuensi DJJ, kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam

 Kemungkingan melahirkan bayi pervaginam bergantungan pada derajad dan waktu

pelepasan plasenta dalam persalinan

 Melahirkan bayi lewat operasi seksio cesarean diindikasikan untuk pelepasan plasenta

yang sedanghingga berat

 Evaluasi nilai laboratorium maternal

 Terapi penggantian cairan dan elektrolit; transfuse darah

 Dukungnan emosional

Pengelolaan Solusio Plasenta

 Monitoring;tanda vital maternal, frekuensi DJJ, kontraksi uterus, perdarahan

pervaginam

 Melahirkan bayi pervaginam (bergantungan pada derajad dan waktu pelepasan

plasenta)atau melahirkan lewat operasi seksio cesarean(untuk pelepasan plasenta yang

sedang hingga berat)


 terapi penggantian cairan dan elektrolit

 tranfusi darah

 dukungan emosional

Intervensi Keperawatan

 Menilai beratnya perdarahan dan memantau tinggi fundus setiap 30 menit sekali

untuk mendeteksi perubahan

 Menggambarkan sebuah garis sampai setinggi fundus dan mengeceknya setiap 30

menit sekali(jika tinggi fundus ini terus meningkat, kemungkinan solusio plasenta

harus dicurigai)

 Menghitung jumlah tampon atau duk yang digunakan pasien dan jika perlu

menimbang beratnya untuk menentukan jumlah darah yang hilang

 Memantau tekanan darah ibu denyut nadi,pernafasan, tekanan vena sentral, aasupan

dan keluaran cairan, dan jumlah perdarahan per vaginam setiap 10 hingga 15 menit

sekali

 Memulai monitoring elektronik fetal untuk menilai secara kontinyu DJJ

 Mempersiapkan peralatan untuk operasi seksio emergensi

 Mempersiapkan pasien dan keluarganya untuk menghadapi kemungkinan

melahirkan dengan operasi seksio emergency, kelahiran bayi yang premature dan

perubahan yang diperkirakan terjadinya dalam periode postpartum

 Menawarkan dukungan emosional dan menyampaikan hasil penilaian keadaannya

secara jujur

 Jika kelahiran pervagianam akan menjadi tindakan elektif, berikan dukungan

emosional selama persalinan

 Karena kemungkinan bayi lahir premature, ibu mungkin tidak memperoleh

preparat analgetik selama perrsalinan dan dapat mengalami rasa nyeri yang hebat
 Menentramkan pasien dengan menjelaskan kemajuan persalinan nya dan terus

menyampaikan informasi tentang kondisi janinnya

 Mendiskusikan dengan hati-hati kemungkinan kematian bayi

 Beritahukan kepada ibu bahwa kelangsungan hidup bayinya terutama bergantung

pada usia kehamilan, jumlah darah yang hilang dan kelainan hipertensi yang

menyertai

 Tentramkan perasaan pasien dengan menjelaskan bahwa monitoring yang frekuen

dan penanganan yang segera akan sangat mengurangi risiko kematian

 Menganjurkan kepada pasien dan keluarganya untuk mengungkapkan perasaan

mereka dengan kata-kata

 Membantu mereka dalam membangun strategi coping yang efektif dan jika diperlukan

merujuk mereka untuk mendapatkan konseling.

Intervensi Penting Untuk Solusio Plasenta

 Menilai beratnya perdarahan dan memantau tinggi fundus setiap 30 menit sekali

untuk mendeteksi perubahan

 Menentukan jumlah darah yang hilang

 Memantau tekanan darah ibu, denyut nadi, pernafasan, tekanan vena sentral, asupan

dan keluar cairan, dan jumlah perdarahan pervaginam setiap 10 hingga 15 menit

sekali

 Memulai monitoring elektronik fetal

 Menyediakan peralatan untuk operasi seksio emergency

 Menjelaskan kembali kepada pasien bagaimana kemajuan persalinnnya dan terus

memberikan informasi mengenai kondisi bayinya

 Mendiskusikan dengan hati-hati kemungkinan kematian bayi


 Mendorong pasien dan keluarganya untuk mengukapkan perasaan mereka melalui

kata-kata

 Membantu mereka membangun strategi coping yang efektif

Komplikasi Yang Mungkin Terjadi

 Mortalitas maternal adalah sekitar 6% bergantung pada beratnya perdarahan, adanya

kelaianan pembekuan, hifibrinogenemia dan waktu yang hilang antara pelepasan

plasenta dan kelahiran bayi

 Pasien post partum berisiko untuk mengalami spasme vaskuler, pembekuan atau

perdarahan intravaskuler, dan gagal ginjal akibat syok

 Mortalitas perinatal tergantung pada derajat solusio plasenta dan tingkat maturnitas

janin

 Komplikasi fetal yang paling serius terjadi karenahipoksia, prematuritas dan anemia.

Anda mungkin juga menyukai