DISUSUN OLEH :
T.A 2018/2019
Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak di rumah sakit
Setelah mendapat terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan bisa merasa tenang selama
perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman
selama dirawat di rumah sakit.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
7. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi anak tentang suatu permainan
9. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah sebagai alat komunikasi
antara perawat – klien
RENCANA PELAKSANAAN
No
Kegiatan
Waktu
Subjek terapi
Persiapan :
1. Menyiapkan ruangan
10 menit
Proses :
2. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara
permainan
18 menit
Penutup
2 menit
Materi : terlampir
Evaluasi
* PENGERTIAN BERMAIN
Menurut Foster (1989) mengatakan bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
* KLASIFIKASI BERMAIN
Pada social affectif play, anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan lingkungan
terhadapnya dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara atau memanjakan dan anak
tertawa senang.
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya misalny bermain air atau pasir.
3. Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh keterampilan tertentu misalnya
mengendarai sepeda..
4. Dramatic play
Anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu, misalnya menjadi ibu, perawat atau guru.
1. Solitary Play
Dilakukan anak usia toddler dimana anak bermain sendiri walaupun ada orang lain yang berada di
sekitarnya.
2. Parallel Play
Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak toddler atau preschool yang masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi antara satu dengan yang lain tidak ada interaksi dan tidak saling
tergantung.
3. Assosiative Play
Anak bermain dalam kelompok dengan aktivitas yang sama, tetapi belum terorganisasi dengan baik jadi
belum ada pembagian tugas dan mereka bermain sesuai dengan keinginannya.
4. Cooperative Paly
Anak bermain bersama dengan jenis permainan yang terorganisasi, terencana, dan ada aturan-aturan
tertentu yang dilakukan oleh anak usia sekolah atau adolescence.
* FUNGSI BERMAIN
Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah penting untuk perkembangan otot-otot
gerak.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi benda-benda di sekitarnya
baik dalam hal warna bentuk, ukuran dan pentingnya benda tersebut. Anak juga belajar bagaimana
menggunakannya, menghubungkan kata-kata dengan objek atau benda tersebut dan mengembangkan
pengertian tentang konsep yang abstrak misalnya atas, bawah, di bawah dan di atas.
3. Perkembangan kreativitas
Anak dapat melakukan percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui semua media.
Kreativitas terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary dan group.
4. Perkembangan social
Dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok.
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah lakunya terhadap orang lain
6. Perkembangan Moral
Dengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan, karenanya anak akan
menyesuaikan dengan aturan-aturan kelompok dan bersikap jujur terhadap kelompok
7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya
marah, benci, kesal atau takut.
8. komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat menyatakan perasaannya secara
verbal misalnya melukis, menggambar atau bermain peran
* KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
Adapun jenis permainan yang dapat diberikan kepada anak berdasarkan tingkat usia adalah sebagai
berikut;
1. Bayi (1 bulan)
Permainan yang dapat dilihat dalam jarak dekat misalnya dengan benda yang terang/menyolok.
Berbicara dengan bayi, menyanyi, atau bercanda dapat merangsang pendengaran. Secara tactile
dilakukan denagn memeluk dan menggendong (memberi kehangatan). Secara kinetic permainan dapat
dilakukan dengan mengajak atau naik kereta untuk jalan-jalan.
2. Bayi (2 – 3 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memasang gambar-gambar di dinding. Untuk merangsang
auditori dapat dilakukan berbicara dengan bayi, mainan bunyi-bunyian atau mengikutsertakan bayi
dalam pertemuan keluarga. Secara tactile permainan dapat dilakukan dengan membelai pada waktu
memandikan, mengganti pakaian atau menyisir rambut. Sedangkan secara kinetic yaitu dengan
mengajak naik kereta atau gerakan-gerakan berenang pada saat mandi.
3. Bayi (4 – 6 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak nonton tv, atau mainan yang
berwarna terang. Permainan auditori dengan mengajak bicara, mengulangi suara-suara yang dibuatnya
atau memanggil nama. Secara tactile anak bdiberi mainan dengan berbagai teksture baik lembut
maupun lancer. Secara kinetic dilakukan dengan membantu anak untuk tengkurap dan menyokong
waktu duduk.
4. Bayi (6 – 9 bulan)
Permanan visual dengan bermain warna gelap, berbicara sendiri di depan kaca, permainan cilukba atau
merobek-robek kertas. Permainan auditori dapat dilakukan dengan mengajari anak memanggil nama,
diajarkan tepuk tangan. Tactile permainan dapat dilakukan dengan cara meraba bermacam-macam
teksture dan ukuran, main air yang mengalir atau berenang.
5. Bayi (9 – 12 bulan)
Permainan visual anak diperlihatkan gambar-gambar dalam buku atau mengajak jalan-jalan. Permainan
auditori dengan menunjukkan bagian-bagian tubuh atau memperkenalkan suara-suara binatang. Secara
tactile dengan memberi makanan yang dapat dipegang atau memperkenalakan benda dingin atau panas.
Secara kinetic dapat diberikan mainan yang dapat ditarik atau didorong.
6. Toddler (2 – 3 tahun)
Karekteristik bermain anak usia ini yaitu paralel play, sering kali bertengkar memperebutkan mainan.
Pada usia ini anak mulai menyenangi musik atau irama , melempar, mendorong atau mengambil sesuatu.
7. Preschool (3 – 5 tahun )
Karekteristik permaiana preschool adalah assosiatif play, dramatic play dan skill play. Anak sudah dapat
melompat, berlari atau main sepeda.
Anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dan dapat belajar untuk
independent, kooperatif, bersaing atau menerima orang lain dan tingkah laku yang diterima.
Karekteristik permaianannya adalah kooperatif play dan anak laki-laki sifatnya mechanical sedangkan
anak wanita mothers rool.
9. Adolescent (3 – 18 tahun)
Anak bermain dalam kelompok misalnya sepak bola, basket, badminton, mendengar musik, nonton tv
serta membaca buku.
Kesimpulan
Anak berkumpul di ruang 7B. Leader dan co leader berada diantara anak-anak yang lain. Fasilitator
membagikan permainan berupa puzzle. Observer berada diantara anak sambil mengamati jalannya
proses bermain. Dengan adanya proses bermain anak akan senang sehingga akan mengurangi sterss
hospitalisasi. Dengan adanya proses bermain juga akan membantu kasus kesembuhan penyakit dan
membantu proses tumbuh kembang anak.
Evaluasi:
Hasil permainan sesuai dengan harapan kelompok yaitu anak merasa senang dengan terapi
bermain,mengurangi sterss hospitalisasi pada balita. Walaupun dalam kondisi sakit balita mampu
beramain sesuai dengan perkembangan usia. Dari terapi bermain yang telah dilakukan ada hasil atau
pengaruhnya terhadap balita yaitu peserta terapi bermain tidak ada yang mengalami keterlambatan
perkembangan,.