Anda di halaman 1dari 3

Persamaan Hamiltonian

( Ratna Mayasari – M0213074)

Dalam mekanika fisika, banyak persamaan yang saling berhubungan antara satu
persamaan dengan persamaan yang lainnya. Dari persamaan- persamaan tersebut
dapat terbentuk suatu teorema yang dapat digunakan untuk memecahkan satu atau
lebih permasalahan dalam lingkup mekanika fisika dan mungkin dapat digunakan
lebih lanjut dalam menyelesaikan permasalahan lain. Salah satu hubungan antara
persamaan satu dengan persamaan yang lain dimana persamaan tersebut dapat
saling melengkapi adalah hubungan antara persamaan Newtonian, Lagrangian,
dan Hamiltonian.

Persamaan Newtonian pertama kali diungkapkan oleh Newton dalam bukunya


yang berjudul Principia Mathematica pada tahun 1867. Lagrange menerbitkan
persamaannya dalam bukunya yang berjudul Mechanique Analytique pada tahun
1788. Pada awal abad 19, beberapa ilmuan fisika termasuk Lagrange memulai
mengembangkan formulasi ketiga dari mekanika, yang diselesaikan dalam suatu
persamaan pada tahun 1834 oleh matematikawan asal Irlandia bermana Williamm
Hamilton yang kini dinamakan Hamiltonian Mechanics.

Hamiltonian mekanik dari suatu sistem merupakan jumlah dari energi kinetik dan
energi potensial yang dinyatakan dalam fungsi posisi dan momentum
konjugatnya. Hamiltonian Mekanik mempunyai kesaaman dengan persamaan
Lagrangian dan juga secara alami muncul dari persamaan Lagrangian pula.
Sehingga, dapat didefinisikan bahwa fungsi Hamiltonian sebagai transformasi
legendre dari fungsi Lagrangian, dalam persamaan, Hamiltonian dapat dinyatakan
sebagai :

𝐻(𝑞, 𝑝, 𝑡) ≔ 𝑞˙. 𝑝 = 𝐿 (𝑞, 𝑞˙ , 𝑡)

Dimana q = (q1,. . . , qn)T dan p = (p1, . . . , pn)T dan q˙ = q˙ (q,p,t) , serta notasi
untuk q˙.p dinyatakan dengan 𝑞˙. 𝑝 = ∑𝑛𝑗=1 𝑞˙𝑗 . 𝑝𝑗

Persamaan hamiltonian dalam gerak ketika hamiltonian didefinisikan sebagai


transformasi dari lagrangian, persamaan lagrange dari gerak menjadi :

𝜕𝐻
𝑞˙𝑖 =
𝜕𝑝𝑖′

𝜕𝐻
𝑝˙𝑖 = −
𝜕𝑞𝑖′
Untuk i = 1, . . . , n. Ini merupakan persamanan canocial Hamilton, terdiri dari
persamaan gerak turunan pertama 2n. Didapatkan nilai dari H adalah
H = 𝑞˙(𝑞, 𝑝). 𝑝 − 𝐿 (𝑞, 𝑞˙(𝑞, 𝑝))
Pada persamaan Hamiltonian H = H (q.p) juga tidak terpengaruh terhadap nilai t
eksplisit. Kemudian dapat digunakan penurunan berantai untuk menunjukkan
bahwa jika H tidak eksplisit terhadap t maka H adalah :
a. Konstan terhadap geraknya
b. Kuantitasnya kekal
c. Integral dari geraknya

Oleh karena tidak adanya ketergantungan terhadap t yang eksplisit pada fungsi
Hamiltonian H dapat berfungsi sebagai sistem konseatif , walaupun H secara
umum mungkin bukan energi totalnya. Akan tetapi untuk sistem mekanik
sederhana dengan nilai energi kinetik T = T (q,q.) dan potensial V = V (q), maka
nilai H akan menjadi energi Totalnya. Dimana nilai dari H adalah :
H=T+V
Untuk membentuk persamaan Hamiltonian Canocial untuk proses sistem
mekanika adalah :
1. Memilih cordinat yang umum q = (q1,. . . , qn)T dan susunlah :

L (q,q’,t) = T – V
2. Tentukan dan hitung nilai momen secara umum
𝜕𝐿
pi = 𝜕𝑞′
𝑖
untuk i = 1, . . . , n. Selesaikan hubungan untuk mendapatkan
q’i = q’i (q,p,t)

3. Susun dan hitung fungsi Hamiltoniannya


4. Tuliskan persamaan gerak Hamiltoniannya

Persamaan Hamiltonian dapat dihubungkan untuk pengembangan dari :


a. Teori Hamiltonian – Jacobi
b. Teori gangguan klasik
c. Mekanika Kuantum
d. Mekanika Statistika

Contoh dari penggunaan persamaan hamiltonian terdapat dalam kasus hukum


konservatif dan simetris untuk koordinat Siklik

Telah diketahui bahwa


𝜕𝐻 𝑑𝐻
=
𝜕𝑡 𝑑𝑡
Karena hamiltonian tidak bergantung eksplisit dari t kemudian ini merupakan
suatu integral konstan dari gerak, yang kadang dinamakan sebagai Integral Jacobi
𝜕𝐿
yang mungkin juga energi totalnya. Dari definisi momen secara umum pi = ,
𝜕𝑞𝑖′
persamaan lagrange, dan persamaan hamiltonian untuk momen secara umum
adalah :
𝜕𝐿 𝜕𝐻
pi = 𝜕𝑞′ = − 𝜕𝑞′
𝑖 𝑖
Dari hubungan tersebut , dapat dilihat bahwa qi secara eksplisit tidak ada terhadap
lagrangian L, dan qi secara eksplisit menghilang dari Hamiltonian H, dan :
pi’ = 0
Oleh karena pi kuantitas yang tetap, dalam persamaan gerak konstan. Maka qi
dinamakan siklik atau diabaiakan. Untuk koordinat dari qi transformasinya :
𝑡 → 𝑡 + ∆𝑡𝑖
𝑞𝑖 → 𝑞𝑖 + ∆𝑞𝑖
Biarkan lagrangian / hamiltonian tidak berubah. Invariansi ini signifikan suatu
simetri dasar dari sistem.

Selain itu, persamaan hamiltonian relativistik juga dapat dihubungkan dengan


bidang elektromagnetik, menggunakan vektor :

𝐿 = −𝑚0 𝑐 2 √1 − 𝛽 2 + 𝑒𝐴. 𝑣 − 𝑒

Dimana A merupakan Vektor potensial dan  potensial skalar.


Diketahui bahwa 𝐿 ≠ 𝑇 − 𝑈 secara relativistik, namun momentum canocial masih
bisa didapatkan dari :
𝜕𝐿
𝑝= = 𝑚𝑜 𝛾 𝑣𝑘 + 𝑒𝐴𝑘
𝜕𝑞′

Namun tidak sama lagi dengan momen mekanikal 𝑚𝑜 𝛾 𝑣𝑘 dalam kehadiran


kecepatan yang bergantung pada potensial A.

Relativitas partikel tungal Hamiltonian dalam medan elektromagnetik menjadi :

1⁄
𝐻 (𝑞, 𝑝, 𝑡) = 𝑒 + 𝑐⌈(𝑝 − 𝑒𝐴)2 + 𝑚𝑜2 𝑐 2 ⌉ 2

Sejak (p – eA) 2 = (mo c   )2 , H = e  + mo c2 , mempunyai nilai dari energi


totalnya, termasuk energi diamnya.

Anda mungkin juga menyukai