A. Pengeretian
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.Menurut Internasional
Association for Study Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yangtidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial,
atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
B. Fisiologi Nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan
nyeri. Organ tubuh berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor
nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang
bermylin dan ada yang tidak bermylin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian
tubuh yaitu pada kulit ( Kutaneus ), somatik dalam (somatic deep), dan pada daerah
viseral, karena letaknkya yang berbeda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi
yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang bersasal dari
daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefiniskan. Reseptor jaringan kulit (
kutaneus ) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a. Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat ( kecepatan tranmisi 6-30 m/det )
yangmemungkinkan tumbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab
nyeri dihilangkan.
b. Sereabut C
Merupakan serabut komponen lambat ( kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat
pada daerah yang lebih daldam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.
Struktut reseptor nyeri somatik dalam (deep somatic ), meliputi reseptor nyeri
yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya.
Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul
dan sulit dilokalisasi.
Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ
organ viseral seperti jatung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada
reseptpr ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif
terhadap penekanan , iskemia dan inflamasi.
D. Respon Psikologis
Respon psikologis Sangat berkaitan dengan pemahaman klien terhadap nyeri
yang terjadi atau arti nyeri bagi klien.
Arti nyeri bagi setiap individu berbeda-beda antara lain :
1. Bahaya atau Merusak
2. Komplikasi seperti infeksi
3. Penyakit yang berulang
4. Penyakit baru
5. Penyakit yang fatal
6. Peningkatan ketidakmampuan
7. Kehilangan mobilitas
8. Menjadi tua
9. Sembuh
10. Perlu untuk penyembuhan
11. Hukuman untuk berdosa
12. Tantangan
13. Penghargaan terhadap penderitaan orang lain
14. Sesuatu yang harus ditoleransi
15. Bebas dari tanggung jawab yang tidak di kehendaki
Individu yang mengalami nyeri dengan awitan menit atau menjadi kronis.Nyeri
berberda terhadap yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis.Nyeri
dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau
menangis .Pasien dapt tidur ,bahkan dengan nyeri hebat .pasien dapat tamapkRi hebat
.pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam
mengalihkan perhatian terhadap nyeri .
3. Kultur
Orang belajar dari budayanya,bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap
nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat
yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan , jadi mereka tidak mengeluh
jika ada nyeri .
4. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman sesorang terhadap nyeri dan
bagaimana mengatasinya .
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri.Menurut Gill(1990),perhatian yang meningkat dihubungkan
dengan nyeri yang meningkat ,sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon
nyeri yang menurun .Tehnik relaksasi ,guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi
nyeri.
6.Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan bisa menyebabkan seseorang
cemas.
8.Pola koping
Pola koping adaptif akan memepermudah sesorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri .
0 Tidak nyeri
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas
nyeri tersebut, Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri yang ringan ,sedang
atau parah . Namun,makna istiah istilah ini berbeda bagi perawat dan klien . Dari waktu
ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan
Skala deskritif merupakan alat pengukur tingkat keparahan nyeri yang lebih
objektif.Skala pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak
tertahankan “. Perawat menunjukkanklien skala tersebut dan memnta klien untuk
memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan.Perawat juga menanyakan seberapa jauh
nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan.
Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategoriunutk mendeskripsikan nyeri
Skala penilaian numerik (numerical rating scales,NRL) lebih digunakan sebagai
pengganti alat pendeskripsikan kata .Dalam hal ini ,klien menlai nyeri denngan
menggunakan skala 0-10 . Skala peling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri
sebelumdan setelah interventasi terapeutik.Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri ,
maka direkomendasikan patokan 10cm(AHCPR,1992)
Skala analog visual (visual analog scale,VAS) tidak melabel subsivisi.VAS adalah
suatu garis lurus , yangsi.VAS adalah suatu garis lurus , yang mewakili intensitas nyeri yang
terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya .Skala ini memberi klien
kebebasabpenuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri .VAS dapat merupakan
pengukurna keparahan nyeri yang lebih senditif karena klien dapat mengdentifikasi setiap
titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu anggka (Potter,2005)
Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak
mengkonsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya .Apabila klien dapat membaca
dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lenih akurat .Skala deskritif bermanfaat
bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri,tapi juga , mengevaluasi
perubahan kondisi klien atau menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau
peningkatan (Potter,2005)
I.Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan , maka terbentuklah zat zat kimia
seperti bradikinin,serotonin,dan enzim proteotik.Kemudian zat zat tersebut meangsang
dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke
hypothalamus melalui saraf asnden.Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan
sehingga individu mengalami nyeri .Selain dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat
menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga
dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin,N.Mubarok,2007)
J.Etiologi Nyeri
Adapun Etiologi Nyeri yaitu :
1. Simulus kimia (histamin,bradikirium,prostaglandin,bermacam macam
asam)
2. Pembengkakan jaringan
3. Spasmus otot
4. Kehamilan
5. Inflamasi
6. Keletihan
7. Kanker
K.Manifestasi klinis
1. Gangguan tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan menghindari nyeri
4. Pucat
5. Perubahan nafa makan
L.Komplikasi
1. Edema pulmonal
2. Kejang
3. Masalah mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipovolemik
6. Hipertemia
M.Pemeriksa penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di
abdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
4. CT Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh dara yang
pecah di otak
N.Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Monitor tanda tanda vital
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
c. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadp nyeri ,efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang)
d. Kompres hangat
e. Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksanaan medis
a. Pemberian analgesic,akan lebih efektf diberikan sebelumpasien
merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri
b. Plasebo,merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat
analgsik seperti gula,larutan garam /normal saline atau air .Terapi rasa
nyeri , hal ini dokarena faktor persepsikepercayaan pasien .
O.Fokus pengkajian
1. Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati anatra lain ekspresi
wajah,gemeretak gigi,menggigit gigi bibir bawah,dll
2. Kualitas
Deskripsi nyeri ,menolong orang mengkonsumsi kualitas dan nyeri
.Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui
3. Faktor presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain
lingkungan,suhu,ekstrim,kegiatan yang tiba tiba
4. Intensita
Nyeri dapat berupa ringan ,sedang,berat atau tak tertahankan ,atau dapat
menggunakan skala 0-10
5. Waktu dan lama
Perawat perlu menegtahui , mencatat kapan nyeri mulai ,berapa lama ,
bagaimana timbulnya ,juga inteval tanpa nyeri,kapan nyeri terakhir
timbul.
6. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST)
P(provokatif): faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apanyeri tersebut(tajam,tumpul,atau tersayat )
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (skala nyer ) : keparahan / infensitas nyeri
T (time) : lama / waktu serangan / frekuensi nyeri
Q. Perencanaan Keperawatan