Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya,
yaitu :
1. Bahaya Utama (Primer)
a. Awan Panas
Merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran)
terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh
menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain
suhunya sangat tinggi, antara 300 - 700º Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat
tinggi,
> 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).
d. Lava
Merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan
bersuhu tinggi, antara 700 - 1200ºC. Karena cair, maka lava umumnya mengalir
mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin,
maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi
ladang batu.
e. Gas Racun
Muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar
melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api.
Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap
menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki
karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api
Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
f. Tsunami
Umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-
material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai
sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin
besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan
Gunung Krakatau tahun 1883.
- Pemetaan
Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat
bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi
pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
- Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama
yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman
informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
BLEDUG KUWU
Bledug Kuwu adalah sebuah kawah lumpur (mud volcano) yang terletak di Desa
Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah. Tempat
ini dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur dari kota Purwodadi. Bledug
Kuwu merupakan salah satu obyek wisata andalan di daerah ini, selain sumber api
abadi Mrapen, dan Waduk Kedungombo. Obyek yang menarik dari bledug ini adalah
letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung terus-menerus
secara berkala, antara 2 dan 3 menit.
Bledug Kuwu
Geologi
Secara geologi, kawah lumpur Kuwu, sebagaimana kawah lumpur lainnya, adalah
aktivitas pelepasan gas dari dalam teras bumi. Gas ini biasanya adalah metana. Kuwu
adalah satu-satunya yang berlokasi di Jawa Tengah. Letupan-letupan lumpur yang
terjadi biasanya membawa pula larutan kaya mineral dari bagian bawah lumpur ke
atas. Banjir lumpur panas Sidoarjo juga diakibatkan oleh kawah lumpur, meskipun
untuk yang terakhir ini tingkat aktivitasnya lebih tinggi.
Kandungan garam
Lumpur dari kawah ini airnya mengandung garam, oleh masyarakat setempat
dimanfaatkan untuk dipakai sebagai bahan pembuat garam bleng secara tradisional.
Caranya adalah dengan menampung air dari bledug itu ke dalam glagah (batang
bambu yang dibelah menjadi dua), lalu dikeringkan
Legenda
Menurut cerita turun temurun yang beredar di kalangan masyarakat setempat, Bledug
Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan Laut
Selatan (Samudera Hindia). Konon lubang itu adalah jalan pulang Joko Linglung dari
Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata
Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung
konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga
yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anaknya Aji Saka.