Hakikatsainsada 3 yaitu :
1. Proses :outputsainsberupaprosesmenginginkanparapesertadisikmendapatkankemampuan (
mengamati, mengumpulkan data, mengolah data, menginterpretasikan data, menyumpulkan,
2. Produk :dalamprosspenemuansainsmenghasilkanprosukberupa ( konsep, hukum, teori, prinsip )
1. Memiliki objek
setiap ilmu memiliki objek yang menjadi pusat kajian. Objek yang dikaji dalam mempelajari
suatu ilmu biasanya bersifat spesifik. Contohnya ilmu biologi, matematika, kesenia, dll.
2. Memiliki metode
Dalam mempelajari ilmu pengetahuan tidak dilakukan secara asal-asalan. Tetapi memerlukan
metode khusu. Metode yang digunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan disebut METODE
ILMIAH. Metode ilmiah digunakan untuk meneliti dan mempelajari suatu objek sehingga
ditemukan kebenaran. Ilmu yang dikembangkan dengan metode ini kebenarannya akan diakui
secara ilmiah oleh seluruh pakar ilmu pengetahuan yang berlaku sampai ada bukti baru yang
menentang/menggugurkannya.
3. Bersifat sistematis
Ilmu pengetahuan harus bersifat sistematis. Maksudnya adalah ilmu oengetahuan harus tersusun
secara sistematis dari yang sederhana hingga yang kompleks yang diatur sedemikian rupa hingga
yang satu dan yang lainnya dapat saling mendukung. Sifat sistematis ini bertujuan untuk
mempermudah dalam mempelajari Ilmu pengetahuan.
4. Bersifat universal
Ilmu pengetahuan harus bersifat universal, maksudnya adalah kebenaran yang disajikan dalam
ilmu pengetahuan harus secara umum dan dapat diterima di semua intitusi pendidikan. Sifat
universal ini bertujuan untuk mempermudah dalam pembelajaran juga agar tercipta suatu
keseragaman. Sehingga kebenaran yang diungkapkan dapat di terima diseluruh pelosok dunia.
5. Bersifat objektif
Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif, maksudnya dalah semua pernyataan yang
dikemukakan harus bersifat jujur, sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, mengandung data dan
informasi yang akurat, bebas dari prasangka, tidak menimbulkan kesenjangan dan tidak
berhubungan dengan kepentingan pribadi orang per orang.
6. Bersifat analisis
Ilmu pengetahuan harus bersifat analisis, maksudnya adalah ilmu yang dipelajari akan menuju
hal-hal yang lebih khusus, seperti bagian, sifat, peranan, dan berbagai hubungan. Untuk memahami
hal yang bersifat khusu pula, sehingga terdapat antar hubungan bagian yang dikaji sebagai hasil
analisis.
7. Bersifat Verifikatif
Artinya pernyataan yang berupa kebenaran dalam ilmu pengerahuan tidak bersifat mutlak, tetapi
bersifat terbuka/verifikatif. Sehingga bila sesuatu masa ditemukan bukti-bukti baru yang tidak
mendukung kebenaran yang semula maka teori tersebut dapat ditumbangkan untuk memberi tempat
pada kebenaran yang baru yang lebih relevan.
Kristal salju di batang ilalang yang membentuk kristal seperti jarum karena udara dingin
namun lembab. Gejala alam ini dapat dijlaskan dalam wilayah kajian geografi, fisika, kimia, dan
matematika. Perhitungan teoritis adalah logika yang paling ampuh untuk memberikan penjelasan
yang masuk akal. Gejala alam bisa menggerakan manusia, bukan saja tentang pikiran namun juga
untuk berepreksi.
Manusia yang mengamati alam akan berusaha mencari penjelasan akan gejala alam. Manusia
yang secara otomatis mengembangkan pengetahuannya, akan membentuk dua macam jalan.
Kemungkinan pertama adalah bersatunya manusia dengan apa yang diketahuinya, termasuk alam
dan lingkungannnyadan dengan demikian manusia menjadi bagian dari alam itu sendiri yang
mengamati alam dan dirinya sendiri. Kemungkinan kedua adalah terpisahnya manusia dengan apa
yang diketahuinya dan diamatinya, dan dalam hal ini manusia menempatkan diri sebagai pengamat
(observer) bagi alam dan ilmu pengetahuan alam menjadi ilmu objektif karena alam adalah
pengamatan dan analisis dari subjek manusia.
Pola hubungan antara alam dan manusia tidak dapat digambarkan sebagai komunikasi dua
pihak yang dapat diamati. Manusia hidup di alam dan berhubungan dengan alam. Manusia
berinteraksi dengan alam.
Antara manusia dan alam menempati lapangan tersendiri dalam filsafat pengetahuan, karena
dari hasil pengamatanakan alam manusia lebih berusaha menyelidikimakna hidupnya.
Sarana berpikir ilmiah adalah faktor yang paling menentukan dalam kecepatan
perkembangan sainsdan merupakan media berkembangnya ilmu pengetahuan.
Bahasa ilmiah adalah sarana ilmiah untuk penyampain informasi ilmiah dan seluruh proses
ilmiah, sedangkan logika berguna untuk menentukan ke arah mana proses ilmiah akan maju
sesuai dengan kaidah alam yang sudah diketahuinya. Metodologi ilmiah adalah pada saat
kegiatan ilmiah berlangsung, diperlukan kerangka logika untuk bergerak.
1. Bahasa ilmiah
Bahasa adalah kumpulan terminologi yang bisa dimengerti oleh pihak yang diajak
berkomunnikasi dan menerima pernyataan serta ekspresi kita.
Perbedaan antara bahasa alami dan ilmiah . bahasa ilmiah cenderung tidak spontan seperti
bahasa alami. Bahasa mempunyai fungsi-fungsi pokok: a. Fungsi ekspresi, b. Fungsi emosi,
c. Fungsi afeksi/praktis, dan d. Fungsi simbiolis atau logis.
Macam macam definisi:
a. Definisi nominalis: menjelaskan arti suatu kata dengan kata lain yang lebih simengerti.
b. Definisi realis: menjelaskan hal yang ditandai oleh suatu istilah.
c. Definisi praktis: penjelasan tentang suatu hal yang ditinjau dari segi kegunaan dan tujuan.
2. Logika ilmiah
a. Logikan dan penalaran
Logika merupakan sarana sangat penting dalam pendekatan ilmiah.
b. Penalaran dan pemikiran
Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran.
c. Sistem logika
- Logika kelas : dasarnya adalah proposisi kategorik yang terdiri dari subjek dan predikat
yang dibanding bandingkan dengan kelas subjek dan kelas predikat.
- Logika proporsional: menentukan konklusi bukanlah kelas kelas melainkan silogisme
kategorik/kondisional
Demikianlah beberapa ahli yang memperhatikan sains dan perkembangannya dan mereka
menyumbangkan pikiran serta berpendapat mengenai perkembangan sains yang mereka pikirkan di
sepanjang sejarah sains. Setiap zaman mempunyai ciri khas sains sendiri, dan biasanya ditandai
dengan objek yang menjadi pusat perhatian di zaman itu atau produk perkembangan uins yang
sangat berpengaruh pada masyarakat di setiap iaman. Memahami bagaimana sains berkembang
sangat membantu kita dalam menyikapi permasalahan yang ada saat ini, dan juga dalam
menjalankan langkah-langkah ilmiah dalam masyarakat ilmiah kita sendiri.
Dasar pencarian ilmiah dari zaman ke zaman berubah dari fakta yang diamati, ke
permasalah alam, dan kemudian ke paradigma. Sedangkan tu juan pencarian ilmiah dari zaman ke
zaman bergeser dari teori dan hukum ke elaborasi paradigma modern. Adapun sarana pencarian
ilmiah manusia bergeser dari penggunaan fakta dan metode ilmiah ke kritik terhadap teori mapan
serta pemecahan masalah dalam paradigma mapan tertentu. Beberapa ahli yang sepanjang sejarah
sains membantu merumuskan banyak konsep baru antara lain Lingkaran Wina, Popper, Kuhn,
Lakatos, Feyerabend, dan Bachelard. Banyak lagi pendapat para ahli sepanjang sejarah dan tidak
dapat dibahasa satu per satu dalam buku ini.
Pendapat para ahli mempunyai dasar kuat tersendiri dan dipertentang kan satu sama lain
untuk menggali kekayaan proses berkembangnya sains sampai yang dapat kita amati sampai saat
ini. Kekayaan aspek perkembangan sains membuat kita lebih sadar akan tahapan apa yang sedang
kita alami dalam menjalankan sains, Dan masing-masing keadaan memerlukan penye- lesaian
sendiri dan metodologi sendiri. Tiap tahapan yang kita jalani meru pakan bagian dari keseluruhan
sejarah perkembangan sains sampai ke masa depan
A. METODE
1. Pengertian Metode
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup penalaran ilmiah berupa
pemikiran dan disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian yang sudah
dipilih dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya.
Kata “metode” berasal dari kata Yunani meta yang berarti “sesudah”dan hodos yang berarti
“jalan”.
Metode adalah langkah-langkah berurutan yang diambil untuk mencapai
pengetahuan yang benar. Metode utama dalam sains biasanya diwarnai pendekatan empiris.
Hal ini disebabkan oleh sejarah sains yang sangat berkembang karena adanya eksperimen
yang berkembang di laboratorium untuk meniru situasi dan kondisi alami. Dimulai dengan
aliran empiris dari John Locke dan David Hume, sains merupakan hasil “permainan”
berbagai variabel dan parameter buatan manusia.
2. Kaidah Pokok Metode
Dalam sebuah buku utamanya yaitu “wacana metode”( Discours de la Methode,
1673). Descartes mengatakan bahwa beberapa kaidah pokok perihal metode adalah sebagai
berikut :
a. Pertama, jangan pernah menerima apapun sebagai benar kecuali jika Anda mengetahui
secara jelas bahwa hal itu memang benar, artinya hindari secara berhati-hati penyimpulan
terlalu cepat dan prasangka, dan jangan memasukkan apapun ke dalam pandangan Anda
kecuali apa yang tampil amat jelas dan gamblang di dalam nalar Anda, sehingga tak akan
ada kesempatan untuk meragukan.
b. Kedua, pilah-pilahkan satu per satu kesulitan yang akan Anda telaah menjadi bagian-
bagian kecil sebanyak mungkin atau sejumlah yang diperlukan, untuk lebih memudahkan
penyelesaiannya.
c. Ketiga. Pikirkan secara runtut, mulai dari objek-objek yang paling sederhana dan paling
mudah dikenali, lalu meningkat setahap sampai ke masalah yang lebih ruumit, dan bahkan
dengan menata urutan objek-objek yang secara alami tidak beraturan.
d. Keempat, dimana-mana buatlah perincian selengkap mungkin dan periksalah secara
menyeluruh sampai Anda yakin bahwa tidak ada yang terlupakan.
3. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah metode yang objektif dalm pencarian pengetahuan manusia
tanpa diwarnai tujuan-tujuan tertentu. Metode yang memadai akan diterima semua pihak
tanpa keraguan. Para ilmuwan yang bekerja dengan metode ilmiah sangat jarang melibatkan
emosi karena masing-masing telah meningkatkan subjektivitasnya dalam bekerja dengan
obektif.
5. Siklus Empirik
Siklus empirik adalah metode yang digunakan dalam ilmu alam. Komponen umum
siklus empirik meliputi :
a. Tahap I adalah observasi. Mengumpulkan, mendaftar, mengidentifikasi, memilahkan,
menggolongkan, mengklasifikasi secara ilmiah, serta mengadakan evaluasi awal.
b. Tahap II adalah induksi awal, yang selalu dibantu oleh logika dan kadang-kadang oleh
matematika
c. Tahap III adalah deduksi logis, untuk mengolah lebih lanjut data empiris awal tadi. Disini
akan dilakukan perumusan hipotesis.
d. Tahap IV adalah verifikasi, tahap pengukuhan dugaan sementara tadi dengan
memperlakukan eksperimen empiris terhadap objek
e. Tahap V adalah klasifikasi empirik, hasil yang didapat akan diamati dan dianalisis,
dimana hasil analisis akan menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis sebelumnya.
B. METODE ABDUKSI
Metode ini terutama dibahas oleh C.S. Pierce yangberpendapat bahwa semua proses
yang terdiri dari mencari dan merumuskan hipotesis terjadi dalam pemikiran ilmuwan.
Pemikiran Pierce memang berkisar seputar hipotesis dan proses penyimpulan.
C. METODE DEDUKSI DALAM SAINS
Setelah hipotesis dirumuskan maka dilakukan langkah untuk bisa menentukan
apakah dugaan tersebut benar. Proses ini disebut langkah deduksi. Sebenarnya, langkah
deduksi harus dilakukan dengan hati-hati juga, karena kita harus memperhitungkan kelas
yang bersifat umum. Tugas ilmuwan adalah membuat hipotesis semudah mungkin,
sesedarhana mungkin, karena hipotesis pada akhirnya berfungsi sebagai premis minor.
D. METODE INDUKSI DALAM SAINS
Proses induksi merupakan kekuatan besar dalam perkembangan sains. Metode
induksi bertolak dari sejumlah proporsi kecil dan khusus untuk menarik kesimpulan umum
tertentu. Induksi juga mengandung “jika-maka” namun dalam tataran berbeda dengan
metode deduksi.
1.) Rambu-Rambu dalam Metode Induksi
a. Bebas dari spekulasi awal
b. Sedapatnya perhatian dan catat fakta yang kontradiktif
c. Adakan evaluasi setelah pengumpulan dan pencatatan fakta
d. Ingatlah bahwa dalam proses induksi, sifat sementara harus senantiasa ada dalam pikiran
2.) Manfaat Metode Induksi
a. Fakta dilihat dengan sangat objektif oleh pengamat
b. Sains dalam kegiatan ilmiah tidak menjadi semacam ideologi
3.) Kelemahan Metode Induksi
a. Fakta yang diamati tidak lepas dari persepsi manusia
b. Fakta tidak pernah tampil sebagai fakta saja
2. Empirisme
Dalam aliran empirisme diyakini pengalamanlah yang menjadi dasar dan sumber
pengetahuan manusia. Bagi kaum empiritis bukanlah budi yang utama dalam mengetahui
sesuatu, namun pengalamanlah merupakan sumber pengetahuan yang paling akurat. Satu-
satunya pengetahuan yang menurut mereka, adalah pengalaman dan pengama pancaindera
berisi data dan fakta pengetahuan. Sudah sering terbukti bahwa ide atau konsep yang benar
bersumber pada objek pancaindera.
Ada beberapa hal penting yang menjadi prinsip dalam aliran empirisme ini :
a. Semua proposisi disimpulkan dari pengalaman yang sudah diolah di otak manusia
b. Tanpa pengamatan akan objek tidak mungkin timbul ide mengenai objek tersebut
c. Akal budi atau rasio dapat berfungsi jika mempunyai acuan ke realitas nyata dalam
bentuk pengalaman.
Jika aliran rasionalis mempunyai tokoh-tokoh dari Plato sampai Des- cartes, maka aliran
empirisme mempunyai takok John Locke dan David Hume yang mengembangkan aliran ini
di Inggris (Eropa kepulauan) untuk mengim- bangi pengaruh rasionalisme di Jerman dan
Eropa.
F. Masalah Kepastian
Kaum empiris kebenarannya lebih moderat, karena kebenaran kaumempiris adalah
kebenaran yang berdasarkan apa yang dilihat dan dianalisis.
G. Penggunaan Statistika
Kebenaran informasi yang dihasilkan yang dihasilkan sedikit banyak tergantung
pada metoda statistiknya, disamping pengendalian variabel yang dilakukan lewat sejumlah
perlakuan. Metoda statistika kadang digunakan untuk menyajikan data dalam rangka
memberikan perkiraan dan ketidakpastian pengukuran.
Hukum alam mengenai pola keteraturan dan dinamika pada keteraturan tersebut. Secar
uumum hukum dalam artian ilmu diartikan sebagai pernyataan mengenai urutan yang tidak
berubah atas kondisi dan gejala tertentu seperti hukum gerak dari Newton, hukum kepler, dsb
(Oxford Dictionary of Current English). Hukum alah adalah keteraturan di alam (laws of nature
in regularity in nature).
Hukum di alam diperoleh dengan pengamatan objek, gejala, metode dan hasil. Gejala faktor
dilingkungan perlu diperhatikan, karena tidak semua hukum dan bersesuaian dengan lingkungan
lain.
Hukum ilmu alam dirumuskan dengan mempelajari secara seksama setiap gejala alam
sejenis dan menganalisinya akan menghasilkan hukum yang bersifat menyeluruh dan mendetail.
Hukum alam terutama bersifat netral, tidak diperuntukkan golongan tertentu serta bersifat
unviresal karena sikap yang objektif dengan adanya prinsip sebab-akibat.
Kepastian hukum berdasarkan kemampuan hukum tersebut menjelaskan gejala yang sama
dari waktu ke waktu. Kepastian hukum setiap kali diperkuat dengan fakta baru yang diperoleh
dari analisis perlakuan terhadap objek tersebut di alam.
Hukum berbeda dengan hipotesis. Hukum sudah memverifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi hukum. Hipotesis merupakan langkah menuju dirumuskannya teori dan
kemudian menjadi hukum.
C. Teori dan Hukum Ilmiah
Teori adalah pernyataan yang menerangkan sesuatu mengenai alam maupun gejala alam
berdasarkan prinsip bebas dan bukan berdasarkan fenomena itu sendiri. Teori perlu dibuktikan
kebenarannya dengan serangkaian percobaan. Teori dijadikan dasaran untuk menyusun hipotesis.
Hukum alam bersifat pasti. Karena hukum dapa menjelaskan kepastian alam yang umum
dan melalui tahap uji yang lama dan teliti.
Hukum yang telah dirumuskan harus dapat digunakan untuk memprediksi gejala alam yang
termasuk didalam hukum tersebut. Salah satu fungsi hukum adalah untuk memprediksikan gejala
yang akan terjadi jika diberi perlakuan tertentu.
Teori dan hukum mengenai gejala alam merupakan sarana penghubung dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Penemuan hukum baru juga harus mendasarkan pada hukum
sebelumnya. Semakin spesifik suatu ilmu, akan semakin banyak parameter penyusun hukum dan
teorinya serta semakin menyempit lapangan klaimnya.
Hukum merupakan hasil pengamatan baik secara nyata maupun abstrak terhadap gejala alam
tunggal yang sama. Dengan kata lain, ketikaturan fakta dirumuskan menjadi rumusan universal
yang merupakan bentuk yang lebih teratur dari alam.
Hukum tidak lahir hanya karena pengamatan saja, namun harus diakui proses terbentuknya
hukum.